kerugian katup sebesar tekanan 5 % dari tekanan masuk turbin atau dapat
P = 5 %. P
0
dituliskan:
dimana:
C1t = Kecepatan uap masuk teoritis (m/det)
C1 =
dimana :
G = massa aliran uap melalui tingkatan turbin (kg/det)
Ngca = daya yang hilang dalam mengatasi gesekan dan ventilasi cakram.
Adapun penentuan daya gesek dan ventilasi cakram ini sering dilakukan
dengan memakai rumus sebagai berikut :
dimana :
P = koefisien yang sama dengan 2.06 untuk cakram baris ganda
d = diameter cakram yang diubah pada diameter rata-rata sudu (m)
n = putaran poros turbin (rpm)
l1 = tinggi sudu (m)
p = bobot spesifik uap di dalam mana cakram tersebut berputar, (kg/m3)
1
p = v , dimana v = volume spesifik uap pada kondisi tersebut.
7) Kerugian akibat Ruang Bebas
Ada perbedaan tekanan di antara kedua sisi cakram nosel yang dipasang
pada stator turbin, sebagai akibat ekspansi uap di dalam nosel.
Diafragma yang mempunyai sudu-sudu gerak adalah dalam keadaan
berputar, sementara cakram-cakram adalah dalam keadaan diam sehingga
selalu ada ruang bebas yang sempit antara cakram-cakram putar dan
diafragma. Adanya perbedaan tekanan menyebabkan adanya kebocoran
melalui celah ini, yang besarnya :
Bila tekanan kritis lebih rendah dari p2 ,maka kecepatan uap di dalam
labirin adalah lebih rendah daripada kecepatan kritis dan massa alir
kebocoran ditentukan dengan persamaan:
dimana :
g = 9,81 m/det2, kecepatan gravitasi
z = jumlah labirin
v1= volume uap sesudah nozel
Sebaliknya, bila tekanan kritis lebih tinggi dari p2, maka kecepatan uap
adalah lebih tinggi dari kecepatan kritisnya dan massa alir kebocoran
dihitung dengan :
dimana :
4) Kerugian Mekanik
Besarnya kerugian gesekan yang terjadi pada bantalan tergantung pada
kondisi sistem pelumasan. Faktor yang dominan dari sistem pelumasan
baik dalam pembentuk lapisan pelumas (lapisan flim) maupun terhadap
koefisien gesek adalah kekentalan (viscosity) minyak pelumas. Sedangkan
kekentalan minyak pelumas merupakan fungsi dari temperatur. Bila
kekentalan terlalu rendah maka pelumas film akan rusak yang pada
akhirnya meningkatkan gesekan antara poros dengan bantalan. Bila
kekentalan minyak pelumas terlalu tinggi maka koefisien gesek minyak
pelumas akan bertambah besar sehingga pada akhirnya juga meningkatkan
gesekan. Karena itu temperatur minyak pelumas merupakan parameter
penting yang harus selalu diperhatikan secara seksama oleh para operator.
Kerusakan poros akibat sistem pelumasan yang gagal ditunjukkan pada
gambar berikur.
a. Kavitasi
Kavitasi adalah suatu gejala fisik yang dialami oleh cairan, pada saat
cairan mendekati tekanan uap, misalnya pada kondisi hampa udara. Pada saat
tekanan turun menjadi tekanan uap, air mulai menguap pada saat yang sama, gasgas yang larut secara normal juga mulai bebas sehubungan dengan tekanan
rendah.Jadi, pada air yang mengalir, gelembung- gelembung kecil (minute
microscopic bubbles) terbentuk yang berisi uap dan gas. Gelembung itu dapat
disebut kavitasi di dalam aliran. Gelembung tersebut muncul terus menerus dalam
jumlah besar. Gelembung ini dapat dapat melekat pada permukaan yang padat dan
membentuk suatu rongga dekat ke permukaan atau mereka bisa terangkut bersama
aliran melalui daerah-daerah dimana tekanan yang tinggi mulai terjadi.
Hasil dari lenyapnya gelembung akan menghasilkan merupakan suatu
gelombang kejut yang sama dengan pukulan gelombang air, tetapi dengam suatu
periode yang sangat pendek dan hanya mempengaruhi sebuah ruang pendek,
sebelum ditekan oleh sejumlah masa air yang mengelilingi. Dengan jumlah jutaan
gelembung yang lenyap, akibat umum adalah akan membuat pulsa- pulsa dengan
frekuensi tinggi di daerah yang menyebabkan kelelahan dari suatu proses dari
pengikisan logam atau beton secara berangsur-angsur pada permukaan.
