Pada abad informasi ini, barang-barang elektronik seperti komputer, telepon genggam, tape recorder, VCD player, dan televisi bukanlah benda yang asing lagi bagi kita. Barang-barang elektronik tersebut bukan hanya akrab di kalangan penduduk kota, tetapi juga telah dikenal dengan baik oleh masyarakat yang tinggal di pelosok desa sekali pun. Bahkan, bagi sebagian orang, barang tersebut merupakan kebutuhan vital yang harus terpenuhi seperti layaknya sembako. Kebutuhan akan layanan informasi dan pengolahan data telah menempatkan barang-barang elektronik menjadi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun, seperti layaknya barang-barang lainnya, setelah masa tertentu, produk-produk elektronik itu tentu saja menjadi benda yang tidak dipakai lagi karena sudah ada penggantinya dalam versi terbaru atau karena rusak. Jika sudah demikian, barang-barang tersebut menjadi rongsokan elektronik atau sampah yang biasanya memenuhi sudut- sudut ruang kerja dan gudang di rumah atau kantorkantor. Kita kadang kala mengalami kesulitan untuk membuangnya karena tidak semua tukang servis atau pemulung mau menerima rongsokan yang sudah kedaluwarsa dan tidak ada lagi pasaranya. Perkembangan teknologi elektronik di dunia saat ini telah jadi bagian dari keseharian kita. Hampir semua aktivitas masyarakat butuh perangkat ini. Hal ini memicu peningkatan volume sampah elektronik yang berdampak buruk terhadap lingkungan hidup. Begitu pula dengan Indonesia, sebagai negara berkembang tentunya kita juga mengikuti arus perputaran alat-alat elektronik dunia. Kemajuan teknologi saat ini bisa dibilang terlalu maju dengan pikiran manusia sebelum menemukan teknologi. Hp, komputer, peralatan elektronik, hingga kendaraan bermotor nanti ketika 10-15 tahun ke depan tentunya tidak akan dipakai lagi dan jadilah apa yang disebut sampah elektronik. Sebagian besar dari sampah tersebut tidak dapat diterima oleh alam dan dapat mengganggu kehidupan manusia ke 1
depannya sendiri . Karena inilah diperlukan pengolahan e-waste menjadi sesuatu
yang berarti dan berharga sehingga akan mengurangi jumlah Alat-alat elektronik yang di tinggalkan inilah yang akhirnya menjadi sampah elektronik (e-waste ewaste yang ada. 1.2 Rumusan Masalah 1.
Pengertian sampah elektronik?
2.
Faktor-faktor apakah yang menyebabkan Indonesia menjadi salah satu
sasaran sampah elektronik?
3.
Apa dampak yang ditimbulkan dalam bidang kesehatan, lingkungan, dan
ekonomi bagi Indonesia?
4.
Upaya-upaya yang bisa kita lakukan untuk mengatasi masalah sampah
elektronik?
5.
Apa saja contoh sampah elektronik yang bisa digunakan untuk dibuat emas?
6.
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses pengolahan sampah elektronik.
7.
Teori dasar pengolahan.
8.
bagaimana proses pembuatan limbah elektronik menjadi emas?
1.3 Tujuan 1.
Mencegah memumpuknya sampah elekronik
2.
Mencegah kerusakan lingkungan dan polusi.
3.
Mahasiswa dapat mengetahui logam-logam yang ada pada alat elektronik.
4.
Mahasiswa
dapat
mengolah e-waste untuk
logam berharga yang terdapat di dalamnya.
mendapatkan logam-
5.
Dapat membantu agar mahasiswa dapat membuka usaha dengan pengetahuan