Anda di halaman 1dari 22

DIABETES MELITUS

1.

Defenisi
Diabetes Melitus merupakan gangguan metabolisme yang heterogen
yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah /
hyperglikemia.
Diabetes ada 2 tipe yaitu :

Tipe I ( Insulin dependent diabetes mellitus / IDDM )


Merupakan diabetes melitus yang tergantung insulin.

Tipe II ( non insulin dependent diabetes mellitus / NIDDM )


Merupakan diabetes mellitus yang tidak tergantung insulin.

Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom


lainnya.

2.

Diabetes mellitus gestasional ( Gestational diabetes mellitus / GDM )


Etiologi

Diabetes tipe I
Ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas. Terjadi karena
adanya faktor genetik, imunologi dan lingkungan.
- Faktor genetik
Mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik yaitu pada
individu yang memiliki tipe antigen HLA ( Human leucosite antigen )
- Faktor imunologi
Adanya suatu respon autoimune yaitu antibodi bereaksi dengan
jaringan normal yang dianggapnya seolah-olah asing.
- Faktor lingkungan, sepeti adanya toksin atau virus tertentu.
Adanya virus atau toksin tertentu ( virus coxsackie dan gondongan )
yang dapat memicu proses autoimune yang menimbulkan destruksi
sel beta.

Diabetes tipe II
Faktor genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses reistensi
insulin. Selain itu juga adanya faktor resiko seperti :

- Usia di atas 65 tahun


- Obesitas
- Riwayat keluarga
- Kelompok etnik
3.

Patofisiologi

Manifestasi Klinis
Secara

umum

terjadinya

hiperglikemia,

jika

parah

akan

menimbulkan glukosuria yang menyebabkan diuresis osmotik yang


menyebabkan poliuria dan polidipsi, keseimbangan kalorinegatif,
penurunan berat badan, polifagia, lemah dan mengantuk (somnolen).
Pada Diabetes tipe I ditemukan ketoasidosis dan pasien peka terhadap
insulin dan jika tidak mendapatkan pengobatan segera akan
menimbulkan kematian, sedangkan pada Diabetes tipe II tidak
ditemukan ketoasidosis dan apsien tidak sensitif terhadao insulin.

Komplikasi
Komplikasi Diabetes melitus dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu:
1. Komplikasi metabolik akut
-

Ketoasidosis diabetik.
Bila kadar insulin sangat menurun akan terjadi hiperglikemia
dan glukosuria berat, penurunan lipogenesis, peningkatan
lipofisis dan peningkatan oksidasi asam lemak bebas disertai
pembentukan benda keton. Peningkatan keton menyebabkan
ketoasidosis, penigkatan beban ion hidrogen dan asidosis
metabolik. Glukosuria dan ketouria menyebakan diuresis
osmotik, dehidrasi dan kehilangan elektrolit. Dapat terjadi
hipotensi dan syok, sehingga menyebabkan hipoksisa otak
sehingga pasien koma dan meninggal.

Hipoglikemia.
Merupakan

komplikasi

dari

terapi

insulin. Terjadi

akibat

pelepasan epinefrin (gejala berupa berkeringat, gemetaran,


sakit kepala dan palpitasi) dan karena kekurangan glukosa

dapat otak ( tingkah laku aneh, sensorium yang tumpul dan


koma).
2. Komplikasi vaskular jangka panjang
-

Retinopai diabetik
Berupa mikroaneurisma ( pelebaran sakular yang kecil ) dari
arteriola retina sehingga terjadi perdarahan, neovaskularisasi
dan jaringan parut retina yang menyebabkan kebutaan.

Nefropati
Manifestasi klinis berupa proteinuria dan hipertensi. Pasien juga
dapatmenderita insufisiensi ginjal dan uremia jika kehilangan
fungsi nefron terus menerus.

Neuropati dan katarak


Timbul akibat gangguan jalur poliol ( glukosa sorbitol
fruktosa ) akibat kekurangan insulin. Kemudain timbul nyeri,
parestesia, berkurangnya sensasi getar dan proprioseptik,
kelemahan otot dan atrofi.

