Anda di halaman 1dari 14

1

Intususepsi pada Bayi

Intususepsi pada Bayi


102010263 Wahyuningtyastuti W P Dewi
102009173 Martiana Helena
102012005 Singgih Arto
102012078 Kelly
102012192 Zeni Anzona
102012289 Andrew Logan
102012327 Azrin Agmalina
102012440 Anggraini Hertanti
102012479 Muhammad Asyraf
102013548 Aulia Kartika Yustisia

Kelompok C9
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna utara nomor 6, Jakarta Barat

Pendahuluan
Invaginasi disebut juga intususepsi adalah suatu keadaan dimana segmen usus masuk
ke dalam segmen lainnya; yang bisa berakibat dengan obstruksi / strangulasi. Umumnya
bagian yang peroksimal (intususeptum) masuk ke bagian distal (intususepien). Intususepsi
adalah keadaan yang umumnya terjadi pada anak-anak, dan merupakan kejadian yang jarang
terjadi pada dewasa, intususepsi adalah masuknya segmen usus proksimal (kearah oral)
kerongga lumen usus yang lebih distal (kearah anal) sehingga menimbulkan gejala obstruksi
berlanjut strangulasi usus Definisi lain Invaginasi atau intususcepti yaitu masuknya segmen
usus (Intesusceptum) ke dalam segment usus di dekatnya (intususcipient). Pada umumnya
usus bagian proksimal yang mengalami invaginasi (intussuceptum) memasuki usus bagian
distal (intussucipient), tetapi walaupun jarang ada juga yang sebaliknya atau retrograde.
Paling sering masuknya ileum terminal ke kolon. Intususeptum yaitu segmen usus yang
masuk dan intususipien yaitu segmen usus yang dimasuki segmen lain.1

2
Intususepsi pada Bayi

Anamnesis
Anamnesis dapat langsung dilakukan terhadap pasien (auto-anamnesis) atau terhadap
keluarganya (alo-anamnesis) bila keadaan pasien tidak memungkinkan untuk diwawancarai.
Selain itu tujuan yang tidak kalah penting adalah membina hubungan dokter pasien yang
profesional dan optimal.1
Anamnesis yang baik akan terdiri dari:1
-

Identitas
Meliputi nama lengkap, alamat, umur, tanggal lahir, jenis kelamin, dan nama
orangtua.
Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan pasien yang membawa pasien pergi ke dokter atau mencari
pertolongan. Dalam menuliskan keluhan utama, harus disertai dengan indikator
waktu, berapa lama pasien mengalami hal tersebut. Biasanya dalam kasus ini
menggunakan alo-anamnesis dengan

bahasa orang tuanya karna anaknya masih

belum dapat berbicara.


Riwayat Penyakit Sekarang
Merupakan cerita kronologis, terinci dan jelas mengenai peristiwa penting seputar
masalah yang dihadapinya.
a. Kapan penyakitnya dimulai dan bagaimana frekuensi diarenya?
b. Bentuk tinja ? Bagaimana perubahannya?
d. Keluhan lain yang menyertai diare?
e. Pemeriksaan dan pengobatan apa yang dilakukan?
Riwayat Penyakit Dahulu
Untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan adanya hubungan antara penyakit
yang pernah di derita dengan penyakitnya sekarang.
Riwayat Penyakit Keluarga
Anamnesis keluarga untuk mencari kemungkinan penyakit herediter, familial atau
penyakit infeksi.

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada digestivus dibagi menjadi tiga, yaitu pemeriksaan tanda-tanda
vital, pemeriksaan antopometri, dan pemeriksaan abdomen.2
Pemeriksaan abdomen :3,4

Inspeksi
Dilihat apa saja kelainan kulit yang ditemukan dan tentukan distribusinya. Asimetris,
simetris, cekung, cembung, superfisial. Bagaimana warna kulit pasien atau warna lesi

3
Intususepsi pada Bayi
dan bentuk lesi yang terdapat pada abdomen pasien. Apakah ada gerakan peristaltik
usus maupun pulsasi yang meningkat.

