Anda di halaman 1dari 25

Kasus 1

kelompok VII
DINNY NOVIAATI
DWI PRIMAYANTI
EKA RAFNI
INTAN RAHAYU
IKA RESMAWATI
IRA SOLIHATI
KHOIRUL SOLIKHIN
LAURA CITRA PRATIWI
M.LEVI PERDANA

HAEMOPTOE
Tn.sardi , 35 tahun, seorang tukang ojek atang ke RS mengeluh bahwa sejak 1
minggu ini sering batuk disertai darah. Tn. Sardi menyatakan sejak 2 bulan terakhir
ini ia batuk berdahak tapi tidak ada darahnya. Dokter menanyakan apakah ia juga
mengalami sesak nafas.
Anamnesis dokter menunjukkan bahwa ia sering berkeringat malam, badannya
sering agak panas tanpa sebab yang jelas, serta Tn.sardi merupakan seorang
perokok berat. Dokter juga bertanya tentang berat badannya serta memastikan
apakah dalam keluarga ada yang sakit demikian atau sedang menjalani terapi obat
dalam 6 bulan.
Pemeriksaan fisik : dyspneu (+), nafas 24x/menit , vital signs yang lain dalam batas
normal. Pada pemeriksaan dada terdapat gerakan dada tertinggal saat
bernafas,fremitus, perkusi redup dibeberapa daerah dan auskultasi
bronkovesikuler, rhonki (-), wheezing (-), x-ray posisi PA menunjukkan adanya
infiltrate diapex paru.
Dokter menyarankkan Tn.sardi untuk memeriksakan sputum SPS kelaboratorium.
Dokter menjelaskan bahwa bila hasilnya positif maka harus dilakukan case-finding
terhadap keluarganya. Pada awalnya Tn.sardi berkilah tidak ada keluarganya yang
batuk. Namun setelah dokter menjelaskan bahwa gejala penyakit ini akan berbeda
pada ana, akhirnya ia setuju.

STEP 1 : KLARIFIKASI TERM DAN KONSEP


Dyspneu (+) : terengah-engah atau
sesak nafas, pernapasan yang sukar
atau berat
Fremitus : persepsi raba yang
dirasakan oleh jari dan telapak
tangan pemeriksa yang diletakkan
pada dada kiri dan kanan pasien
akibat hantaran fibrasi yang berasal
dari suara pasien sewaktu
mengucapkan kata-kata.
Bronchovesiculer : bunyi suara nafas
yang terdengar antara suara nfas
vesikuler dan bronchial dimana
ekspirasi menjadi lebih keras, lebih
tinggi nadanya dan lebih panjang
hingga hampir menyamai inspirasi.
Haemoptoe : batuk darah atau
sputum berdarah

Vital sign : tanda-tanda vital yang sangat


menentukan kondisi dari seseorang.
Pemeriksaan tanda-tanda vital antara lain
pemeriksaan tekanan darah , frekuensi
nadi, frekuensi nafas, dan suhu tubuh.
Case finding : tindakan utuk menemukan
individu dengan penyakit.
Wheezing : suara nafas continue seperti
bersiul yang terdengar selama inspirasi
dan ekspirasi akibat udara yang melewati
jalan nafas yang menyempit atau
tersumbat.
Rhonki : bunyi suara nafas gaduh yang
dalam terdengar selama ekspirasi akibat
gerakan udara melewati jalan nafas yang
meneyempit karenaadanya obstruksi
nafas akibat edema/tumor dan
peningkatan sekeresi mucus.
Infiltrate : penetrasi interstisium jaringan
atau sel tidak normal atau berlebihan.

