Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FLUIDISASI
DISUSUN OLEH :
Nama
Kelas
NIM
Jurusan
Dosen Pembimbing
POLITEKNIK NEGERI
SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2014-2015
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Fluidisasi adalah suatu fenomena berubahnya sifat suatu padatan
(bed) dalam suatu reaktor menjadi bersifat seperti fluida dikarenakan adanya
aliran fluida ke dalamnya, baik berupa liquid maupun gas.
Perkembangan industri dewasa ini telah mengalami kemajuan yang sangat
pesat. Khususnya industri pabrik yang telah banyak menggunakan teknologi
modern. Mesin-mesin produksi yang digunakan dalam sebuah industry
menggunakan metode-metode pengoperasian yang sangat bervariasi. Salah satu
contoh metode yang digunakan adalah fluidisasi. Untuk itu kami menyusun
sebuah makalah tentang fluidisasi yang bertujuan untuk memberikan pelajaran
pengetahuan, dan pemahaman tentang fluidisasi. Fluidisasi itu sendiri
adalah proses yang sama dengan pencairan dimana bahan butiran dikonversi dari
solid state seperti statis ke keadaan cairan seperti dinamis. Proses ini terjadi ketika
sebuah fluida (cairan atau gas) dilewatkan ke atas melalui bahan granular.
Dalam dunia industri, fluidisasi diaplikasikan dalam banyak hal seperti
transportasi serbuk padatan (conveyor untuk solid), pencampuran padatan halus,
perpindahan panas (seperti pendinginan untuk bijih alumina panas), pelapisan
plastik pada permukaan logam, proses drying dan sizing pada pembakaran, proses
pertumbuhan
partikel
dan
kondensai
bahan
yang
dapat
mengalami
superfisial dinaikkan maka pada suatu saat gaya seret fluida menyebabkan unggun
mengembang dan menyebabkan tahanan terhadap aliran udara mengecil, sampai
akhirnya gaya seret tersebut cukup untuk mendukung gaya berat partikel unggun.
Hal ini menyebabkan unggun terfluidisasi dan sistem solid-fluida menunjukkan
sifat-sifat seperti fluida. Kecepatan superfisial terendah yang dibutuhkan agar
terjadi fluidisasi disebut minimum fluidization velocity (Umf).
Fluidisasi berhubungan dengan banyak proses industri kimia, misalnya
dalam proses katalisasi maupun dalam proses pemurnian gas. Proses fluidisasi ini
memiliki beberapa hal penting yang harus diperhatikan, seperti jenis dan tipe
fluidisasi, aplikasi dalam industri serta spesifikasi dan cara kerja alatnya.
Aplikasi fluidisasi dalam proses industri sangat banyak. Hal ini dimulai
pada tahun 1926 untuk Gasifier Winkler berskala besar lalu Fluidized-bed
Catalytic Cracking (FCC) crude oil menjadi bensin pada tahun 1942. Aplikasi
tersebut semakin berkembang dan pada tahun 1990 dapat diklasifikasikan menjadi
proses-proses kimia katalitik (seperti FCC dan sintesis Fischer-Tropsch), prosesproses kimia nonkatalitik (seperti thermal cracking dan gasifikasi batubara), dan
proses-proses fisik (seperti pengeringan dan absorpsi). Selain itu, fluidisasi
kontinu banyak dimanfaatkan dalam pabrik pengolahan untuk memindahkan
padatan dari satu tempat ke tempat lain.
Unggun terfluidisasi memiliki aplikasi yang luas karena karakteristik
perpindahan panasnya yang sangat baik. Hal ini didukung oleh berubahnya sifat
dari unggun tersebut menjadi seperti fluida sehingga perpindahan panas yang
terjadi adalah secara konveksi. Dengan demikian, partikel dan gas yang memasuki
unggun terfluidisasi segera mencapai suhu unggun dan partikel dalam unggun
bersifat isotermal pada semua situasi. Keadaan isotermal ini disebabkan oleh
pencampuran yang merata dan area kontak yang luas antara gas dan partikel.