Palpasi
Lakukan palpasi lesi untuk mengetahui suhu, mobilitas, nyeri tekan dan kedalaman.
Periksa adanya pembesaran kelenjar getah bening dan lain-lain.

Perkusi
Perkusi dilakukan untuk mengetahui apakah organ tersebut mengalami pembesaran /
tidak. Lalu apakah organ tersebut berisi udara atau tidak.

Auskultasi
Untuk mendengar bising usus dan bruit. Penngkatan bising usus biasanya terjadi pada
keadaan diare, obstruksi usus, ileus paralitik, peritonitis. Sedangkan bruit dapat
terdengar pada keadaan stenosis arteri renalis dan infusiensi arteri, dll.

Pemeriksaan penunjang
Pada orang dewasa diagnosis preoperatif keadaan intususepsi sangatlah sulit,
meskipun pada umumnya diagnosis preoperatifnya adalah obstruksi usus tanpa dapat
memastikan kausanya adalah intususepsi, pemerikasaan fisik saja tidaklah cukup sehingga
diagnosis memerlukan pemeriksaan lain yaitu dengan radiologi (foto polos abdomen 3 posisi,
barium enema/colon in loop, ultrasonography dan computed tomography), meskipun
umumnya diagnosisnya didapat saat melakukan pembedahan.

1.

Foto polos abdomen


Pemeriksaan foto polos abdomen awal kemungkinan masih normal dan untuk foto

polos berikutnya mungkin menunjukkan berkurang/menghilangnya udara usus.


Dijumpainya tanda obstruksi, dilatasi dan massa di kuadran tertentu dari abdomen
menunjukkan dugaan kuat suatu invaginasi.
Walaupun dengan plain photo abdomen (foto polos perut) sukar untuk mendiagnosa
invaginasi, namun sebelum dilakukan pemeriksaan colon in-loop sebaiknya dibuatkan
dulu foto polos abdomen, karena beberapa keterangan yang berarti dapat diperoleh dari
foto tersebut.

4
Intususepsi pada Bayi
2. Foto Colon In-Loop
Barium enema adalah gold standard untuk diagnosis. USG dan kontras udara
enema juga telah digunakan untuk mendiagnosa intususepsi. Dua kontraindikasi untuk
melakukan barium enema termasuk shock dan atau radiografi yang terbukti klinis
mengalami perforasi usus. Pasien dengan syok hipovolemik ,volume intravaskular
harus pertama dipulihkan sebelum menjalani barium enema. Setiap pasien dengan
bukti usus perforasi harus segera untuk operasi.
Foto Colon in-loop masih dapat dilakukan bila invaginasi belum lebih dari 8
jam sebab, lewat dari 8 jam setelah terjadinya invaginasi, maka sudah dapat timbul
nekrosis dari dinding usus, dan mudah terjadi perforasi usus bila pada saat demikian
dibuatkan colon in-loop.
Tujuan dari colon in-loop pada kasus invaginasi yaitu:

Tujuan diagnostik : untuk mengetahui dan memastikan penyakit serta


menentukan lokalisasi invaginasi.

Tujuan therapy : untuk mereposisi bagian usus yang masuk ke bagian distal
dengan cara mendorongnya dengan bantuan tekanan hydrostatik dari bahan
kontras sehingga intussusceptum terlepas dari intussuscepiens.

3. USG (Ultrasonography)
USG membantu menegakkan diagnosis invaginasi dengan gambaran target
sign atau doughnut sign pada potongan melintang invaginasi yang menunjukkan
lapisan usus cincin konsentris yang dibentuk oleh intususeptum tersebut.
Gambaran berupa

sandwich sign pada potongan longitudinal invaginasi

menunjukkan gambaran hiperechoic pada pusat yang diasumsikan sebagai bentuk


tubular yang bersambung dengan lumen usus dan ditutupi pada masing-masing sisi
oleh intussusescpien yang hipoechoic. Cairan intraperitoneal jarang ditemukan.
Keterbatasan paling besar dari USG adalah adanya udara dalam usus yang mencegah

5
Intususepsi pada Bayi
transmisi dari sinar. Dengan meningkatnya pengetahuan, para ahli radiologi percaya
USG digunakan untuk diagnosis dan menyingkirkan diagnosis invaginasi. Positif
palsu dihasilkan karena feces yang prominen, Chrons disease pada ileum terminal,
volvulus, dan lain-lain.

