Anda di halaman 1dari 70

BUKU PROFESIONAL KOMISARIAT

DEPARTEMEN PENGEMBANGAN KOMISARIAT

1. TATA CARA ORGANISASI KAMMI

Struktur KAMMI
KAMMI Pusat
KAMMI Teritorial
KAMMI Daerah
KAMMI Komisariat
Syarat berdirinya Komisariat
Jumlah AB 1 minimal 20 kader
Jumlah AB 2 minimal 1 Kader
Memiliki basis kampus (Fakultas, Gabungan Fakultas, Universitas atau perguruan tinggi,
gabungan perguruan tinggi).
Struktur Inti Komisariat
Memiliki departemen kaderisasi
Memiliki departemen kastrat
Ketua komisariat minimal AB 2
Ketua departemen kaderisasi dan kastrat diharapkan berstatus AB 2
Struktur Tambahan
Departemen Sosmas
Departemen Humas
Departemen Ekonomi
Dll (Sesuai kebutuhan)

Hak, Wewenang, dan tanggung Jawab Komisariat


Hak
Mendapatkan transfer kebijakan baik internal maupun eksternal dari KAMMI Daerah, Mendapat
supervisi dan pengembangan dari KAMMI Daerah
Wewenang
Melakukan regenerasi dan rekruitmen, merancang dan mengimplementasikan renstra dakwah baik
internal maupun eksternal sesuai dengan filosofi gerakan lingkup komisariatnya.
Tanggung Jawab
Berpartisipasi dalam aktivitas KAMDAdan mendukung gerakan yang dilakukan oleh KAMDA,
Memberikan laporan berkala tentang kondisi komisariat dan perancangan dakwah kepada KAMDA
maksimal 3 bulan sekali , melakukan komunikasi struktural dengan KAMDA.

KOMUNIKASI STRUKTURAL
1. Kegiatan bersifat ekstrenal dan besar
Komisariat membuat konsep secara umum terkait acara tersebut (tujuan, target, sasaran,
tempat, waktu, pihak eksternal)
Mendiskusikan dengan struktur KAMDA sesuai dengan bidang acara tersebut (tema
politik mendiskusikannya dengan departemen KP KAMDA dan mendiskusikannya dan
sebagainya, minimal satu bulan selum pelaksanaan)
Komisariat membuat proposal permohonan dana jika diperlukan dengan menyertakan
persetujaun KAMMI DAERAH yang bertanda tangan ketua KAMDA. Komisariat
menyerahkan proposal maksimal 2 minggu sebelum pelaksanaan.
2. Musyawarah Komisariat
a. Pra Muskom
Komisariat membentuk SC dan membuat draf muskom yang terdiri dari GBHK, MPO,
MPK, REKOMENDASI. Maksimal 3 minggu sebelum pelaksanaan.
Komisariat membuat surat pemberitahuan kepada KAMMI Daerah dengan
melampirkan draf GBHK, MPO, MPK, REKOMENDASI.
Muskom dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan KAMMI Daerah.
b. Pasca Muskom
Melaorkan hasil Muskom kepada KAMDA
3. Pelantikan
Pelantikandilaksanakan paling lambat2 minggu setelah Muskom. Dengan memenuhi syarat
sebagai berikut:
Hasil Muskom Sudah dilaoprkan kepada KAMDA
Struktur akaomisariat sudah jadi
Memberikan surat pemberitahuan dengan melampirkan daftar pengurus, fotocopi SK
pemilihan ketua komisariat.
4. Musyawarah Kerja
Musyawarah kerja dilaksanakan minimal dilaksanakan 1kali dalam satu periode, proses
komunikasi struktural adalah sebagai berikut:
Memberikan surat pemberitahuan kepada KAMMI Daerah
Melaporkan hasil musyawarah kerja
5. Kegiatan Training atau Dauroh Internal
Komisariat menghubungi pengurus KAMDAyang akan dimintai bantuan terhadap acara
tersebutmelalui telfon atau bertemu langsung maksimal 1 satu minggu sebelum acara
berlangsung.
Komisariat memberikan surat permohonan atau undangan disertakan dengan TOR apabila
permohonan pembicara, maksimal 5 hari sebelum pelaksanaan.
Apabila prosedur diatas dilaksanakan dan pembicara terkait mendadak berhalangan maka
menjadi tanggung jawab pembicara untuk mencari pengganti.
KELENGKAPAN ORGANISASI
1. Konstitusi organisasi
2. Sekretariat dan isinya
3. Atribut KAMMI (Bendera, Slayer dll)
4. Kelengkapan Pendukung.

AKREDITASI
1. Komisariat Binaan
Kaderisasi minimal, tata organisasi dan eksternal belum konsiten
Target penanganan: Lebih diorientasikan kepada penguatan proses kaderisasi
2. Komisariat Persiapan
Kaderisai mulai stabil, tata organisasi masih labil, dan gerakan eksternal masih pada
lingkungan komisariat
Penanganan : dikonsentrasikan pada tata organisasi
3. Komisariat Mandiri
Kaderisasi mengalami pertumbuhan dan stabil, tata organisasi stabil dan mengalami
perkembangan, gerakan eksternal sudah melakukan ekspansi
Penanganan: diorientasikan pada gerkan eksternal
Ikrar Pengurus KAMMI
1. Mengucapkan lafadz Basmalah
2. Mengucapkan Syahadatain
3. Ikrar Pengurus KAMMI Komisariat :
Saya berjanji : kepada Allah SWT dan Rasulullah Muhammad SAW, akan
melaksanakan amanah sebagai pengurus KAMMI Komisariat dengan baik dan benar
Saya berjanji : akan selalu berpegang teguh pada Al Quran dan As Sunnah dalam
menjalankan kepengurusan KAMMI Komisariat dan berpedoman pada AD/ ART,
GBHO dan MPO KAMMI yang telah di sepakati bersama
Saya berjanji : tidak akan melakukan perbuatan yang melanggar syariat keislaman
dalam menjalankan kepengurusan KAMMI Komisariat dan selalu mengedepankan
profesionalitas dan kerjasama pengurus KAMMI Komisariat
Saya berjanji : apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dan kekhilafan dalam
menjalankan roda organisasi, maka kami siap menerima konsekuensi yang ada,
berdasarkan pertimbangan Organisasi KAMMI
Semoga Allah SWT merahmati langkah perjuangan kami agar tetap istiqamah di jalan
dawah, amien ya rabbal alamien.
Takbir 3 kali.
4. Pembacaan SK dan nama pengurus KAMMI Komisariat
5. Bersalaman
6. Doa

Contoh SK (Surat Keputusan)


SURAT KEPUTUSAN
Nomor : 004/SK/KU-i/V.KD-2/KAMMI/IV/2007
TENTANG
PELANTIKAN PENGURUS KAMMI KOMISARIAT HUKUM
PERIODE 2006-2007
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Daerah Semarang
Menimbang :
Bahwa diperlukan mekanisme organisasi KAMMI tentang Pelantikan dan Pengesahan
Kepengurusan KAMMI Komisariat.
Mengingat :
1.
Anggaran Dasar KAMMI pasal 11 Bab VI tentang Struktur Organisasi KAMMI
2.
Anggaran Dasar KAMMI pasal 12 Bab VI tentang Kepengurusan KAMMI
3.
Anggaran Rumah Tangga KAMMI pasal 10 Bab III tentang Struktur KAMMI Komisariat
4.
Anggaran Rumah Tangga KAMMI pasal 13 Bab III tentang Pengurus KAMMI Komisariat
5.
TAP MUSDA VI KAMMI Daerah Semarang No. 002/MUSDA VI /VKD-18/XII/2006
tentang Garis-garis Besar Haluan Kerja KAMMI Daerah Semarang
6.
TAP MUSDA VI KAMMI Daerah Semarang No. 003/MUSDA VI/V KD-18/XII/2006
tentang Keorganisasian KAMMI Daerah Semarang
Memperhatikan :
Hasil Musyawarah Komisariat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Komisariat
Hukum, tanggal 24 Desember 2006. No. 009/SK_ MUSKOM/KAMMIHukum/V.KD2/XII/2006
M E M U T U S K AN
Menetapkan :
Nama : Agus Muntholib sebagai Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Komisariat
Hukum Periode 2006-2007
Demikian Surat Keputusan ini dibuat, semoga bermanfaat bagi semua pihak. Surat Keputusan ini akan
ditinjau kembali sewaktu-waktu bila ada kekeliruan.
Dikeluarkan di : Semarang
Pada Tanggal : 14 April 2007
Pengurus Daerah Semarang
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)

Muhith Harahap, SH

Agus Bahar Rachman, S.Pt

5
Ketua Umum

Sekretaris Jenderal

2. PANDUAN KESEKRETARIATAN

Pedoman Kesekretariatan Sekretaris Komisariat


Contoh kepala surat: KAMMI Daerah

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia


(The Action Group of Indonesian Moslem Students)
(KAMMI) DAERAH SEMARANG
Jalan

Telepon/Faksimili: ..

Catatan:
Berdasarkan pertimbangan, maka untuk font kop surat sebagai berikut :
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia fontTahoma, font size 18 (Bold), dan untuk font Time
New Roman( KAMMI ) PUSAT 22 (Bold)
Khusus penulisan nama dan alamat komisariat, gunakan ukuran font yang lebih kecil daripada font
diatasnya
Cara-cara pencetakan surat adalah sebagai berikut:
1. Nama instansi atau badan yang bersangkutan dicetak dengan huruf kapital semua pada bagian
atas kertas dengan sistem simetris atau sistem lurus.
2. Lambang atau logo dicantumkan di sebelah kiri.
3. Nama instansi atau badan dicetak pada baris pertama, kemudian pada baris berikutnya dapat
dicetak unit instansi yang lebih kecil.
4. Alamat organisasi ditulis lengkap, termasuk nomor telepon, faksimile, dan kode pos.
5. Alamat ditulis dengan huruf kapital pada setiap awal kata, kecuali kata tugas; atau dengan
huruf kapital semua, tetapi ukurannya lebih kecil daripada huruf-huruf untuk nama organisasi.
6. Unsur-unsur alamat dipisahkan dengan tanda koma, bukan dengan tanda hubung.
7. Kata jalan, ditulis lengkap: Jalan, bukan jln. atau jl.
8. Kata telepon, ditulis: Telepon, bukan Tilpon dan bukan pula singkatan Telp.
9. Nomor telepon tidak perlu diberi titik, karena bukan merupakan suatu jumlah.
10. Tuliskan Kotak Pos (jika organisasi tersebut memilikinya), bukan PO BOX.
PEMBAKUAN PENULISAN NOMOR SURAT
SISTEM PEMBAKUAN NOMOR SURAT

6
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

JENIS SURAT
Permohonan (peminjaman, tempat, ruangan, barang,dll)
Undangan (Rapat, audiensi, hearing, dll)
Pemberitahuan (kunjungan, dll)
Pengumuman
Mandat
Rekomendas
Keterangan
Penugasan
Ucapan
Memo
Nota
Pernyataan
Kerjasama
Balasan
Surat Keputusan
SK
16 Internal
17 Ekternal

KODE SURAT
PH
U
B
P
M
EK
ET
T
UP
MO
NT
PN
KS
SB
SK
i
e

PEMBAKUAN SISTEM KODE SURAT ORGANISASI KAMMI


No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

NAMA
Ketua Umum
Sekretaris Jendral
Ketua Daerah
Sekertarus Umum
Bendahara
Biro Kesekatariatan
Biro Pengembangan Organisasi
Dept Kaderisasi
Dept Kebijakan Publik
Dept Ekonomi
Dept Sosial Kemasyarakatan
Dept Hubungan Masyarakat
LSO
Panitia bersama

KODE SURAT
KU
SJ
KD
SU
BU
KES
PO
DK
DKP
DEK
DSM
DHM
L
PBM

Jaringan Wilayah (Teritorial)


