Anda di halaman 1dari 43

STUDI KASUS

VARICELA
Pembimbing :
dr. Yenni, SpKK

Mestikarini Astari
(110.2009.170)
SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
RSUD ARJAWINANGUN
2015

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. DF
Umur
: 21 tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Alamat : Sukaperna
Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Pekerjaan : Mahasiswa
Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam
Kawin/tidak kawin/KB : Belum kawin

II. ANAMNESIS (AUTO/ALLO


ANAMNESA), tanggal pemeriksaan : 16
september 2012
Keluhan utama :
Timbul benjolan yang berisi cairan diseluruh
tubuh

Keluhan tambahan :
Demam dan badan terasa lemas.

Riwayat penyakit :
Laki- laki 21 tahun datang ke poliklinik kulit dan kelamin
RSUD Arjawinangun dengan keluhan timbul benjolan
kecil yang berisi cairan diseluruh tubuh sejak 5 hari yang
lalu. Sebelum munculnya benjolan, pasien mengeluhkan
adanya demam dan badan terasa lemas sejak 1 minggu
yang lalu. Benjolan pada mulanya muncul di tangan yang
kemudian timbul ke seluruh tubuh. Benjolan tersebut
sudah ada yang pecah tapi timbul lagi.
Pasien mengaku teman kelasnya ada yang mengalami
penyakit yang sama dengan pasien. Pasien tidak memiliki
riwayat alergi makanan dan belum pernah mengalami
keluhan yang sama sebelumnya.

Pengobatan sebelumnya :
Pasien belum mendapat pengobatan sebelumnya

Penyakit lain yang pernah diderita :

Penyakit keluarga :
Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang
sama.

III. STATUS GENERALIS/INTERNIS

Keadaan umum : tampak sakit sedang


Kesadaran : komposmentis
Keadaan gizi : baik
TD: 120/80 mmhg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37,30C
BB: 53 Kg
TB: 164 cm
THORAX DEPAN
Jantung : dalam batas normal
Paru : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Hepar : tidak teraba pembesaran
Limpa : tidak teraba pembesaran
Kelenjar getah bening : tidak teraba pembesaran KGB

IV. STATUS
DERMATOLOGI/VENEROLOGI
A. INSPEKSI
1. Lokalisasi / ad. Regio :
facialis
thorax anterior-posterior
abdomen
antebrachii dextra-sinistra
cruris dextrasinistra.
2. Penyebaran : universalis
3. Jumlah : Multiple
4. Bentuk kelainan : polimorf

5. Ukuran :
Miliar
Gutata
Lentikular
6. Konfgurasi : soliter, diskret
7. Efloresensi
a.Efloresensi primer :
. Eritema
. Vesikel
. Pustula
b. Efloresensi sekunder :
. Erosi
. Skuama
. Krusta
. Efloresensi khusus : ( - )

8. Deskripsi

Facialis :
- Tampak vesikel eritem berukuran miliar tersusun
diskret,
- Tampak pustula eritema berukuran gutata
- Tampak eritema dengan erosi, soliter ukuran
miliar
thorax anterior-posterior :
- Tampak vesikel eritem berukuran miliarlentikular tersusun diskret.
- Tampak pustula eritem berukuran gutata diskret
- Tampak eritema dengan erosi dengan skuama
halus, soliter ukuran miliar
- Tampak vesikel yang telah pecah ditutupi krusta
tipis

Abdomen
- Tampak vesikel eritem berukuran miliar-lentikular tersusun
diskret
- Tampak vesikel yang telah pecah ditutupi krusta tipis
- Tampak eritema dengan erosi dengan skuama halus, soliter.

antebrachii dextra-sinistra
- Tampak vesikel eritem berukuran miliar-lentikular tersusun
diskret
- Tampak pustula eritem berukuran gutata, diskret
- Tampak vesikel yang telah pecah ditutupi krusta tipis

cruris dextrasinistra.
- Tampak vesikel eritem berukuran miliar-lentikular tersusun
diskret
- Tampak vesikel yang telah pecah ditutupi krusta tipis

V. RESUME

Laki- laki 21 tahun datang ke poliklinik


kulit dan kelamin RSUD Arjawinangun
dengan keluhan timbul benjolan kecil yang
berisi cairan diseluruh tubuh sejak 5 hari
yang lalu. Sebelum munculnya benjolan,
pasien mengeluhkan adanya demam dan
badan terasa lemas sejak 1 minggu yang
lalu. Benjolan pada mulanya muncul di
tangan yang kemudian timbul ke seluruh
tubuh. Benjolan tersebut sudah ada yang
pecah tapi timbul lagi.

