PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan suatu proses internalisasi pengetahuan dalam diri individu.
Aktifitas belajar akan berlangsung dengan efektif apabila seseorang yang belajar berada
dalam keadaan positif dan bebas dari tekanan (presure). Selama ini proses belajar yang
berlangsung di sekolah maupun program-program pelatihan yang diselenggarakan
cendurung berlangsung dalam suasana yang monoton dan membodankan. Dalam kondisi
ini guru hanya menuangkan ilmu pengetahuan kedalam kepala siswa yang berlaku pasif
yang dikenal dengan istilah pour and snoor. Materi yang diajarkan hanya diceramahkan
tanpa ada upaya untuk melibatkan potensi siswa untuk berpikir dan memberi respon
terhadap pengetahuan yang ditransfer. Kadang-kadang aktivitas belajar disertai dengan
ancaman yang membuat siswa menjadi selamat. Aktivitas belajar seperti ini jelas akan
membuat pembelajara (learner) dapat menciptakan pengetahuan secara optimal.
Agar dapat mengatasi permasalahan tersebut banyak perubahan mendasar yang
perlu dilakukan agar dapat membantu siswa mengembangkan potensi yang dimiliki
menjadi kompetensi aktual. Perubahan yang mendasar yang perlu dilakukan mencakup
penggunaan strategi dan metode pembelajaran yang dapat menjadikan proses belajar
bukan lagi sebuah proses yang menakutkan tapi menjadi sebuah proses yang
menyenangkan (fun) dan dapat membuat seseorang bereaksi dengan pengetahuan yang
dipelajarinya.
Model pembelajaran merupakan suatu pola/rencana yang dilakukan untuk
mengorganisir unsur-unsur (komponen-komponen) pembelajaran. Model pembelajaran
dalam penerapannya, secara umum bercirikan lima hal : sintaksis, hubungan guru-murid
(prinsip reaksi guru), sistem sosial, penunjang (sistem pendukung), dan dampak
instruksional (efek pengajaran/pengiring),
Proses belajar mestinya berjalan menyenangkan untuk anak-anak didik. Ini adalah
hal yang sesungguhnya sangat mendasari dari sebuah proses belajar. Salah satu model
pembelajaran tersebut adalah quantum learning merupakan strategi pembelajaran yang
digunakan untuk siapa saja selain siswa dan guru karena memberikan gambaran untuk
mendalami apa saja dengan cara mantap dan berkesan. Caranya, seorang pembelajar
harus mengetahui terlebih dahulu gaya belajar, gaya bepikir, dan situasi dirinya. Dengan
begitu, pembelajaran akan dengan cepat mendalami sesuatu.
Banyak orang yang telah merasakan hasilnya setelah mengkaji sesuatu dengan
cara quantum learning. Segalanya dapat dengan mudah, cepat, dan mantap dikaji dan
didalami dengan suasana yang menyenangkan.
B. Identifikasi Masalah
Mengacu pada permasalahan yang telah diungkapka di atas, maka masalah
penilitan ini diidentifikasi segabai berikut :
1. Apakah pengaruh model pembelajaran tipe quantum learning terhadap hasil
belajar matematika siswa ?
2. Apakah kompetensi guru berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa ?
3. Apakah kondisi lingkungan di sekolah berpengaruh terhadap hasil belajar
matematika siswa ?
4. Apakah kondisi lingkungan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar
matematika siswa ?
5. Apakah kondisi lingkungan masyarakat berpengaruh terhadap hasil belajar
matematika siswa ?
C. Pembatasan Masalah
Dari sejumlah permasalahn seperti yang dikemukankan di atas, tidak mungkin
permasalahan tersebut terjawab dalam satu kali penelitian. Hal ini disebabkan adanya
berbagai keterbetasan penulis diantaranya : keterbatasan kemampuan, keterbatasan
tenaga, keterbatasa waktu dan keterbatasa biaya. Oleh karena itu, dalam penilitian ini
penulis membatasi masalah-masalah tentang pengaruh pembelajaran tipe quantum
learning terhadap hasil belajar matematika siswa, yaitu sebagai berikut :
1. Seberapa besar pengaruh model pembelajaran tipe quantum learning terhadap
hasil belajar matematika siswa.