No.
1
2
3
4
5
6
7
8

NAMA
Teritorial I
Aceh
Medan
Padang
Riau

KODE SURAT
I.KD-1
I.KD-2
I.KD-3
I.KD-4

Teritorial II
Jambi
Bengkulu

II.KD-1
II.KD-2

7
9
10
11
12
13
14
15
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46

Palembang
Lampung

II.KD-3
II.KD-4
Teritorial III

Jakarta
Bogor
Banten
Kalimantan Barat
Bekasi
Tangerang

III.KD-1
III.KD-2
III.KD-3
III.KD-4
III.KD-5
III.KD-6
Teritorial IV

Bandung
Cirebon
Tasik
Garut
Sukabumi

IV.KD-1
IV.KD-2
IV.KD-3
IV.KD-4
IV.KD-5
Teritorial V

Jogja
Semarang
Solo
Puworkerto
Madiun

V.KD-1
V.KD-2
V.KD-3
V.KD-4
V.KD-5
Teritorial VI

Surabaya
Malang
Jember
Bali
NTB
NTT
Kal-Tim
Kal-Sel
Kal-Teng

VI.KD-1
VI.KD-2
VI.KD-3
VI.KD-4
VI.KD-5
VI.KD-6
VI.KD-7
VI.KD-8
VI.KD-9
Teritorial VII

Sul-Sel
Sul-Tra
Sul-Teng
Maluku
Mauku Utara
Papua
Gorontalo

VII.KD-1
VII.KD-2
VII.KD-3
VII.KD-4
VII.KD-5
VII.KD-6
VII.KD-7

PENULISAN NOMOR SURAT


1. Surat yang dibuat oleh KAMMI Pusat
Contoh: Surat yang dikeluarkan oleh Ketua Umum
001/PH/KU-e/ PP KAMMI/VII/004
001/
PH/
KU-e/PP KAMMI/
VII/ 004
Nomor Jenis Kode
Bulan Tahun
Surat surat dan sifat
i = internal (ke dalam organisasi KAMMI)
e = eksternal ( ke luar organisasi KAMMI)
Keterangan: i (internal) dan e (eksternal) hanya digunakan jika dikeluarkan oleh KU/KT/KD/ atau SJ.
Contoh surat yang dileluarkan oleh ketua teritorial sama dengan KU hanya di ganti KT dan kode
Contoh KT II-/ KAMMI PUSAT/ VII/004
Contoh: Surat yang dikeluarkan oleh Departemen atau Biro yang ada di
KAMMI PUSAT
001/PH/DKS/KAMMI/VII/004
001/
PH/ DKS/
KAMMI/ VII/
004
Nomor Jenis Kode Bulan Tahun Departemen atau Biro
2. Surat yang dibuat oleh KAMMI Daerah
001/PH/DPS/I.KD-1/KAMMI/VII/004
surat pemberitahuan dikeluarkan oleh Departemen
Pembinaan Satuan, Kamda Aceh
002/U/DK/II KD-5/KAMMI/VII/004
surat undangan dikeluarkan oleh Departemen Kaderisasi,
Kamda Jambi
3. Surat yang dikeluarkan oleh Komisariat
001/U-i/KES/K-IKIP/III.KD-9/KAMMI/X/004
surat undangan yang dikeluarkan komisariat IKIP, Kamda Jkt
Catatan: Khusus komisariat, tidak perlu mencantumkan kode departemen (langsung
nama komisariatnya); sehingga yang berubah hanya nomor dan jenis surat.
4. Surat yang dikeluarkan oleh LSO
001/U/L-SSC/DSM/KAMMI/XII/004
001/
U/
L-SSC/ KAMMI/ XII/ 004
Nomor Jenis LSO
Bulan tahun
Keterangan: Contoh LSO
- SSC
: LSO dibawah Departemen Sosial Masyarakat
- Buletin : LSO dibawah Humas
5. Surat yang dikeluarkan oleh kepanitiaan (di bawah departemen)

9
Contoh: Kepanitiaan Ramadhan Damai Bersama KAMMI (RDBK)
001/U/RDBK/DSM/KAMMI/XII/004
surat undangan yang dikeluarkan panitia RDBK dibawah
Departemen Sosial Masyarakat, KAMMI-Pusat
001/PH/MK/DPS/I KD-4/KAMMI/III/004
surat permohonan yang dikeluarkan panitia Milad KAMMI
dibawah Departemen Pembinaan Satuan, Kamda Riau
6. Surat yang dikeluarkan oleh kepanitiaan bersama (non departemen)
Contoh: Kepanitiaan Penyambutan Mahasiswa Baru (PMB)
001/U/PMB/SDM/III.KD-11/KAMMI/VIII/004
surat undangan yang dikeluarkan panitia PMB dibawah, Kamda Banten
Surat yang dikeluarkan oleh KAMMI Komisariat
a. Dikeluarkan oleh Ketua Komisariat
Stempeldi kiri TTD SJ (Kamda memiliki stempel
sendiri, tertera nama daerahnya)

Ketua Kammi Komsat

Sekum Komsat

b. Dikeluarkan oleh Departemen KAMMI Komisariat


Stempeldi kiri TTD Ketum

Ketua Komsat

Ka. Departemen
KAMMI Komsat

atau:

Ka. Departemen
KAMMI Komsat

Sekretaris Departemen
KAMMI Komsat
Mengetahui,
stempel

Ka. KAMMI Komsat


Catatan:
stempel harus terkena Tanda tangan
Deskripsi Kerja Kestari Komsat
1. Menginventaris dan mendokumentasi surat-surat
2. Membuat surat-surat keluar
Catatan :
Untuk surat keluar di buatan oleh depart maling-masing

10
3. Mendokumentasikan arsip-arsip dari dalam dan luar KAMMI Mendokumentasikan arsiparsip keorganisasian
- Susunan pengurus
- Biodata
- Struktur
- AD/ART dan
- Arsip arsip penting lainnya
4. Mendokumentasikan contact person
5. Mendokumentasikan laporan setiap keputusan aksi atau kegiatan KAMMI dari sekretaris
biro/departemen/LSO minimal setiap minggu

3.

AD/ ART KAMMI

ANGGARAN DASAR
KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
(KAMMI)

11
MUQODDIMAH

Bismillahirrohmaanirrohim
Bahwa sesungguhnya hakekat penciptaan manusia adalah untuk menjadi khalifah Allah di muka
bumi. Peradaban di muka bumi akan tegak dan sempurna manakala amanah itu ditunaikan dalam
kerangka penyembahan dan pengabdian kepada Allah sebagai pribadi muslim. Kaum muslimin adalah
pemegang hak atas peradaban dunia yang dibangun atas nilai-nilai tauhid. Oleh karena itu, seorang
muslim memiliki kewajiban asasi untuk berdawah amar maruf nahi munkar menegakkan kalimat
tauhid. Dawah tauhid adalah tugas suci seorang muslim untuk menyadarkan, membebaskan, dan
memerdekakan manusia dari penghambaan kepada manusia dan materi menuju penghambaan yang
sejati yaitu kepada Allah yang Maha Pencipta, dengan mengajak kepada kebenaran, menegakkan
keadilan, dan mencegah kebathilan dengan cara yang maruf.
Bahwa sesungguhnya mahasiswa adalah entitas intelektual yang menempati posisi strategis dalam
perjalanan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Mahasiswa adalah agen-agen pengubah, pilar-pilar
keadilan dan kebenaran, teladan perjuangan, dan aset masa depan bangsa Indonesia.
Kaum muslimin adalah bagian terbesar bangsa Indonesia, sehingga masa depan bangsa Indonesia
akan ditentukan oleh peran-peran sejarah kaum muslimin. Sementara itu, sejarah Indonesia adalah
sejarah tirani, penindasan, dan kedzaliman atas rakyatnya
yang mustadhafin, termiskinkan, dan terpinggirkan. Sejarah kelam tersebut pada penghujung abad ke20pada tahun 1998telah mencapai puncaknya. Oleh karena itu, sebagai manifestasi dari jiwa
perjuangan Islam dan semangat perjuangan mahasiswa, maka pada tanggal 1 Dzulhijjah 1418 H
bertepatan dengan 29 Maret 1998 M, Mahasiswa Muslim Indonesia sebagai Aktivis Dawah Kampus
di seluruh Indonesia menghimpun diri dalam sebuah wadah perjuangan yang bernama Kesatua Aksi
Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).
KAMMI meyakini bahwa Islam adalah rahmat bagi bangsa Indonesia dan bagi seluruh alam,
karena Islam adalah agama Allah yang sempurna dan paripurna, yang telah meliputi seluruh aspek
kemanusiaan. Sehingga KAMMI dengan potensi keimanan, keislaman, intelektual, dan
kecendikiawanan sebagai anugerah Allah SWT meletakkan dirinya sebagai kawah candradimuka
untuk menciptakan pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia masa depan yang tangguh dalam upaya
mewujudkan masyarakat Islami di Indonesia sehingga terbentuk bangsa Indonesia yang berdaulat, adil,
dan makmur dalam lindungan ampunan Allah SWT.
Untuk mewujudkan cita-cita luhur tersebut, maka KAMMI melandaskan dirinya pada Anggaran
Dasar sebagai berikut:
BAB I
NAMA
Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, disingkat KAMMI
BAB II
WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

12
Pasal 2
Waktu
KAMMI didirikan di Malang pada tanggal 1 Dzulhijjah 1418 H bertepatan dengan 29 Maret 1998 M,
sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Pasal 3
Tempat Kedudukan
KAMMI berkedudukan di negara Indonesia.
BAB III
ASAS, SIFAT, VISI, DAN MISI
Pasal 4
Asas
KAMMI berasaskan Islam
Pasal 5
Sifat
Organisasi ini bersifat terbuka dan independen
Pasal 6
Visi
Wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan kader-kader pemimpin bangsa masa depan yang
tangguh dalam upaya mewujudkan masyarakat Islami di Indonesia.
Pasal 7
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Misi
Membina keislaman, keimanan, dan ketaqwaan mahasiswa muslim Indonesia.
Menggali, mengembangkan, dan memantapkan potensi dakwah, intelektual, sosial, dan politik
mahasiswa.
Mencerahkan dan meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang rabbani,
madani, adil, dan sejahtera.
Memelopori dan memelihara komunikasi, solidaritas, dan kerjasama mahasiswa Indonesia dalam
menyelesaikan permasalahan kerakyatan dan kebangsaan.
Mengembangkan kerjasama antar elemen masyarakat dengan semangat membawa kebaikan,
menyebar manfaat, dan mencegah kemungkaran (amar ma`ruf nahi munkar).
BAB IV
STATUS

13
Pasal 8
Status
KAMMI adalah organisasi kemasyarakatan
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 9
Definisi Keanggotaan
Anggota KAMMI adalah Mahasiswa Muslim Indonesia yang terdaftar pada Perguruan Tinggi di
seluruh Indonesia maupun luar negeri dan telah memenuhi syarat-syarat keanggotaan dan orang-orang
yang secara khusus ditetapkan oleh pengurus KAMMI Pusat atau pengurus KAMMI Daerah.
Pasal 10
Kategori Anggota
Anggota KAMMI terdiri atas:
a.
Anggota Biasa
b. Anggota Kehormatan
BAB VI
KEORGANISASIAN
Pasal 11
Struktur Organisasi
Struktur organisasi terdiri atas KAMMI Pusat, KAMMI Daerah dan KAMMI Komisariat
Pasal 12
Kepengurusan
(1) Kepengurusan KAMMI terdiri atas pengurus KAMMI Pusat, pengurus KAMMI Daerah dan
pengurus KAMMI Komisariat.
(2) Pengurus KAMMI Pusat dipimpin oleh Ketua Umum KAMMI Pusat, pengurus KAMMI Daerah
dipimpin oleh Ketua KAMMI Daerah dan pengurus KAMMI Komisariat dipimpin oleh Ketua
KAMMI Komisariat
Pasal 13
Badan Permusyawaratan dan Dewan Penasehat
Untuk menjaga keteraturan, kesinambungan, serta kesesuaian gerak langkah KAMMI dengan visi dan
misi organisasi, maka dibentuk Badan Permusyawaratan dan Dewan Penasehat di tingkat KAMMI
Pusat dan KAMMI Daerah.

14
Pasal 14
Badan-Badan Khusus
Apabila dianggap perlu demi pencapaian visi dan misi organisasi dalam bidang khusus dan tugas
khusus maka para pengurus KAMMI dapat membentuk Badan-Badan Khusus
Pasal 15
Lembaga Semi Otonom
Apabila dianggap perlu demi pencapaian visi dan misi organisasi untuk meningkatkan dan
mengembangkan keahlian dan profesionalisme anggota dan peran pemberdayaan masyarakat dalam
bidang tertentu maka para pengurus KAMMI dapat membentuk Lembaga Semi Otonom.
Pasal 16
Alumni KAMMI
(1) Apabila dianggap perlu demi pencapaian visi dan misi organisasi maka anggota KAMMI yang
telah selesai masa keanggotaannya dapat membentuk organisasi alumni KAMMI
(2) Organisasi Alumni KAMMI ditetapkan oleh Muktamar KAMMI
BAB VII
PERMUSYAWARATAN
Pasal 17
Jenis-jenis Permusyawaratan
Rapat-rapat permusyawaratan dalam KAMMI meliputi: muktamar dan musyawarah, serta bentukbentuk pertemuan lainnya yang dianggap perlu.
Pasal 18
Hirarki Permusyawaratan
(1) Permusyawaratan tertinggi KAMMI berada pada Muktamar KAMMI.
(2) Permusyawaratan tertinggi di KAMMI Daerah berada pada Musyawarah KAMMI Daerah.
(3) Permusyawaratan tertinggi di KAMMI Komisariat berada pada Musyawarah KAMMI Komisariat.
BAB VIII
KEUANGAN
Pasal 19
Keuangan
Keuangan KAMMI diperoleh dari:
a. Uang pangkal, iuran wajib anggota
b. Zakat, infaq, shadaqah, dan usaha-usaha halal yang dikelola KAMMI serta sumbangan-sumbangan
lain yang halal, tidak mengikat dan tidak melanggar hukum Islam.
c.
BAB IX

15
PERUBAHAN DAN PENETAPAN
Pasal 20
Perubahan dan Penetapan Anggaran Dasar
(1) Perubahan Anggaran Dasar KAMMI hanya dapat dilakukan di forum Muktamar apabila usulan
perubahan tersebut disetujui oleh minimal 2/3 jumlah KAMMI Daerah di Indonesia.
(2) Penetapan Anggaran Dasar KAMMI dilakukan melalui forum Muktamar.
(3)
BAB X
PEMBUBARAN
Pasal 21
Pembubaran
(1) Pembubaran KAMMI dilakukan melalui muktamar yang diadakan khusus untuk pertemuan itu.
(2) Muktamar tersebut dalam ayat (1) diusulkan oleh Pengurus KAMMI Pusat dan disetujui serta
dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari KAMMI Daerah.
(3) Keputusan pembubaran diambil jika disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 jumlah peserta yang
hadir.
(4) Apabila KAMMI dibubarkan, maka seluruh harta kekayaan organisasi diserahkan kepada badanbadan atau lembaga-lembaga Islam yang bergerak di bidang dakwah, pendidikan, sosial budaya,
dan ekonomi lemah.
BAB XI
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 22
Aturan Tambahan
Hal yang belum diatur, ditetapkan, ataupun dirinci dalam Anggaran Dasar ini diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
BAB XII
PENUTUP
Pasal 23
Penutup
(1) Anggaran Dasar ini ditetapkan di Samarinda, Kalimantan Timur pada Muktamar IV KAMMI.
(2) Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, Selasa, 28 September 2004
ANGGARAN RUMAH TANGGA
KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA (KAMMI)

16

BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
Pengertian
Mahasiswa Muslim Indonesia adalah warga negara Indonesia yang beragama Islam yang menempuh
pendidikan di perguruan tinggi baik di Indonesia maupun di luar Indonesia dalam beragam jenjang
kependidikan tinggi.

