Anda di halaman 1dari 17

4

BAB III PEMBAHASAN

1. Pengertian sampah elektronik


Sampah elektronik merupakan jenis sampah yang berasal dari barangbarang elektronik yang telah rusak, maupun tidak dipakai lagi oleh penggunanya.
Barang-barang bekas berupa komputer, air conditioner (AC), mobile phone, TV,
tape recorder, monitor, kulkas, dan lainnya masuk kedalam kategori sampah
elektronik. Barang-barang tersebut setelah tidak digunakan lagi sebenarnya miliki
nilai ekonomis dimana material-material yang terkandung di dalamnya masih
dapat digunakan untuk menghasilkan barang elektronik lainnya.
Orang membuang komputernya karena laptop yang lebih praktis.
Jangankan yang sudah rusak atau tua, yang masih baik juga sudah tidak dipakai.
Dan ke depan, limbah elektronik akan semakin banyak. Lalu kemana larinya kalau
barang-barang tersebut sudah tidak dipakai pemiliknya? Tentu saja jadi barang
rongsokan yang berharga murah bahkan diberikan begitu saja biasanya di tempat
service komputer atau pengumpulan barang bekas elektronik. Begitu juga dengan
handphone, semua handphone model lama dibuang, padahal di dalamnya
terkandung emas.
Di China tepatnya desa Guiyu, banyak barang elektronik dari berbagai
belahan dunia yang telah rusak untuk di daur ulang disini. seperti Handphone,
Keyboard, Monitor, dan lain sebagainya. Begitu pula di Jepang, di beberapa pojok
kota ternyata ada kesibukan yang tak pernah kita bayangkan karena Jepang
sebagai negara teknologi. Komputer bekas, handpnone bekas, dan bahan
elektronik lainnya, dimata kita mungkin itu hanyalah sampah yang sudah tak
layak untuk disimpan lagi. Tapi para ilmuwan Jepang memiliki persepsi yang
berbeda. Dari kumpulan sampah elektronik itu, mereka bisa mendapatkan emas
yang tidak sedikit. Bahkan tidak hanya emas, ada juga perak, tembaga, dan logam
lainnya. Pendapatan yang dihasilkan dari memulung logam-logam bekas yang
terdapat pada alat elektronik tua itu tidaklah sedikit. Bayangkan saja, dalam satu

ton ore di pertambangan rata-rata emas yang bisa didapatkan hanya 5 gram.
Sedangkan emas yang dihasilkan dari satu ton telepon selular bekas adalah 150
gram.
Bisnis daur ulang sampah ini sangat menguntungkan, tetapi Jepang agak kesulitan
untuk mendapatkan sampah elektronik, khususnya produk telepon seluler.
Mengapa? Karena kebanyakan dari orang-orang Jepang lebih suka menggunakan
ponsel daripada telepon seluler.
Walaupun begitu, dari sekian banyak ponsel yang ada di Jepang, yang bisa
di daur ulang hanya sekitar 10-20 persen saja, karena penduduk Jepang lebih suka
menyimpan ponsel yang sudah tidak mereka gunakan daripada harus
membuangnya.
Lalu darimanakah Jepang mendapatkan suplai sampah elektronik tersebut?
Terbanyak diantaranya adalah dari Indonesia. Untuk mendapatkan sampah saja
Jepang harus impor dari Indonesia. Sedangkan kita punya banyak lahan sampah
tapi tidak bisa memanfaatkannya. Sungguh ironis memang, Kita harus menjual
sampah ke Jepang yang nantinya akan kita beli lagi dalam bentuk emas atau
produk lain. Lalu yang sangat mencengangkan adalah proses pengolahan dan
pengambilan emas tersebut ternyata mudah bagi tangan-tangan terampil orang
indonesia. Teknik pengolahan emas pada limbah elektronik tersebut cukup mudah,
murah juga tidaklah harus berteknologi. Bisa dikerjakan siapa saja khususnya
orang-orang Indonesia yang notabene orangnya terampil, ulet, telaten, dan sabar.
Akan tetapi memang pengerjaannya harus melalui prosedur yang baik. Coba
bayangkan, negara kita adalah sasaran pasar bagi negara produsen elektronika di
dunia, sementara pengolahan barang bekasnya khususnya dalam pengolahan emas
dan perak yang ada pada barang elektronik tersebut tidaklah banyak, bahkan di
Indonesia masih susah dicari. Coba carilah di daerah atau provinsi kita, ada atau
tidak? Coba pikirkan, botol aqua gelas saja tiap hari saja dicari orang dan
pengumpulannya ada beberapa orang disetiap kecamatan, kabupaten / kota.
Sedangkan pengolahan limbah elektronik untuk pengambilan emas justru
mungkin di kota kita bahkan di provinsi kta tidak ditemukan. Bagaimana