Arterosklerosis
Merupakan

gabungan

dari

gangguan

biokimia

brupa

penimbunan sorbitol dalam intima vaskular, hiperlipoproteinemia


dan kelainan pembekuan darah. Beberapa penyakit yang
disebabkan

oleh

arterosklerosis

adalah

arteri

koroner,

serebrovaskuler, penyakit vaskuler perifer.


-

Gangguan kehamilan
Berupa terjadinya abortus spontan, kematian janin intrauterin,
ukuran janin besar, bayi prematur dengan sindrom distres
pernafasan yang tinggi serta malformasi janin.

4.

Penatalaksanaan
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan Diabetes melitus yaitu:

Diet
Tujuan pemberian diet :
- Memberikan semua unsur makanan esensial
- Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
- Memenuhi kebutuhan energi
- Mencegah fruktuasi kadar glukosa darah setiap hari dengan
mnegupayakan kadar glukosa darah mendekati normal melalui caracara yang aman dan praktis
- Menurunkan kadar lemak darah jika meningkat.
Perencanaan makan, berupa
Kebutuhan kalori
Pengendalian

asupan

kalori

total

untuk

mencapai

dan

mempertahahnkan berat badan yang sesuai dan pengendalian kadar


glukosa darah. Bekerjasama dengan ahli diet dalam mengkaji
kebiasaan makan pasien dan mencapai tujuan yang realistis.
Distribusi kalori
Menfokuskan presentase kalori yang berasal dari karbohidrat, lemak
dan protein.
Karbohidrat
Meningkatkan konsumsi karbohidrat kompleks dan berserat tinggi
seperti roti gandum utuh, nasi beras tumbuk, sereal dan pasta/ mi yang
berasal

dari

menghindari

gandum

yang

karbohidrat

masih

yang

mengandung

mengandung

bekatul.

gula

Dan

sederhana.

Mengkonsumsi karbohidrat lebih baik jika dicampur dengan sayuran.


Lemak
Berupa rekomendasi tentang kandungan lemak dalam diet diabetes.

Protein
Mencakup penggunaan makanan sumber protein nabati untuk
mengurangi asupan lemak tak jenuh dan kolesterol.
Serat makanan
Penambahan banyak serat kedalam rencana makan.

Alkohol
Mengurangi konsumsi alkohol yang berlebihan.
Sistem klasifikasi makanan
Makanan dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri yang sama seperti
jumlah kalori dan komposisi makanan. Selain itu juga diperlukan
adanya daftar makanan pengganti sebagai pedoman untuk pasien,
piramida makanan, indeksi glikemik dan juga keterangan mengenai
bahan pemanis dan label makanan.
Penyuluhan diet
Pendidikan ditujukan pada pentingnya konsistensi atau kontinuitas
pada kebiasaan, hubungan antara makanan dan insulin dan adanya
rencanan makan yang sesuai kebutuhan. Perawat memegang peranan
penting dalam mengkomunikasikan informasi yang tepat kepada ahli
diet dan pemahaman pasien.

Aktivitas fisik / latihan


Latihan dapat menurunkan kadar glukosa darah dan mengurangi faktor
resiko kardiovaskuler, menurunkan berat badan, mengurangi rasa stres
dan memeprtahankan kesegaran tubuh, serta mengubah kadar lemak
darah. Pasien dianjurkan untuk melakukan latihan pada saat yang
sama dan intensitas yang sama setiap harinya.

Pemantauan
Pemantauan dilakukan terhadap kadar glukosa dan keton berupa
pemeriksaan mandiri, hemoglobin glikosilasi dan pemeriksaan urin.

Terapi jika diperlukan


Pada

penderita

Diabetes

tipe

diperlukan

pemberian

insulin

eksogeneus dalam jumlah yang tidak terbatas. Sedangkan pada


Diabetes tipe II, insulin diperlukan untuk terapi jangka panjang untuk
mengendalikan kadar glukosa darah jika diet dan obat hipoglikemia
oral tidak dapat memantaunya. Pada sebagian penderita Diabetes tipe
II insulin dibuthkan secara temporer selama mengalami infeksi , sakit,
kehamilan, pembedahan dan kejadian stres lainnya.