Pasal 2
Jenis Anggota
(1) Anggota biasa adalah mahasiswa muslim Indonesia yang memenuhi persyaratan keanggotaan.
(2) Anggota kehormatan adalah orang yang telah ditetapkan manjadi anggota oleh pengurus KAMMI
Pusat (Daerah), karena jasa dan sumbangannya dalam pengembangan dan perjuangan KAMMI.
(3)
Pasal 3
Jenjang Keanggotaan
Jenjang Anggota Biasa KAMMI adalah Anggota Biasa I, Anggota Biasa II, dan Anggota Biasa III.
Pasal 4
Persyaratan Keanggotaan
(1) Yang dapat diterima menjadi anggota biasa adalah:
a. Mahasiswa muslim Indonesia.
b. Berusia setinggi-tingginya 40 (empat puluh) tahun.
c. Menyatakan secara tertulis kesediaan keanggotaannya kepada pengurus KAMMI Komisariat
setempat.
(2) Yang dapat ditetapkan menjadi anggota biasa adalah:
a. Memenuhi persyaratan pada ayat (1).
b. Lulus Dauroh Marhalah I.
(3) Anggota dinyatakan sebagai Anggota Biasa II apabila telah dinyatakan lulus Dauroh Marhalah II,
dan dinyatakan sebagai Anggota Biasa III apabila telah dinyatakan lulus Dauroh Marhalah III.
(4) Prosedur penetapan anggota kehormatan diatur sendiri dalam ketetapan organisasi.
(5)
Pasal 5
Masa Keanggotaan
(1) Keanggotaan biasa dan keanggotaan kehormatan berakhir karena:
a. Telah habis masa keanggotaannya.
b. Mengundurkan diri.
c. Meninggal dunia.
d. Diberhentikan.

17
e. Murtad.
(2) Masa keanggotaan anggota biasa:
a. Maksimal 6 (enam tahun) bagi anggota biasa yang menempuh pendidikan di jenjang
kependidikan non-sarjana (diploma/non-gelar)
b. Maksimal 10 (sepuluh tahun) bagi anggota biasa yang menempuh pendidikan di jenjang
kependidikan S-1
c. Maksimal 14 (empat belas tahun) bagi anggota biasa yang menempuh pendidikan di jenjang
kependidikan Pasca Sarjana.
(3) Dalam hal anggota telah selesai masa studinya di perguruan tinggi maka tidak berarti berakhir pula
keanggotaannya kecuali apabila ia tidak memenuhi persyaratan dalam pasal 5 ayat (2).
(4) Masa keanggotaan terhitung sejak yang bersangkutan masuk sebagai anggota KAMMI.
Pasal 6
Hak Anggota
(1) Anggota biasa berhak mengeluarkan pendapat, mengajukan saran atau pertanyaan, hak memilih
dan dipilih dalam permusyawaratan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam ketetapan
organisasi, dan hak mengikuti proses pengkaderan yang diselenggarakan.
(2) Anggota kehormatan mempunyai hak mengeluarkan pendapat dan mengajukan saran atau
pertanyaan
Pasal 7
Kewajiban Anggota
(1) Anggota biasa mempunyai kewajiban
a. Mematuhi anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) dan ketetapan organisasi
b. Berpartisipasi dalam kegiatan organisasi
c. Menjaga dan menjunjung nama baik organisasi
d. Membayar uang pangkal dan iuran anggota
(2) Anggota kehormatan mempunyai kewajiban :
a.
Mematuhi anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART), dan ketetapan organisasi
b. Berpartisipasi dalam kegiatan organisasi
(3) Menjaga dan menjunjung nama baik organisasi
Pasal 8
Mutasi Anggota
Apabila berpindah domisili, anggota KAMMI dapat melakukan mutasi keanggotaan dari suatu
KAMMI Daerah ke KAMMI Daerah lain dengan membawa Surat Pengantar atau Kartu Anggota yang
menyebutkan jenjang keanggotaannya dari KAMMI Daerah asal.

Pasal 9
Sanksi
(1) Anggota mendapat sanksi karena:
a. Bertindak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh KAMMI.
b.
Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik KAMMI.
(2) Jenis-jenis sanksi :
a. Peringatan

18
b. Skorsing
c. Pemberhentian
(3) Sanksi diberikan melalui forum yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan KAMMI
Pusat (Daerah).
(4) Tata cara pemberian sanksi diatur dalam ketentuan tersendiri.
BAB II
ORGANISASI
Pasal 10
KAMMI Komisariat
(1) KAMMI Komisariat menghimpun anggota dalam lingkup fakultas, perguruan tinggi, gabungan
fakultas, atau gabungan perguruan tinggi.
(2) Syarat KAMMI Komisariat sekurang-kurangnya:
a. Memiliki 20 (dua puluh) orang anggota
b. Memiliki formasi kepengurusan Ketua, Sekretaris Umum, Bendahara, Departemen yang
menangani Kaderisasi dan Departemen yang menangani Kajian Strategis.
(3) KAMMI Komisariat dibentuk dan ditetapkan oleh KAMMI Daerah.
Pasal 11
KAMMI Daerah
(1) KAMMI Daerah menghimpun dan mengkoordinasikan KAMMI Komisariat tertentu dalam lingkup
kota/ kabupaten, gabungan kota/kabupaten, atau provinsi
(2) Syarat KAMMI Daerah sekurang-kurangnya:
a. Memiliki 2 (dua) buah KAMMI Komisariat.
b. Memiliki 60 (enam puluh) orang anggota.
c. Memiliki formasi kepengurusan Ketua, Sekretaris, Bendahara, Departemen yang menangani
Kajian Strategis, Departemen yang menangani Kaderisasi, dan Departemen yang menangani
Pembinaan Komisariat.
(3) KAMMI Daerah dibentuk dan ditetapkan oleh pengurus KAMMI Pusat
(4) KAMMI Luar Negeri berkedudukan setara dengan KAMMI Daerah
(5) Mekanisme pembekuan KAMMI Komisarit akan diatur dalam aturan tersendiri
Pasal 12
KAMMI Pusat
KAMMI Pusat mengkoordinasikan KAMMI Daerah baik di dalam maupun di luar negeri
BAB III
KEPENGURUSAN
Pasal 13
Pengurus KAMMI Komisariat
(1) Status kepengurusan KAMMI Komisariat:

19
a.

Pengurus KAMMI Komisariat adalah badan kepemimpinan organisasi di tingkat KAMMI


Komisariat.

b.

Periode kepengurusan KAMMI Komisariat adalah 1 (satu) tahun.

c.

KAMMI Komisariat dipimpin oleh Ketua KAMMI Komisariat yang dipilih oleh Musyawarah
KAMMI Komisariat dan bertanggung jawab kepada Musyawarah KAMMI Komisariat

d.

Ketua KAMMI Komisariat maksimal memegang jabatannya selama 2 periode kepengurusan.

(2) Kriteria pengurus KAMMI Komisariat


a.

Ketua KAMMI Komisariat sekurang-kurangnya anggota yang berstatus Anggota Biasa II

b.

Staf pengurus KAMMI Komisariat adalah sekurang-kurangnya anggota yang berstatus


Anggota Biasa I

(3) Personalia Pengurus KAMMI Komisariat:


a.

Pengurus Harian KAMMI Komisariat terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Ketuaketua Departemen

b.

Staf Pengurus KAMMI Komisariat dipilih dan ditetapkan oleh formatur yang dipilih di dalam
musyawarah komisariat dan diketuai oleh ketua KAMMI komisariat terpilih.

c.

Pengurus harian terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, departemen-departemen, biro-biro


dan divisi-divisi

d.

Apabila Ketua KAMMI Komisariat tidak dapat melaksanakan kewajiban sampai akhir masa
jabatannya, maka harus diganti ketua baru melalui Musyawarah KAMMI Komisariat Luar
Biasa sampai berakhirnya periode jabatan ketua yang digantikan.

(4) Tugas dan Kewajiban Pengurus KAMMI Komisariat


a.

Melaksanakan hasil-hasil ketetapan Musyawarah KAMMI Komisariat, kebijakan dan program


kerja organisasi serta ketentuan atau ketetapan-ketetapan organisasi lainnya.

b.

Menyampaikan laporan tiga bulanan mengenai perkembangan dan kinerja KAMMI Komisariat
kepada pengurus KAMMI Daerah.

c.

Setelah pengurus baru terbentuk maka selambat-lambatnya 10 hari pengurus KAMMI


Komisariat demisioner harus mengadakan serah terima jabatan.

(5) Pengurus KAMMI Komisariat dilantik oleh KAMMI Daerah berdasarkan hasil Musyawarah
KAMMI Komisariat
Pasal 14
Pengurus KAMMI Daerah
(1) Status kepengurusan KAMMI Daerah:
a. Pengurus KAMMI Daerah adalah badan kepemimpinan organisasi di tingkat KAMMI Daerah.
b. Periode kepengurusan KAMMI Daerah adalah 2 (dua) tahun.
c. KAMMI Daerah dipimpin oleh Ketua KAMMI Daerah yang dipilih oleh Musyawarah
KAMMI Daerah dan bertanggung jawab kepada Musyawarah KAMMI Daerah
d. Ketua KAMMI Daerah maksimal memegang jabatannya selama 2 (dua) periode kepengurusan.
(2) Kriteria pengurus KAMMI Daerah
a. Ketua KAMMI Daerah sekurang-kurangnya anggota yang berstatus Anggota Biasa III
b. Staf pengurus KAMMI Daerah sekurang-kurangnya anggota yang berstatus Anggota Biasa II
(3) Personalia pengurus KAMMI Daerah
a. Pengurus KAMMI Daerah terdiri dari Pengurus Harian KAMMI Daerah dan Staf Pengurus
KAMMI Daerah

20
b. Pengurus Harian KAMMI Daerah terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Ketua-ketua
Departemen.
c. Staf Pengurus KAMMI Daerah dipilih dan ditetapkan oleh Ketua KAMMI Daerah terpilih
d.

Badan Pengurus Harian KAMMI daerah terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara,
Departemen-departemen, Biro-biro, dan divisi-divisi

e. Apabila Ketua KAMMI Daerah tidak dapat melaksanakan kewajiban sampai akhir masa
jabatannya, maka harus dipilih ketua baru melalui Musyawarah KAMMI Daerah Luar Biasa
sampai berakhirnya periode jabatan ketua yang digantikan
(4) Tugas dan kewajiban pengurus KAMMI Daerah:
a. Melaksanakan hasil-hasil ketetapan Musyawarah KAMMI Daerah, kebijakan dan program
kerja organisasi serta ketentuan atau ketetapan-ketetapan organisasi lainnya.
b. Menyampaikan laporan enam bulanan mengenai perkembangan dan kinerja KAMMI Daerah
kepada pengurus KAMMI Pusat.
c. Mengkoordinasikan dan mengembangkan KAMMI Komisariat
d.

Melalui Ketua KAMMI Daerah, berkoordinasi dalam Musyawarah Badan Permusyawaratan


KAMMI Daerah sekurang-kurangnya setiap 6 (enam) bulan.

(5) Pengurus KAMMI Daerah dilantik oleh KAMMI Pusat berdasarkan hasil Musyawarah KAMMI
Daerah
Pasal 15
Pengurus KAMMI Pusat
(1) Status Kepengurusan KAMMI Pusat
a. Pengurus KAMMI Pusat adalah badan kepemimpinan organisasi pada KAMMI Pusat.
b. Periode kepengurusan KAMMI Pusat adalah 2 (dua) tahun
c. KAMMI Pusat dipimpin oleh Ketua Umum KAMMI dan didampingi oleh Sekretaris Jenderal
KAMMI yang dipilih oleh Muktamar KAMMI dan bertanggung jawab kepada Muktamar
KAMMI.
d. Ketua Umum KAMMI dan Sekretaris Jenderal KAMMI dibantu oleh Ketua-Ketua Teritorial
e. Ketua Umum KAMMI selama-lamanya memegang jabatan selama 2 periode kepengurusan
(2) Tugas dan wewenang Pengurus KAMMI diatur oleh Mekanisme Penyelenggaraan Organisasi
(3) Kriteria Pengurus KAMMI Pusat
a. Pimpinan Pusat KAMMI sekurang-kurangnya berstatus Anggota Biasa III.
b. Badan Pengurus Harian KAMMI Pusat sekurang-kurangnya berstatus Anggota Biasa III.
c. Staf Departemen, Biro, dan Teritorial sekurang-kurangnya berstatus Anggota Biasa II.
(4) Personalia pengurus KAMMI Pusat:
a. Pengurus KAMMI Pusat terdiri dari Badan Permusyawaratan KAMMI Pusat, Pimpinan Pusat
KAMMI, dan Badan Pengurus Harian KAMMI Pusat.
b. Pimpinan Pusat KAMMI terdiri dari Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, dan Ketua-ketua
Teritorial.
c. Pengurus Harian KAMMI Pusat terdiri dari Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, Departemendepartemen, biro-biro dan divisi-divisi.
d. Staf kepengurusan KAMMI Pusat dipilih oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal KAMMI
e. Ketua-ketua Teritorial dipilih oleh KAMMI Daerah dalam Territorial terkait dan ditetapkan
oleh Muktamar KAMMI.
f. Pengelompokan KAMMI Daerah dalam Teritorial ditetapkan oleh Muktamar KAMMI.
g. Apabila Ketua Umum KAMMI tidak dapat melaksanakan kewajiban sampai akhir masa
jabatannya, maka Sekretaris Jenderal KAMMI menggantikannya sampai berakhirnya periode
jabatan yang digantikan.