keyword
Tn.sardi 35 tahun , laki-laki
KU : batuk disertai darah sejak 1 minggu
yang lalu
RPS : batuk berdahak, berkeringat malam,
badan panas tanpa sebab
Riwayat social ekonomi : perokok berat
Pemeriksaan fisik : vital sign : RR: 24/menit
Status generalisata
-kepala dan leher : normal
-thorax :status lokalis
-abdomen : normal
-ekstremitas : normal
-neurologi : normal
-genetalia : normal
Status lokalis
-thorax
-inspeksi : gerakan dada tertinggal saat
inspirasi, dyspneu (+)
-palpasi : fremitus
-perkusi : redup dibeberapa daerah
-auskultasi : bronchovesiculer

STEP II : MENDEFINISIKAN /
MENEGASKAN PROBLEM
1.Mengapa Tn.sardi mengeluh sejak 1
minggu sering batuk disertai darah?
2.Apa saja penyebab batuk berdarah ?
3.Bagaimana patofisiologi dan
pathogenesis pada kasus ini ?
4.Mengapa bada panas dan berkeringat
pada malam hari ?
5.Penyakit apa saja yang menggambarkan
batuk berdarah ?
6.Bagaimana terbentuknya infiltrate
diapex paru ?
7.Penatalaksanaan pada kasus ini ?
8.Apa saja Diagnosis pada kasus ini ?
9.Apa saja Diagnosis banding pada kasus
ini ?
10.
Apa saja factor resiko pada kasus ini ?
11.
Apa saj komplikasi pada kasus ini ?
12.
Apa saja prognosis pada kaus ini ?
13.
Apa saja pemeriksaan penunjang pada
kasus ini ?

STEP III : ANALISIS PROBLEM (BRAINSTORMING)

5. Kanker paru, pneumonia , Radang


mukosa saluran napas, infark paru,
pecahnya pembuluh darah vena/kapiler,
kelainan membrane alveolokapiler,
perdarahan kavitas tuberkulosa, invasi
tumor ganas, serta cidera dada
6. Terbentuknya infiltrate di apex paru
akibat adanya infeksi dari mycobacterium
tuberculosis pada paru terjadi karena
adanya kerusakan sel dan jaringan
disekitar paru tersebut akibat adanya
respon imun gterhadap infeksi bakteri
tersebut. Infiltrate terbentuk pada apex
paru dikarenakan tekanan parsial oksigen
diapex paru lebih tinggi sehingga bakteri
tersebut bisa bertahan hidup karena
bakteri tersebut adalah bakteri aerob
yang sangat butuh aoksigen uuntuk
mempertahankan hidupnya.

7. Obat TBC baris pertama : isoniazid,


rifampimisin, pirazinamid, etambutol
8. Tuberculosis
9. Kanker paru, pneumonia, aspergilloma
10. Umur, jenis kelamin, status gizi,
lingkungan, perilaku, kondisi sosioekonomi,penularan kuman
11. Komplikasi: atelektasis, hemoptisis,
fibrosis.bronkioektasis, pneumothoraks,
gagal napas, pleuritis, efusi pleura,
perikarditis, peritonitis, TB kelenjar
limfe
12. Prognosis : dubia, tergantung derajat
berat, kepatuhan pasien sensitivitas
bakteri, gizi, status imun dan
morbiditas
13. Uji tuberculin, Pemeriksaan radiologi,
pemeriksaan darah,serta pemeriksaan
sputum

fisik

penunjan
g

epidemiolog
i

Komplikasi
dan
prognosis

pemeriksa
aan
farmakol
ogi
Dagnosi
s
banding

etiologi

haemop
toe

TUBERKULOS
IS

Penatalaksana
an

patofisiolo
gi
patogenesis

Faktor
resiko
kriteria

Manifestasi
klinis

Non
farmakolo
gi
edukas
i

Follo
w up

STEP V : MEMFORMULASIKAN SASARAN BELAJAR

1.
2.
3.
4.
5.