Pendidikan
Pasien diajarkan untuk merawat diri sendiri setiap hari dan memiliki
perilaku preventif dalam gaya hidup untuk menghindari komplikasi
diabetik jangka panjang. Pendidikan juga diarahkan kepada pemberian
informasi dan keterampilan dasar seperti keterampilan untuk bertahan
hidup, serta informasi tingkat lanjut seperti tindakan preventif berupa
perawatan kaki, mata, higyene umum dan penanganan faktor resiko.

5.

WOC
Terlampir

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DIABETES MELITUS


PENGKAJIAN
1.

Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien memiliki riwayat pernah mengalami luka yang lama sembuh,
pernah mengkonsumsi obat seperti steroid, diuretik, dilantin dan
fenobarbital,

hipertensi,

IM

akut.

Kebiasaan

merokok

pada

pasien,pasien punya riwayat gagal jantung koroner.


b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan mudah lelah, mengalami kelemahan,banyak
minum, hilang nafsu makan, buang air kecil banyak, turgor kulit jelek,
berkeringat, gemetaran, berat badan menurun,hipertensi,ansietas,ISK
baru atau berulang,nyeri tekan abdomen, bising usus lemah dan
menurun, hiperaktif ( diare ), urine encer, pucat, kuning, berkabut, bau
busuk.perbesaran tiroid, pusing/pening, sakit kepala, disorientasi :
mengantuk,

latergi,

stupor/koma,

gangguan

memori,

kacau

mental,batuk dengan / tanpa sputum purulen,demam,diaforesis,


lesi/ulserasi.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya riwayat Diabetes, penyakit jantung, stroke dan hipertensi
pada keluarga.
2.

Pengkajian Fisik
a. Aktivitas dan istirahat
Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun,
gangguan tidur / istirahat, takikardia atau trakipnea saat istirahat
ataupun aktivitas, letargi, koma.

b. Sirkulasi
Kebas dan kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki, takikardi,
perubahan tekanan darah poeturnal, nadi lemah, disritmia, kulit panas,
kering, kemerahan, bola mata cekung.
c. Integritas ego
Stres, ansietas, peka rangsang.
d. Eliminasi
Poliuri, nokturia, urin encer, pucat, kuning, urine berkabut dan berbau
busuk, rasa nyeri / terbakar, kesulitan berkemih, ISK baru / berulang,
abdomen keras, nyeri tekan abdomen, diare.
e. Makanan/ cairan
Kehilangan nafsu makan, mual muntah,penurunan berat badan, haus,
kulit kering/ bersisik, turgor jelek, pembesaran tiroid, nafas bau keton.
f. Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot,
parestesia,

gangguan

penglihatan,

mengantuk,

letargi,

stupor,

gangguan memori, kacau mental, reflek tendon menurun, kejang.


g. Nyeri / kenyamanan
Abdomen tegang / nyeri ( sedang / berat ), palpitasi.

h. Pernafasan
Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum.
i. Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit, demam, diaforesis, penurunan rentang
gerak, parestesia / paralisis otot dan otot pernafasan.
j. Seksualitas

Infeksi vagina dan kesulitan orgasme pada wanita, impoten.


3.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik

Glukosa darah : meningkat 100 200 mg/dL

Aseton plasma ( keton ) : positif

Asam lemak bebas : peningkatan lipid dan kolesterol

Osmolalitas serum : peningkatan kurang dari 330


mOsm / L

Elektrolit :
Natrium

: normal, meningkat ataupun turun

Kalium : normal, peningkatan semu, kemudian menurun


Fosfor : menurun

Hemoglobin glikosilat : meningkat 2 4 kali lipat

Gas darah arteri : pH rendah dan penurunan HCO 3


( asidosis metabolik ) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.

Trombosit

darah

peningkatan

Ht,

leukositosis,

hemokonsentrasi.

Ureum / kreatinin : dapat normal ataupun meningkat

Amilase darah : meningkat.

