Anda di halaman 1dari 2

Di Indonesia saat ini masalah DM belum menempati skala prioritas utama pelayanan

kesehatan walaupun sudah jelas dampak negatifnya, yaitu berupa penurunan kualitas SDM,
terutama akibat penyulit menahun yang ditimbulkannya. Dalam strategi pelayanan kesehatan
bagi pasien diabetes, yang seyogyanya diintegrasikan ke dalam pelayanan kesehatan primer,
peran dokter umum sangat penting.
Kasus diabetes sederhana tanpa penyulit dapat dikelola dengan tuntas oleh dokter umum.
Apalagi kalau kemudian kadar glukosa darah ternyata terkendali baik dengan pengelolaan di
tingkat pelayanan kesehatan primer. Tentu saja harus ditekankan pentingnya tindak lanjut jangka
panjang pada para pasien diabetes tersebut. Pasien diabetes yang potensial akan menderita
penyulit DM perlu secara periodik dikonsultasikan kepada dokter ahli terkait ataupun kepada tim
pengelola DM pada tingkat lebih tinggi di rumah sakit rujukan. Kemudian mereka dapat dikirim
kembali kepada dokter yang biasa mengelolanya. Demikian pula pasien diabetes yang sukar
terkendali kadar glukosa darahnya, pasien diabetes dengan penyulit, apalagi penyulit yang
potensial fatal, perlu dan harus ditangani oleh instansi yang lebih mampu dengan peralatan yang
lebih lengkap, dalam hal ini Pusat Diabetes di Fakultas Kedokteran / Rumah Sakit Pendidikan /
RS Rujukan Utama.
Diabetes mellitus adalah penyakit menahun yang akan diderita seumur hidup, sehingga
yang berperan dalam pengelolaannya tidak hanya dokter, perawat dan ahli gizi, tetapi lebih
penting lagi keikutsertaan pasien sendiri dan keluarganya. Edukasi kepada pasien dan
keluarganya akan sangat membantu meningkatkan keikutsertaan mereka dalam usaha
memperbaiki hasil pengelolaan DM. Karena itu perlu dibentuk perkumpulan pasien diabetes,
yang tentu akan sangat membantu meningkatkan penetahuan mereka tentang DM dan
memikirkan kepentingan mereka sendiri semaksimal mungkin. Untuk mendapatkan hasil
pengelolaan yang tepat guna dan berhasil guna untuk menekan angka penyulit, diperlukan suatu
standar pelayanan minimal bagi pasien diabetes. Penyempurnaan dan revisi berskala standar ini
perlu disesuaikan dengan kemajuan-kemajuan ilmu mutakhir, kondisi dan masukan dari para
pengelola DM, sehingga dapat diperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi pasien diabetes.
Tantangan dalam pengobatan DM meliputi pencegahan primer, sekunder, pencegahan
tersier, dan penanganan komplikasi baik akut dan kronik. Beberapa pedoman dan target terapi
pengelolaan dapat menjadi acuan pengelolaan DM antara lain ADA (2004,2006,2008) , Perkeni
(2006), AACEE (2008).

Disamping peningkatan prevalensi DM,

penderita memerlukan perawatan yang

komplek dan perawatan yang lama. Kepatuhan berobat merupakan harapan dari setiap penderita
DM. Berarti setiap penderita DM sanggup melaksanakan instruksiinstruksi ataupun anjuran
dokternya agar penyakit DM nya dapat dikontrol dengan baik(Haznam,1986). Pada umumnya
penderita DM patuh berobat kepada dokter selama ia masih menderita gejala / yang subyektif
dan mengganggu hidup rutinnya sehari-hari. Begitu ia bebas dari keluhan keluhan tersebut
maka kepatuhannya untuk berobat berkurang.
Ketidakpatuhan

ini sebagai masalah medis yang sangat berat, Taylor (1991). La Greca

& Stone (1985) menyatakan bahwa mentaati rekomendasi pengobatan yang dianjurkan dokter
merupakan masalah yang sangat penting . Tingkat ketidakpatuhan terbukti cukup tinggi dalam
populasi medis yang kronis.
Walaupun pasien DM telah mendapatkan pengobatan OAD, masih banyak pasien
tersebut mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain : pengetahuan
yang relatif minim tentang penyakit DM, tidak menjalankan diet dengan baik dan tidak
melakukan latihan fisik secara teratur (Tjokroprawiro,A.,1991).
Dalam meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit DM diperlukan suatu proses
yang berkesinambungan dan sesuai dengan prinsip-prinsip penatalaksanaan DM. Prinsip
tersebut meliputi :
1. Dukungan yang positif untuk menghindari kecemasan.
2. Pemberian informasi secara bertahap.
3. Mulai dengan hal sederhana
4. Penggunaan alat bantu pandang (audio visual ).
5. Lakukan pendekatan dan stimulasi
Materi penyuluhan ini meliputi pengaturan diet yang ditekankan pada 3 J : jenis, jadwal dan
jumlah diet yang diberikan kepada pasien DM. Disamping itu materi penyuluhan difocuskan
pada aktifitas fisik secara teratur dan penggunaan obat anti diabetik secara realistis. Ketiga hal
ini merupakan kunci pokok keberhasilan program terapi DM.

Anda mungkin juga menyukai