2. Penelitian dilakukan dikelas VIII SMPN 1 Jalaksana, Kabupaten Kuningan.
3. Pokok bahasan pembelajaran adalah dimensi tiga.
4. Hasil belajar matematika siswa diambil dari hasil tes berupa pilihan ganda pada
pokok bahasan faktorisasi suku aljabar.
D. Perumusan Masalah
Peniliti juga dapat mengetahui minat, bakat dan keaktifan dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran tipe quantum learning ini.
BAB II
ACUAN TEORITIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Konsep Model Pembelajaran Quantum Learning
a. Pengertian Quantum Learning
Quantum ialah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum
Learning ialah pengajaran yang dapat mengubah suasana belajar yang
menyenangkan serta mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi
cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang tua lain.
Quantum Learning merupakan orkestrasi bermacam-macam interaksi yang di
dalam dan sekitar momen belajar atau suatu pembelajaran yang mempunyai misi
utama untuk mendesain suati proses belajar yang menyenangkan yang
disesuaikan dengan perkembangan siswa. Interaksi-interaksi ini mencakup unsurunsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa.1
Quantum Learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar
yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar
sebagai suatu proses yang menyenagkan dan bermanfaat. Beberapa tekni yang
dikemukakan merupakan teknik meningkatkan kemampuan diri yang sudah
popoler dan umum digunakan. Namun, Bibii De Porter mengembangkan teknikteknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membuat para sisiwa menjadi
responsif dan bergairah dalam mengahadapi tantangan dan perubahan realita
(yang berkaitan dengan sifat jurnalisme). Quantum Learning berakar dari upaya
Georgi Lozanova, pendidik berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan eksperimen
yang disebutnya suggestology (suggestopedia). Prinsipnya adalah bahwa sugesti
dapat dan pasti mempengaruhi hasil situas belajar, dan setiap detail apapun
memberikan sugesti positif atau negatif. Untuk mendapatkan sugesti positif,
beberapa teknik digunakan. Para murid di dalam kelas dibuat menjadi nyaman.
Musik dipasang, partisipasi mereka didorong lebih jauh. Poster-poster besar,
ditempel. Guru-guru yang terampil dalam seni pengajar sugestif bermunculan.
Selanjutnya Porter dkk mendefinisikan quantum learning sebagai
inteaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Mereka memislakan
1
Ahmad dan Joko. 1997. Model Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia, hal. 27
kekuatan energi sebagai bagian penting dari tiap interaksi manusia. Dengan
mengutip rumus klasik E = m.c, mereka alihkan energi itu ke dalam analogi
tubuh manusia yang secara fisik adalah materi. Sebagai pelajar, tujuan kita
adalah meraih seanyak mungkin cahaya: interaksi, hubungan, inspirasi agar
menghasilkan
energi
cahaya.
Pada
kaitan
inilah,
quantum
learning
Bobbi Porter. De dan Mike Hernacki. 2003. Quantum Learning: Membiaskan Belajar Nyaman dan
Gordon Dryden. 2003. Revolusi Cara Belajar; The Learning Revolusion Bagian I. Bandung: Kaifa. hal. 26
Iwan Sugiaro. 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dan Berfikir Hoilistik Dan Kreatif. Jakarta: Gramedia
dalam
belajar
dengan
cara
menjalin
hubungan
dan
menyingkirkan segala ancaman dari suasana belajar. Dalam hal ini, terdapat
tiga langkah untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Pertama, afrimasi. Cara ini diyakni mampu menggapai suara hati peserta
didik lebih dalam. Sebab pada dasarnya sepanjang proses pembelajaran, hati
peserta didik bersuara tiada henti. Fenomena ini biasanya disebut sebagai
dialog internal, atau dalam bahasa Vygotsky disebut inner speace. Kedua,
mengakui. Pada dasarnya, setiap orang ketika mendapat pengakuan akan
merasa senang, bangga, percaya diri, dan termotivasi. Penelitian ini
mengindikasikan bahwa kemampuan peserta didik juga akan meningkatkan
karena pengakuan guru (Hamruni, 2009). Ketiga, merayakan kerja keras.