Insulin darah : menurun sampai tidak ada (pada tipe I)


dan meninggi pada tipe II

Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas


hormon tiroid

Urine : gula dan aseton positif, peningkatan berat jenis


dan osmoallitas.

Kultur dan sensitifitas : ISK, infeksi pada sistem nafas


dan infeksi pada luka.

ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


NO
1.

Data Penunjang

Masalah
Keperawatan
Kekurangan

DO :
1.

Peningkatan jumlah volume cairan


urin

Kekurangan
cairan

volume
b.

hiperglikemia,kehilangan

2.

Kulit kering / bersisik

3.

Turgor kulit jelek

4.

Nadi lemah

5.

Demam

6.

Penurunan kekuatan
otot

7.

Takikardi

8.

Berat badan turun

9.

Nafas bau keton

10.

Frekuensi

nafas

meningkat
11.

Diagnosa Keperawatan

Glukosa

urine

meningkat
DS :
Klien mengatakan bahwa
mengalami:
1.

Perasaan haus

2.

Mual / muntah

3.

Lemah dan letih

4.

Gatal pada kulit

5.

Diare

6.

Peningkatan

gastrik berlebihan

2.

haluaran urin
DO :
1.

Perubahan

Penurunan

nutrisi:

berat nutrisi : kurang kurang dari kebutuhan

badan
2.

Perubahan

dari kebutuhan tubuh b. d gangguan

Penurunan kekuatan tubuh.


otot

keseimbangan
penurunan

insulin,
masukan

3.

Kekakuan abdomen

oral : anoreksia, mual,

4.

Bising usus lemah/

peningkatan

menurun
5.

laju

metabolisme ( demam /

Ulkus dan lesi pada

infeksi ).

kulit
DS :
Kilen mengatakan bahwa
mengalami:

3.

1.

Tidak Nafsu Makan

2.

Mual / Muntah

3.

Nyeri Pada Perut

4.

Diare

DO :
1.

Resiko
Kadar

Glukosa infeksi

Tinggi ( hiperglikemia )
2.

Leukositosis

3.

Demam

4.

Pembesaran Tiroid

5.

Urine
Keruh/Berkabut

6.
DS :

ISK

tinggi Resiko tinggi infeksi b. d


peningkatan

glukosa

darah,penurunan fungsi
leukosit, ISK

Klien mengatakan bahwa


mengalami:
1.

Luka Lama Sembuh

2.

Batuk berdahak.

3.

kulit rusak

INTERVENSI KEPERAWATAN
a.

Kekurangan volume cairan b. d poliuri dan dehidrasi


Kriteria evaluasi : memperlihatkan intake cairan adekuat yang dibuktikan
oleh tanda-tanda vital yang stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit
dan pengisisan kapiler baik, haluaran urine tepat secara individu dan
kadar elektrolit dalam batas normal.
Tindakan Intervensi :

Rasional

Mandiri
Dapatkan Riwayat Pasien/ Orang Membantu
Terdekat

Sehubungan

Lamanya/

Intensitas

dalam

memperkirakan

Dengan kekurangan volume total. Tanda dan

Dari

Gejala gejala mungkin sudah ada pada

Seperti Muntah, Pengeluaran Urine beberapa


Yang Sangat Berlebihan.

waktu

sebelumnya

( beberapa jam sampai beberapa hari


).

Adanya

proses

infeksi

mengakibatkan demam dan keadaan


hipermetabolik yang meningkatkan
kehilangan air tidak kasat mata.
Pantau

Tanda-Tanda

Vital,

Catat Hipovolemia dapat diamnifestasikan

Adanya Perubahan Td Ortostatik.

oleh

hipotensi

Perkiraan

dan

berat

hipovolemia

dapat

takikardia.
ringannya

dibuat

ketika

tekanan darah sistolik pasien turun


lebih dari 10 mmHg dari posisi
berbaring

ke

posisi

duduk

atau

berdiri.
Pola

nafas

pernafasan

seperti

adanya Paru-paru

Kusmaull

pernafasan yang berbau keton.

mengeluarkan

asam

atau karbonat melalui pernafasan yang


menghasilkan kompensasi alkalosis
respiratoris
ketoasidosis.

terhadap
Pernafasan

keadaan
yagn

berbau

aseton

berhubungan

pemecahan asam asetoasetat dan


harus berkurang jika ketosis harus
terkoreksi.
Frekuensi

nafas

dan

kualitas Koreksi hiperglikemia dan asidosis

pernafasan, penggunaan otot bantu akan


pernafasan

dan

adanya

menyebabkan

periode frekuensi

apnea dan munculnya sianosis.

pola

pernafasan

normal.