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang :


Etiologi tuberculosis
Epidemiologi
Factor resiko tuberculosis
Cara penularan, pathogenesis, serta patofisiologi
tuberculosis
6. Kriteria dan manifestasi klinis tuberculosis
7. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang tuberculosis
8. Penatalaksanaan tuberculosis farmakologi dan non
farmakologi tuberculosis
9. Diagnosis banding tuberculosis
10.Prognosis dan Komplikasi tuberculosis

ETIOLOGI TUBECULOSIS
Tuberculosis merupakan infeksi
bakteri kronik yang disebabkan oleh
Myobacterium tuberculosis dan
ditandai oleh pembentukan
granuloma pada jaringan yang
terinfeksi dan oleh hipersentivitas
yang diperantarai oleh sel (cellmediated hypersensitivity).
Myobacterium tuberculosis berbentuk
basil, bakteri aerobic yang tidak
membentuk spora dan salah satu dari
golongan BTA (bakteri tahan asam).
Kuman memiliki sifat dormant yaitu
kuman dapat bangkit kembali dan
menjadikan tuberkulosis aktif
lagi,Kuman hidup parasit intraselular
didalam jaringan yaitu dalam
citoplasma makrofag, Kuman bersifat
aerob shg kuman lenih menyenangi
jaringan yg tinggi kandungan
oksigennya

Dinding permukaan Myobacterium


tuberculosis terdiri atas lipid, protein
dan polisakarida. Myobacterium
tuberculosis dibedakan dari lipid
permukaannya yang membuatnya
tahan asam sehingga warnanya
tidak dapat dihilangkan dengan
alcohol asam setelah diwarnai
dengan carbol fuchsin pada saat
dilakukan pewarnaan ziehl-nelsen.
Mycobacterium tuberculosis
mengandung satu kesatuan antigen
polisakarida dan protein yang
keduanya dapat menyebabkan
reaksi reaksi hipersentivitas yang
dapat bertindak sebagai antigen
dalam reaksi dengan serum orang
yang terinfeksi, serta dapat
menimbulkan pembentukan
antibody yang menimbukan reaksi
tuberculin pada uju tuberculin

2 EPIDEMIOLOGI TUBERCULOSIS
TB paru telah di kenal > 1 abad yang lalu
Indonesia dengan prevalensi TB ke tiga tertinggi
di dunia setelah cina dan india
Penyebab kematian no 1 pada semua golongan
umur
Rangking tiga di Indonesia penyebar kematian
tertinggi
Kurang lebih 4/3 penduduk dunia terinfeksi oleh TB
Sebagian besar dari kasus TB ini 95% dan
kematiannya 98% terjadi di Negara sedang
berkembang.

FAKTOR RESIKO TUBERCULOSIS


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Faktor Sosial ekonomi


Status Gizi.
Umur.
Jenis Kelamin.
Tingkat pendidikan
Pekerjaan.
Kebiasaan merokok
Pencahayaan dan
ventilasi : kelembaban
udara
9. Perilaku dan kepatuhan
minum obat

CARA PENULARAN, PATOGENESIS


DAN PATOFISIOLOGI TUBERCULOSIS

Myobacterium tuberculosis
akan mencapai
alveoli,masuk ke paru---difagositosis oleh makrofag
----berkembang biak di
dalam fagosom dengan
menghambat fusi fagosom
dan lisozim------ bakteri
ada yang mengalami
dormant di dalam
makrofag alveolar
----pencetus terjadinya
reinfeksi----Setelah 2-8
minggu timbul
hipersensitifitan pejamu,
makrofag yang
tersensitisasi
mengahasilkan MHC class
II (TH1) dan interleukin 12
yang meningkatkan
diferensiasi TH1 akibat

