BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bahasa adalah fenomena yang menghubungkan dunia makna dengan dunia bunyi. Lalu,
sebagai penghubung di antara kedua dunia itu, bahasa dibangun oleh tiga buah komponen,
yaitu komponen leksikon, komponen gramatika, dan komponen fonologi.
Kalau bahasa itu merupakan suatu sistem, maka sistem bahasa itu memiliki tiga buah
sibsistem, yaitu subsistem leksikon, subsistem gramatika, dan subsistem fonologi. Komponen
makna berisi konsep-konsep, ide-ide, pikiran-pikiran, atau pendapat-pendapat yang berada
dalam otak atau pemikiran manusia. Komponen leksikon dengan satuannya yang disebut
leksem merupakan wadah penampung makna secara leksika, juga bersifat abstrak. Komponen
gramatika atau subsistem gramatika terbagi lagi menjadi dua subsistem, yaitu subsistem
morfologi dan subsistem sintaksis.
Subsistem sintaksis membicarakan penataan dan pengaturan kata-kata itu ke dalam
satuan-satuan yang lebih besar, yang disebut satuan-satuan sintaksis, yakni kata, frase, klausa,
kalimat, dan wacana.
Kalimat umumnya berwujud rentetan kata yang disusun sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Setiap kata termasuk kelas kata atau kategori kata, dan mempunyai fungsi dalam kalimat.
Pengurutan rentetan kata serta macam kata yang dipakai dalam kalimat menentukan pula
macam kalimat yang dihasilkan.
Jika ditinjau dari segi bentuknya, kalimat dapat berupa kalimat tunggal atau kalimat
majemuk. Sedangkan jika dilihat dari segi maknanya kalimat dapat dibedakan menjadi
kalimat deklaratif (kalimat berita), kalimat interogatif (kalimat tanya), kalimat imperatif
(kalimat perintah), kalimat eksklamatif (kalimat seruan), dan kalimat emfatik (kalimat
penegas)
Dilihat dari namanya, sudah tampak makna macam-ragam kalimat itu : kalimat berita
menyampaikan berita pernyataan, kalimat tanya mengajukan pertanyaan, dan kalimat
perintah memberikan perintah kepada yang bersangkutan. Kalimat seruan mengungkapkan
perasaan keheranan atau kekaguman atas sesuatu, dan kalimat penegasan khusus kepada
pokok pembicaraan.
Makalah ini akan membahas secara khusus tentang penggunaan kalimat deklaratif, kalimat
imperatif, kalimat interogatif, dan kalimat ekslamatif dalam Bahasa Indonesia dan contohcontoh penggunaannya yang akan dibahas pada bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat deklaratif?
2. Apa yang dimaksud dengan kalimat imperatif?
3. Apa yang dimaksud dengan kalimat introgatif?
4. Apa yang dimaksud dengan kalimat ekslamatif?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah yaitu:
1.
2.
3.
4.
D. Manfaat
Dengan tercapainya tujuan di atas, makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1.
Bagi mahasiswa, dapat dijadikan sebagai referensi yang berkaitan dengan pemakaian
kalimat berdasarkan bentuk sintaksisnya.
2.
Bagi penulis, merupakan langkah awal dalam pembuatan makalah mengenai bentukbentuk kalimat agar selanjutnya lebih baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
b. Pemakaian partikel penegas, penghalus dan kata tugas ajakan, harapan, permintaan dan
larangan.
c.
Susunan inversi sehingga menjadi tidak selalu terungkap predikat subjek jika
diperlukan.
d. Pelaku tindakan tidak selalu terungkap.
Kalimat imperatif dapat diperinci menjadi enam golongan :
1) Perintah atau suruhan biasa.
Contoh : Masuk !
Tenang, anak-anak !
2) Perintah halus
Contoh : Tolong kirimkan kontrak ini.
Tolong kontrak ini dikirim segera.
3) Permohonan, permintaan
Contoh : Mohon surat ini ditandatangani.
Minta perhatian, saudara-saudara !