21
h. Apabila Sekretaris Jenderal KAMMI tidak dapat melaksanakan kewajiban dalam masa
jabatannya maka dipilih pejabat Sekretaris Jenderal dari Pimpinan Pusat KAMMI melalui
rapat Pimpinan Pusat KAMMI
i. Apabila Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal KAMMI Pusat tidak dapat melaksanakan
kewajiban sampai akhir masa jabatannya, maka harus dipilih Ketua Umum dan Sekretaris
Jenderal baru melalui Muktamar KAMMI Luar Biasa sampai berakhirnya periode jabatan
Ketua dan Sekretaris Jenderal yang digantikan.
j. Apabila Ketua Teritorial tidak dapat melaksanakan kewajiban dalam masa jabatannya maka
dilakukan pertemuan Teritorial untuk memilih pejabat Ketua Teritorial yang berhalangan
tersebut dan ditetapkan pada rapat Pimpinan Pusat KAMMI.
(5) Tugas dan kewajiban Pengurus KAMMI Pusat:
a. Melaksanakan hasil-hasil muktamar, musyawarah, kebijakan dan program kerja organisasi
serta ketentuan atau ketetapan-ketetapan organisasi lainnya.
b. Menyampaikan kepada pengurus dan anggota KAMMI segala kebijakan KAMMI.
c. Mengkoordinasikan dan mengembangkan KAMMI Daerah.
d. Melalui Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal berkoordinasi dalam Musyawarah Badan
Permusyawaratan KAMMI sekurangnya setiap 6 (enam) bulan sekali.
Pasal 16
Pergantian Pengurus

(1) Pergantian pengurus dilakukan oleh Ketua Umum KAMMI pada tingkat KAMMI Pusat, oleh
Ketua KAMMI Daerah pada tingkat KAMMI Daerah, Ketua KAMMI Komisariat pada tingkat
KAMMI Komisariat. karena sebab-sebab tertentu .
(2) Pergantian pengurus antar waktu dilakukan setelah para ketua tersebut pada ayat 1 melakukan rapat
badan pengurus harian untuk keperluan tersebut.

BAB IV
BADAN PERMUSYAWARATAN DAN DEWAN PENASEHAT
Pasal 17
Badan Permusyawaratan

(1) Badan Permusyawaratan berwenang :


a. Mengawasi kinerja Pengurus KAMMI dan memberikan peringatan apabila terjadi pelanggaran
terhadap aturan-aturan organisasi
b. Memberikan pertimbangan dan saran keorganisasian kepada pengurus KAMMI dalam
menentukan kebijakan organisasi KAMMI.
c. Menyelenggarakan pengadilan bagi anggota terhadap pelanggaran aturan organisasi.
d. Memutuskan mengadakan Muktamar Luar Biasa atau Musyawarah KAMMI Daerah Luar Biasa
apabila diminta sesuai dengan aturan organisasi.

22

(2) Anggota Badan Permusyawaratan KAMMI Pusat berjumlah 7 orang terdiri dari Ketua Umum dan
Sekretaris Jenderal KAMMI dan anggota-anggota berstatus Anggota Biasa III yang dipilih oleh
Muktamar.

(3) Ketua Badan Permusyawaratan KAMMI Pusat dipilih dari anggota Badan Permusyawaratan
KAMMI selain Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal KAMMI.

(4) Anggota Badan Permusyawaratan KAMMI Daerah berjumlah sekurang-kurangnya 3 orang terdiri
dari dari Ketua KAMMI Daerah dan anggota-anggota berstatus Anggota Biasa III yang dipilih oleh
Musyawarah KAMMI Daerah.

(5) Ketua Badan Permusyawaratan KAMMI Daerah dipilih dari anggota Badan Permusyawaratan
selain Ketua KAMMI Daerah.

(6) Masa jabatan Badan Permusyawaratan adalah 2 tahun.


(7) Badan Permusyawratan berkewajiban menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada Muktamar
KAMMI (Musyawarah KAMMI Daerah).
(8) Apabila Badan Permusyawaratan tidak melaksanakan kewajiban pada ayat 7 diatas maka dapat
diberikan sanksi pada forum Muktamar KAMMI (Musyawarah Daerah)

Pasal 18
Dewan Penasehat
(1) Dewan Penasehat KAMMI bertugas:
a. Memberikan pertimbangan dan saran keorganisasian kepada Pengurus KAMMI dalam
menentukan kebijakan organisasi
b. Membantu mengembangkan aktivitas dan organisasi KAMMI
(2) Dewan Penasehat KAMMI diusulkan pada Muktamar KAMMI kemudian ditetapkan oleh
Pengurus KAMMI Pusat.
(3) Dewan Penasehat KAMMI Daerah diusulkan pada Musyawarah KAMMI Daerah kemudian
ditetapkan oleh Pengurus KAMMI Daerah.
(4) Anggota Dewan Penasehat adalah anggota kehormatan atau pribadi lain sesuai dengan aturan
organisasi.
(5) Masa jabatan Dewan Penasehat adalah 2 (dua) tahun.
BAB V
PERMUSYAWARATAN
Pasal 19
Hirarki Permusyawaratan
(1) Hirarki permusyawaratan KAMMI Komisariat dari yang tertinggi adalah Musyawarah KAMMI
Komisarat, Musyawarah Kerja KAMMI Komisariat, dan musyawarah lain yang tingkatannya
ditentukan oleh Mekanisme Penyelenggaraan Organisasi KAMMI Komisariat
(2)

Hirarki permusyawaratan KAMMI Daerah dari yang tertinggi adalah Musyawarah KAMMI
Daerah, Musyawarah Kerja KAMMI Daerah, Musyawarah Badan Permusyawaratan KAMMI
Daerah, dan musyawarah lain yang tingkatannya ditentukan oleh Mekanisme Penyelenggaraan
Organisasi KAMMI Daerah

23
(3) Hirarki permusyawaratan KAMMI Pusat dari yang tertinggi adalah Muktamar, Musyawarah Kerja
Nasional, Musyawarah Badan Permusyawaratan KAMMI PUsat, Musyawarah Pimpinan Pusat
KAMMI, Musyawarah Koordinasi KAMMI Teritorial, dan musyawarah lain yang tingkatannya
ditentukan oleh Mekanisme Penyelenggaraan Organisasi.
Pasal 20
Musyawarah KAMMI Komisariat
(1) Status Musyawarah KAMMI komisariat
a. Musyawarah KAMMI Komisariat merupakan musyawarah anggota KAMMI
Komisariat.
b. Musyawarah KAMMI Komisariat diselenggarakan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
c. Pengurus KAMMI Komisariat adalah penanggungjawab penyelenggaraan Musyawarah
KAMMI Komisariat.
(2) Tugas Musyawarah KAMMI Komisariat
a. Menilai pertanggungjawaban Ketua KAMMI Komisariat.
b.

Memilih Ketua KAMMI Komisariat.

c.

Menetapkan Garis-garis Besar Haluan Organisasi Komisariat dan Mekanisme


Penyelenggaraan Organisasi KAMMI Komisariat.

d.

Menetapkan aturan dan putusan lain yang dianggap perlu.

(3) Tata tertib musyawarah KAMMI Komisariat :


a. Peserta musyawarah KAMMI Komisariat terdiri dari pengurus dan anggota KAMMI
Komisariat.
b. Musyawarah KAMMI Komisariat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurangkurangnya (setengah) jumlah anggota KAMMI Komisariat. Bila kondisi diatas tidak
terpenuhi, maka dilakukan penundaan selama-lamanya satu jam dengan kembali
mengundang peserta disertai penjelasan urgensi acara dan kehadiran peserta. Setelahnya
Musyawarah KAMMI Komisariat dapat dilaksanakan dan dianggap sah.
c. Pimpinan Sidang Musyawarah Komisariat dipilih dari peserta dan berbentuk Presidium
d. Peserta memiliki hak bicara, hak memilih, dan hak dipilih
Pasal 21
(1)
(2)
(3)
(4)

(5)

Musyawarah KAMMI Komisariat Luar Biasa


Musyawarah KAMMI Komisariat Luar Biasa adalah Musyawarah di tingkat KAMMI Komisariat
yang diselenggarakan di luar waktu yang telah ditetapkan untuk Musyawarah KAMMI Komisariat
karena pertimbangan keadaan dan keperluan yang mendesak
Musyawarah KAMMI Komisariat Luar Biasa memiliki tugas yang sama dengan Musyawarah
Komisariat
Musyawarah KAMMI Komisariat Luar Biasa diselenggarakan apabila Ketua KAMMI Komisariat
tidak dapat melaksanakan kewajiban dalam masa jabatannya atau karena kondisi tertentu atas
permintaan sekurang-kurangnya ditambah 1 dari anggota Komisariat
Pengurus KAMMI Komisariat adalah penanggung jawab penyelenggaraan Musyawarah KAMMI
Komisariat Luar Biasa. Namun apabila pengurus Komisariat, karena suatu hal tidak dapat
menyelenggarakan Musyawarah KAMMI Komisariat Luar Biasa maka KAMMI Daerah yang
melingkupi KAMMI Komisariat bersangkutan mengambil alih tanggung jawab penyelenggaraan
Musyawarah KAMMI Komisariat Luar Biasa
Peserta dan tata tertib Musyawarah KAMMI Komisariat Luar Biasa sama dengan peserta dan tata
tertib pada Musyawarah KAMMI Komisariat

24

Pasal 22.
Musyawarah KAMMI Daerah
(1) Status Musyawarah KAMMI Daerah
a. Musyawarah KAMMI Daerah adalah musyawarah utusan KAMMI Komisariat, atau
jika tidak memungkinkan, merupakan musyawarah anggota
b. Musyawarah KAMMI Daerah diadakan 1 (satu) kali dalam 2 (dua) tahun.
c. Pengurus KAMMI Daerah adalah penanggung jawab penyelenggaraan musyawarah
KAMMI Daerah.
(2) Tugas Musyawarah KAMMI Daerah:
a. Menilai laporan pertanggungjawaban ketua KAMMI Daerah dan laporan pelaksanaan
tugas Badan Permusyawaratan KAMMI Daerah.
b. Memilih ketua KAMMI Daerah dan anggota Badan Permusyawaratan KAMMI Daerah.
c. Mengusulkan nama-nama Dewan Penasehat KAMMI Daerah.
d. Menetapkan Garis-garis Besar Haluan Organisasi Daerah dan Mekanisme
Penyelenggaraan Organisasi KAMMI Daerah.
e. Menetapkan aturan dan putusan lain yang dianggap perlu.
(3) Tata tertib musyawarah KAMMI Daerah:
a. Tetap
b. Musyawarah KAMMI Daerah dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya
ditambah 1 dari jumlah KAMMI Komisariat. Bila kondisi diatas tidak terpenuhi,
maka dilakukan penundaan selama-lamanya 1 (satu) jam dengan kembali mengundang
peserta disertai penjelasan urgensi acara dan kehadiran peserta. Setelahnya Musyawarah
KAMI Daerah dapat dilaksanakan dan dianggap sah.
c. Jumlah utusan KAMMI Komisariat dalam Musyawarah KAMMI Daerah bersifat
proporsional dengan jumlah kader KAMMI Komisariat yang rumusannya ditetapkan
oleh KAMMI Daerah
d. Pimpinan Sidang Musyawarah KAMMI Daerah dipilih dari peserta dan berbentuk
Presidium
e. Peserta memiliki hak bicara, hak memilih, dan hak dipilih
Pasal 23.
Musyawarah KAMMI Daerah Luar Biasa
(1) Musyawarah KAMMI Daerah Luar Biasa adalah Musyawarah KAMMI Daerah yang
diselenggarakan di luar waktu yang telah ditetapkan karena pertimbangan keadaan dan keperluan
yang mendesak
(2) Musyawarah KAMMI Daerah Luar Biasa memiliki tugas yang sama dengan Musyawarah KAMMI
Daerah
(3) Musyawarah KAMMI Daerah Luar Biasa diselenggarakan apabila Ketua KAMMI Daerah tidak
dapat melaksanakan kewajiban dalam masa jabatannya atau karena kondisi tertentu atas permintaan
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah KAMMI Komisariat
(4) Badan Permusyawaratan KAMMI Daerah adalah penanggung jawab penyelenggaraan
Musyawarah KAMMI Daerah Luar Biasa. Namun apabila Badan Permusyawaratan KAMMI
Daerah, karena suatu hal tidak dapat menyelenggarakan Musyawarah KAMMI Daerah Luar Biasa
maka KAMMI Pusat mengambil alih tanggung jawab penyelenggaraan Musyawarah KAMMI
Daerah Luar Biasa
(5) Peserta dan tata tertib Musyawarah KAMMI Daerah Luar Biasa sama dengan peserta dan tata tertib
pada Musyawarah KAMMI Daerah.