. Limfosit yang sudah tersensitisasi


akan berproliferasi menjadi sel Th1,
----memasuki daerah infeksi dan
mengeluarkan zat kemotaktik,
interleukin dan limfokin . monosit
datang dan berubah menjadi
makrofag dan menjadi sel histiosit
khusus yang tersusun menjadi
granuloma.
TH1 akan mensekresi IFN yang
merangsang pengaktifan makrofag
serta pembentukan pafolisosom di
makrofag yang terinfeksi dan juga
menghasilkan INOS yang menjadi NO
yang menimbulkan destruksi dinding
sel bahkan DNA bakteri.
Selain itu makrofag yang yang telah
aktif juga mensekresi TNF yang
berguna untuk merangsang monosit
untuk datang, monosit yang datang
akan berubah menjadi makrofag dan
menjadi sel histiosit epitheloid yang
tersusun menjadi granulomatosa,
membentuk granuloma, nekrosis
perkijuan, ditemukan sel raksasa
dengan inti banyak.

KRITERIA DAN MANIFESTASI KLINIS


TUBERCULOSIS

Klasifikasi
Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak :
TBC Paru BTA positif
Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya positif
1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto rontgen dada menunjukan
gambaran tcb aktif
1 spesimen dahak hasilnya BTA positif dan biakan positif
TBC Paru BTA negatif
Pemeriksaan dahak 3 kali hasilnya negatif, gambaran klinik dan kelainan
radiologik menunjukkan tbc aktif, tidak respon dengan pemberian antibiotik
spektrum luas, pertimbangan klinis untuk diberikan obat tuberkulosis siklus
penuh
Pemeriksaan dahak hasilnya BTA negatif dan biakan positif tb paru BTA negatif,
gambaran radiologik positif dibagi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya,
yaitu lesi luas dan minimal.

Gejala Umum :
Batuk terus menerus dan berdahak selama 3
minggu atau lebih
Gejala lain yang sering dijumpai :
Dahak bercampur darah
Batuk darah
Sesak nafas dan rasa nyeri dada
Badan lemah, nafsu makan menurun, berat
badan menurun, rasa kurang enak badan
(malaise), berkeringat malam walaupun tanpa
kegiatan, demam meriang lebih dari satu bulan.

KRITERIA DIAGNOSIS TB PARU PADA ANAK


PENDEKATAN PRAKTIS UNTUK MENDIAGNOSIS
TB ANAK :

Gejala klinis pada anak :


Berat badan menurun
berturut-turut selama 3 bulan
tanpa sebab jelas atau tidak
naik selama 1 bulan meskipun
dengan intervensi gizi
Anorexia dan gagal tumbuh
Demam lama/ berulang tanpa
sebab jelas
Pembesaran KGB superficial
seperti KGB leher, inguinal dan
sebagainya
Gejala saluran napas seperti
batuk lama lebih dari 30 hari
Gejala GIT seperti diare
lama/berulang

PERBEDAAN TB ANAK DAN


DEWASA
TB anak lokasinya pada setiap
bagian paru, sedangkan pada
dewasa di daerah apeks dan infra
klavikuler
Terjadi pembesaran kelenjar limfe
regional sedangkan pada dewasa
tanpa pembesaran kenlenjar
limfe regional
Penyembuhan dengan
perkapuran sedangkan pada
dewasa dengan fibrosis
Lebih banyak terjadi penyebaran
hematogen, pada dewasa jarang

Penatalaksanaan farmakologi tuberculosis :

Kategori I
2RHZE/4R3H3
TB paru BTA+
TB paru BTATB paru ekstra paru
berat
Kategori II
2RH2ES/RHZE/5R3H3E3
Kasus relaps
Kasus DO
Kasus gagal