Tetapi

pernafasan;
pernafasan

dan

mendekati

peningkatan

pernafasan
cepat;

kerja

dangkal,
munculnya

sianosis mungkin merupakan indikasi


dari kelelahan pernafasan dan/atau
mungkin

pasien

kemampuannya

itu

kehilangan

untuk

melakukan

kompensasi asidosis.
Suhu, warna kulit atau

Meskipun demam, menggigil dan

kelembabannya.

diaforesis merupakan hal yang umum


terjadi pada proses infeksi, emam
dengan kulit yang kemerahan, kering
mungkin

sebagai

cerminan

dari

dehidrasi.
Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, Merupakan
turgor kulit dan membran mukosa.

indikator

dari

tingkat

dehidrasi, atau volume sirkulasi yang


adekuat.

Pantau masukan dan pengeluaran, Memberikan


cata berat jenis urine.

perkiraan

kebutuhan

akan cairan pengganti, fungsi ginjal


dan keefektifan terapi yanf diberikan.

Ukur berat badan setiap hari.

Memberikan hasil pengkajian yang


terbaik

dari

status

cairan

yagn

sedang berlangsung dan selanjutnya


dalan memberikan cairan pengganti.
Pertahankan

untuk

memberikan Mempertahankan

hidrasi/volume

cairan paling sedikit 2500 ml/hari sirkulasi.


dalam batas yang dapat ditoleransi
jantung

jika

pemasukan

cairan

melalui oral sudah dapat diberikan.


Tingkatkan lingkungan yang dapat Menghindari
menimbulkan rasa nyaman. Selimuti berlebihan
pasien denga selimut tipis.

lanjut

pemanasan
terhadap

akan

dapat

yang

pasien

lebih

menimbulkan

kehilangan cairan.
Kaji adanya perubahan mental /
sensori.

Perubahan

mental

dapat

berhubungan dengan glukosa yang


tinggi

atau

(hiperglikemia

yang
atau

rendah

hipoglikemia),

elektrolit yang abnormal, asidosis,


penurunan

perfusi

serebral

dan

berkembangnya hipoksia. Penyebab


yang

tidak

kesadaran

tertangani,

gangguan

dapat

menjadi

predisposisi aspirasi pasien.


Catat hal-hal yang dilaporkan seperti Kekurangan

cairan

dana

lektrolit

mual, nyeri abdomen, muntah dan mengubah motilitas lambung, yang


distensi lambung.

seringkali akan menimbulkan muntah


dan

cara

potensial

akan

menimbulkan kekurangan cairan atau


elektrolit.
Observasi

adanya

perasaan Pemberian cairan untuk perbaikan

kelelahan yang meningkat, edema, yang

cepat

mungkin

sangat

peningkatan berat badan, nadi tidak berpotensi menimbulkan kelebihan

teratur, dan adanya distensi pada beban cairan dan GJK.


vaskular.
Kolaborasi
Berikan terapi cairan yang sesuai Tipe
indikasi.

dan

jumlah

dari

cairan

tergantung pada derajat kekurangan


cairan dan respons pasien secara
individual.

Pasang/pertahankan

kateter

urine Memberikan pengukuran yang tepat

tetap terpasang.

dan akurat terhadap pengukuran


haluaran urine.

Pantau pemeriksaan laboratorium

Pemantauan

terhadap

status

keadaan klien.
Berikan elektrolit melalui IV dan/atau Mencegah kekurangan elektrolit.
oral sesuai indikasi.
b.

Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b. d


gangguan

keseimbangan

insulin,

penurunan

masukan

oral

anoreksia, mual, peningkatan laju metabolisme ( demam / infeksi ).