4. CT-Scan (Computerized Tomography)


Alat penunjang ini digunakan sebagai konfirmasi pertama pada pasien dewasa
untuk diagnosis dan evaluasi dari etiologi. Invaginasi divisualisasikan dengan
gambaran patognomonik pada CT Scan, yaitu dengan terlihatnya kompleks massa
jaringan lunak yang berada diluar intussusepien dan central intussuseptum. Ada
asimetris, gambaran crescent sign yang dihasilkan karena terjebaknya mesenterium.
CT scan dapat memperlihatkan durasi dan tingkat keparahan dari proses invaginasi,
target sign merupakan stage pertama/awal dan tahap lebih lanjut sebagai gambaran
massa sausage shape, dan tahap akhir berupa gambaran reniform/pseudokidney sign
yang berkembang karena udem, penebalan mural, dan iskemia. Etiologi invaginasi
jarang bisa ditegakkan, bisa karena lipoma, limpadenopati dan metastase abdomen.
Penemuan lain yaitu akumulasi bentuk kontras oral yang mengelilingi intussuseptum
karena kontras melapisi dinding usus yang berlawanan, selain itu juga dapat
ditemukan ascites minimal dan obstruksi proximal. CT scan merupakan pemeriksaan
penunjang yang paling akurat dan merupakan pilihan utama, USG sebagai pilihan
kedua untuk diagnosis invaginasi.

5. MRI (Magnetic Resonance Imaging)


Perkembangan terbaru dari MRI dengan tehnik ultrafast multiplanar sekarang dipakai
sebagai evaluasi cepat dari obstruksi usus. Multiplanar HASTE (half-fourier single
shot turbo spin echo) terbukti berguna dalam diagnosis invaginasi. Resolusi kontras
yang tinggi antara peningkatan signal dari cairan intralumen yang terjebak dan signal
intermediate-rendah dari dinding usus dapat digambarkan dengan jelas.

6
Intususepsi pada Bayi

Working Diagnosis
Dimana pada kasus dijelaskan bahwa anak berusia 5 bulan BAB merah kehitaman
dengan konsistensi kental seperti jel lendir sejak 1 jam yang lalu dan pada pemeriksaan fisik
abdomen tampak distensi abdomen, teraba adanya massa abdomen seperti sosis. Riwayat
klinis dan temuan fisik biasanya cukup khas untuk menegakan diagnosis. Foto polos
abdomen dapat menunjukan padatan di daerah intususepsi. Barium enema akan menujukan
defek pengisian atau bentuk seperti mangkok diujung barium, karena alirannya tersumbat
oleh intususepsi. Kolom barium linier ditengah mungkin dapat terlihat pada lumen
intususeptum yang tergencet, dan tepi tipis barium mungkin juga terlihat terperangkap
disekitar usus yang masuk dilipatan mukosa dalam intususipien (tanda-tanda cincin spiral),
terutama setelah evakuasi.7
Retrogresi intususepsi karena tekana enema dan kembung usus halus karena gas
akibat obstruksi juga berguna sebagai tanda foto rongen intususepsi ileoilium biasanya tidak
tampak dengan enam barium, tapi dicurigai karena adanya kembung gas pada usus diatas lesi.
Akhir akhir ini pemakaian enema udara dalam diagnosis dan pengobatan intususepsi cepat
popular dibeberapa center. Diduga terapi ini lebih aman dengan resiko perforasi lebih sedikit
dan paling tidak akurasinya sama dengan enema barium, dan lebih mengurangi radiasi
terhadap penderita. Sonografi realtime dapat juga memberikan informasi diagnosis berguna,
konfigurasi usus berbentuk target atau donat dengan tepi hipoekhoic dan inti echogenic padat,
tidak ada gerakan pada donat tersebut dan ketebalan tepi lebih dari 0,6 cm. ketebalan tepi luar
lebih dari 1,6 cm menunjukan perlunya intervensi pembedahan.8