25
Pasal 24
Muktamar KAMMI
Status Muktamar KAMMI
a. Muktamar KAMMI adalah musyawarah utusan KAMMI Daerah
b. Muktamar diselenggarakan 1 kali dalam 2 tahun.
c. Pengurus KAMMI Pusat adalah penanggungjawab penyelenggaraan Muktamar KAMMI.
Tugas Muktamar KAMMI
a. Menilai laporan pertanggungjawaban Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal
KAMMI dan
evaluasi.
Mengubah dan menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Organisai KAMMI dan Mekanisme
Penyelenggaraan Organisasi
Memilih dan menetapkan Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, Ketua Teritorial dan Anggota Badan
Permusyawaratan
Memilih dan menetapkan penyelenggaraan Muktamar KAMMI berikutnya.
(3) Wewenang Muktamar KAMMI
Muktamar berwenang mengubah AD/ART KAMMI
Menetapkan aturan dan putusan lain yang dianggap perlu.
(4) Tata tertib Muktamar KAMMI:
a. Peserta Muktamar KAMMI terdiri dari Pengurus KAMMI Pusat dan utusan KAMMI daerah.
b. Muktamar KAMMI dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 jumlah
KAMMI Daerah. Bila kondisi diatas tidak terpenuhi, maka dilakukan penundaan selamalamanya 2 (dua) jam dengan kembali mengundang peserta disertai penjelasan urgensi acara dan
kehadiran peserta. Setelahnya Muktamar dapat dilaksanakan dan dianggap sah.
c. Jumlah utusan KAMMI Daerah dalam Muktamar ditentukan oleh Steering Comitte Muktamar
dengan jumlah utusan yang sama untuk tiap KAMDA
d. Pimpinan Muktamar KAMMI dipilih dari peserta dan berbentuk Presidium
e. Peserta memiliki hak bicara, hak memilih, dan hak dipilih
f. Setelah laporan pertanggungjawaban Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal, pengurus KAMMI
Pusat demisioner hanya memiliki hak bicara dan hak dipilih.
Pasal 25
Muktamar KAMMI Luar Biasa
(1) Muktamar KAMMI Luar Biasa adalah Musyawarah tingkat nasional yang diselenggarakan di luar
waktu yang telah ditetapkan karena pertimbangan keadaan dan keperluan yang mendesak
(2) Muktamar KAMMI Luar Biasa memiliki kewenangan yang sama dengan Muktamar
(3) Muktamar

KAMMI luar biasa diselenggarakan sesuai dengan pasal 15 point 3 (i) dan atau
sekurang-kurangnya atas permintaan 2/3 dari KAMMI Daerah setelah mendapat persetujuan BP.

(4) Badan

Permusyawaratan KAMMI Pusat adalah penanggung jawab penyelenggaraan Muktamar


KAMMI Luar Biasa namun apabila Badan Permusyawaratan karena suatu hal tidak dapat
menyelenggarakan Musyawarah Luar Biasa maka KAMDA-KAMDA akan membentuk suatu
Presidium untuk mengambil alih penyelenggaraan Muktamar

(5) Tata tertib Muktamar KAMMI Luar Biasa sama dengan tata tertib pada Muktamar KAMMI
(6) Muktamar KAMMI Luar Biasa adalah Musyawarah tingkat nasional yang diselenggarakan di luar
waktu yang telah ditetapkan karena pertimbangan keadaan dan keperluan yang mendesak
(7) Muktamar KAMMI Luar Biasa memiliki kewenangan yang sama dengan Muktamar
a. Muktamar KAMMI luar biasa diselenggarakan atas permintaan sekurang-kurangnya 2/3 dari
KAMMI Daerah.

26
b. Badan Permusyawaratan KAMMI Pusat adalah penanggung jawab penyelenggaraan Muktamar
KAMMI Luar Biasa.
c. Peserta dan tata tertib Muktamar KAMMI Luar Biasa sama dengan peserta dan tata tertib pada
Muktamar
Pasal 26
Musyawarah Kerja KAMMI Komisariat
(1) Musyawarah Kerja KAMMI Komisariat diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
tahun
(2) Tugas Musyawarah Kerja KAMMI Komisariat
a. Membuat dan atau mengevaluasi program kerja KAMMI Komisariat
b. Menampung dan merumuskan usulan-usulan bagi penyempurnaan organisasi.
(3) Tata tertib Musyawarah Kerja KAMMI Komisariat:
a. Peserta Musyawarah Kerja KAMMI Komisariat terdiri dari pengurus KAMMI Komisariat.
b. Pengurus KAMMI Komisariat adalah penanggungjawab penyelenggaraan Musyawarah Kerja
Komisariat KAMMI
c. Musyawarah Kerja KAMMI Komisariat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurangkurangnya + 1 (setengah plus 1) jumlah anggota KAMMI Komisariat. Bila kondisi diatas
tidak terpenuhi, maka dilakukan penundaan selama-lamanya 1 (satu) jam dengan kembali
mengundang peserta disertai penjelasan urgensi acara dan kehadiran peserta. Setelahnya
Musyawarah Kerja KAMMI Komisariat dapat dilaksanakan dan dianggap sah.
(4) Peserta memiliki hak bicara, hak memilih, dan hak dipilih
(5) Musyawarah Kerja KAMMI Komisariat diadakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu)
tahun.
(6) Wewenang Musyawarah Kerja KAMMI Komisariat
a. Membuat dan mengevaluasi program kerja Komisariat per semester
b. Menampung dan merumuskan usulan-usulan bagi penyempurnaan organisasi.
(7) Tata tertib Musyawarah Kerja KAMMI Komisariat:
a. Peserta Musyawarah Kerja KAMMI Komisariat terdiri dari Pengurus KAMMI Komisariat dan
anggota KAMMI Komisariat
b. Pengurus KAMMI Komisariat adalah penanggungjawab penyelenggaraan Musyawarah Kerja
Komisariat KAMMI
Musyawarah Kerja KAMMI Komisariat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya
2/3 jumlah pengurus KAMMI Komisariat. Bila kondisi diatas tidak terpenuhi, maka dilakukan
penundaan selama-lamanya satu jam dengan kembali mengundang peserta disertai penjelasan
urgensi acara dan kehadiran peserta. Setelahnya Musyawarah Kerja KAMMI Komisariat dapat
dilaksanakan dan dianggap sah.
Pasal 27.
Musyawarah Kerja KAMMI Daerah
(1) Musyawarah Kerja KAMMI Daerah diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam satu tahun.
(2) Wewenang Musyawarah Kerja KAMMI Daerah
a. Membuat dan atau mengevaluasi program kerja KAMMI Daerah
b. Menampung dan merumuskan usulan-usulan bagi penyempurnaan organisasi.
(3) Tata tertib Musyawarah Kerja KAMMI Daerah :
b. Peserta Musyawarah Kerja Daerah KAMMI terdiri dari Pengurus KAMMI Daerah dan utusan
KAMMI Komisariat.
c. Pengurus KAMMI Daerah adalah penanggungjawab penyelenggaraan Musyawarah Kerja
KAMMI Daerah.

27
d. Jumlah utusan KAMMI Daerah dalam Muktamar ditentukan oleh Steering Comitte Muktamar
Daerah dengan jumlah utusan yang sama untuk tiap KOMISARIAT
e. Musyawarah Kerja Daerah KAMMI dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya
plus 1 Pengurus KAMMI Daerah yang mewakili Seluruh departement yang ada dan
sekurang-kurangnya dari utusan KAMMI Komisariat. Bila kondisi diatas tidak terpenuhi,
maka dilakukan penundaan selama-lamanya 1 (satu) jam dengan kembali mengundang peserta
disertai penjelasan urgensi acara dan kehadiran peserta. Setelahnya Musyawarah Kerja Daerah
dapat dilaksanakan dan dianggap sah.
Pasal 28
Musyawarah Kerja Nasional KAMMI
(1) Musyawarah Kerja Nasional KAMMI diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
tahun
(2) Wewenang Musyawarah Kerja Nasional KAMMI
a. Membuat dan mengevaluasi program kerja KAMMI Pusat.
b.

Menampung dan merumuskan usulan-usulan bagi penyempurnaan organisasi.

(3) Tata tertib Musyawarah Kerja Nasional KAMMI:


a. Peserta Musyawarah Kerja Nasional KAMMI terdiri dari Pengurus KAMMI Pusat dan
Utusan KAMMI Daerah.
b.

Pengurus KAMMI Pusat adalah penanggungjawab penyelenggaraan Musyawarah Kerja


Nasional KAMMI.

c.

Jumlah utusan KAMMI daerah akan ditentukan oleh Pimpinan Pusat.

c.

Musyawarah Kerja Nasional KAMMI dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurangkurangnya plus 1 Pengurus KAMMI pusat yang mewakili seluruh depateeman yang ada
dan sekurang-kurangnya utusan KAMMI Daerah. Bila kondisi diatas tidak terpenuhi,
maka dilakukan penundaan selama-lamanya 2 (dua) jam dengan kembali mengundang
peserta disertai penjelasan urgensi acara dan kehadiran peserta. Setelahnya Musyawarah
Kerja Nasional KAMMI dapat dilaksanakan dan dianggap sah.

Pasal 29
Musyawarah Badan Permusyawaratan
(1) Musyawarah Badan Permusyawaratan adalah musyawarah anggota, yang dipimpin oleh Ketua
Badan Permusyawaratan.
(2) Musyawarah Badan Permusyawaratan dijalankan untuk menjalankan kewenangan pada pasal 17
ayat 1 Anggaran Rumah Tangga
(3) Musyawarah Badan Permusyawarataan sah apabila dihadiri lebih dari anggota Badan
Permusyawaratan
Pasal 30
Musyawarah Pimpinan Pusat KAMMI
(1) Musyawarah Pimpinan Pusat KAMMI adalah musyawarah Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, dan
Ketua-ketua Teritorial, yang dipimpin oleh Ketua Umum KAMMI.
(2) Musyawarah Pimpinan Pusat KAMMI berwenang untuk:
a. Membahas dan mengevaluasi kondisi keorganisasian KAMMI Pusat dan KAMMI Daerah.
b.

Membuat kebijakan dan kegiatan yang bersifat mengikat kepada seluruh KAMMI Daerah.

c.

Menetapkan Ketua Teritorial baru.

(3) Musyawarah Pimpinan Pusat KAMMI sah apabila dihadiri lebih dari Ketua Teritorial.

28
Pasal 31
Musyawarah Koordinasi KAMMI Teritorial
(1) Musyawarah Koordinasi KAMMI Teritorial adalah musyawarah Ketua Teritorial, Staf Ahli
Teritorial, dan utusan-utusan KAMMI Daerah.
(2) Musyawarah Koordinasi KAMMI Teritorial berwenang untuk:
a. Membahas dan mengevaluasi kondisi keorganisasian KAMMI Daerah dalam teritorial.
b.

Menerima laporan rutin KAMMI Daerah dalam teritorial.

c.

Membuat kebijakan dan kegiatan yang bersifat mengikat kepada seluruh KAMMI Daerah
dalam Teritorial.

d.

Memilih Ketua Teritorial baru.

(4) Musyawarah Koordinasi KAMMI Teritorial sah apabila dihadiri lebih dari utusan KAMDA
dalam teritorial.
Pasal 32.
Musyawarah Lain
(1) Kepengurusan KAMMI pada berbagai tingkat struktur dapat melaksanakan berbagai jenis
musyawarah seperti musyawarah Badan Pengurus Harian, musyawarah pengurus departeman,
musyawarah kepanitaan, dan musyawarah lainnya sesuai kebutuhan
(2) Jika diperlukan, aturan khusus mengenai musyawarah pengurus dapat ditentukan oleh pengurus
KAMMI sesuai cakupannya
BAB VI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 33
Cara Pengambilan Keputusan
(1) Semua keputusan dalam semua jenjang musyawarah/muktamar KAMMI dilaksanakan secara
musyawarah untuk mencapai mufakat.
(2) Suara terbanyak (voting) dipilih sebagai alternatif terakhir apabila musyawarah untuk mufakat
tidak dapat dicapai.

BAB VII
BADAN KHUSUS DAN LEMBAGA SEMI OTONOM
Pasal 34
Badan Khusus
(1) Badan Khusus adalah pembantu pengurus KAMMI yang dapat dibentuk apabila perlu demi
pencapaian visi dan misi organisasi dalam bidang dan tugas khusus.
(2) Badan Khusus dapat dibentuk oleh pengurus KAMMI pada seluruh struktur KAMMI, dengan
Badan Khusus pada struktur lebih tinggi dapat mengkoordinasikan Badan Khusus sejenis pada
struktur dibawahnya.