Merayakan keberhasilan setelah bekerja keras akan memotivasi peserta
didik untuk melakukan pekerjaan yang lain. Hal ini karena perayaan akan
memberi kesan takjub pada setiap keberhasilan yang diraih, meskipun
sederhana.
2. Maksimalisasi Fungsi Otak
Melibatkan otak dalam pembelajaran merupakan hal yang tidak dapat
ditawar-tawar lagi. Kinerja otak ketika belajar telah banyak diungkapkan
model ini jauh lebih efektif daripada yang didasarkan pada persentasi,
materi, dan media, sebab gerakan fisik meningkatkan proses mental. Bagian
otak yang akan terkoneksi oleh gerakan fisik adalah korteks motor, dimana
fungsi otak bagia ini untuk berpikir memecahakn masalah. Oleh karena itu,
proses pembelajaran harus menggabungkan antara gerakan fisik dan seluruh
indera yang ada. Inilah yang disebut dengan model SAVI (Somatis, Audio,
Visual Intelektual) dalam pembelajaran.
c. Konsep Dasar Quatum Learning Bermuatan Karakter
Secara implisit, quantum learning telah memuat beberapa nilai karakter,
seperti rasa ingin tahu dan penghargaan yang tinggi terhadap prestasi. Hal ini
dibuktikan dengan pembelajaran quantum yang mensyaratkkan interaksi
antara guru dengan peserta didik, maupun sesama peserta didik itu sendiri.
Bahkan interaksi yang terjadi memuncak hingga menghasilkan cahaya,
yakni prestasi yang mengagumkan, prestasi yang mencerdaskan dan membuat
peserta didik bangga akan prestasi yang diraihnya. Di samping kemenangan
(prestasi yang diraih) setiap usai pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa
quantum learning sangat menghargai prestasi.
1). Belajar Tentang Cara Belajar
Teori belajar quantum
membekali para peserta didik dengan
pengetahuan tentang berbagai gaya belajar sesuai dengan modalitas masingmasing peserta didik. Pengetahuan dalam bidang inilah dikenal dengan
istilah belajar cara belajar. Cara belajar yang tepat akan sangat
bermanfaat, terutama dalam membentuk keterampilan bersikap positif,
motivasi, dan kreativitas. Cara belajar yang dipelajari dalam teori ini adalah
teknik membaca cepat, membuat catatan efektif, menulis canggih, dan
menghafal secara menakjubkan (DePorter & Hernacki, 2009).
2). Belajar Secara Menyeluruh (Global Learning)
Global Learning adalah cara efektif dan alamiah bagi seseorang untuk
mempelajari segala sesuatu. Cara belajar ini mengambil contoh bagaimana
cara anak mempelajari sesuatu. Seperti pokok bahasan dimensi tiga,
peserta didik mula-mula mengamati bahwa bentuk kubus itu seperti apa,
setelah itu peserta didik membuat gambar dari dimensi tiga bentuk kubus
belas
nilai
karakter
yang
dicanangkan
Kemendikbud
(dulu
Konsep
pembelajaran
AMABAK
(Apa
Manfaat
BagiKu),
motivasi
dan
semangat
pemebelajaran.
4. Rasa Ingin Tahu
Pikiran kreatif dan imajinatif
tersendiri
dalam
memulai
setiap
menaikkan tensi ras ingin tahu yang lebih tinggi. Terlebih lagi iklim
kebebasan berpikir yang memadai akan mendorong dipenuhinya rasa ingin
tahu tersebut. Selain ini, imajinasi yang melayang-layang dan ingin segera
direalisasikan melalui pikiran kreatif turut mendorong segera ingin
dipuaskan rasa ingin teresbut. Inilah nilai karakter yang berusaha
ditanamkan guru kepada peserta didik melalui strategi pembelajaran
quantum.