Differensial Diagnosis

Volvulus
Volvulus merupakan kelainan berupa puntiran dari segmen usus terhadap usus itu sendiri,

mengelilingi mesenterium dari usus tersebut dimana mesenterium itu sebagai aksis
longitudinal sehingga menyebabkan obstruksi saluran cerna. Keadaan ini disebabkan karena
adanya rotasi gelung usus di sekeliling cabang arteri mesenterika superior. Normalnya gelung
usus primer berotasi 270 berlawanan dengan arah jarum jam. Akan tetapi kadang-kadang
putaran hanya 90 saja. Apabila hal ini terjadi, kolon dan sekum adalah bagian usus pertama
yang kembali dari tali pusat, dan menempati sisi kiri rongga perut. Gelung usus yang kembali
belakangan makin terletak di kanan, sehingga mengakibatkan kolon letak kiri. Apabila
volvulus mengenai seluruh bagian usus maka keadaan ini disebut volvulus midgut.4

7
Intususepsi pada Bayi
Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik malrotasi usus dan volvulus sangat bervariasi, mulai dari tanpa gejala
sampai gejala akibat nekrosis usus yang mengancam jiwa. Neonatus dengan malrotasi usus
mengalami nuntah berwarna hijau (muntah bilier), akibat obstruksi setinggi duodenum oleh
pita kongenital dan merupakan gejala utama adanya obstruksi usus pada bayi dan anak.
Apabila gejala ini terdapat pada anak berusia kurang dari 1 tahun maka harus dipikirkan
adanya malrotasi dan volvulus midgut sampai terbukti akibat kelainan lain. Selama masa
neonatus sampai usia 1 tahun, pasien dapat mengalami berbagai gejala seperti pada
keterangan di bawah.5
Manifestasi klinis malrotasi usus pada bayi5
- Muntah (akut atau kronik)
- Nyeri perut, biasanya berat, akut, kronik, dengan atau tanpa muntah
- Diare kronik
- Konstipasi
- Mual
- Irritabilitas atau letargi
- BAB darah
- Gagal tumbuh
Manifestasi klinis lain pada bayi dengan malrotasi adalah dehidrasi akibat muntah yang
sering dengan gejala bayi tampak gelisah, tidak tenang, BAK yang berkurang, letargi, UUB
cekung dan mukosa bibir kering. Apabila terjadi volvulus, aliran darah usus dapat berkurang
sehingga menimbulkan nekrosis usus dan bayi dapat menunjukkan gejala peritonitis atau
syok septik berupa hipotensi, gagal nafas, hematemesis atau melena.6
Volvulus midgut dapat terjadi tidak sempurna atau intermitten tetapi biasanya terjadi pada
anak yang lebih besar dan memiliki gejala dan tanda nyeri perut non spesifik kronik, muntah
yang bersifat intermitten (kadang tidak berwarna hijau), rasa cepat kenyang, penurunan berat
badan, gagal tumbuh, diare dan malabsorbsi.4,6

Divertikulum Meckel
Diverticulum Meckel adalah sisa dari kantung telur embrional yang disebut ductus

omfalomesenterikus atau duktus vitelinus. Diverticulum meckel khas merupakan kantung


ileum sepanjang 3-6 cm disepanjang tepi antimesenterika sekitar 50-75 cm dari katup
ileosekal. Diverticulum meckel termasuk mukosa pensekresi asam yang menyebabkan
pendarahan rectum intermitten tanpa nyeri karena ulcerasi mukosa ileum normal yang ada