4) Ajakan dan harapan
Contoh : Ayo cepat !
Marilah kita bersatu !
Harap duduk dengan tenang !
5) Larangan atau perintah negatif
Contoh : Jangan berangkat hari ini.
Janganlah membaca di tempat gelap.
6) Pembiaran
Contoh : Biarlah saya pergi dulu, kau tinggal di sini.
Biarlah saya yang menggoreng ikan.
C.
Kalimat Introgatif
Kalimat tanya adalah kalimat yang dibentuk untuk mendapatkan responsi berupa
jawaban. Secara formal, kalimat tanya ditandai oleh hadirnya kata tanya seperti apa ,
siapa, berapa, kapan, dan juga diakhiri oleh tanda tanya (?) pada bahasa tulis,
sedangkan pada bahasa lisan, ditandai dengan intonasi naik jika ada kata tanya atau intonasi
turun.
Dalam bahasa Indonesia ada empat cara untuk membentuk kalimat tanya dari kalimat berita :
1) Dengan menentukan partikel penanya apa, yang dibedakan dari kata tanya apa.
Contoh :Dia direktur di perusahaan itu.
Apa dia direktur di perusahaan itu ?
Pemerintah akan menaikkan harga BBM
Apa pemerintah akan menaikkan harga BBM ?
2) Dengan membalikkan susunan kata (Inversi)
Contoh ;Dia dapat pergi sekarang.
Dapatkah dia pergi sekarang ?
Narti harus segera kawin.
Harusklan Narti segera kawin ?
Kalimat Ekslamatif
Kalimat eksklamatif yang dikenal dengan nama kalimat seru, secara formal ditandai oleh
kata alangkah, betapa, atau bukan main pada kalimat berpredikat adjektiva. Kalimat
eksklamatif yang dinamakan kalimat interjeksi digunakan untuk menyatakan perasaan
kagum atau heran.
Cara pembentukan kalimat eksklamatif dari kalimat deklaratif dengan langkah :
a. Balikkan urutan unsur dari Subjek Predikat menjadi Predikat Subjek.
b. Tambahkan partikelnya pada (adjektiva) Predikat.
c. Tambahkan kata (seru) alangkah, bukan main atau betapa di muka predikat jika perlu.
Contoh : Pergaulan mereka bebas (deklaratif)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam makalah ini adalah:
1.
Kalimat deklaratif dalam bahasa Indonesia merupakan kalimat yang mengandung
maksud memberitakan sesuatu kepada lawan tutur. Sesuatu yang diberitakannya, umumnya,
merupakan pengungkapan suatu peristiwa atau suatu kejadian, baik dalam bentuk tuturan
langsung maupun tidak langsung.
2. Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain
untuk melakukan sesuatu. Biasanya diakhiri dengan tanda seru (!). Dalam bentuk lisan,
kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
3.
Kalimat tanya adalah kalimat yang dibentuk untuk mendapatkan responsi berupa
jawaban. Secara formal, kalimat tanya ditandai oleh hadirnya kata tanya seperti apa ,
siapa, berapa, kapan, dan juga diakhiri oleh tanda tanya (?) pada bahasa tulis,
sedangkan pada bahasa lisan, ditandai dengan intonasi naik jika ada kata tanya atau intonasi
turun.
4. Kalimat eksklamatif yang dikenal dengan nama kalimat seru, secara formal ditandai oleh
kata alangkah, betapa, atau bukan main pada kalimat berpredikat adjektiva. Kalimat
eksklamatif yang dinamakan kalimat interjeksi digunakan untuk menyatakan perasaan
kagum atau heran.
B. Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan dalam makalah ini adalah agar dalam penggunaan
kalimat deklaratif, kalimat imperatif, kalimat interogatif, dan kalimat ekslamatif dalam
Bahasa Indonesia harus sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. 1998 Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
1991 Sintaksis. Jakarta : Gramedia Tarigan, Henry Guntur 1984 Pengajaran Sintaksis.
Bandung : Angkasa