Bicara normal itu melibatkan koordinasi banyak hal, seperti kontraksi otot
pernafasan laring, faring, lidah dan bibir. Otot-otot ini di persarafi oleh N. Facialis
(VII), N. Vagus (X) dan N. Hypoglossus (XII) dan saraf frenikus. Semua saraf tadi di
atur oleh korteks motoric melalui traktus kortikobulbar. Ganglia basalis dan
cerebellum juga mempunya peran pentiing dalam proses artikulasi.
Jadi, ingat ya kawan, pathologi yang dapat menyebabkan gangguan bicara itu bisa
di beberapa tempat dalam system motorik, seperti korteks motoric dan saluran
keluarnnya, cerebellum, ganglia basal, brainstem, bagian perifer dari saraf kranial
mengendalikan proses bicara, dan otot yang di gunakan dalam waktu bicara,
termasuk otot-otot wajah, faring, langit-langit, lidah, pita suara, diafragma, dan otot
intercostal.
Anatomi bahasa
Nah, pada manusia, yang berperan dominan dalam proses pengaturan bahasa itu
bagian hemisfer / otak kiri. Hal ini telah di buktikan dalam banyak penelitian, seperti
stimulasi listrik, aktivitas bangkitan di otak kiri, serta ineksi natrium amital di otak
kiri menyebabkan gangguan artikulasi dan bahasa. Terdapat perbedaan struktur
anatomi otak kanan dan otak kiri. Pada otak kiri, planum temporal dan dan daerah
di posterior fissure silvian (sulcus lateralis), yang mana daerah tersebut terdapat
area Wernicke, yang mana berfungsi dalam proses pemahaman bicara.
Arteri yang banyak memperdarahi bagian untuk pengaturan bicara di otak adalah
arteri cerebri media, yang merupakan cabang dari arteri karotis interna. Selain itu,
terdapat arteri lain yang memperdarahi otak yang terdapat di dalam table di bawah
ini.
N. FACIALIS
Nervus ini keluar dari tautan pons-medula sebagai dua divisi, yaitu serat motoric
dan nervus intermedius. Serat motoric yang lebih besar (N. Facialis propia)
menginervasi otot ekspresi wajah, sedangkan N. Intermedius yang lebih kecil
membawa serat sensorik somatic, parasimpatis, dan pengecap.
N. Facialis mengalami perjalanan intraoseus paling panjang pada semua N.
kranialis. N. Facialis memberikan serat parasimpatisnya untuk kelenjar mukosa
nasal, kelenjar lakrimal, kelenjar sublingual dan submandibular.
Di antara saraf motoric, N. Facialis yang paling sering mengalami paralisis, hal itu
di sebabkan karena cabang N. facialis berada di dekat permukaan kulit pada wajah.
N. Hypoglossus
N. Hypoglossus keluar sebagai saraf motoric murni melalui fila radiculata dari
medulla.
N. berjalan ke inferior di medial angulus mandibulare dan kemudian melengkung
anterior untuk masuk lidah. N. Hypoglossus memiliki cabang :
APHASIA
Aphasia merupakam gangguan bahasa yang mempengaruhi kemampuan untuk
memahami dan menggekspresikan ucapapan/ tulisan. Aphasia paling sering muncul
pada kondisi stroke dan trauma kepala.
Macam-macam aphasia yaitu :
Aphasia terjadi akibat lesi di korteks serebri, terutama daerah yang berfungsi dalam
proses pengaturan bicara, seperti area broca, Wernicke, atau daerah lain di sekitar
korteks serebri. Kemungkinan etiologinya bisa bermacam-macam, seperti infeksi,
stroke, kurangnya suplai darah ke daerah tersebut dan lain-lain.
HIPERTENSI
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu faktor yang dapat
menybabkan stroke. Hipertensi di akibatkan banyak hal, salah satunya adalah
atherosclerosis. Atherosklerosis merupakan penyakit dengan ciri penebalan tunika
intima yang terjadi akibat penumpukan fibrosa secara bertahap. Atherosklerosis
mungkin di sebabkan penimbunan lemak yang teroksidasi dalam tunika intima di
pembuluh darah, sehingga akan membuat plak dan dapat menyebabkan alioran
darah akan terhambat. Begitu aliran darah terhambat, maka aktifitas organ yang di
perdarahinya juga akan terganggu. Misalnya nih arteri cerebri media di otak
terdapat plak, maka organ yang di perdarahinya akan terganggu aktivitasnya, yaitu
area broca dan Wernicke akan terganggu, sehingga kemampuan memahami dan
artikulasinya juga akan terganggu.