8
Intususepsi pada Bayi
didekatnya. Tinja khas tampak warna merah bata atau seperti jelly kismis. Pendarahan dapat
menyebabkan anemia yang cukup berat tapi dapat juga tidak begitu dramatis dengan tinja
warna merah hitam. Mekanisme obstruksi yang paling sering adalah kalo diverticulum
berperan sebagai titik awal suatu invaginasi dan kejadian ini lebih sering pada anak laki-laki
yang lebih tua. Divertukulitis dapat menyebabkan perforasi dan pertitonitis. Jika seorang bayi
dengan pendarahn rectum tanpa nyeri berat dicurigai adanya diverticulum meckel. Fotopolos
rontgen dan barium enema tidak spesifik untuk diverticulum meckel, yang paling sensitive
adalah scanradionuklit meckel yang dilakukan setelah diberikan infus intravena teknetium
99m pertknetat. Penanganan divetrikulum meckel yang bergejala adalah eksisi bedah.7

Etiologi
Penyebab kebanyakan intususepsi belum diketahui, meskipun banyak pemikiran saat
ini memperkirakan akibat dari hypertrophy peyer patch pada ileum terminal yang didahului
oleh infeksi virus sebagai pemicunya. . Intususepsi idiopatik terjadi pada anak diantara usia
6 sampai 24 bulan. Selain dari kelompok usia, dapat dipikirkan kemungkinan lain yang
menjadi poin awal. Seperti polip, tumor maligna seperti lymphoma, kista enteric duplikasi,
atau divertikulum meckels.8

Patofisiologi
Patogenesis dari intususepsi dipercayai sebagai akibat dari ketidakseimbangan
kekuatan kontraksi longitudinal sepanjang dinding usus halus. Ketidakseimbangan ini dapat
diakibatkan oleh adanya massa sebagai lead point atau bentuk disorganisasi dari peristaltik
(contohnya ileus periode post-operasi). Sebagai akibat dari ketidakseimbangan tersebut,
sebuah area pada dinding usus halus mengalami invaginasi ke lumen, mengikuti waktu
istirahat usus halus. Bagian yang mengalami invaginasi pada usus halus (intususeptum)
menginvaginasi secara lengkap pada bagian yang menerima invaginasi tersebut
(intususipiens).3
Proses ini berlanjut terus dan diikuti oleh bagian proksimal, mulai dari bagian
intususeptum sampai sepanjang lumen intususipiens. Jika mesenteri dari intususeptum
progresifitasnya cepat, intususeptum dapat terjadi sampai ke kolon distal atau sigmoid dan
dapat prolaps keluar dari anus. Mesenteri dari intususeptum diinvaginasi oleh usus halus,
mengacu proses patofisiologi klasik dari obstruksi usus besar.7

9
Intususepsi pada Bayi
Awal proses ini, aliran balik limfatik mengalami gangguan; kemudian, dengan
peningkatan tekanan dalam dinding intususeptum, drainase vena juga mengalami gangguan.
Akhirnya, tekanan meningkat hingga suatu point dimana aliran arteri mengalami hambatan,
dan terjadi infark. Mukosa menjadi sangat sensitif untuk mengalami iskemia karena bagian
ini yang paling cepat menerima suplai arteri. Iskemik mukosa sloughs off, ditandai dengan
sisa heme-positif dan kemudian currant jelly stool klasik (campuran dari mukosa sloughed,
darah dan mucus). Jika tidak tertangani, proses ini akan progres hingga menjadi gangrene
transmural dan perforasi hingga ujung intususeptum.
Perubahan patologik yang diakibatkan intususepsi terutama mengenai intususeptum.
Intususepien biasanya tidak mengalami kerusakan. Perubahan pada intususeptum ditimbulkan
oleh penekanan bagian ini oleh karena kontraksi dari intususepien, dan juga karena
terganggunya aliran darah sebagai akibat penekanan dan tertariknya mesenterium. Edema dan
pembengkakan dapat terjadi. Pembengkakan dapat sedemikian besarnya sehingga
menghambat reduksi. Adanya bendungan menimbulkan perembesan lendir dan darah ke
dalam lumen. Ulserasi pada dinding usus dapat terjadi. Sebagai akibat strangulasi tidak jarang
terjadi gangren. Gangren dapat berakibat lepasnya bagian yang mengalami prolaps.
Pembengkakan dari intisuseptum umumnya menutup lumen usus. Akan tetapi tidak jarang
pula lumen tetap patent, sehingga obstruksi komplit kadang-kadang tidak terjadi pada
intususepsi.
Invaginasi akan menimbulkan gangguan pasase usus (obstruksi) baik partiil maupun
total dan strangulasi. Hiperperistaltik usus bagian proksimal yang lebih mobile menyebabkan
usus tersebut masuk ke lumen usus distal. Usus bagian distal yang menerima (intussucipient)
ini kemudian berkontraksi, terjadi edema. Akibatnya terjadi perlekatan yang tidak dapat
kembali normal sehingga terjadi invaginasi.