seandainya kita yang memulai, betapa senang orang yang pada menumpuk
rongsokan elektronik di daerah kita karena tidak perlu lama dan jauh menjual atau
bahkan dibuang begitu saja. Kalaupun Anda langsung membelinya juga tidak
butuh modal besar. Kalau langsung membeli, pilihlah hanya bagian tertentu saja
dari barang-barang elektronik bekas tersebut yang

sebenarnya

banyak

mengandung emas, perak dan tembaga tentunya.


Seiring dengan pertumbuhan penduduk dunia yang sangat padat dan
kemajuan ilmu teknologi dan komunikasi yang sangat pesat dan serba modern ini,
dimana setiap orang di dunia sangat bergantung pada alat-alat elektronik sebagai
penunjang aktivitasnya. Dan di era modern ini alat elektronik sangatlah melimpah
dengan berbagai macam bentuk dan kecanggihannya, dilain sisi dunia sekarang
dilanda masalah yang sangat membahayakan bagi kehidupan manusia yaitu
masalah beredarnya sampah elektronik yang sangat banyak. Masalahnya
bagaimana cara kita sebagai manusia untuk menanggulangi masalah tersebut dan
sudah selayaknya dalam hal ini penulis dan kawan-kawan mahasiswa selaku
bagian yang sangat di harapkan bagi negara dalam hal pemikirannya bisa
mengatasi masalah tersebut. Untuk itu penulis mencoba untuk melakukan upaya
untuk menanggulangi masalah sampah elektronik atau e-waste menjadi barang
yang berguna dan bernilai ekonomis.
Apakah anda tahu bahwa komponen komponen elektronik yang ada pada
berbagai macam alat elektronik yang ada di rumah kita mempunyai kandungan
emas murni. Mungkin anda tak percaya dan tak yakin dengan apa yang penulis
katakan. Sebenarnya emas bukan saja hanya dipakai sebagai alat perhiasan,
namun emas juga digunakan pada bagian bagian penting dalam rangkaian
elektronik, seperti pada bagian dalam IC dan microprocessor, Handphone,
Motherboard dan perangkat komputer yang lainnya, pelapis luar pada bagian
transmisi sinyal, panel, dsb. Dalam rangkaian elektronik modern, kandungan emas
mencapai 100 gram 150 gram / ton. Karena emas merupakan alat penguat sinyal
yang paling bagus bagi peralatan elektronik. Mungkin kita tak menyadari selama
ini komponen-komponen elektronik tersebut kita buang begitu saja ke dalam bak