Pada inspeksi di dapatkan:


Facialis :
- Tampak vesikel eritem berukuran miliar tersusun
diskret,
- Tampak pustula eritema berukuran gutata
- Tampak eritema dengan erosi, soliter ukuran miliar

thorax anterior-posterior :
- Tampak vesikel eritem berukuran miliar-lentikular
tersusun diskret.
- Tampak pustula eritem berukuran gutata diskret
- Tampak eritema dengan erosi dengan skuama
halus, soliter ukuran miliar
- Tampak vesikel yang telah pecah ditutupi krusta
tipis

Abdomen
- Tampak vesikel eritem berukuran miliar-lentikular
tersusun diskret
- Tampak vesikel yang telah pecah ditutupi krusta tipis
- Tampak eritema dengan erosi dengan skuama halus,
soliter.

antebrachii dextra-sinistra
- Tampak vesikel eritem berukuran miliar-lentikular
tersusun diskret
- Tampak pustula eritem berukuran gutata diskret
- Tampak vesikel yang telah pecah ditutupi krusta tipis

cruris dextrasinistra.
- Tampak vesikel eritem berukuran miliar-lentikular
tersusun diskret
- Tampak vesikel yang telah pecah ditutupi krusta tipis

VI. DIAGNOSIS BANDING


Variola
VII. LABORATORIUM
VIII. DIAGNOSA KERJA
Varicela
IX. RENCANA ANJURAN ( konsultasi/pemeriksaan
pembantu)
Percobaan tzank : kerokan dasar vesikel dibuat sediaan
hapus yang diwarnai dengan Giemsa
X. PENGOBATAN
Istirahat cukup
Pengobatan simptomatik
Edukasi ke pasien

XI. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam.
XII. FOLLOW UP
Kontrol 1 minggu setelahnya.

Varicela
Defnisi
Infeksi akut primer oleh virus varisela-zoster yang
menyerang kulit dan mukosa, klinis terdapat gejala
konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi di
bagian sentral tubuh.1
Sinonim : cacar air, chicken pox
Epidemiologi
Tersebar kosmopolit, menyerang terutama anak-anak,
tetapi dapat juga menyerang orang dewasa. Jika
menyerang orang dewasa gejala biasanya lebih berat. 2
Transmisi
peyakit
ini
secara
aerogen.
Masa
penularannya lebih kurang 7 hari dihitung dari
timbulnya gejala kulit.1
Penyakit ini cepat sekali menular pada orang-orang di
lingkungan penderita.2

Etiologi
Virus varicela-zoster, yaitu kelompok virus herpes berukuran
140-200m berinti DNA. Penamaan virus ini memberi
pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan
penyakit varisela, sedangkan reaktivasinya menyebabkan
herpes zoster.1,2.
Gejala klinis
Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 14-21 hari. Gejala
klinis mulai gejala prodromal, yakni demam yang tidak
terlalu tinggi, malaise, anoreksia dan nyeri kepala, kemudian
disusul timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa yang
dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel. Vesikel
akan berubah menjadi pustul dan kemudian menjadi krusta.
Sementara proses ini berlangsung, timbul lagi vesikel-vesikel
yang baru sehingga menimbulkan gambaran polimorf.
Vesikel biasanya beratap tipis, bentuknya bulat/lonjong
menyerupai setetes air sehingga disebut teardrop. 1,2.