5. Gemar Membaca
Dalam strategi quantum learning, terdapat berbagai metode baca cepat
dan menulis kilat. Bahkan metode ini dikemas dalam nuansa yang sangat
menyenangkan, sehingga secara alamiah peserta didik akan memiliki
kebiasaan gemar membaca tanpa dipaksa dan menulis dengan rapi.
e. Prosedur Pelaksanaan Quantum Learning Bermuatan Karakter
Berdasarkan strategi pembelajaran quantum learning diatas, dapat disusun
prosedur untuk melaksanakannya dalam pembelajaran di sekolah/madrasah. Cara
menerapkan strategi ini terkesan lebih jauh sederhana daripada penerapan strategi
pembelajaran yang lainnya, karena tekanan utama dalam quantum learning adalah
kebebasan berpikir peserta didik, sehingga hal-hal teknis termasuk prosedur yang
dibuat peserta didik itu sendiri. Sedangkan guru hanya memfasilitasi agar pikiran
peserta didik berkembang secara bebas, kreatif dan imajinatif. Berikut ini terdapat
beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menerapkan strategi pembelajaran
quantum learning tersebut.
1. Menciptakan Suasana Pembelajaran Alamiah yang Rileks dan Tanpa Beban
Suasan ini dapat diwujudkan dengan mengatur ruangan kelas sesuai
kenyamanan pesrta didik. Jika memungkinkan, penataan meja dan kursi
tidak harus urut berbaris yang kaku dan harus lurus, melainkan bisa
melingkar, membentuk meja bundar, elips, persegi panjang, dan sebagainya.
Bahkan jika diperlukan, ubahlah bentuk atau susunan kursi amupun meja
setiap
pembelajaran.
Di
balik
pengkondisia
suasana
belajar
ini,
Sebagai contoh, seorang penyair terkenal di Amerika pada Abad ke-20, Hart
Crane. Ia dikenal sebagai pemakai rambu Cuba dengan mengobarkan lagu
atau rekamana Bolero dari Ravel sebelum ia mulai. Bahkan ia tidak akan
berhenti menulis kecuali mengganti kaset rekamannya. Konon, tidak pernah
keluar dari kamar keranjingannya sebelum berhasil menulis puisi
terbaiknya (Suyadi, 2009).
Para psikolog juga mengemukakan hasil penelitiannya bahwa
pelajaran piano jauh lebih meningkatkan kemampuan berpikir abstrak
daripada pelajaran komputer. Kemampuan berpikir abstrak inilah yang
nantinya akan berpengaruh besar terhadapa keberhasilan hidup di masa
depan. Sebab kemampuan berpikir ini mampu memberikan kontribusi besar
terhadap keunggulan anak dalam bidang sains modern. Penelitian lain yang
dipublikasikan secara luas juga menunjukkan hal yang hampir bersamaan.
Penelitian tersebut menyebutkan bahwa anak yang diperdengarkan musik
selama 8 (delapan bulan) mengalami peningkatan kecerdasan intelektual
(IQ) sebesar 46% dibandingakan dengan anak yang tidak diperdengarkan
musik (May Lwin, dkk. 2008).
Berbagai penilitian diatas diperkuat oleh penelitian yang dilakukan
oleh Dee Dickinson, seorang pendiri New Horizon for Learning, yaitu
jaringan
pendidikan
internasional
nirlaba
yang
berkedudukan
di
menyingkirkan hambatan belajar dengan cara yang tepat agar siswa dapat
belajar secara mudah dan alami. Semua itu adalah bertujuan untuk melejitkan
prestasi siswa.
Quantum learning sebgai salah satu metode belajar dapat memadukan
antara berbagai sugesti positif dan interaksinya dengan lingkungan yang dapat
mempengaruhi proses dan hasil seseorang. Lingkungan belajar yang
menyenangkan dapat menimbulkan motivasi pada diri sesorang sehingga
secara langsung dapat mempengaruhi proses belajar metode quantum learning
dengan teknik peta pikiran (mind mapping) memiliki manfaat yang sangat
baik untuk meningkatkan potensi akademis (prestasi belajar) maupun potensi
kreatif yang terdapat dalam diri siswa.5
Bukan hanya itu ada beberapa kelebihan/keunggulan dari model
pembelajaran quantum learning, yaitu sebagai berikut :
a. Melibatkan teknologi pendidikan terkini karena mempunyai basis
neurosains (cara kerja otak) yang kuat.
5
Tony Buzan. 2004. Mind Map: Untuk Meningkatkan Kreativitas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm. 35
Suyadi. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. hlm.112