I.2
Tujuan
Adapun hal yang menjadi tujuan dalam pembuatan makalah ini ialah
sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui apa yang di maksud fluidisasi.
2. Dapat menentukan jenis-jenis fluidsasi.
3. Dapat menjelaskan keadaan fluidisasi.
4. Dapat menjelaskan kegunaan dari fluidisasi.
I.3
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1
Fluidisasi
Fluidisasi merupakan salah satu cara untuk mengontakkan butiran padat
dengan fluida. Apabila kecepatan fluida relative rendah, unggun tetap diam karena
fluida hanya mengalir melalui ruang antar partikel tanpa menyebabkan terjadinya
perubahan susunan partikel tersebut. Apabila kecepatan fluida dinaikkan sedikit
demi sedikit, pada saat tertentu penurunan tekanan akan sama dengan gaya berat
yang bekerja terhadap butiran-butiran padat sehingga unggun mulai bergerak.
Peningkatan kecepatan selanjutnya akan menyebabkan butiranbutiran terpisah lepas satu sama lain sehingga bias bergerak dengan lebih mudah
( unggun tersuspensi dalam aliran fluida yang melewatiya ) dan mulailah unggun
terfluidakan. Butiran-butiran bergerak terus kearah sembarang tetapi masih dalam
batas tinggi tertentu. Isi tabung menyerupai cairan mendidih dan diberi istilah
unggun mendidih. Setelah mencapai ketinggian tertentu, butiran-butiran akan
jatuh kembali. Hanya partikel paling halus terbawa aliran fluida ( entrainment
tidak berarti ) ini disebut fluidisasi batch. Lalu, penurunan tekanan terhadap
kecepatan lebih kecil dibandingkan dengan penurunan tekanan pada unggun diam.
Pada kondisi butiran yang mobil ini. Sifat unggun akan menyerupai sifat
suatu cairan dengan viskositas tinggi, misalnya ada kecendrungan untuk mengalir,
mempunyai sifat dan sebagainya.
II.2
Kondisi Fluidisasi
II.3
a. Ukuran partikel
Padatan dalam unggun yang terfluidisasi tak pernah sama dalam ukuran
dan mengacu pada distribusi ukuran partikel tersebut. Untuk menghitung ukuran
partikel rata-rata dengan menggunakan diameter rata-rata permukaan (Kirk
Othmer,1994:141).
d sv
1
x
di
pi
dimana:
dp = diameter partikel rata-rata yang secara umum digunakan untuk desain
dsv = diameter dari suatu bidang
b. Densitas padatan
Padatan dapat dibedakan menjadi 3 bagian berdasarkan densitasnya yaitu
bulk, skeletel, dan particle. Densitas bulk merupakan pengukuran berat dari
keseluruhan partikel dibagi dengan volume partikel. Pengukuran ini menyertakan
faktor kekosongan dalam pori-pori partikel. Skeletel adalah densitas suatu padatan
jika porositasnya nol. Adapun densitas partikel adalah berat dari suatu partikel
dibagi dengan volumenya dengan menyertakan pori-pori. Jika tidak ada nilai
untuk densitas partikel, maka pendekatan untuk densitas partikel dapat diperoleh
dengan membagi dua densitas bulk.
c. Penurunan tekanan
Penurunan tekanan yang terjadi pada campuran dua fasa dinyatakan dalam
beragam bentuk, seperti static head, akselerasi dan kehilangan friksi untuk gas
dan padatan. Untuk aplikasi fluidisasi unggun di luar kondisi ketika akselerasi
penurunan tekanan dapat diterima, penurunan tekanan akan dihasilkan dari static
head padatan. Untuk itu, berat suatu partikel unggun jika dibagi dengan tinggi
padatan akan menghasilkan densitas sesungguhnya dari unggun yang terfluidisasi.
Salah satu aspek yang akan ditinjau dalam percobaan ini adalah
mengetahui besarnya penurunan tekanan (pressure drop) di dalam unggun padatan
yang terfluidakan. Hal tersebut mempunyai arti yang cukup penting karena selain
erat sekali hubungannya dengan besarnya energi yang diperlukan, juga bisa
memberikan indikasi tentang kelakuan unggun selama operasi berlangsung.