Epidemiologi
Invaginasi terjadi karena adanya sesuatu di usus yang menyebabkan peristaltik
berlebihan, biasanya terjadi pada anak-anak tetapi dapat juga terjadi pada dewasa. Invaginasi
pada anak biasanya bersifat idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Penyebab
tersering osbtruksi usus pada anak usia 3 bulan sampai 6 tahun. Invaginasi ileokilik sering
ditemui pada anak-anak. Insiden bervariasi dari 1 4 dari 1000 kelahiran. Sekitar 65% terjadi
pada bayi yang berusia kurang dari setahun, dengan insiden puncak terjadi antara bulan ke-5
dan ke-9 kehidupan.7

10
Intususepsi pada Bayi
Pada dewasa invaginasi jarang ditemui, hanya 5 % dari obstruksi usus mekanik. 20%
kasus tidak diketahui penyebabnya. Kasus yang ditemui sekitar 80%, kebanyakan disebabkan
oleh karsinoma kolon primer. Penyebab yang lain termasuk lipoma, polip, edema atau
fibrosis post operasi. Invaginasi kolokolik sering pada dewasa. Invaginasi juga sering pada
post operasi karena edema atau adhesi. Usia rata-rata invaginasi pada dewasa adalah 50
tahun. Perbandingan kejadian antara pria dan wanita adalah : 3 : 2 ,pada orang tua sangat
jarang dijumpai. Pada kebanyakan kasus pada orang tua dapat diketemukan penyebab yang
jelas, umumnya tumor yang membentuk ujung dari intususeptum.7

Manifestasi klinis
Pada kasus-kasus khas, nyeri kolik hebat yang timbul mendadak hilang timbul sering
kumat dan disertai dengan rasa tersiksa yang menggelisahkan dan menangis keras pada anak
yang sebelumnya sehat. Pada awalnya bayi mungkin dapat terhibur dan bermain normal
disela-sela kumatnya nyeri, tapi jika intusussepsi tidak di direduksi bayi jadi semakin lemah
dan lesu. Akhirnya dapat terjadi keadaan seperti syok dengan kenaikan suhu tubuh sampai
41C. nadi lemah dan kecil, pernafasan dangkal dan ngorok, nyeri mungkin dimanifestasikan
dengan suara merintih. Muntah terjadi pada kebanyakan kasus dan lebih sering fase awal.
Fase lanjut muntah disertai dengan empedu. Tinja