29
(3) Badan Khusus bertugas menjalankan fungsi dan tugasnya sesuai dengan bidangnya.
(4) Badan Khusus bertanggung jawab kepada Ketua KAMMI Komisariat/Daerah atau Ketua Umum
KAMMI
(5) Badan Khusus dipimpin oleh Ketua.
(6) Pengurus KAMMI dapat menentukan Ketua Badan Khusus.
(7) Mekanisme keanggotaan ditentukan oleh pengurus KAMMI
(8) Badan Khusus dapat mengadakan musyawarah anggota atau musyawarah koordinasi untuk
merumuskan dan mengevaluasi program-program kerja serta memilih Ketua Badan Khusus.
Pasal 35
(1)

(2)
(3)

(4)
(5)
(6)

Lembaga Semi Otonom


Lembaga Semi Otonom adalah Pembantu Pengurus KAMMI yang dapat dibentuk berdasarkan
aspirasi dan kepentingan yang merupakan kebutuhan anggota, yang memiliki minat dan bakat
dalam spesifikasi bidang yang sama yang mengarah pada peningkatan keahlian dan profesionalitas
tertentu.
Lembaga Semi Otonom dapat dibentuk oleh Pengurus KAMMI pada seluruh struktur KAMMI
dengan Lembaga Semi Otonom pada struktur lebih tinggi dapat mengkoordinasikan Lembaga
Semi Otonom sejenis pada struktur dibawahnya.
Lembaga Semi Otonom bertugas
a. meningkatkan dan mengembangkan keahlian dan profesionalisme anggota KAMMI pada
bidang tertentu
b. mengadakan pendidikan, penelitian, dan pelatihan-pelatihan dalam aktivitas pemberdayaan
masyarakat
c. membantu Pengurus KAMMI menentukan sikap terhadap masalah-masalah eksternal sesuai
dengan bidang terkait.
Lembaga Semi Otonom bertanggung jawab kepada Ketua KAMMI Komisariat/Daerah atau Ketua
Umum KAMMI
Lembaga Semi Otonom dipimpin oleh Direktur.
Lembaga Semi Otonom dapat mengadakan musyawarah anggota atau musyawarah koordinasi
untuk merumuskan dan mengevaluasi program-program kerja serta memilih Direktur Lembaga
Semi Otonom.
BAB VIII KEUANGAN

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Pasal 36
Pengelolaan Keuangan
Besarnya uang pangkal keanggotaan ditentukan oleh pengurus KAMMI Pusat atas usulan
pengurus KAMMI Daerah dalam Musyawarah Kerja Nasional.
Besarnya iuran keanggotaan ditentukan Pengurus KAMMI Daerah
Besarnya iuran keanggotaan bertingkat sesuai jenjang keanggotaan
Pengumpulan, penyetoran, pelaksanaan, dan pembagian uang pangkal dan iuran keanggotaan
ditentukan dalam Musyawarah Kerja Nasional
Pengelolaan dana yang berasal dari sumber-sumber lain seperti infaq, shadaqah, hasil usaha, dan
lain-lain diatur tersendiri dalam ketetapan organisasi
BAB IX
GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI

30
Pasal 37
Garis-Garis Besar Haluan Organisasi
Filosofi gerakan, analisa kondisi, arah dan kebijakan umum organisasi diatur dalam Garis-Garis Besar
Haluan Organisasi
BAB X
MEKANISME PENYELENGGARAAN ORGANISASI
Pasal 38
Struktur, fungsi struktur, dan administrasi organisasi diatur dalam Mekanisme Penyelenggaraan
Organisasi
BAB XI
POLA UMUM KADERISASI KAMMI
Pasal 39
Prinsip, muatan, aspek, sarana, penahapan, indeks jati diri, dan kurikulum kaderisasi KAMMI diatur
dalam Pola Umum Kaderisasi KAMMI
BAB XII
ATRIBUT ORGANISASI
Pasal 40
Atribut Organisasi
Atribut Organisasi seperti bendera, lambang, panji kartu keanggotaan, dan lain-lain diatur melalui
ketetapan organisasi.
BAB XIII
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 41
Aturan Tambahan
Setiap anggota KAMMI harus mengetahui dan mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
KAMMI.
Pasal 42
Hal lain-lain
Hal-hal yang belum diatur dan diperinci dalam AD/ART KAMMI akan diatur dan diperinci dalam
ketetapan-ketetapan organisasi
BAB XIV
ATURAN PERALIHAN

31
Pasal 43
Aturan Peralihan
KAMMI Daerah dan KAMMI Komisariat yang keberadaannya belum memenuhi Pasal 10 ayat 2 dan
Pasal 11 ayat 2 Anggaran Rumah Tangga, diberi waktu 2 tahun untuk memenuhinya untuk kemudian
ditentukan statusnya oleh KAMMI Pusat atau KAMMI Daerah yang ditunjuk.
BAB XV
PERUBAHAN DAN PENETAPAN
Pasal 44
Perubahan dan Penetapan Anggaran Rumah Tangga
Perubahan dan penetapan Anggaran Rumah Tangga KAMMI dilakukan melalui Muktamar dan harus
disetujui sekurang-kurangnya 2/3 anggota yang hadir.
BAB XVI
PENUTUP
Pasal 45
Pemberlakuan
Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak Muktamar IV KAMMI di Kalimantan Timur tanggal 29
September 2004

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI


KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
Bab I
Pengertian
Pasal 1
Pengertian
Dalam pasal berikut ini yang dimaksud dengan:
1. GBHO (Garis-garis Besar Haluan Organisasi) adalah rumusan yang disusun secara sistematis,
terarah, dan terpadu yang meliputi filosofi gerakan, pemosisian gerakan, dan haluan gerakan untuk
memberikan arah bagi perjuangan KAMMI dalam mewujudkan visi dan misinya yang ditetapkan
dalam Anggaran Dasar KAMMI. GBHO merupakan landasan operasional gerakan.
2. Visi KAMMI adalah tujuan yang hendak dicapai atau kondisi yang ingin diwujudkan oleh
KAMMI, sebagaimana termaktub dalam Anggaran Dasar KAMMI Pasal 6
3. Misi KAMMI adalah pernyataan eksistensi dan alasan keberadaan KAMMI sebagai perincian atas
Visi KAMMI, sebagaimana termaktub dalam Anggaran Dasar KAMMI Pasal 7.

32
4. Kredo Gerakan adalah jati diri yang mewujud (maujud) dalam kehidupan kepribadian kader
KAMMI dan menjadi ruh yang senantiasa terwariskan dari generasi ke generasi. Kredo Gerakan
adalah cara pandang kader KAMMI terhadap dirinya sendiri, obsesinya, atributnya, dan
hakikatnya yang meneguhkan peran kader di dalam kehidupannya. Kredo Gerakan adalah
semangat yang menjiwai kader KAMMI sebagai sumber tenaga untuk bergerak, berjuang,
mendobrak semua penghalang, dan kesungguhan untuk beramal mencapai tujuan.
5. Prinsip Gerakan KAMMI adalah nilai-nilai dasar gerakan yang menjiwai pergerakan KAMMI
sebagai suatu amal jamai.
6. Prinsip Gerakan adalah ciri khas pergerakan KAMMI yang secara unik membedakannya dengan
gerakan lain. Prinsip Gerakan merupakan tradisi yang menjadi tetapan (tsawabit) gerakan dan
menjadi tolok ukur konsistensi (asholah) gerakan KAMMI.
7. Karakter Organisasi KAMMI adalah sifat keorganisasian yang melekat yang menjadi ciri khas dan
melandasi aktivitas gerakan KAMMI.
8. Paradigma Gerakan KAMMI adalah cara pandang menyeluruh (holistik) KAMMI terhadap dirinya
sendiri dan cara mendefinisikan perannya di dalam realitas kebangsaan dan peradaban. Paradigma
Gerakan KAMMI membentuk konstruksi gerakan dan menderivasikannya dalam program dan
agenda gerakan.
9. Unsur-unsur perjuangan adalah elemen-elemen yang menjadi pilar sistem strategi dakwah
(siyasatud dakwah) KAMMI dalam interaksinya dengan masyarakatnya untuk menjamin
keberlangsungan gerakan.
10. Posisi KAMMI adalah pernyataan posisi, sikap, dan hubungan KAMMI dengan berbagai pihak
terkait dalam mewujudkan Visi KAMMI.
11. Haluan organisasi KAMMI adalah haluan yang memandu arah, pokok, dan prioritas agenda
gerakan sesuai dengan analisa kondisi yang dihadapi berdasarkan filosofik gerakan.
BAB II
Filosofi Gerakan
Pasal 2
Visi KAMMI
KAMMI adalah wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan pemimpin masa depan yang
tangguh dalam upaya mewujudkan masyarakat Islami di Indonesia.

a.
b.
c.
d.
e.

Pasal 3
Misi KAMMI
Membina keislaman, keimanan, dan ketaqwaan mahasiswa muslim Indonesia.
Menggali, mengembangkan, dan memantapkan potensi dakwah, intelektual, sosial, dan politik
mahasiswa.
Mencerahkan dan meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang rabbani,
madani, adil, dan sejahtera.
Memelopori dan memelihara komunikasi, solidaritas, dan kerjasama mahasiswa Indonesia dalam
menyelesaikan permasalahan kerakyatan dan kebangsaan.
Mengembangkan kerjasama antar elemen masyarakat dengan semangat membawa kebaikan,
menyebar manfaat, dan mencegah kemungkaran (amar ma`ruf nahi munkar).

Pasal 4
Kredo Gerakan
a. Kami adalah orang-orang yang berpikir dan berkendak merdeka. Tidak ada satu orang pun yang
bisa memaksa kami bertindak. Kami hanya bertindak atas dasar pemahaman, bukan taklid, serta
atas dasar keikhlasan, bukan mencari pujian atau kedudukan.

33
b. Kami adalah orang-orang pemberani. Hanyalah Allah yang kami takuti. Tidak ada satu makhluk
pun yang bisa menggentarkan hati kami, atau membuat kami tertunduk apalagi takluk kepadanya.
Tiada yang kami takuti, kecuali ketakutan kepada selain-Nya.
c. Kami adalah para petarung sejati. Atas nama al-haq kami bertempur, sampai tidak ada lagi fitnah
di muka bumi ini. Kami bukan golongan orang yang melarikan diri dari medan pertempuran atau
orang-orang yang enggan pergi berjihad. Kami akan memenangkan setiap pertarungan dengan
menegakkan prinsip-prinsip Islam.
d. Kami adalah penghitung risiko yang cermat, tetapi kami bukanlah orang-orang yang takut
mengambil risiko. Syahid adalah kemuliaan dan cita-cita tertinggi kami. Kami adalah para perindu
surga. Kami akan menyebarkan aromanya di dalam kehidupan keseharian kami kepada suasana
lingkungan kami. Hari-hari kami senantiasa dihiasi dengan tilawah, dzikir, saling menasehati
dalam kebenaran dan kesabaran, diskusi-diskusi yang bermanfaat dan jauh dari kesia-siaan, serta
kerja-kerja yang konkret bagi perbaikan masyarakat. Kami adalah putra-putri kandung dakwah,
akan beredar bersama dakwah ini ke mana pun perginya, menjadi pembangunnya yang paling
tekun, menjadi penyebarnya yang paling agresif, serta penegaknya yang paling kokoh.
e. Kami adalah orang-orang yang senantiasa menyiapkan diri untuk masa depan Islam. Kami
bukanlah orang yang suka berleha-leha, minimalis dan loyo. Kami senantiasa bertebaran di dalam
kehidupan, melakukan eksperimen yang terencana, dan kami adalah orang-orang progressif yang
bebas dari kejumudan, karena kami memandang bahwa kehidupan ini adalah tempat untuk belajar,
agar kami dan para penerus kami menjadi perebut kemenangan yang hanya akan kami
persembahkan untuk Islam.
f. Kami adalah ilmuwan yang tajam analisisnya, pemuda yang kritis terhadap kebatilan, politisi yang
piawai mengalahkan muslihat musuh dan yang piawai dalam memperjuangkan kepentingan umat,
seorang pejuang di siang hari dan rahib di malam hari, pemimpin yang bermoral, teguh pada
prinsip dan mampu mentransformasikan masyarakat, guru yang mampu memberikan kepahaman
dan teladan, sahabat yang tulus dan penuh kasih sayang, relawan yang mampu memecahkan
masalah sosial, warga yang ramah kepada masyarakatnya dan responsif terhadap masalah mereka,
manajer yang efektif dan efisien, panglima yang gagah berani dan pintar bersiasat, prajurit yang
setia, diplomat yang terampil berdialog, piawai berwacana, luas pergaulannya, percaya diri yang
tinggi, semangat yang berkobar tinggi.

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Pasal 5
Prinsip Gerakan KAMMI
Kemenangan Islam adalah jiwa perjuangan KAMMI
Kebathilan adalah musuh abadi KAMMI
Solusi Islam adalah tawaran perjuangan KAMMI
Perbaikan adalah tradisi perjungan KAMMI
Kepemimpinan umat adalah strategi perjuangan KAMMI
Persaudaraan adalah watak muamalah KAMMI

Pasal 6
Karakter Organisasi KAMMI
KAMMI adalah organisasi kader (harokatut tajnid) dan organisasi pergerakan (harokatul amal).
Pasal 7
Paradigma Gerakan KAMMI
1. KAMMI adalah Gerakan Dawah Tauhid
0. Gerakan Dawah Tauhid adalah gerakan pembebasan manusia dari berbagai bentuk
penghambaan terhadap materi, nalar, sesama manusia dan lainnya, serta mengembalikan pada
tempat yang sesungguhnya: Allah swt.