Penentuan besarnya hilang tekan di dalam unggun terfluidakan terutama dihitung
berdasarkan rumus-rumus yang diturunkan untuk unggun diam, terutama oleh
Balke, Kozeny, Carman, ataupun peneliti-peneliti lainnya.
Korelasi-korelasi matematik yang menggambarkan hubuangan antara
hilang tekan dengan laju alir fluida di dalam suatu sistem unggun diam diperoleh
pertama kali pada tahun 1922 oleh Blake melalui metode-metode yang bersifat
semi empiris, yaitu dengan menggunakan bilangan-bilangan tidak berdimensi.
Untuk aliran laminer dengan kehilangan energi terutama disebabkan oleh gaya
viscous, Blake memberikan hubungan :
P
kS 2
gc
L
3
dimana:
P/L = hilang tekan per satuan panjang/ tinggi unggun
gc
= faktor gravitasi
= viskositas fluida
d. Sphericity
Sphericity merupakan faktor bentuk yang dinyatakan sebagai rasio dari
area permukaan volume partikel bulat yang sama dengan partikel itu dibagi
dengan area permukaan partikel.
d sv
dv
Material yang melingkar seperti katalis dan pasir bulat memiliki nilai sphericity
sebesar 0.9 atau lebih.
e. Kecepatan Fluidisasi Minimum (Umf)
Kecepatan fluidisasi minimum adalah kecepatan superficial terendah yang
dibutuhkan untuk terjadinya fluidisasi. Umf dapat dicari dengan menggunakan
persamaan
Umf = [(1135.7+0.0408Ar)0.5-33.71]/(gdp)
Untuk memprediksi Umf, Ergun menurunkan suatu korelasi dengan cara
menyamakan pressure drop pada saat Umf dengan berat unggun persatuan luas
dan diperoleh persamaan sebagai berikut.
4 gd p ( p g )
Ut
3 g C d
Cd
24
Re p
Re p
d pU g
Ut
g ( p g )d p
18
3,1( p g ) gd p
Ut
diklasifikasikan
berdasarkan
bagaimana
partikel
tersebut
Partikel halus
Partikel kasar
seret, dan gaya buoyant mengalahkan berat partikel serta gaya antar partikel
tersebut ( Kirk Othmer, 1994:147). Pada fluidisasi minimum partikel
memperlihatkan pergerakan yang minimal dan secara langsung unggun akan
sedikit terangkat.
II.4
Jenis-Jenis Fluidisasi
A. Fluidisasi Partikulat
Dalam fluidisasi air dan pasir, partikel-partikel itu bergerak menjauh satu
sama lain dan gerakannya bertambah hebat dengan bertambahnya kecepatan,
tetapi densitas hamparan rata-rata pada suatu kecepatan tertentu sama disegala
arah hamparan. Proses ini disebut Fluidisasi partikulat yang bercirikan
ekspansi hamparan yang cukup besar tetapi seragam pada kecepatan yang
tinggi.
Kertika fluida cairan seperti air dan padatannya berupa kaca, gerakan
partikel pada saat terfluidisasi terjadi dalam ruanng sempit dalam
hamparanSeiring dengan bertambahnya kecepatan fluida dan penurunan
tekanan, maka hamparan akan terekspansi dan gerakan dan pergerakan partikel
semakin cepat. Jalan bebas rata-rata suatu partikel diantara tubrukan-tubrukan
dengan partikel akan bertambah besar dengan meningkatnya kecepatan fluida,
dan akibatnya porositas hamparan akan meningkat pula. Ekspansi dari
hamparan ini akan di ikuti dengan meningkatnya kecepatan fluida samapi
setiap partikel bertindak sebagai suatu individu.