awalnya normal tapi selanjutnya

pengeluaran tinja sedikit atau sering tidak ada dan kentut jarang atau tidak ada. Darah
umumnya keluar pada 12 jam pertama tapi kadang tidak keluar sampai 1-2 hari dan bahkan
tidak keluar. 60% bayi mengeluarkan tinja bercampur darah warna merah dan mucus tinja
jelly kismis.8
Palpasi abdomen biasanya menunjukan sedikit nyeri tekan, ada massa bentuk sosis
yang kadng sulit ditemukan. Massa sosis ini mungkin membesar dan mengeras selama terjadi
paroksisme nyeri dan paling sering terdapat diabdomen sebelah kanan atas sumbu
panjangnya sefalokaudal. Jika massa ini teraba diepigastrium sumbu panjangnya adalah
melintang. Massa ini lebih mudah dilokalisasi dengan palpasi bimanual rectum dan abdomen
diantara serangan nyeri berulang. Adanya lendir darah dijari ketika jari ditarik pada
pemeriksaan rectum menyokong diagnosis intususepsi. Abdomen kembung dan nyeri tekan
baru timbul kalau obstruksi usus jadi lebih akut. pada keadaan yang jarang prolaps usus
berlanjut sampai anus. Prolaps ini dapat dibedakan dari prolapas rectum dengan memisahkan
tonjolan usus tersebut dari dinding rectum yang tidak ada pada prolapas rectum.8

11
Intususepsi pada Bayi
Trias Invaginasi :
1. Anak mendadak kesakitan episodic, menangis dan mengankat kaki (Craping pain),
bila lanjut sakitnya kontinyu
2. Muntah warna hijau (cairan lambung)
3. Defekasi feses campur lendir (kerusakan mukosa) atau darah (lapisan dalam) jelly
stool
Intususepsi ileoileum mempunyai gambaran klinis yang kurang khas, gejala dan
tanda-tanda yang ada terutama adalah gejala dan tanda-tanda obstruksi usus halus intususepsi
berulang dilaporan 5-8% dan lebih sering terjadi reduksi pasca hidrostatik dari pada dengan
reduksi bedah. Intususepsi kronik yang gejalanya lebih ringan dengan interfal yang berulang
lebih mungkin terjadi bersama atau menyertai enteritis akut dan dapat terjadi pada anak yang
lebih tua maupun pada bayi.8

Penatalaksanaan
Dasar pengobatan adalah :
1. Koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit.10
2. Menghilangkan peregangan usus dan muntah dengan selang nasogastrik.
3. Antibiotika. Pemberian obat-obat antibiotik spektrum luas dapat diberikan sebagai
profilaksis. Antiemetik dapat diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah.
4. Laparotomi eksplorasi.3
Keberhasilan penatalaksanaan invaginasi ditentukan oleh cepatnya pertolongan diberikan,
jika pertolongan kurang dari 24 jam dari serangan pertama, maka akan memberikan prognosa
yang lebih baik.8
Penatalaksanaan penanganan suatu kasus invaginasi pada bayi dan anak sejak dahulu
mencakup tindakan.8
1.

Reduksi hidrostatik

12
Intususepsi pada Bayi
Metode ini dengan cara memasukkan barium melalui anus menggunakan kateter
dengan tekanan tertentu. Kontras memasuki rektosigmoid dengan gaya gravitasi
dengan panduan floroskopi. Pada kasus yang biasa, aliran kontras akan bertemu
dengan filling defek yang cekung pada kolon transversum yang mana dapat direduksi
pada retrograde ke caecum.

2. Reduksi dengan panduan USG.


Reduksi hidrostatik dengan panduan USG pada intususepsi dapat dilakukan.
Enema mengandung saline dan kontras yang larut air (perbandingan 9:1) digunakan
untuk intususepsi dan kontras diharapkan refluks ke ileum terminal pada radiografi
abdominal supine.
Keberhasilan sesuai dengan reduksi pneumatik dan dapat lebih tinggi dari itu untuk
reduksi barium enema. Paparan radiografi lebih rendah pada reduksi dengan panduan
USG dan berdasarkan pengalaman USG, metode ini dapat lebih diterima pada reduksi
dengan panduan fluoroskopi. Teknik ini terbatas pada bayi dengan obstruksi usus halus
karena gambaran air fluid multipel dapat disamarkan dengan pemerksaan reduksi yang
akurat.