Khas infeksi virus pada vesikula ada bentukan


umbilikasi
(delle)
yaitu
vesikula
yang
ditengahnya cekung ke dalam.3
Pada anak-anak gejala prodromal ringan,
terdiri dari : malaise, nyeri kepala. Pada orang
dewasa gejala prodromal lebih berat dan lebih
lama. Panas badan sesuai dengan luasnya lesi
bahkan kadang-kadang mencapai 40-410C
selama 4-5 hari. Pada beberapa penderita juga
disertai rasa gatal.3

Penyebaran terutama di daerah badan dan


kemudian menyebar secara sentrifugal ke
muka
dan
ekstremitas
serta
dapat
menyerang selaput lendir mata, mulut dan
saluran nafas bagian atas. Jika terdapat
infeksi sekunder terdapat pembesaran
kelenjar getah bening regional.
Setelah 5 hari kebanyakan lesi mengalami
krustasi dan lepas dalam waktu 1-3 minggu.
Penyakit dianggap menular 4 hari sebelum
erupsi timbul sampai 5 hari sesudah erupsi
timbul.3

Komplikasi pada anak-anak umumnya jarang timbul


dan lebih sering pada orang dewasa, berupa
ensefaliis, pneumonia, glomerulonefritis, karditis,
hepatitis, keratitis, konjungtivitis, otitis, arteritis dan
kelainan darah (beberapa macam purpura).
Infeksi yang timbul pada trimester pertama
kehamilan dapat menimbulkan kelainan kongenital,
sedangkan infeksi yang terjadi beberapa hari
menjelang kelahiran dapat menyebabkan varisela
kongenital pada neonatus.1

Pembantu diagnosis
Dapat dilakukan percobaan Tzank dengan cara membuat sedian
hapus yang diwarnai dengan Giemsa. Bahan diambil dari
kerokan dasar vesikel dan akan didapati sel datia berinti
banyak.1
Gambaran histopatologi
Vesikel terdapat dalam epidermis, terbentuk akibat degenerasi
balon, sangat sukar dibedakan dari kelainan histopatologik
pada herpes zoster dan herpes simpleks. 2
Diagnosis banding
Harus dibedakan dengan variola, penyakit ini lebih berat,
memberi gambaran monomorf dan penyebarannya dimulai dari
bagian akral tubuh, yakni telapak tangan dan telapak kaki. 1

Pengobatan

Pengobatan

bersifat simtomatik dengan


antipiretik
dan
analgesik,
seperti
metampiron atau asetaminofen. untuk
menghilangkan rasa gatal dapat diberikan
sedativa.1,2.
Lokal : bedak ditambah dengan zat anti
gatal (mentol, kamfora) untuk mencegah
vesikel
pecah
secara
dini
serta
menghilangkan rasa gatal. Jika timbul
infeksi sekunder dapat diberikan antibiotika
salep dan oral.1,2.

Sistemik : diberikan obat antivirus, yang biasa


digunakan ialah asiklovir dan modifkasinya,
misalnya valasiklovir. Sebaiknya diberikan dalam
3 hari pertama sejak lesi muncul. Dosis asiklovir
yang dianjurkan adalah 5x800 mg sehari.
Biasanya diberikan 7 hari, sedangkan valasiklovir
cukup 3x1000mg sehari karena konsentrasi dalam
plasma lebih tinggi. Jika lesi baru masih muncul,
obat tersebut dapat diteruskan dan dihentikan
sesudah 2 hari sejak lesi baru tidak timbul lagi. 1

Imunokompeten
Anak-anak : asiklovir 20mg/kgBB IV selama

7 hari
Dewasa :
Asiklovir 5x800 mg sehari selama 7 hari
Falasiklovir 3x1000 mg sehari selama 7 hari
Famsiklovir 3x200 mg sehari selama 7 hari
Immunocompromised : asiklovir 5x800 mg
sehari selama 7 hari
Penyakit berat/wanita hamil: asiklovir IV
10 mg/kgBB tiap 8 jam selama 7 hari.2
Varicella zoster immonugobulin (V.Z.I.G)
dapat mencegah dan meringankan varicela,
diberikan intramuskular dalam 4 hari setelah
terpajan.1