Dalam fluidisasi pasir dengan air, partikel-partikel bergerak menjauh satu
sama lain dan gerakannya bertambah hebat dengan meningkatnya kecepatan,
tetapi densitas unggun rata-rata pada suatu kecepatan tertentu sama di semua
bagian unggun. Proses ini disebut fluidisasi partikulat dan bercirikan ekspansi
hamparan yang cukup besar tetapi seragam pada kecepatan tinggi. (McCabe,
1985:151)
Akan tetapi, tidak semua fluida liquid pasti menghasilkan fluidisasi
partikulat, hal ini dipengaruhi oleh perbedaan densitas. Dalam kasus dimana
densitas fluida dan solid tidak terlalu berbeda, ukuran partikel kecil, dan
kecepatan aliran fluida rendah, unggun akan terluidisasi merata dengan tiap
partikel bergerak sendiri-sendiri melewati jalur bebas rata-rata (mean free path)
yang relatif sama. Fase padat ini memiliki banyak karakteristik liquid dan
disebut fluidisasi partikulat. (Foust, 1959:643)
Pada fluidisasi partikulat, ekspansi yang terjadi adalah seragam dan
persamaan Ergun, yang berlaku untuk unggun diam, dapat dikatakan masih
berlaku untuk unggun yang agak mengembang. Andaikan aliran di antara
partikel-partikel itu adalah laminar, persamaan yang berlaku untuk hamparan
yang mengalami ekspansi adalah (McCabe, 1985:152):
150Vs
3
1 g p s 2 D p 2
B. Fluidisasi Gelembung
Hamparan zat padat yang terfluidisasi di dalam udara biasanya
menunjukan fluidisai yang dikenal sebagia fluidisasi agregativ. Fluidisasi ini
terjadi jika kecepatan superficial gas diatas kecepatan fluidisasi minimum. Bila
kecepatan superficial gas diatas kecepatan jauh lebih besar dari Umf kebanyakan
gas itu mengalir melalui hamparan dalam bentuk gelembung, dan hannya
sebagian kecil gas itu mengalir dalm saluran-saluran yang terbentuk diantara
partikel. Partikel itu bergerak tanpa aturan dan didukung oleh fluida tetapi
diruang-ruang antara gelembung fraksi kosong kira-kira sama dengan kondisi
awal fluidisasi . Gelembung yang terbentuk berperilaku hamper seperti
gelembung udara dalam air, atau gelembung uap dalam zat cair yang mendidih
(hamparan didih).
Ukuran rata-rata gelembung itu bergantung pada jenis dan ukuran partikel,
jenis plat distributor, kecepatan superficial, dan tebalnya hamparan.
Gelembung-gelembung cenderung bersatu, dan menjadi besar pada waktu naik
melalui hamparan fluidisasi itu dan ukuran maksimum gelembung stabil
berkisar antara beberapa inci sampai beberapa kaki diameternya. Gelembung-
gelembung yang beriringan lalu bergerak ke puncak terpisah oleh zat padat
yang seakan-akan sumbat. Peristiwa tersebut di kenal peristiwa penyumbatan
(slugging) dan biasanya hal ini tidak dikehendaki karena mengakibatkan
karena adanya fluktuasi tekanan dalam hamparan, meningkatkan zat padat
yang terbawa ikut dan menimbulkan kesulitan jika kita ingin memperbesar
skalanya di unit-unit yang lebih besar.