34
a. Gerakan Dawah Tauhid merupakan gerakan yang menyerukan deklarasi tata peradaban
kemanusiaan yang berdasar pada nilai-nilai universal wahyu ketuhanan (Ilahiyyah) yang
mewujudkan Islam sebagai rahmat semesta (rahmatan lil alamin).
b. Gerakan Dawah Tauhid adalah gerakan perjuangan berkelanjutan untuk menegakkan nilai
kebaikan universal dan meruntuhkan tirani kemungkaran (amar maruh nahi munkar)
2. KAMMI adalah Gerakan Intelektual Profetik
0. Gerakan Intelektual Profetik adalah gerakan yang meletakkan keimanan sebagai ruh atas
penjelajahan nalar akal
a. Gerakan Intelektual Profetik merupakan gerakan yang mengembalikan secara tulus dialektika
wacana pada prinsip-prinsip kemanusiaan yang universal
b. Gerakan Intelektual Profetik adalah gerakan yang mempertemukan nalar akal dan nalar wahyu
pada usaha perjuangan perlawanan, pembebasan, pencerahan, dan pemberdayaan manusia
secara organik.
3. KAMMI adalah Gerakan Sosial Independen
a. Gerakan Sosial Independen adalah gerakan kritis yang menyerang sistem peradaban
materialistik dan menyerukan peradaban manusia berbasis tauhid.
b. Gerakan Sosial Independen merupakan gerakan kultural yang berdasarkan kesadaran dan
kesukarelaan yang berakar pada nurani kerakyatan.
c. Gerakan Sosial Independen merupakan gerakan pembebasan yang tidak memiliki
ketergantungan pada hegemoni kekuasaan politik-ekonomi yang membatasi.
4. KAMMI adalah Gerakan Politik Ekstraparlementer
a. Gerakan Politik Ekstraparlementer adalah gerakan perjuangan melawan tirani dan menegakkan
demokrasi yang egaliter.
b. Gerakan Politik Ekstraparlementer adalah gerakan sosial kultural dan struktural yang
berorientasi pada penguatan rakyat secara sistematis dengan melakukan pemberdayaan
institusi-institusi sosial/rakyat dalam mengontrol proses demokrasi formal.
Pasal 8
Unsur-unsur Perjuangan KAMMI
Agar dakwah dapat tumbuh berkelanjutan secara seimbang, tetap berada pada orientasi yang benar,
mampu mengelola amanah dan masalah, dan terus memiliki kekuatan untuk mewujudkan tujuantujuannya, maka KAMMI menyusun dirinya di atas unsur-unsur sebagai berikut:
1. bina al-qoidah al-ijtimaiyah (membangun basis sosial), yaitu membangun lapisan masyarakat
yang simpati dan mendukung perjuangan KAMMI yang meliputi masyarakat umum,
mahasiswa, organisasi dan lembaga swadaya masyarakat, pers, tokoh, dan lain sebagainya.
2. bina al-qoidah al-harokiyah (membangun basis operasional), yaitu mambangun lapisan kader
KAMMI yang bergerak di tengah-tengah masyarakat untuk merealisasikan dan mengeksekusi
tugas-tugas dakwah yang telah digariskan KAMMI.
3. bina al-qoidah al- fikriyah (membangun basis konsep), yaitu membangun kader pemimpin
yang mampu menjadi teladan masyarakat, memiliki kualifikasi keilmuan yang tinggi sesuai
bidangnya, yang menjadi guru bagi gerakan, mengislamisasikan ilmu pengetahuan pada
bidangnya, dan memelopori penerapan solusi Islam terhadap berbagai segi kehidupan manusia.
4. bina al-qoidah al-siyasiyah (membangun basis kebijakan), yaitu membangun kader ideolog,
pemimpin gerakan yang menentukan arah gerak dakwah KAMMI, berdasarkan situasi dan
kondisi yang berkembang.
Keempat unsur tersebut merupakan piramida yang seimbang, harmonis dan kokoh, yang menjamin
keberlangsungan gerakan KAMMI.

35
BAB III
Posisi KAMMI
Pasal 9
KAMMI dan Gerakan Mahasiswa (Gerakan Kepemudaan)
KAMMI adalah gerakan mahasiswa sekaligus sebagai gerakan kepemudaan. Karena itu KAMMI
meyakini bahwa KAMMI dan beragam gerakan mahasiswa dan gerakan kepemudaan di Indonesia
adalah elemen bangsa yang akan menjadi pewaris sah dari masa depan bangsa ini. KAMMI adalah
generasi muda yang menjadi sumberdaya bangsa masa depan (iron stock). Generasi muda adalah
generasi yang bersifat idealis dengan cita-cita terhadap bangsanya. Generasi muda adalah generasi
yang selalu kritis terhadap kondisi yang stagnan (status quo). Maka KAMMI bekerjasama dengan
seluruh elemen gerakan mahasiswa dan gerakan kepemudaan dalam kesamaan prinsip komitmen
kebangsaan yang tulus, bukan karena kepentingan politik pragmatis. KAMMI meyakini bahwa
interaksi muamalah KAMMI dengan beragam gerakan pemuda dan mahasiswa adalah interaksi
positif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan sebagai pembelajaran bagi masa depan saat
KAMMI bersama-sama mewarisi bangsa ini
Pasal 10
KAMMI dan Institusi Pendidikan Tinggi
KAMMI adalah gerakan mahasiswa yang tumbuh dari institusi pendidikan tinggi (kampus) yang
mewarisi prinsip intelektualitas dan kebebasan akademik. KAMMI meyakini bahwa jiwa intelektual
itu dinyatakan dalam intelektualisme yang bertanggung jawab, yang berbasis pada realitas masyarakat,
dan yang organik. Sehingga, KAMMI meyakini bahwa pendidikan, termasuk pendidikan tinggi, adalah
hak seluruh masyarakat, sehingga merupakan kewajiban negara untuk memberikan fasilitas pendidikan
yang memadai dan terjangkau masyarakat. Institusi pendidikan tinggi, karena cakupan wawasannya,
adalah institusi yang paling bertanggung jawab dalam memberikan pencerahan dan meningkatkan
kualitas rakyat Indonesia. Karena itu, institusi pendidikan tinggi harus bersifat kerakyatan yang peduli
terhadap realitas masyarakat, bukan menghamba pada kekuasaan atau hegemoni global. Prinsip
kebebasan akademik meletakkan institusi pendidikan tinggi pada posisi kritis dan independen.
KAMMI dalam aktivitasnya di dalam dan dengan institusi pendidikan tinggi berusaha untuk
menciptakan lingkungan akademik (civitas academica) yang egaliter, kritis, demokratis, dan
independen.
Pasal 11
KAMMI dan Gerakan Islam
KAMMI memahami Islam sebagai prinsip-prinsip yang bersifat menyeluruh (syaamil) yang meliputi
seluruh dimensi manusia dan kehidupannya. KAMMI juga memahami Islam sebagai aturan hidup
yang bersifat universal sebagai prinsip kesemestaan Islam (rahmatan lil alamiin). Karenanya Islam
dapat hidup di dalam seluruh dimensi ruang di seluruh rentang zaman. Kami meyakini Islam sebagai
sebuah kebenaran. Sehingga, KAMMI sebagai gerakan Islam, bersama-sama dengan seluruh gerakan
Islam adalah gerakan yang akan mengenalkan dan membumikan prinsip kemenyeluruhan dan
universalitas Islam dalam realitas kebangsaan dan peradaban. KAMMI akan bekerja sama dengan
mereka dalam menyerukan kebaikan dan melawan kemungkaran (amar maruf nahi munkar). KAMMI
bersama seluruh gerakan (berasas) Islam adalah gerakan-gerakan penyeru kebaikan (harokah dawah),
yang menyerukan Islam dengan kedamaian dan kesungguhan (mujahadah).
Pasal 12

36
KAMMI dan Rakyat
KAMMI dan rakyat adalah ibarat antara ruh dan tubuh. KAMMI tumbuh dan berkembang di tengahtengah rakyat. Sehingga, KAMMI akan senantiasa berdiri di bagian terdepan dalam membela
kepentingan rakyat, menjadi solusi bagi persoalan mereka, menghubungkan kasih sayang yang damai
di antara mereka, dan sekaligus berusaha keras untuk menjadi sebab bagi kemuliaan mereka. KAMMI
meyakini bahwa merekalah tujuan dari adanya kontrak sosial kebangsaan, dan merekalah tujuan dari
keberadaan syariah agama Islam (adz dzaruriyatu al khomsah). Karena itu pengabaian terhadap
eksistensi rakat, apalagi tindakan pendzaliman terhadap mereka, adalah tindakan yang akan senantiasa
KAMMI lawan.
Pasal 13
KAMMI dan Elemen Masyarakat
KAMMI adalah gerakan sosial yang bersama-sama dengan beragam elemen masyarakat dan gerakan
sosial lain peduli terhadap realitas masyarakat Indonesia. Karena itu, sebisa mungkin, KAMMI akan
senantiasa bekerja sama, ber-muamalah, dan saling memanfaatkan (intifa) dengan seluruh elemen
yang memiliki kepedulian yang sama dengan KAMMI. KAMMI melakukannya dengan tanpa
membeda-bedakan suku, agama, ras, dan golongan.
Pasal 14
KAMMI dan Partai Politik
KAMMI menyadari potensi politik KAMMI sebagai gerakan mahasiswa. Ekspresi gerakan KAMMI
adalah ekspresi moral yang berdimensi politik, dan ekspresi politik yang berdasar pada prinsip moral
dan intelektual. Sebagai gerakan politik yang berbasis moral, KAMMI tidaklah berpolitik pragmatis
yang berorientasi kekuasaan baik bagi gerakan maupun kadernya. Tetapi, konsistensi KAMMI
terhadap prinsip tersebut tidak akan menyebabkan KAMMI berjauhan dan antipati dengan Partai
Politik yang bekerja dalam ranah politik praktis.

Pasal 15
KAMMI dan Pemerintahan
KAMMI meyakini prinsip kekuasaan sebagai amanah (tanggungjawab) dan khadimah (pelayanan)
teradap masyarakat. Maka kekuasaan yang tidak bertanggung jawab dan tidak melayani adalah
kedzaliman, dan itu adalah musuh KAMMI. Oleh karena itu, KAMMI akan senantiasa memberikan
kontrol dan evaluasi atas mereka yang padanya Allah limpahkan amanah memerintah bangsa ini.
KAMMI akan mendukung (thaat) setiap upaya perbaikan dan pembangunan yang dilakukan bagi
masyarakat selama tidak bertentangan dengan nurani pada umumnya masyarakat, prinsip syariah
Islam, dan logika intelektual. Tetapi KAMMI akan siap melawan pemerintahan yang dijalankan secar
dzalim, tidak peka dengan realitas masyarakat, melanggar prinsip-prinsip Ilahiyyah, dan tidak rasional.
Keseluruhannya, akan KAMMI lakukan semaksimal mungkin tetapi senantiasa dengan menghindari
cara-cara yang tidak bermoral, tidak berwawasan etis, dan membawa madharat lebih lanjut.
BAB IV

37
Haluan Organisasi
Pasal 16
Visi Kebangsaan KAMMI
a. Indonesia yang demokratis ditandai dengan tumbuhnya tradisi demokrasi, koridor demokrasi,
akuntabilitas, transparansi kebijakan, partisipasi publik, dan dominasi politik yang mendukung
perbaikan dan membumikan nilai-nilai Islam.
b. Indonesia yang menjunjung tinggi supremasi dan keadilan hukum, ditandai dengan komitmen
yang tinggi untuk memberantas korupsi dan penyakit-penyakit masyarakat.
c. Indonesia yang berkomitmen dengan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada sistem ekonomi
berkeadilan dan ekonomi berdasarkan prinsip Islam yang mandiri yang mampu melawan
hegemoni ekonomi pasar dan kapitalisme global.
d. Indonesia yang membumikan nilai dan prinsip Islam secara obyektif dalam beragam ruang publik
pada seluruh aspeknya.
e. Indonesia yang rakyatnya memiliki komitmen kebangsaan dan solidaritas bersama yang tinggi
yang mampu mengatasi beragam masalah dan konflik kemasyarakatan secara mandiri.
f. Indonesia yang memiliki kemandirian politik internasional dan membangun solidaritas bersama
dengan bangsa-bangsa miskin serta bangsa-bangsa terjajah.
g. Indonesia yang senantiasa menghargai dan mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan
inovasi teknologi khususnya teknologi yang murah terjangkau masyarakat, memiliki dampak
samping rendah, dan meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.
h. Indonesia yang memberikan prioritas utama pada pembangunan pendidikan yang terjangkau oleh
masyarakat, pendidikan yang berorientasi pada peningkatan kualitas hidup dan kompetensi peserta
didik bukan semata memenuhi pasar, serta pendidikan yang berkarakter dan menjunjung tinggi
nilai-nilai moralitas.
i. Indonesia yang menghargai dan memajukan seni budaya lokal yang dibangun atas prinsip
keunikan yang menjunjung tinggi peradaban dan harkat kemanusiaan, bukan seni budaya pasar
atau yang berprinsip semata seni untuk seni (lart for lart).
j. Indonesia yang menjamin keamanan dan ketenangan warga negaranya dari segala bentuk
hegemoni bangsa asing dan tindakan militeristiknya.
Pasal 17
Analisa Kondisi Kebangsaan
1. Potensi positif
a. Momentum reformasi yang berdampak pada terciptanya kondisi keterbukaan dan kebebasan
bagi masyarakat dalam menyalurkan ekspresi politiknya
b. Tumbuhnya proses demokrasi di Indonesia melalui usaha-usaha reformasi konstitusi, pemilihan
umum langsung, dan perimbangan politik.
c. Perkembangan tekhnologi informasi yang mendukung kecepatan arus informasi dan
komunikasi.
d. Munculnya kebangkitan kesadaran umat Islam dalam melakukan pembelaan atas hak-hak
politik dan hak-hak sipil mereka.

2. Potensi negatif
a. Munculnya efek samping reformasi berupa liberalisme dan konflik horisontal, dan munculnya
penunggang gelap reformasi yang bersifat hipokrit (munafik).
b. Konstelasi politik global yang memunculkan stigmatisasi negatif terhadap gerakan Islam
melalui isu terorisme yang dapat menghambat proses perkembangan dakwah Islam.