Tabel 1. Beberapa contoh antivirus : mekanisme kerja


senyawa
Mekanisme kerja
Spektrum antivirus
4
dan
spektrum
antivirusnya.
Asiklovir
Dimetabolisme
menjadi
Herpes simplex,
asiklovir trifosfat,
menghambat
polimerase virus

yang
DNA

Valasiklovir

Sama dengan asiklovir

Famsiklovir

Dimetabolisme
menjadi
pensiklovir trifosfat yang
menghambat
DNA
polimerase virus.

foskarnet

Menghambat
DNA
polimerase virus dan reverse
transcript
pada
ikatan
pirofosfat

varicella-zoster,
sitomegalovirus

Herpes simplex,
varicella-zoster,
sitomegalovirus
Herpes simplex,
varicella-zoster

Herpes simplex,
Varicella - zoster yang
resisten terhadap asiklovir,
sitomegalovirus

Asiklovir
Dosis : untuk herpes genital : 5x200mg tablet. Untuk

herpes zoster 4 x 400mg sehari.


Efek samping : pada umumya dapat ditoleransi dengan
baik. Asiklovir topikal dapat menyebabkan iritasi mukosa
dan rasa terbakar yang sifatnya sementara bila dipakai
pada luka genitalia. Asiklovir oral, walaupun jarang,
dapat menyebabkan mual, diare, ruam atau sakit kepala
dan sangat jarang menyebabkan insufsiensi renal dan
neurotoksisitas.
Valasiklovir
Dosis : untuk herpes zoster 3x sehari 2 tablet 500 mg
selama 7 hari
Efek samping sama dengan asiklovir.
Foskarnet
Dosis : 120mg/kgBB perhari (3x40mg/kgBB, setiap 8 jam)
Efek samping : nefrotoksisitas dan hipokalsemia
simptomatik.4

Vaksinasi
Vaksinasi varicela berasal dari galur yang telah
dilemahkan. Angka serokonversi mencapai 97%99%. Diberikan saat umur 12 bulan atau lebih.
Lama proteksi belum diketahui pasti, meskipun
demikian vaksinasi ulangan dapat diberikan
setelah 4-6 tahun.
Pemberiannya secara subkutan 0,5 ml pada yang
berusia 12 bulan sampai 12 tahun. Pada usia
diatas 12 tahun juga diberikan 0,5ml, setelah 4-8
minggu diulangi dengan dosis yang sama.
Bila
terpajannya
kurang
dari
3
hari,
perlindungan vaksin masih terjadi. Sedangkan
antibodi yang cukup sudah timbul antara 3-6
hari setelah vaksinasi.1

Prognosis
Dengan perawatan yang teliti dan
memperhatikan higiene memberikan
prognosis yang baik dan jaringan parut
yang timbul sangat sedikit.1

Variola
Definisi
Penyakit virus yang disertai keadaan umum yang
buruk, dapat menyebabkan kematian, efloresensi
bersifat monomorf terutama di perifer tubuh.
Sinonim : cacar, small pox
Etiologi
Virus pox (pox virus variolae). Dikenal 2 tipe yang
hampir identik tapi menyebabkan 2 tipe variola
yaitu
variola
mayor
dan
variola
minor.
Perbedaannya
adalah,
bila
virus
yang
menyebabkan variola mayor diinokulasikan pada
membran korioalantoik tumbuh pada suhu 3838,50C sedangkan yang menyebabkan variola
minor tumbuh dibawah suhu 380C.

Patogenesis
Transmisi secara aerogen karena virus ini
terdapat dalam jumlah yang sangat banyak di
saluran
nafas
bagian
atas
dan
juga
terdapat/terbawa pakaian penderita. Setelah
masuk kedalam tubuh, virus akan mengalami
multiplikasi dalam sistem retikuloendotelial,
kemudian masuk ke dalam darah (viremia) dan
kemudian melepaskan diri melalui kapiler
dermis menuju sel epidermis (epidermotropik)
dan membentuk badan inklusi intra sitoplasma
yang terletak di inti sel (badan Guarneri). Tipe
variola yang timbul bergantung pada imunitas,
tipe virus dan gizi penderita.