Unggun yang difluidisasikan dengan udara biasanya menunjukkan
fluidisasi agregat. Pada kecepatan superfisial yang jauh melebihi Umf,
kebanyakan gas akan melewati unggun sebagai gelembung atau rongga-rongga
kosong yang tidak berisikan zat padat dan hanya sebagian kecil gas yang
mengalir dalam saluran-saluran yang terbentuk di antara partikel. Gelembung
yang terbentuk berperilaku hampir sama dengan gelembung udara di dalam air
atau gelembung uap di dalam zat cair yang mendidih, dan karena itu fluidisasi
jenis ini sering disebut fluidisasi didih (boiling bed). (McCabe, 1985:151)
Gelembung-gelembung yang terbentuk cenderung bersatu dan menjadi
besar pada waktu naik melalui hamparan fluidisasi itu. Jika kolom yang
digunakan berdiameter kecil dengan hamparan zat padat yang tebal, gelembung
itu mungkin berkembang hingga memenuhi seluruh penampang. Gelembunggelembung yang beriringan lalu bergerak ke puncak kolom terpisah dari zat
padat yang seakan-akan tersumbat. Peristiwa ini disebut penyumbatan
(slugging). (McCabe, 1985:151)
Penyamarataan bahwa fluida gas pasti menghasilkan fluidisasi gelembung
tidak sepenuhnya benar. Perbedaan densitas merupakan parameter yang
penting. Pada kasus dimana densitas fluida dan solid berbeda jauh atau ukuran
partikel besar, kecepatan aliran fluida yang dibutuhkan lebih besar dan
fluidisasi yang terjadi tidak merata. Sebagian besar fluida melewati unggun
dalam bentuk gelembung (bubbles). Di sini, unggun memiliki banyak
karakteristik liquid dengan fasa fluida terjadi pada saat gas menggelembung
melewati unggun. Fluidisasi jenis ini disebut fluidisasi agregat. (Foust,
1959:643)
Partikel unggun yang lebih ringan, lebih halus, dan bersifat kohesif sangat
sukar terfluidisasi karena gaya tarik antarpartikel lebih besar daripada gaya
seretnya. Partikel cenderung melekat satu sama lain dan gas menembus unggun
dengan membentuk channel.
Pengembangan volume unggun dalam fluidisasi gelembung terutama
disebabkan oleh volume yang dipakai oleh gelembung uap, karena fase rapat
pada umumnya tidak berekspansi dengan peningkatan aliran. Dalam penurunan
berikut ini, aliran gas melalui fase rapat diandaikan sama dengan Umf
dikalikan dengan fraksi unggun yang diisi oleh fase rapat, ditambah sisa aliran
gas yang dibawa oleh gelembung (McCabe, 1985:154), sehingga:
Vs f b u b (1 f b )U mf
dimana:
dan juga karena mekanika fluida ruah dari sistem. Angka Froude,
v2
Dp g
, yaitu
rasio antara kinetik dengan energi gravitasi merupakan salah satu kriteria
penentu jenis fluidisasi apa yang terjadi. (Foust, 1959:643)
C. Fluidisasi Kontinu
Bila kecepatan fluida melalui hamparan zat padat cukup besar, maka
semua partikel dalam hamparan itu akan terbawa ikut oleh fluida hingga
memberikan suatu fluidisasi kontinu. Prinsip fluidisasi ini terutama diterapkan
dalam pengangkutan zat padat dari suatu titik ke titik lain dalam suatu pabrik
pengolahan di samping ada beberapa reaktor gas zat padat lama yang bekerja
dengan prinsip ini. Contohnya adalah dalam tranportasi lumpur dan tranportasi
pneumatic. (McCabe, 1985:151)
Ketika laju alir fasa fluida melewati kecepatan terminal partikel, unggun
terfluidisasi akan kehilangan identitasnya karena partikel solid terbawa dalam
aliran fluida. Metoda pengangkutan ini sering digunakan dalam industri,
biasanya dengan udara sebagai fasa fluida, antara lain untuk mengangkut
produk dari pengering semprot (spray dryers). Keuntungan metoda ini adalah
kehilangan yang terjadi sedikit, prosesnya bersih, dan kemampuannya untuk
memindahkan sejumlah besar solid dalam waktu singkat. Tetapi kerugiannya
antara lain ada kemungkinan terjadi kerusakan partikel solid serta korosi pada
pipa mungkin besar. (Foust, 1959:647)
Dalam fluidisasi, karena sifat-sifat partikel padat yang menyerupai sifat
fluida cair dengan viskositas tinggi, metode pengontakan fluidisasi memiliki
beberapa keuntungan dan kerugian.
II.5
Penerapan Fluidisasi
a) Proses fisika
pencampuran serbuk
II.6
partikel
biasanya
diukur
berdasarkan
analisa
ayakan
(ukuran mesh).