Kriteria hasil yang diharapkan, pasien akan :
Mencerna makanan jumlah kalori / nutrien yang

tepat.
-

Menunjukkan tingkat energi biasanya

Memperihatkan

berat

badan

stabil

atau

penambahan ke arah rentang biasanya/yang diinginkan dengan nilai


laboratorium normal.

Tindakan Intervensi :
Mandiri

Rasional

Timbang berat badan setiap hari atau Mengkaji pemasukan makanan yang
sesuai dengan indikasi.

adekuat

(termasuk

absorbsi

dan

Tentukan program diet dan pola Mengidentifikasi

kekurangan

dan

makan

dari

kebutuhan

dan

gangguan

utilisasinya).

pasien

dengan

dan

makanan

bandingkan penyimpangan
yang

dapat terapeutik.

dihabiskan pasien.
Auskultasi bising usus, catat adanya Hiperglikemia

nyeri abdomen/perut kembung, mual, keseimbangan cairan dan elektrolit


muntahan

makanan

sempat

dicerna,

yang

belum dapat menurunkan

pertahankan lambung yang akan memperngaruhi

keadaan puasa sesuai indikasi.


Berikan

makanan

motilitas/fungsi

cair

pilihan intervensi.
yang Pemberian makanan melalui oral

mengandung zat makanan (nutrien) lebih baik jika pasien sadar dan
dan elektrolit dengan segera jika fungsi gastrointestinal baik.
pasien sudah dapat mentoleransinya
melalui pemberian cairan melaui oral.
Dan upayakan pemberian makanan
yang lebih padat sesuai dengan yang
dapat ditoleransi.
Identifikasi makanan yang disukai Jika makanan yang disukai pasien
termasuk kebutuhan etnik/kultural.

dapat

dimasukkan

dalam

perencanaan makan, kerja sama ini


dapat diupayakan setelah pulang.

Libatkan

keluarga

perencanaan
dengan indikasi

makan

pasien
ini

pada Meningkatkan rasa keterlibatannya;


sesuai memberikan informasi pada keluarga
untuk memahami kebutuhan nutrisi

pasien.
Observasi tanda-tanda hipoglikemia, Karena

metabolisme

karbohidrat

seperti perubahan tingkat kesadaran, mulai terjadi ( gula darah akan


kulit

lembab/dingin,

denyut

nadi berkurang,

dan

sementara

tetap

cepat, lapar, peka rangsang, cemas, diberikan insulin maka hipoglikemia


sakit kepala, pusing, sempoyongan.

dapat terjadi. Jika pasien dalam


keadaan

koma,

mungkin

hipoglikemia

terjadi

tanpa

memperlihatkan perubahan tingkat


kesadaran. Ini secara potensial dapat
mengancam kehidupan yang harus
dikaji dan ditangani secara tepat.
Kolaborasi
Lakukan pemeriksaan gula darah Analisa di tempat tidur lebih akurat
dengan menggunakan finger stick.

daripada pemeriksaan lewar urine


karena

dapat

ambang

ginjal

dipengaruhi
pasien

oleh
secara

individual.
Pantau pemeriksaan laboratorium.

Gula darah akanmenurun perlahan


dengan

penggantian

cairan

dan

terapi insulin terkontrol.


Berikan pengobatan insulin secara Insulin reguler mempunyai awitan
intermitten dengan metode IV.

yang cepat sehingga cepat pula


membantu memindahkan glukosa ke
dalam sel.

Berikan larutan glukosa.

Menghindari hipoglikemia.

Lakukan konsultasi dengan ahli diet.

Bermanfaat dalam perhitungan dan


penyesuaian diet untuk memenuhi

kebutuhan

nutrisi

pasien

mengembangkan

dan

perencanaan

makanan.
Berikan

obat

metaklopramid, Mengatasi gejala neuropati otonom.

tetrasiklin.
c.

Resiko tinggi infeksi b. d peningkatan glukosa darah.


Kriteria hasil yang diharapkan, pasien akan :
Mengidentifikasi

intervensi

untuk

mencegah/menurunkan resiko infeksi.