Gejala klinis
Inkubasinya 2-3 minggu, terdapat 4 stadium :
stadium inkubasi erupsi (prodromal)
terdapat nyeri kepala, tulang dan sendi
disertai menggigil, lemas dan muntahmuntah, yang berlangsung selama 3-4 hari.
stadium makulo-papular
timbul makula-makula eritematosa yang
cepat menjadi papul-papul, terutama di
muka dan ekstremitas, termasuk telapak
tangan dan kaki. Pada stadium ini, suhu
tubuh normal kembali dan penderita merasa
sehat kembali dan tidak timbul lesi baru.

stadium vesikulo-pustulosa
dalam waktu 5-10 hari, vesikel-vesikel yang
kemudian menjadi pustul-pustul. Dan saat ini,
suhu meningkat lagi. Pada kelainan tersebut
timbul umbilikasi.
stadium resolusi.
Stadium ini berlangsung selama 2 minggu,
timbul krusta-krusta dan suhu tubuh mulai
menurun. Kemudian krusta-krusta terlepas dan
meninggalkan sikatriks-sikatriks yang atrof.

Pembantu diagnosis
Pembantu diagnosis terdiri atas inokulasi pada
korioalantoik, pemeriksaan virus dengan mikroskop
elektron, dan deteksi antigen virus pada agar-sel.
Kecuali itu juga pemeriksaan histopatologik dan tes
serologi (tes ikatan komplemen).

Pengobatan
Penderita harus dikarantinakan. Sistemik dapat
diberikan antiviral asiklovir atau valasiklovir) misalnya
isoprinosin dan interferon, dapat pula diberikan
globulin gamma. Kecuali itu obat yang bersifat
simtomatik, misalnya analgetik/antipiretik. Diawali
pula kemungkinan timbulnya infeksi sekunder,
maupun infeksi nosokomial, serta cairan tubuh dan
elektrolit. Jika dimulut masih terdapat lesi, diberikan
makanan lunak. Pengobatan secara topikal bersifat
penunjang, misalnya kompres dengan antiseptik atau
salap antibiotik.

Prognosis
Prognosis sangat bergantung pada
penatalaksanaan pertama dan fasilitas
perawatan yang tersedia, maka
mortalitas sangat bervariasi diantara 150%. Jaringan parut yang timbul dapat
diperbaiki dengan tindakan dermabrasi
atau pemberian collagen implant.1

Herpes zoster
Definisi
Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan
infeksi virus varisela zoster yang menyerang mulut
dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus
yang terjadi setelah infeksi primer.
Sinonim : campak; cacar ular
Patogenesis
Virus ini berdiam di ganglion posterior susunan
saraf tepi dan ganglion kranialis. Kelainan kulit
yang timbul memberikan lokasi yang setingkat
dengan daerah persarafan ganglion tersebut.
Kadang-kadang virus ini juga menyerang ganglion
anterior, bagian motorik kranialis sehingga
memberikan gejala-gejala gangguan motorik.

Gejala klinis
Daerah yang paling sering terkena adalah torakal,
walaupun daerah-daerah lain tidak jarang. Frekuensi
penyakit ini pada pria dan wanita sama, sedangkan
mengenai umur lebih sering pada dewasa.
Sebelum timbul gejala kulit terdapat gejala kulit
terdapat, gejala prodromal baik sistemik (demam,
pusing, malese), maupun gejala prodromal lokal
(nyeri otot-tulang, pegal, gatal dan sebagainya)
setelah itu timbul eritema yang dalam waktu singkat
menjadi vesikel yang berkelompok dengan dasar
kulit yang eritematosa dan edema. Vesikel ini berisi
cairan yang jernih, kemudian menjadi keruh
(berwarna abu-abu) dapat menjadi pustul dan krusta.
Kadang-kadang vesikel mengandug darah dan
disebut sebagai herpes zoster hemoragik.