2.7.4. Porositas unggun
Porositas unggun menyatakan fraksi kosong di dalam unggun yang secara
matematika bila ditulis sebagai berikut:
II.8
Fenomena Fluidisasi
Jika suatu aliran udara melewati suatu partikel unggun yang ada dalam
tabung, maka aliran tersebut akan memberikan gaya seret (drag force) pada
partikel dan memberikan pressure drop sepanjang unggun. Pressure drop akan
naik jika kecepatan superficial naik (kecepatan superficial adalah kecepatan aliran
jika tabung kosong).
Pada kecepatan superficial rendah, unggun mula-mula diam. Jika
kecepatan superficial dinaikkan maka pada suatu saat gaya seret fluida
menyebabkan unggun mengembang dan tahanan terhadap aliran udara mengecil,
sampai akhirnya gaya seret tersebut cukup untuk mendukung gaya berat partikel
unggun dan unggun akan terfluidisasi.
Sementara itu, pressure drop akan tetap walaupun kecepatan superficial
terus dinaikkan dan sama dengan berat efektif unggun persatuan luas. Kecepatan
superficial terendah yang dibutuhkan untuk terjadinya fluidisasi disebut Minimum
Fluidization Velocity (Umf).
Konsep dasar dari suatu partikel unggun yang terfluidisasi dapat
diilustrasikan dengan fenomena yang terjadi saat adanya perubahan laju alir gas
seperti pada gambar di bawah ini:
P2
Bed
x
P1
Gas in
6.
e. Distribusi aliran,
f. Distribusi bentuk ukuran fluida
g. Diameter kolom
h. Tinggi unggun.
Faktor-faktor di atas merupakan variabel-variabel dalam proses fluidisasi
yang akan menentukan karakteristik proses fluidisasi tersebut.
Untuk kecepatan yang kurang dari kecepatan fluidisasi minimum (Umf)
maka unggun akan berperilaku sebagai packed bed. Namun, jika kecepatan aliran
fluida dinaikkan melebihi Umf, maka tidak hanya unggun yang terangkat, tetapi
partikel akan bergerak dan akan saling berbenturan satu sama lain dan akhirnya
keseluruhan massa partikel akan menjadi fluida.
m = massa partikel
p = densitas partikel
Sb = luas area unggun
f = densitas fluida
g = percepatan gravitasi
Jika laju alir ke unggun terfluidisasi diturunkan bertahap, penurunan
tekanan akan tetap konstan dan tinggi unggun akan berkurang.Walaupun
demikian, tinggi unggun terakhir akan lebih besar daripada tinggi mula-mula
untuk fixed bed. Hal ini dikarenakan solid di dalam tabung cenderung berkumpul
lebih rapat daripada jika solid diam secara bertahap dari keadaan terfluidisasi.
Penurunan tekanan pada laju alir rendah lebih kecil daripada nilai awal di fixed
bed. Unggun yang terfluidisasi akan bersifat menyerupai liquid, di antaranya:
Benda yang lebih ringan akan mengapung di atas unggun (yaitu bendabenda yang densitasnya lebih kecil daripada densitas bulk unggun),
II.7
butiran-butiran
padat
antara
dua
unggun
fluidisasi
kehilangan material yang cukup besar akibat terbawa keluar dari unggun
serta ada kemungkinan terjadi kerusakan partikel karena kecepatan operasi
yang terlalu besar.
2. Tenaga untuk memompa fluida sehingga terjadi fluidisasi harus besar
untuk unggun yang besar dan dalam.
3. Ukuran dan tipe partikel yang dapat digunakan dalam teknik ini terbatas.
4. Karena sifat unggun terfluidisasi yang kompleks, seringkali terjadi
kesulitan dalam mengubah skala kecil menjadi skala industri.
5. Adanya erosi terhadap bejana dan sistem pendingin.
6. Butiran halus akan terbawa aliran sehingga mengakibatkan hilangnya
sejumlah tertentu padatan.
BAB III
KESIMPULAN
III.1
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah :
1.
Proses fisika
DAFTAR PUSTAKA
http://aya-snura.blogspot.com/2013/05/makalah-fluidisasi.html
http://hilda-rosalina.blogspot.com/2013/03/fluidisasi.html
http://www.scribd.com/doc/193659603/fluidisasi
http://prabababulaulia.wordpress.com/2012/03/24/fluidisasi/