Memperlihatkan teknik, perubahan gaya hidup untuk

mencegah terjadinya infeksi.


Tindakan Intervensi

Rasional

Mandiri
Obseravasi tanda-tanda infeksi atau Pasien
peradangan,

seperti

mungkin

demam, infeksi

yang

masuk
biasanya

dengan
telah

kemerahan, adanya pus atau luka, mencetuskan keadaan ketoasidosis


sputum purulen, urine warna keruh atau
atau berkabut.
Tingkatkan

dapat

mengalami

infeksi

nasokomial.
upaya

pencegahan Mencegah

timbulnya

infeksi

dengan melakukan cuci tangan yang nasokomial.


baik

pada

berhubungan

semua

orang

dengan

yang
pasien

termasuk pasiennya sendiri.


Pertahankan teknik aseptik pada Kadar glukosa yang tinggi dalam
prosedur invasif, pemberian obat darah akan menjadi media terbaik
intravena

dan

memberikan bagi pertumbuhan kuman.

perawatan pemeliharaan. Lakukan

pengobatan

melalui

IV

sesuai

indikasi.
Pasang kateter/lakukan perawatan Mengurangi resiko terjadinya infeksi
perineal dengan baik. Ajarkan pasien saluran kemih. Pasien koma mungkin
wanita untuk membersihkan area memiliki resiko yang khusus jika
perinealnya dari depan ke arah terjadi retensi urine pada saat awal
belakang setelah eliminasi.

dirawat.

Berikan perawatan kulit dnga teratur Sirkulasi


dan

sungguh-sungguh,

perifer

bisa

masase yangmenempatkan

daerah tulang yang tertekan, juga peningkatan

terganggu

pasien

resiko

pada

terjadinya

kulit tetap kering, linen kering dan kerusakan pada kulit dan infeksi.
tetap kencang (tidak berkerut).
Auskultasi bunyi nafas.

Ronki

mengindikasikan

akumulasi

sekret

yang

berhubungan

adanya
mungkin
dengan

pneumonia/bronkhitis, edema paru


sebagai akibat dari pemberian cairan
yang terlalu cepat.
Posisikan pasien pada posisi semi- Memberikan kemudahan bagi paru
Fowler.

untuk

berkembang,

menurunkan

resiko tejadinya aspirasi.


Lakukan
anjurkan

perubahan
pasien

posisi
untuk

dan Membantu

dalam

menventilasikan

batuk semua daerah paru dan memobilisasi

efektif/nafas dalam jika pasien sadar sekret. Mencegah agar sekret tidak
dan

kooperatif.

Lakukan statis dengan terjadinya peningkatan

penghisapan lendir pada jalan nafas terhadap risiko infeksi.


dengan menggunakan teknik steril
sesuai keperluannya.
Berikan tisu dan tempat sputum Mengurangi penyebaran infeksi.

pada tempat yang mudah dijangkau


untuk penampungan sputum atau
sekret yang lainnya.
Bantu

pasien

untuk

melakukan Menurunkan

hygiene oral.

resiko

terjadinya

penyakit mulut/gusi.

Anjurkan untuk makan dan minum Menurunkan kemungkinan terjadinya


adekuat.

infeksi. Meningkatkan aliran urine


untuk mencegah urine yang statis
dan

membentu

mempertahankan
menurunkan
dan

pH

dalam
urine

pertumbuhan

pengeluaran

yang
bakteri

organisme

dari

sistem organ tersebut.

Kolaborasi
Lakukan pemeriksaan kultur dan Untuk
sensitivitas sesuai dengan indikasi.

mengidentifikasi

sehingga

dapat

organisme

memilih

terapi

antibiotik yang terbaik.


Berikan obat antibiotik yang sesuai.

Penanganan awal dapat membantu


mencegah timbulnya sepsis.

Masalah keperawatan lain yang mungkin muncul:


1. Kelelahan
2. Ketidakberdayaan
3. Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar )

TUGAS LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

ASKEP KLIEN DIABETES MELITUS

Oleh :
ARYA RAMADIA

04121008

RURY SARTIKA

04121026

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2007

Anda mungkin juga menyukai