Disamping terjadi pengikisan juga menimbulkan suara dan getaran-getaran dari
mesin dan hasil akhirnya adalah penurunan efisiensi mesin.
Kavitasi bisa dibagi menjadi empat kelompok seperti tersebut di bawah
ini:
1. Kavitasi berpindah (travelling kavitation),
2. Kavitasi tetap (fixed cavitation),
3. Kavitasi pusaran (vortex cavitation),
4. Kavitasi getaran (vibratory cavitation).
Kavitasi merupakan hal yang sangat penting sebagai konsekuensi dari
efek-efeknya. Efek-efek kavitasi mungkin dapat dikelompokkan menjadi tiga
kategori umum:
a. Efek-efek yang dapat menghasilkan modifikasi hidrodinamika aliran fluida,
seperti timbulnya dan pecahnya gelembung-gelembung uap air.
Head turbin dapat juga disebut sebagai tinggi jatuh air dan sering
dinotasikan sebagai H. Head turbin dapat ditentukan berdasarkan persamaan
Bernoulli. Menurut persamaan Bernoulli besar energi aliran adalah :
dimana notasi :
m = massa
g = kecepatan gravitasi bumi
z = selisih ketinggian (tinggi air atas tinggi air bawah)
P = tekanan
c = kecepatan
Jika pada aliran tersebut m = 1 kg, maka energi spesifiknya :
dimana :
z adalah ketinggian dari suatu tempat yang dipakai sebagai standar
Dinamakan Tinggi Tekan
Dinamakan Tinggi Kecepatan
Hal ini sesuai dengan Bunyi Persamaan Bernoulli :
Pada tiap saat dan
tanpa gesekan yang tidak bergerak, akan mempunyai jumlah energi ketinggian
tempat, tekanan dan kecepatan yang sama besarnya
Saat head loses akibat gesekan tidak diperhitungkan, maka persamaan momentum
akan berubah menjadi persamaan Bernoulli. Persamaan ini ditemukan pada aliran
fluida yang tidak mengalami
gesekan.
Keterangan:
P = tekanan absolut (N/m2)
v = kecepatan (m/s)
Hl = head loses pada pipa (m)
Heff = head efektif (m)
Untuk kondisi-kondisi instalasi turbin air di atas dimana:
Persamaan kontinuitas :
Q=VA
Keterangan:
Q = debit aliran (m3/detik)
V = kecepatan aliran (m/s)
A = luas penampang pipa (m2)
Head losses yang terjadi pada saluran pipa:
1. Mayor Loses yang terjadi akibat gesekan aliran dalam satuan pipa
b. Turbin Angin Vertikal tidak mengambil keuntungan dari angin yang melaju
lebih kencang di elevasi yang lebih tinggi.
c. Kebanyakan Turbin Angin Vertikal mempunyai torsi awal yang rendah, dan
membutuhkan energi untuk mulai berputar.
d. Sebuah Turbin Angin Vertikal yang menggunakan kabel untuk menyanggahnya
memberi tekanan pada bantalan dasar karena semua berat rotor dibebankan
pada bantalan. Kabel yang dikaitkan ke puncak bantalan meningkatkan daya
dorong ke bawah saat angin bertiup.
C. DAYA TURBIN
1. Daya Yang Dihasilkan Turbin Air (P)
Perhitungan Daya Fluida / Air (WHP)
Water Horse Power (WHP) adalah daya indikatif yang diberikan oleh
fluida kepada sudu-sudu turbin. WHP merupakan energi yang dimiliki oleh air
dalam bentuk velocity head (head tirbin) yang nantinya akan diubah menjadi
energi poros.
Dari kapasitas air V dan tinggi air jatuh H dapat diperoleh Daya air
Dimana:
Pa = Daya air (kW)
Q = kapasitas air (m3/detik)
= kerapatan air (kg/m3)
g = gaya gravitasi (m/detik2)
H = tinggi air jatuh (m)
Dan efisiensi turbin:
Dimana :
Pt = Daya Turbin(kW)
= efisiensi turbin
Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi jatuh air, dengan
kapasitas aliran sama, akan mempuyai energi potensial yang lebih besar
dibandingkan dengan tinggi jatuh air yang lebih rendah. Logika tersebut juga
berlaku sebaliknya, yaitu untuk tinggi jatuh air yang sama, energi potensial yang
dimiliki akan lebih besar apabila kapasitas aliran air juga besar.
Analisa turbin_
2. Daya Yang Dihasilkan Turbin Angin
a. Teori Momentum Betz
Teori momentum Betz sederhana berdasarkan pemodelan aliran dua
dimensi angin yang mengenai rotor menjelaskan prinsip konversi energi angin
pada turbin angin terlihat seperti pada gambar 2.16. Berkurangnya kecepatan
aliran udara disebabkan karena sebagian energi kinetik angin diekstrak oleh rotor
turbin angin.