3. Reduksi manual (milking) dan reseksi usus


Pasien dengan keadaan tidak stabil, didapatkan peningkatan suhu, angka lekosit,
mengalami gejala berkepanjangan atau ditemukan sudah lanjut yang ditandai dengan
distensi abdomen, feces berdarah, gangguan sistem usus yang berat sampai timbul
shock atau peritonitis, segera disiapkantuk suatu operasi Laparotomi dengan incisi
transversal interspina.
Indikasi Operasi:

Perdarahan.

13
Intususepsi pada Bayi

Nyeri

Obstruksi

Strangulasi

Kegagalan reduksi secara hidrostatik

Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah perforasi akibat tekanan reduksi.11 Pada
survey internasional luas, insidens kumulatif reduksi hidrostatik menimbulkan komplikasi
perforasi 0,18%. Reaksi inflamasi yang lebih intens dialami dengan komplikasi peritonitis
menjadi perforasi dengan barium daripada dengan kontras yang larut air atau kontras enema.
Campuran barium dan feses dapat menimbulkan septik yang memanjang. Bayi yang kurang
dari 6 bulan dan anak dengan gejala lebih 36 jam, atau dengan obstruksi usus,merupakan
resiko yang lebih besar mengalami perforasi. Bila tekanan reduksi dicapai pada pasien
tersebut, media yang lebih baik yaitu larutan larut air atau kontras udara enema.3

Prognosis
Intususepsi pada bayi yang tidak ditangani akan selalu berakibat fatal. Kesempatan
sembuh terkait langsung dengan lamanya intususepsi sebelum reduksi. Kebanyakan bayi
sembuh jika intususepsi direduksi dalam 24 jam pertama, tapi angka mortalitas miningkat
dengan cepat setelah waktu ini, terutama setelah hari ke 2. Reduksi spontan selama persiapan
untuk operasi tidak jarang terjadi.angka kekambuhan pasca reduksi intususepsi dengan
barium enema adalah sekitar 10% dan dengan reduksi bedah sekitar 2-5%, tidak pernah
terjadi setelah dilakukan reseksi bedah. Dengan terapi yang adekuat, reduksi dengan operasi
sangat mengurangi angka motalitas pada kasus dini.7

Kesimpulan
Pada anak berusia 5 bulan BAB berwarna merah kehitaman dengan konsistensi
kenyal sejak 1 jam yang lalu diduga menderita intususepsi diterima. Intususepsi adalah salah
bentuk kelainan dari traktus gastrointestinal yang mengalami invaginasi. Pemeriksaan

14
Intususepsi pada Bayi
penunjang dapat dilakukan dengan foto polos, barium enema, CT-scan dan MRI.
Penanganannya harus cepat karena dapat berakibat fatal.

Daftar Pustaka
1. Bickley LS, Szylagyi PG. Bates guide to physical examination and history taking. 8th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2003.
2. Brandt ML. Intussuception in Oskis pediatrics principles and practice. 4th Ed.
Philadelphia: Lippincotts and Wilkins; 2006. p 1939.
3. Arensman RM, Bambini DA, Almond PS. Intussusception at Pediatric Surgeries
Vademecum. Texas: Landes Bioscience Georgetown; 2000. P 89-93.
4. Sato TT. Abnormal rotation and fixation of the intestine. Dalam: Wyllie R, Hyams JS, eds.
Pediatric gastrointestinal and liver disease. Edisi 4. Philadelphia: Elsevier Sauders
Company; 2006. h. 757-63.
5. Kamal IM. Defusing the intra-abdominal ticking bomb: intestinal malrotation in children.
CMAJ 2000;162:1315-7.
6. Ingoe R, Lange P. The Ladds procedure for correction of intestinal malrotation with
volvulus in children. AORN J 2007;85:300-8.
7. Wyllie Robert. Nelson textbook of pediatrics. 18th Ed. Book II. Jakarta: EGC 2007. p
8.

1569-70.
Hackam David.J dkk. Pediatric Surgery at Schwar tzs Principles Of Surgery 8th Ed .2005.
Chapter 38 page 1493-4.

Anda mungkin juga menyukai