sampah, dan tanpa kita sadari komponen tersebut memiliki kandungan emas
murni. Dari pada limbah elektronik tersebut kita buang secara percuma dengan
begitu saja mari kita mencoba menggali potensi limbah elektronik tersebut dengan
cara mengolah limbah elektronik menjadi emas murni dari logam yang lainnya.
Buka peluang usaha kita untuk memperoleh pendapatan yang tak terduga dari
rangkaian limbah elektronik yang sudah tidak dapat digunakan lagi Semakin
banyaknya kebutuhan elektronik di masa modern ini, maka semakin banyak pula
peluang kita untuk menghasilkan emas murni dari barang-barang elektronik
disekitar kita yang telah rusak dan tak terpakai lagi. Mari kita mencoba sebuah
pengalaman baru yang menghasilkan uang dari limbah-limbah elektronik dengan
cara mengolah limbah elektronik menjadi emas murni yang selama ini telah kita
buang dengan sia-sia, sekaligus sebagai wujud kepedulian kita akan limbah
sampah disekitar kita. Dinegara-negara maju seperti Eropa limbah elektronik
tersebut sudah menjadi sebuah usaha skala besar yang mampu mengangkat
pegawai sekaligus membuka sebuah lowongan kerja bagi masyarakat sekitarnya
dan mengapa kita tidak segera mencontohnya. Kita tak perlu sebuah modal yang
besar dalam pengolahan limbah elektronik tersebut, cukup alat-alat yang
sederhana saja yang kita gunakan. Dan alat-alat tersebut mudah sekali untuk kita
dapatkan, proses pengolahannya pun tak begitu rumit seperti yang anda
bayangkan selama ini dan tak memakan proses yang lama.
Dalam sirkuit di ponsel atau chip di kartu SIM (GSM) atau RUIM
(CDMA), itu ada emasnya. Emas digunakan karena terbukti mampu menyalurkan
arus elektronik lebih baik dibandingkan tembaga. Produsen ponsel atau kartu
SIM/RUIM tidak pernah mengurangi atau meniadakan kandungan logam mulia
itu, walaupun dalam setiap unit jumlahnya mungkin cuma seper seribu gram,
karena emas pada SIM/ RUIM pada handphone kita digunakan sebagai penguat
sinyal. Nah, jika berhasil mengumpulkan satu juta kartu SIM bekas, kita bias
berharap mendapatkan 1.000 gram atau satu kilogram emas murni.
Dan jika kita bisa mengurai ponsel bekas, akan lebih banyak lagi emas yang bisa
kita peroleh. Yokohama Metal Co Ltd, sebuah perusahaan pemulung mendapati

kenyataan bahwa ponsel dan kartu SIM merupakan tambang emas yang benarbenar hebat. Jika dari satu ton material yang diambil di tambang emas
konvensional hanya didapat sekitar 5 gram emas, dari satu ton ponsel bekas yang
dilebur bisa didapat 30 kali lipat, alias 150 gram emas.
Jika dari satu ton material yang diambil di tambang emas konvensional hanya
didapat sekitar 5 gram emas, dari satu ton ponsel bekas yang dilebur bisa didapat
30 kali lipat, alias 150 gram emas. Bisa Rp 45 Juta SebulanLasykar Mandiri emas
dari Singapura, dan juga Jepang, akan masuk Indonesia dan menawarkan
pembelian kartu SIM bekas dengan harga sekitar Rp 100, atau Rp 1000 per
ponsel. Mereka akan membangun pabrik untuk melebur alat komunikasi tadi,
menjaring emas, tembaga dan perak yang ada.
Coba kita hitung peluang mendulang emas dari kartu SIM dari beberapa operator
telekomunikasi yang ada di tanah air. Kita mulai dengan Telkomsel. Tahun ini
pelanggannya sudah 52 juta. Dengan pertumbuhan pelanggan yang rata-rata 30%
setahun, Telkomsel membutuhkan 200%, bahkan 300% kartu SIM dari jumlah
pelanggan aktualnya. Menurut seorang petinggi Telkomsel, persaingan bisnis yang
ketat membuat tingkat churn banyaknya pelanggan yang pindah operator sangat
tinggi. Untuk mendapat pertumbuhan pelanggan 1,5 juta sebulan seperti saat ini,
Telkomsel harus menjual 12 juta kartu perdana (starter pack SP). Ini berarti, dari
Telkomsel saja ada 10,5 juta kartu SIM yang dibuang begitu pulsanya habis.
Belum lagi dari PT Indosat, Excelcomindo (XL), dan delapan operator
komunikasi nirkabel lain.
Total satu bulan bisa terkumpul sampai 25 juta kartu mati. Kalau per
kartu beratnya 2 gram, maka jumlah totalnya sekitar 50 ton. Jika semua itu
berhasil dikumpulkan dan diambil logamnya, akan didapat sekitar 25 kilogram
emas sebulan, dan sekitar 100 kg tembaga Dengan melumatkan 10.000 ponsel
bekas atau seberat satu ton (diasumsikan rata-rata per ponsel beratnya 100 gram),
berarti akan didapat 150 gram emas, 100 kg tembaga dan 3 kg perak. Ini di luar
plastik, atau timahnya yang juga didapat.Logam-logam tadi bisa dijual dalam
bentuk ingot (logam bahan baku ) yang harganya sudah cukup lumayan, karena