Gambar Pemodelan Betz untuk aliran angin (Sumber: John Twidell dan Tony
Weir [7], hal 274)
Penampang A1 adalah luas sapuan rotor turbin, luas A0 dan A2 luas
penampang aliran masuk dan keluar dengan massa angin konstan mengalir
melalui A1. A0 diposisikan pada dari arah datangnya angin tanpa dipengaruhi oleh
rotor turbin, dan A2 diposisikan pada kecepatan angin rendah.
Tahap 1 : Untuk menentukan u1. Gaya F yang terjadi pada turbin adalah seiring
berkurangnya momentum per-satuan unit waktu dari aliran massa angin m
F = m u0 m u2
(I)
Gaya yang terjadi dengan asumsi kecepatan aliran angin seragam u1. Daya yang
diekstrak turbin adalah:
PT = F. u1 = m (u0 u2)u1
( II )
Kehilangan energi aliran persatuan waktu adalah energi yang diekstrak dari angin:
Pw = m (u02 u22 )
( III )
( I V)
Sehingga:
u1= (u0 u2 )
(V)
Dengan demikian, sesuai teori momentum linier ini, kecepatan angin melalui
activator disc tidak bisa lebih rendah setengah dari kecepatan angin masuk.
Tahap 2: Mengetahui u1, menghitung daya yang diekstrak dari angin. Massa
aliran yang melalui disc per-satuan waktu yaitu:
m=
Au
t t
( VI )
A u 2 (u -u )
1 1
0
2
( VII )
A u 2 [u (2u u )] = 2
1 1
0
1
0
A u 2(u u )
1 1
0
1
( VIII )
Maksimum nilai Cp yang terjadi pada model saat nilai a = 1/3, seperti pada
gambar 2.17 :
Cpmax = 16/27 = 0,5925
Dari perkiraan model, saat a = 1/3, diperoleh = 3u0/4 dan u2 = u0/2; saat a = 0,5, ut
= u0/2 dan ut = 0.
Gambar 7. Koefisien daya Cp sebagai fungsi faktor a (Sumber: John Twidell dan
Tony Weir [7], hal 277)
b. Sistem Konversi Energi Angin (SKEA)
Sistem konversi energi angin merupakan suatu sistem yang bertujuan
untuk mengubah energi potensial angin menjadi energi mekanik poros oleh rotor
untuk kemudian diubah lagi oleh alternator menjadi energi listrik. Prinsip
utamanya adalah mengubah energi listrik yang dimiliki angin menjadi energi
kinetik poros. Besarnya energi yang dapat ditransferkan ke rotor tergantung pada
massa jenis udara, luas area dan kecepatan angin. Hal ini selanjutnya akan dibahas
melalui persamaan-persamaan.
Energi kinetik untuk suatu massa angin m yang bergerak dengan kecepatan
v yang nantinya akan diubah menjadi energi poros dapat dirumuskan sebagai
berikut:
E = 1/2 mv 2(Nm)
(Eric Hau, Wind Turbines Fundamentals 2005 : 81)
Dimana:
m : massa udara yang bergerak (kg)
v : kecepatan angin (m/s)
Energi kinetik yang terkandung dalam angin inilah yang ditangkap oleh
turbin angin untuk memutar rotor.
Dengan menganggap suatu penampang melintang A, dimana udara dengan
kecepatan v mengalami pemindahan volume untuk setiap satuan waktu, yang
disebut dengan aliran volume V sebagai persamaan:
V = vA
(Eric Hau, Wind Turbines Fundamentals 2005 : 81)
Dimana:
V : laju volume (m /s) v : kecepatan angin (m/s)
A
Av
A
V
didalam turbin terjadi kerugian, sehingga daya yang dihasilkan turbin dapat
dihitung dengan persamaan berikut:
P = h . ms . i . m
dalam KW
Dimana :
h : selisih entalpi dari ekspansi esentropik antara uap baru masuk kedalam
turbin dengan uap bekas yang keluar dari turbin , dalam KJ/Kg.
Ms : kapasitas uap (massa uap yang masuk kedalam turbin persatuan
waktu).
i : Rendemen dalam turbin.
m : Rendamen mekanis dari turbin
4. Daya Pada Turbin Gas
Gas turbin siklus tertutup bekerja berdasarkan siklus Joule seperti yang
diperlihatkan gambar 2.
Wc = Cp (Ti - T4)
Kerja netto yang tersedia:
W = Wt Wc