Kategori III
-2RHZ/4H3R3
-Tb paru BTA
-TB ekstra paru
ringan

Pemeriksaan penunjang
- Tuberculin skin testing
Dilakukan dengan menginjeksikan
secara intracutaneous 0.1ml Tweenstabilized liquid PPD pada bagian
punggung atau dorsal dari lengan
bawah. Dalam wkatu 48 72 jama,
area yang menonjol (indurasi), bukan
eritema, diukur. Ukuran tes Mantoux ini
sebesar 5mm diinterpretasikan positif
pada kasus-kasus :
1.Individu yang memiliki atau dicurigai
terinfeksi HIV
2.Memiliki kontak yang erat dengan
penderita TBC yang infeksius
3.Individu dengan rontgen dada yang
abnormal yang mengindikasikan
gambaran proses penyembuhan TBC
yang lama, yang sebelumnya tidak
mendpatkan terapo OAT yang adekuat
4.Individu yang menggunakan
Narkoba dan status HIV-ny tidak
diketahui

- Pemeriksaan radiologis
1. Adanya infeksi primer
digambarkan dengan nodul
terkalsifikasi pada bagian perifer
paru dengan kalsifikasi dari limfe
nodus hilus
2 .Sedangkan proses reaktifasi TB
akan memberikan gambaran:
a)Nekrosis
b)Cavitasi (terutama tampak
pada foto posisi apical lordotik)
c)Fibrosis dan retraksi region hilus
d)Bronchopneumonia
e)Infiltrate interstitial
f)Pola milier
g)Gambaran diatas juga
merupakan gambaran dari TB
primer lanjut

Pemeriksaan darah
Pemeriksaan ini kurang mendapat
perhatian karena hasilnya kadangkadang meragukan, tidak sensitif,
tidak juga spesifik. Pada saat TB baru
mulai (aktif) akan didapatkan jumlah
leukosit yang sedikit meninggi
dengan hitung jenis pergeseran ke
kiri. Jumlah limfosit masih dibwah
normal. Laju endap darah mulai
meningkat. Jika penyakit mulai
sembuh, jumlah leukosit kembali
normal, dan jumlah limfosit masih
tinggi. Laju endap darah mulai turun
ke arah normal lagi. Bisa juga
didapatkan anemia ringan dengan
gambaran normokron dan
normositer, gama globulin meningkat
dan kadar natrium darah menurun.

Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan sputum
adalah penting, karena
dengan ditemukannnya
kuman BA, diagnosis
tuberkulosis sudah
dapat dipastikan.
Kriteria BTA positif
adalah bila sekurangkurangnya ditemukan 3
batang kuman BTA
pada satu sediaan.

Komplikasi :
Penyakit TB paru bila
tidak ditangani dg benar
akan menimbulkan
komplikasi dini dan
komplikasi lanjut :
- Komplikasi dini :
Pleuritis
Efusi pleura
Empiema
Laryngitis
Usus
Poncets arthropathy

- Komplikasi lanjut :
Obstruksi jalan napas /
SOPT (Sindrom Obstruksi
Pasca Tuberculosis)
Kerusakan parenkim
berat /SOFT/Fibrosis paru
Kor pulmonal
Amiloidosis
Karsinoma paru
Sindrom gagal napas
dewasa (ARDS)
Sering terjadi TB Millier
dan kavitas TB

KESIMPULAN

Dari kasus didapatkan tanda-tanda dan gejala,


seperti batuk disertai darah sejak 1 minggu yang lalu,
berkeringat malam, dan badan panas tanpa sebab,
beliau juga seorang perokok yang bisa menjadi factor
resiko untuk mengalami TB paru. Dari hasil
pemeriksaan fisik Tn.sardi juga mengalami dyspneu
(+), dengan gerakan dada tertinggal saat
inspirasi,perkusi redup dibeberapa daerah, serta hasil
auskultasi bronchovesiculer,dari semua tanda-tanda
dan gejala yang ada dapat disimpulkan bahwasannya
Tn.Sardi didiagnosis TB paru. Untuk bisa lebih
memastikannya dapat pemeriksaan penunjang
diantaranya yaitu dilakukannya pemeriksaaan
sputum,tuberculin skin testing, pemeriksaan darah,
dan pemeriksaaan radiologi

Pertanyaaaan ???

Anda mungkin juga menyukai