berkadar 99,99% atau kalau emas 24 karat. Kalau mengikuti harga emas dunia
yang Rp 300.000 per gram, setiap bulan dari kartu SIM dan RUIM bekas saja bisa
didulang harta sedikitnya Rp 7,5 miliar. Padahal modalnya hanya 25 juta kali Rp
100, alias Rp 2,5 miliar.
Angka pendapatan ini akan bertambah dengan penjualan tembaga yang bias
mencapai Rp 1 miliar, juga dari karton yang dilebur jadi bubur kertas. Sepuluh
ribu ponsel bekas yang dibeli sekitar Rp 10 juta akan menghasilkan emas senilai
Rp 45 juta, dan tembaga senilai Rp 1 miliar.Ini di luar penjualan perak dan timah.
Namun di negeri kita, tak banyak ponsel yang dibuang. Pertumbuhan pelanggan
seluler atau nirkabel masih tetap sebanding dengan jumlah masuknya ponsel baru.
Pasar ponsel bekas pun lebih ramai dibanding pasar ponsel baru, karena banyak
anggota masyarakat dari lapisan tertentu cenderung gonti-ganti ponsel, menukartambah ponsel yang baru 3 bulan dimilikinya dengan yang lebih baru.
Cara pengolahan sim card maupun cara pengolahan limbah dari
handphone ini sangatlah mudah dan sederhana sekali, siapa saja dapt melakukan
pengolahan emas dari limbah elektronik ini. Untuk cara pengolahan emas dari
limbah elektronik ini tidak juga membutuhkan bahan kimia yang banyak, namun
cukup dibutuh kan kesabaran dalam pengolahannya.
2. Faktor-faktor yang menyebabkan Indonesia menjadi salah satu sasaran
sampah elektronik
Negara-negara berkembang terus menjadi tempat pembuangan sampah
berbahaya dari negara-negara maju. Dari komputer bekas, kapal karatan hingga
pestisida. Seperti halnya Indonesia mau menerima sampah mengandung bahan
berbahaya tersebut demi uang, tanpa mempedulikan ancaman kesehatan dan
kerusakan lingkungan. Selain itu masyarakat Indonesia sekarang semakin
konsumtif terhadap barang-barang elektronik seiring dengan kemajuan teknologi.
3. Dampak sampah elektronik dalam bidang kesehatan, lingkungan, dan
ekonomi.

10

a. Kesehatan
Ketika dibuang di TPA, sampah elektronik menghasilkan limbah industri
yang mengandung berbagai macam logam berat terutama merkuri, timbal,
kromiun,

kadmium,

barium,

dan

senyawa

berbahaya

seperti

PBDE

(polybrominated diphennylethers). Logam merkuri dikenal dapat meracuni


manusia dan merusak sistem saraf otak, merusak ginjal, berbahaya bagi
perkembangan janin dan bisa berpindah melalui air susu ibu, serta menyebabkan
cacat bawaan seperti yang terjadi pada kasus Teluk Minamata, Jepang. Timbal,
selain dapat merusak sistem saraf, juga dapat mengganggu sistem peredaran
darah, ginjal, dan perkembangan otak anak.Dalam paparan rendah, timbal dapat
menurunkan IQ, menyebabkan hiperaktif, dan gangguan perilaku.
Timbal dapat terakumulasi di lingkungan dan dapat meracuni tanaman,
hewan, dan mikroorganisme. Kromium dapat dengan mudah terabsorpsi ke dalam
sel sehingga mengakibatkan berbagai efek racun, alergi, dan kerusakan DNA.
Selain itu, menghirup bentuk heksavalen dari kromium dapat merusak hati dan
ginjal, menigkatkan risiko kanker paru-paru, serta menyebabkan bronchitis dan
asma. Sedangkan kadmium adalah logam beracun yang efeknya tidak dapat balik
bagi kesehatan manusia. Kadmium masuk ke dalam tubuh melalui respirasi dan
makanan dan kemudian merusak ginjal dan tulang. Barium di atas kadar normal
menyebabkan gangguan lambung dan usus, kelemahan otot, kesulitan bernapas,
dan kenaikan atau penurunan tekanan darah. Sementara itu, senyawa PBDE
merupakan salah satu jenis brominated flame-retardants, suatu senyawa yang
digunakan untuk mengurangi tingkat panas (flammability) pada bagian produk
elektronik seperti PCB, komponen konektor, kabel, dan plastik penutup TV atau
komputer.Ekspos terhadap PBDE diduga dapat merusak sistem endokrin dan
mereduksi level hormon tiroksin di hewan mamalia dan manusia sehingga
perkembangan tubuhnya menjadi terganggu. Jenis lain dari brominated flameretardants adalah PBB (polybrominated biphennyls). Sekali PBB terlepas ke
lingkungan, senyawa tersebut dapat masuk ke dalam rantai makanan dan
terakumulasi di dalam jaringan makhluk hidup. Manusia yang mengonsumsi