Dapat

pula
timbul
infeksi
sekunder
sehingga
menimbulkan ulkus dengan penyembuhan berupa
sikatriks.
Masa tunasnya 7-12 hari. Masa aktif penyakit ini berupa
lesi-lesi baru yang tetap timbul berlangsung kira-kira
seminggu, sedangkan masa resolusi berlangsung kirakira 1-2 minggu. Disamping gejala kulit dapat juga
dijumpai pembesaran kelenjar getah bening. Lokalisaasi
penyakit ini adalah unilateral dan bersifat dermatomal
sesuai dengan tempat persarafan. Pada susunan saraf
tepi jarang timbul kelainan motorik, tetapi pada
susunan saraf pusat kelainan ini lebih sering karena
struktur ganglion kranialis memungkinkan hal tersebut.
Hiperestesi pada daerah yang terkena memberi gejala
yang khas. Kelainan pada muka sering disebabkan oleh
karena gangguan pada nervus trigeminus (dengan
ganglion gaseri) atau nervus fasialis dan otikus (dari
ganglion genikulatum).

Komplikasi
Neurlgia pasca herpetik dapat timbul pada
uur diatas 40 tahun, persentasinya 10-15%.
Pada yang disertai
defsiensi imunitas,
infeksi HIV, keganasan dapat terjadi vesikel
sering menjadi ulkus dengan jaringan
nekrotik. Pada herpes zoster oftalmikus
dapat terjadi komplikasi, diantaranya ptosis
paralitik, keratitis, skleritis, uveitis dan
neuritis atopik.

Pembantu diagnosis
Pada pemeriksaan Tzanck dapat ditemukan
sel datia berinti banyak.

Pengobatan
Indikasi obat antiviral ialah herpes zoster oftalmikus dan
pasien
dengan
defsiensi
imunitas
mengingat
komplikasinya. Obat yang biasa digunakan adalah asiklovir
dan modifkasinya, misalnya valasiklovir. Sebaiknya
diberikan dalalm 3 hari pertama sejak lesi muncul.
Dosis asikloir yang dianjurkan adala 5x800mg sehari dan
biasanya diberikan 7 hari, sedangkan valasiklovir cukup
3x1000mg sehari karena konsentrasi dalam plasma lebih
tinggi. Jika lesi baru masih tetap muncul, obat tersebut
masih dapat diteruskan dan dihentikan sesudah 2 hari lesi
baru tidak timbul lagi.

Pengobatan topikal bergantung pada stadiumnya.


Jika masih stadium vesikel diberikan bedak dengan
tujuan protektif untuk mencegah pecahnya vesikel
agar tidak terjadi infeksi sekunder. Bila erosi
diberikan kompres terbuka. Kalau terjadi ulserasi
dapat diberikan salap antibiotik. 1

Prognosis
Umumnya baik, pada herpes zoster oftalmikus
progosisnya bergantung pada tindakan perawatan
secara dini.1

Daftar pustaka
Djuanda, Adhi et al. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2009.
Siregar, R.S. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2003.
Murtiastutik, Dwi et al. Atlas Penyakit Kulit dan
Kelamin Edisi 2. Surabaya : FK. UNAIR/ RSUD. Dr.
Seotomo. 2009.
Gan Gunawan, Sulistia et al. Farmakologi dan
Terapi edisi %. Jakarta : Departemen Farmakologi
dan Terapeutik FKUI. 2007.