11

makanan yang mengandung zat ini menghadapi risiko 23 kali lebih tinggi
terserang kanker saluran pencernaan, seperti kanker lambung, pankreas, liver, dan
limfa.
Pembakaran sampah elektronik di insinerator juga sangat berbahaya karena
menghasilkan dioksin dan logam berat seperti berilium, suatu karsinogen dan
debunya menyebabkan penyakit paru-paru. Senyawa PVC (polyvinylchloride)
biasanya terdapat di kabel dan bodi barang elektronik. Ketika dibakar senyawa ini
akan membentuk polychlorinated dibenzodioxins (dioksin) danpolychlorinated
dibenzofurans (furan), suatu senyawa yang bersifat persisten, terakumulasi secara
biologis, dan bersifat karsinogen. Selain itu, dioksin juga mengganggu sistem
hormon, memengaruhi pertumbuhan janin, menurunkan kapasitas reproduksi, dan
sistem kekebalan tubuh.
b. Lingkungan
Pengelolaan sampah elektronik yang tidak baik dapat mencemari
lingkungan dengan bahan kimia beracun dan logam berat. Timbunan sampah
elektronik dapat membocorkan timah, merkuri, arsenik, kadmium, berilium, dan
racun lain ke dalam tanah. Jika dibakar dengan cara biasa, sampah-sampah
elektronik bisa menimbulkan racun dan zat kimia berbahaya seperti barium dan
merkuri yang dapat meracuni tanah, dan juga melepaskan asap berbahaya yang
mengandung serangkaian karsinogen dan racun-racun lainnya.
Apabila ditimbun dalam tanah, unsur logam dalam barang-barang
elektronik seperti timah dan timbal akan terlepas dan langsung mencemari tanah
dan air tanah.
Ketika dibakar, sampah yang mengandung logam berat ini menimbulkan polusi
udara (pencemaran timbal) yang sangat berbahaya. Jika dibuang akan
menghasilkan lindi (cairan yang berasal dari dekomposisi sampah dan infiltrasi air
eksternal dari hujan). Cairan yang sangat konduktif ini masuk ke dalam tanah dan
menyebabkan pencemaran air tanah. Timbal adalah neurotoksin (racun penyerang
saraf) yang bersifat akumulatif dan merusak pertumbuhan otak. Penyerapan

12

timbal ke dalam darah manusia terutama melalui saluran pencernaan dan saluran
napas. Sejak lama timbal dituding sebagai penyebab turunnya angka Intellectual
Quotient. Dari sebuah riset yang dilakukan Puji Lestari, staf pengajar dan peneliti
jurusan Teknik Lingkungan. ITB Bandung menunjukkan, adanya hubungan invers
(terbalik) kandungan timbal terhadap angka IQ, semakin tinggi kadar timbal
dalam darah, semakin rendah poin IQ-nya.
c. Ekonomi
Melalui tawaran akan bantuan ekonomi dan teknologi, Jepang merayu
negara-negara ASEAN agar bersedia menerima pengiriman limbah B3, yang
disebut sebagai bayan yang dapat dimanfaatkan kembali untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat di negara sasaran. Filipina adalah salah satu negara yang
sedang didekati secara intens oleh Jepang. Melalui Japan Economic Partnership
Agreements, Jepang hendak membangun koloni limbah beracun di luar negaranya.
Indonesia pun pernah didekati oleh Jepang yang berniat membangun tempat
limbah di wilayah Cilacap.
Dengan semakin banyaknya sampah elektronik berbahaya yang dikirimkan ke
Indonesia, sedangkan anggaran untuk mengawasi pengiriman sampah maupun
anggaran untuk mengolah sampah tersebut sangat minim, maka kerugian ekonomi
dalam berbagai sektor akan timbul. Contohnya saja, jika lama kelamaan lahan
pertanian atau perkebunan dijadikan sebagai tempat penampungan sampah
elektronik, maka tidak ada lagi lahan untuk digarap oleh para petani untuk
mencari penghasilan. Jika di sekitarnya terdapat tempat pembuangan sampah
elektronik, maka juga akan mengganggu pertumbuhan tanaman-tanaman yang
telah digarap.
Selain itu, jika sampah elektronik telah merusak kesehatan warga, maka akan
dibutuhkan biaya untuk pengobatan. Bagi warga miskin tentunya akan sangat
merasa keberatan dengan pengeluaran biaya berobat tersebut.

13

Indonesia sebagai negara berkembang akan sangat merugi jika negara kita ini
terus menerus menjadi sasaran pembuangan sampah elektronik. Kita hanya ditipu
oleh negara-negara maju.
Barang-barang elektronik yang dikirim dari negara-negara maju ke negara
kita sebagian hanyalah rekondisi dari barang-barang elektronik yang di negaranegara maju sudah tidak laku atau tidak digunakan kembali.
Dengan keadaan ekonomi warga Indonesia yang sebagian besar konsumtif, maka
tidak tanggung-tanggung warga kita membeli barang-barang elektronik murah
yang sebenarnya merupakan rekondisi dari barang yang sudah usang.
4. Upaya-upaya yang bisa kita lakukan untuk mengatasi masalah sampah
elektronik
Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengatasi masalah
sampah elektronik ini. Antara lain denganDaur Ulang dan EPR (Extended
Producer Responsibility) yaitu suatu program dimana produsen bertanggung
jawab mengambil kembali produk-produk yang tidak terpakai lagi. Selain itu
sebagai masyarakat yang menggunakan barang-barang elektronik kita dapat
mencegah semakin banyaknya tumpukan sampah elektronik dengan beberapa cara
seperti:
a.

Ikut berpartisipasi dalam penanganan sampah elektronik;

b.

Menjaga dan merawat barang elektronik milik kita dan menggunakan


seperlunya. Apabila terjadi kerusakan, hendaknya memperbaikinya;

c.

Melakukan kegiatan 3R, 4R, atau bahkan 5R.


Selain itu, pemerintah harus senantiasa mengawasi ekspor-impor sampah

elektronik di negara kita. Harus ada kesepakatan mengenai penanganan sampah


elektronik antar negara.
5. Contoh Libah Elektronik yang mengandung Emas

14

Beberapa contoh dari rangkaian limbah elektronik bekas yang terdapat


pada peralatan elektronik komputer maupun Handphone yang memiliki
kandungan lapisan emas. Seperti pada PCB komputer , PCB Handphone,
Prosesor, Ram, Mother board/main board, hard disk , Soket-soket pada komputer,
IC, kartu chip, memori dan masih banyak komponen lainnya yang memiliki
kandungan emas, seperti pada panel-panel listrik, peralatan telekomunikasi dan
beberapa perangkat elektronik lainnya. Emas dan perak memiliki sifat penghantar
listrik yang sangat baik sehingga banyak dipakai untuk melapisi konektorkonektor pada perangkat elektronik. Emas seringkali digunakan untuk melapisi
bagian-bagian tertentu dari komponen elektronika seperti processor, finger,
konektor, relay dan lain sebagainya. Beberapa komponen yang disebutkan diatas
beberapa bagiannya memang harus terbuat dari emas karena hanya emaslah yang
mampu menghantarkan arus listrik nyaris tanpa hambatan atau disebut juga zero
resistensi.
6. Alat dan Bahan yang dibutuhkan

Gambar 1.1 Air Raksa (Merkury)

15

Gambar 1.2. Alat Pembakar

Gambar 1.3. Baskom Plastik/Stanllis

16

Gambar 1.4. Batu Bata

Gambar 1.5. Pipa Stanlis

17

Gambar 1.6. Ram/Memorry Komputer

Gambar 1.7. Processor Computer

Gambar 1.8. Soket Komputer

18

Gambar 1.9. Mainboard

7. Teori Dasar pengolahan


Alat pembakar/burner, Alat utuk pengolahan emas dengan mesin tromol.
Dan untuk proses pemakaran dilakukan 10menit atau 15menit sampai air raksa
turun ke bawah air.