Terima kasih
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai

  • Rehabilitasi Mental
    Rehabilitasi Mental
    Dokumen11 halaman
    Rehabilitasi Mental
    Mestikarini Astari
    Belum ada peringkat
  • Hepatitis C
    Hepatitis C
    Dokumen11 halaman
    Hepatitis C
    Mestikarini Astari
    Belum ada peringkat
  • Presentasi Kasus Saraf: Epidural Hematoma
    Presentasi Kasus Saraf: Epidural Hematoma
    Dokumen28 halaman
    Presentasi Kasus Saraf: Epidural Hematoma
    Mestikarini Astari
    Belum ada peringkat
  • Respiratory Usu Ac Id
    Respiratory Usu Ac Id
    Dokumen13 halaman
    Respiratory Usu Ac Id
    Lisa Devianti
    Belum ada peringkat
  • Diagnosa Jurnal4
    Diagnosa Jurnal4
    Dokumen9 halaman
    Diagnosa Jurnal4
    Mestikarini Astari
    Belum ada peringkat
  • Proposal
    Proposal
    Dokumen17 halaman
    Proposal
    Mestikarini Astari
    Belum ada peringkat
  • Case Baru
    Case Baru
    Dokumen22 halaman
    Case Baru
    Mestikarini Astari
    Belum ada peringkat
  • Efusi Pleura Refrat
    Efusi Pleura Refrat
    Dokumen23 halaman
    Efusi Pleura Refrat
    Mestikarini Astari
    Belum ada peringkat
  • Cover Jurnal
    Cover Jurnal
    Dokumen1 halaman
    Cover Jurnal
    Mestikarini Astari
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen16 halaman
    Tugas
    Mestikarini Astari
    Belum ada peringkat
  • DIFTERI
    DIFTERI
    Dokumen12 halaman
    DIFTERI
    Mestikarini Astari
    Belum ada peringkat
  • Case Ortho
    Case Ortho
    Dokumen14 halaman
    Case Ortho
    Mestikarini Astari
    Belum ada peringkat
  • Case Report
    Case Report
    Dokumen23 halaman
    Case Report
    Mestikarini Astari
    Belum ada peringkat
  • CASE
    CASE
    Dokumen46 halaman
    CASE
    Mestikarini Astari
    Belum ada peringkat
  • DIFTERI
    DIFTERI
    Dokumen1 halaman
    DIFTERI
    Mestikarini Astari
    Belum ada peringkat
  • Rumusan Masalah
    Rumusan Masalah
    Dokumen18 halaman
    Rumusan Masalah
    Mestikarini Astari
    Belum ada peringkat
  • Status Case
    Status Case
    Dokumen25 halaman
    Status Case
    Mestikarini Astari
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus
    Laporan Kasus
    Dokumen23 halaman
    Laporan Kasus
    Mestikarini Astari
    Belum ada peringkat
  • Tonsilitis Kronis
    Tonsilitis Kronis
    Dokumen12 halaman
    Tonsilitis Kronis
    Mestikarini Astari
    Belum ada peringkat
  • PRESENTASI KASUS STROKE
    PRESENTASI KASUS STROKE
    Dokumen26 halaman
    PRESENTASI KASUS STROKE
    Mestikarini Astari
    0% (1)
  • Polip
    Polip
    Dokumen16 halaman
    Polip
    Mestikarini Astari
    Belum ada peringkat
  • Tonsilitis Kronis
    Tonsilitis Kronis
    Dokumen12 halaman
    Tonsilitis Kronis
    Mestikarini Astari
    Belum ada peringkat
  • Polip
    Polip
    Dokumen7 halaman
    Polip
    Mestikarini Astari
    Belum ada peringkat
  • Polip
    Polip
    Dokumen16 halaman
    Polip
    Mestikarini Astari
    Belum ada peringkat
  • Fraktur Depressed
    Fraktur Depressed
    Dokumen20 halaman
    Fraktur Depressed
    Mestikarini Astari
    Belum ada peringkat
  • Polip
    Polip
    Dokumen7 halaman
    Polip
    Mestikarini Astari
    Belum ada peringkat
  • Diagnosis Dan Tatalaksana Hepatitis C
    Diagnosis Dan Tatalaksana Hepatitis C
    Dokumen13 halaman
    Diagnosis Dan Tatalaksana Hepatitis C
    Mestikarini Astari
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Psoriasis
    Jurnal Psoriasis
    Dokumen48 halaman
    Jurnal Psoriasis
    dikadika_tans
    50% (2)
  • Case Report
    Case Report
    Dokumen23 halaman
    Case Report
    Mestikarini Astari
    Belum ada peringkat
  • VARICELA
    VARICELA
    Dokumen43 halaman
    VARICELA
    Mestikarini Astari
    Belum ada peringkat