19

Baskom, Bahan baskom biasanya digunakan plastic atau stainless still, dan
ukuran pun sedang atau besar, bahan baskom dari logam bak digunakan karna
tidak mudah meleleh. Baskom di gunakan untuk menampug cairan yang keluar
dari lubang stainliess yang telah diolah dari pembakaran.

Pipa stainless still, Untuk ukuran pipa yang digunakan bisa menggunakan pipa
ukuran 1 dim , 1,5 dim atau pipa yang digukanan seperti pada pipa yang
digunakan seperti pada pipa yang dipakai sebagai supply air Pam sumur. Namun
yang terpenting emas yang telah air raksa ( MERKURI ) tersebut dapat masuk ke
dalam pipa. Bengkokkan pipa stainless tersebut seperti gambar di atas, pada
bengkokan usahakan menyempit lubang tersebut. Penutup lubang bagian atas
stainless still. Anda bisa menggunakan batu bata , atau besi. Untuk penutup hanya
digunakan untuk memasukkan hasil dari perasan emas yang telah terikat. Dan
penutup ini harus benar benar rapat. Anda bisa menggunakan bahan lain sebagai
penutup asalkan mudah untuk diambil kembali
8. Proses pengolahan Emas dari Limbah Elektronik
Berikut ini Cara mendapatkan emas dari limbah elektronik. Bagi mereka
yang sudah terbiasa tidak terlalu sulit. Hati-hati ketika proses pe ngolahan karena
bahan kimia yang dipergunakan sangat berbahaya bagi kesehatan. Gunakan
perlengkapan safety yang memenuhi syarat.
Ujicoba dilakukan pada limbah komputer yang terdiri dari pin-pin dan
konektor yang telah dipotong-potong sedemikian rupa. Proses pertama adalah
melakukan sel elektrolitik yang bertujuan untuk melepaskan lapisan-lapisan emas

20

pada limbah elektronik tersebut. Sediakan nampan kaca yang telah diisi cairan
95% asam sulfat, Catu daya DC, konektor dari catu daya yang berupa penjepit.
Salah satu penjepit sebagai katoda yang di letakan di nampan. Dan satunya
menjepit pin atau konektor dari limbah elektronik yang berfungsi sebagai anoda.
Celupkan pin-pin tersebut ke nampan, lapisan emas emas akan terpisah
dan mengendap di bawah. Ketika proses pencelupan harus ada tegangan listrik dc.
Jangan kaget kalau suhu nampan sedikit panas.
Tuangkan larutan asam sulfat tadi kedalam air. Hati-hati yang dituangkan
adalah asam sulfat ke air bukan air ke asam sulfat. Kemudian saring hingga
hasilnya adalah cairan encer yang terdiri dari berbagai logam dan kotoran.
Larutkan semuanya dengan campuran asam klorida 35% dan pemutih
klorin(sodium hipoklorit) sebesar 5% dalam perbandingan 2:1. Sehingga di
hasilkan 2 HCl + NaClO -> Cl2 + NaCl + H2O.
Akan terjadi reaksi kimia yang berbahaya ketika proses ini terjadi. Gas
yang dikeluarkan dalam proses ini jika dalam dosis tinggi bahayanya sebanding
dengan senjata kimia pada perang dunia ke 1.
Rekasi kimia ini akan menghasilkan bentuk klorida emas, 2 Au + 3 Cl2 ->
2 AuCl3. Kemudian saring lagi cairan ini sehingga hanya menyisakan emas
larutan klorida.
Agar emas larutan klorida ini menjadi emas metalik pergunakan bubuk
sodium metabisulfite.Dengan adanya air maka akan berubah menjadi sodium
bisulfite Na2S2O5 + H2O > 2 NaHSO3.
Sodium bisulfite ini yang akan mengendapkan emas tersebut 3 NaHSO3 + 2
AuCl3 + 3 H2O > 3 NaHSO4 + 6 HCl + 2 Au.
Proses ini akan menghasilkan endapan berwarna coklat yang disebut
EMAS METALIK. Proses akhir adalah melebur endapan-endapan berwarna
coklat itu dengan suhu sekitar 1064 derajat celcius di wadah khusus.
Dari proses peleburan akan menghasilkan butiran emas yang berharga.

Anda mungkin juga menyukai