38
c. Menguatnya ancaman neoliberalisme dan cengkeraman lembaga ekonomi kapitalis yang
mengancam kemandirian dan stabilitas perekonomian bangsa Indonesia.
d. Ancaman gagalnya transisi demokrasi yang membeku akibat lemahnya usaha pembangunan
kesadaran politik masyarakat oleh instrumen politik.
e. Tidak tuntasnya penyelesaian kasus KKN dan pelanggaran HAM Orde Baru, yang justru
semakin kompleks dengan munculnya kasus yang sama di orde reformasi.
f. Otonomi daerah yang gagal menyejahterakan masyarakat daerah tetapi justru memunculkan
koruptor baru baik dari legislatif, yudikatif, maupun eksekutif.
g. Rendahnya perhatian pemerintah terhadap masalah pendidikan dan kesehatan yang terjangkau
masyarakat, dan kecenderungan negara untuk mengomersialisasikan urusan pendidikan,
kesehatan, dan hajat hidup masyarakat banyak.
h. Lemahnya daya tawar dan kemampuan diplomasi bangsa Indonesia di dunia internasional.
i. Belum masifnya internalisasi nilai-nilai Islam sebagai prinsip obyektif masyarakat Indonesia
Pasal 18
Tujuan Jangka Panjang KAMMI (2004-2014)
a. KAMMI mampu meletakkan seluruh aktifitasnya dalam kerangka filosofi gerakan secara
konsisten
b. KAMMI memiliki sistem kaderisasi yang kuat, handal, berkelanjutan (sustainable) yang
terinternalisasi secara utuh dan khas (otentik) dalam diri setiap kader
c. Kader KAMMI memiliki pemahaman akan nilai-nilai Islam yang terinternalisasi dalam
aktifitasnya sehari-hari, tradisi politik dan intelektual, serta komitmen ke-KAMMI-an yang tinggi
d. KAMMI memiliki mekanisme keorganisasian yang lengkap, tradisi organisasi yang disiplin dan
islami, serta mampu mendistribusikan fungsi strukturalnya dengan rapi
e. KAMMI memiliki struktur organisasi yang lengkap tanpa terjebak pada aturan yang birokratis
yang mampu mengakomodasi potensi dan kecenderungan kader
f. KAMMI diperhitungkan secara institusional serta memiliki daya tawar sebagai salah satu kekuatan
politik alternatif di Indonesia
g. KAMMI mampu memberikan sikap politik yang cerdas dan solutif yang berbasis pada
pemahaman substansi prinsip-prinsip Islam, pemahaman realitas politik, dan kemampuan
intelektual kader-kadernya
h. KAMMI mampu berkembang dan dapat menjangkau 35 % institusi pendidikan tinggi di Indonesia
i. KAMMI mampu menjadi elemen masyarakat yang diterima oleh banyak pihak, serta menjadi
pelopor dan perekat antara elemen gerakan masyarakat khususnya gerakan Islam
j. KAMMI mampu berinteraksi dan membangun jaringan dengan gerakan mahasiswa Islam
internasional untuk mendorong tumbuhnya kekuatan muda alternatif berskala global
k. KAMMI menjadi elemen dakwah yang penting dan memberikan kontribusi yang besar pada
dakwah Islam meliputi:
- Kontribusi kuantitas kader yang meningkatkan jumlah kader (dai) gerakan dakwah Islam
- Kontribusi kualiats kader, melalui kemampuan meningkatkan kualitas kader gerakan dakwah
dengan kekhasan kaderisasi siyasi KAMMI, dan mampu menjadi wahana transformasi kader
gerakan dakwah dari kader mahasiswa (thulabiyah) menjadi kader masyarakat (syabiyah),
profesional (mihaniyah), dan politik (siyasiyah)
- Kontribusi agenda dakwah, melalui dukungan terhadap agenda-agenda strategis gerakan
dakwah dalam bingkai logika dan prinsip gerakan KAMMI.
Pasal 19
Analisa Kondisi KAMMI
1. Potensi positif

39
a. Momentum reformasi yang mengantarkan citra KAMMI sebagai gerakan mahasiswa muda
Islam yang bersih, solid, dan militan
b. Munculnya KAMMI sebagai gerakan mahasiswa yang secara kuantitatif besar dan menarik
dibandingkan gerakan mahasiswa lain
c. Banyaknya jumlah kader dan beragamnya potensi yang dimiliki kader
d. Moralitas gerakan yang relatif masih terjaga dan komitmen terhadap perjuangan Islam yang
kuat
2. Potensi negatif
a. KAMMI belum dikelola secara modern sebagai sebuah organisasi besar yang memimpin
(leading) dan visioner
b. KAMMI belum membangun fundamen gerakan yang kuat yang mampu terwariskan sebagai
sebuah otentisitas ideologi.
c. Manajemen pengelolaan kader yang tidak adaptif dan optimal yang mampu memunculkan
kader dengan pemahaman visi, misi, dan filosofi gerakan yang kuat.
d. Konsolidasi struktur gerakan yang masih lemah, dan tradisi komunikasi struktur yang tidak
kritis dan terbuka
e. Dukungan sumber dana dan sumber daya manusia pendukung yang belum memadai
f. Kurang mampu mengoptimalkan secara cerdas jaringan gerakan yang telah terbangun
g. Tidak memiliki kekuatan jaringan yang memadai.
h. Belum terbangun tradisi ilmiah yang baik
i. Belum mampu mentransformasikan gagasan besar KAMMI terhadap permasalahan umat dan
bangsa secara konseptual.
Pasal 20
Rencana Strategis Pencapaian Tujuan Jangka Panjang
Tahap I 2004 2006
1. Pembangunan infrastruktur gerakan, dasar-dasar filosofi gerakan, dan sistem manajemen
organisasi
2. Menumbuhkan dan mengembangkan jaringan gerakan mahasiswa internasional
3. Penyempurnaan pola umum kaderisasi menuju kaderisasi yang mengadaptasi perubahan zaman
dan filosofi gerakan KAMMI.
4. Mempertahankan ekspansi kader melalui implementasi kontinyu pola umum kaderisasi dan
penguatan konsep kader siyasi.
5. Pemantapan posisi sebagai gerakan dakwah tauhid melalui konsistensi tindakan amal dakwah
KAMMI, dan pemantapan jaringan dengan gerakan Islam.
6. Pembangunan posisi sebagai gerakan intelektual profetik, dengan membangun tradisi berpolitik
KAMMI pada prinsip politik moral berbasis nalar intelektual.
7. Ekspansi gerakan melalui pendirian KAMMI Komisariat dan KAMMI Daerah baru.
8. Penguatan peran lokal KAMMI Daerah.

Tahap II 2006 2008

40
1. Usaha pewarisan dasar-dasar filosofi gerakan secara konsisten dan menyeluruh kepada seluruh
tingkat struktur dan kader.
2. Menguatkan infrastruktur gerakan dan implementasi sistem manajemen organisasi yang
mengarahkan organisasi menjadi efektif dan efisien.
3. Implementasi pola umum kaderisasi yang diperbarui dalam beragam perangkat dan mekanisme
kaderisasi dengan fokus pada pembentukan kader intelektual profetik.
4. Penjagaan posisi sebagai gerakan dakwah tauhid yang secara proaktif menjaga dan
memperkuat konsolidasi gerakan Islam.
5. Pemantapan posisi sebagai gerakan intelektual profetik dengan menjaga konsistensi berpolitik
moral berbasis intelektual pada tingkat daerah dan pusat.
6. Penguatan posisi sebagai gerakan intelektual profetik melalui pembangunan jaringan
intelektual dengan kampus, lembaga kajian, organisasi profesi, ikatan cendekiawan dlsb
7. Mengkonsolidasikan hasil ekspansi organisasi berdasar mekanisme manajemen organisasi.
8. Mempertahankan usaha penguatan peran lokal KAMMI Daerah
Tahap III 2008 2010
1. Pentradisian usaha pewarisan dasar-dasar filosofi gerakan secara konsisten dan menyeluruh
kepada seluruh tingkat struktur dan kader.
2. Menjaga infrastruktur gerakan dan implementasi sistem manajemen organisasi yang
mengarahkan organisasi menjadi efektif dan efisien.
3. Mempertahankan implementasi pola umum kaderisasi yang diperbarui dalam beragam
perangkat dan mekanisme kaderisasi dengan fokus pada pembentukan kader intelektual
profetik
4. Pentradisian dan penyeimbangan pola sebagai gerakan dakwah tauhid dan gerakan intelektual
profetik.
5. Pembangunan posisi sebagai gerakan socialindependen dengan mulai terlibat dalam beragam
aksi tindakan sosial kultural yang terencana dalam beragam aspeknya.
6. Ekspansi gerakan melalui pendirian KAMMI Komisariat dan KAMMI Daerah baru.
7. Mempertahankan posisi peran lokal KAMMI Daerah
8. Peningkatan kompetensi manajemen keorganisasian KAMMI Komisariat
Tahap IV 2010 2012
1. Pentradisian usaha pewarisan dasar-dasar filosofi gerakan secara konsisten dan menyeluruh
kepada seluruh tingkat struktur dan kader.
2. Menjaga infrastruktur gerakan dan implementasi sistem manajemen organisasi yang
mengarahkan organisasi menjadi efektif dan efisien.
3. Mengevaluasi ulang pola umum kaderisasi dan perumusah usaha pembaruan lebihlanjut
4. Pentradisian dan penyeimbangan pola sebagai gerakan dakwah tauhid dan gerakan intelektual
profetik.
5. Penguatan posisi gerakan sosial independen dengan membangun jaringan gerakan sosial dan
gerakan kultural
6. Mengkonsolidasikan hasil ekspansi organisasi berdasar mekanisme manajemen organisasi.

41
7. Penjagaan kualitas manajemen keorganisasian KAMMI Komisariat dan pembangunan peran
lokal KAMMI Komisariat
Tahap V 2012 2014
1. Pentradisian usaha pewarisan dasar-dasar filosofi gerakan secara konsisten dan menyeluruh
kepada seluruh tingkat struktur dan kader.
2. Menjaga infrastruktur gerakan dan implementasi sistem manajemen organisasi yang
mengarahkan organisasi menjadi efektif dan efisien.
3. Menurunkan pola umum kaderisasi hasil pembaruan lebih lanjut dalam implementasi pada
beragam perangkat dan mekanisme kaderisasi dengan fokus pada pembentukan kader sosial.
4. Pentradisian dan penyeimbangan pola sebagai gerakan dakwah tauhid dan gerakan intelektual
profetik, serta gerakan sosial independen.
5. Menguatkan posisi gerakan sosial independen dengan membangun jaringan gerakan sosial
dengan skala global
6. Membangun jaringan gerakan global sebagai sebagai pemberi tawaran alternatif pada
peradaban global
7. Membangun tradisi gerakan ekstra parlementer yang solid yang berbasis kultur gerakan sosial
dan gerakan intelektual.
8. Penguatan kemandirian KAMMI Komisariat dan otonomisasi KAMMI Komisariat

Pasal 21
Agenda Jangka Pendek 2004-2006
A. Organisasi
1. Menyelesaikan dasar filosofi gerakan seperti verbalisasi ideologi KAMMI dalam sebuah
Manhaj Perjuangan Gerakan
2. Seluruh struktur KAMMI memiliki cetak biru (blue print) organisasi setidaknya sampai 2
periode ke depan dalam GBHO masing-masing.
3. Memulai impelementasi distribusi fungsi struktural dengan rapi.
4. Memiliki mekanisme penelitian, pengembangan, dan evaluasi organisasi KAMMI Pusat,
KAMMI Daerah dan KAMMI Komisariat.
5. Pembentukan struktur organisasi yang mengimplementasikan penguatan ke arah gerakan
intelektual profetik.
6. Memulai akomodasi terhadap spesialisasi kader dalam struktur organisasi atau pembentukan
ruang-ruang spesialisasi (BK dan LSO) bagi kader khususnya spesialisasi keilmuan sebagai
basis konstruksi sebagai gerakan intelektual profetik.
7. Ekspansi organisasi dengan pembentukan minimal 5 KAMMI Daerah baru
C. Kaderisasi
1. Menyempurnakan konsep pola kederisasi sebagai adaptasi terhadap perkembangan kondisi dan
tuntutan penguatan ke arah gerakan intelektual
2. Menyelesaikan rancangan perangkat implementasi kaderisasi yang efektif dan efisien
3. KAMMI memiliki sistem basis data kaderisasi yang seragam secara nasional
4. Pencapaian target penambahan kader hingga yang ditetapkan oleh setiap struktur KAMMI

42
5. Pencapaian target rasio jenjang kader KAMMI Daerah secara piramida dengan rincian AB1 60
%, AB2 30 %, dan AB3 10 %
6. Pencapaian target kualitas kader dengan indikator 60 % dari semua anggota tersertifikasi
7. Meningkatkan skill kepemimpinan dan wawasan politik pengurus KAMMI Pusat, KAMMI
Daerah dan KAMMI Komisariat
8. Membangun tradisi intelektual dengan menumbuhkan tradisi membaca, menulis, dan diskusi di
kalangan kader.
D. Jaringan Gerakan
1. Terlibat aktif dalam aliansi jaringan gerakan Islam yang bersifat permanen baik di tingkat
Internasional, nasional, daerah, maupun kampus
2. Terlibat aktif dalam interaksi antar gerakan mahasiswa
3. Membangun jaringan politik (tokoh, LSM, dan partai politik) di tiap daerah
4. Membangun jaringan donasi (LSM maupun individu)
5. Mempertahankan citra KAMMI sebagai gerakan mahasiswa Islam yang terbuka dan moderat.
E. Sosial Politik
1. KAMMI Daerah pro aktif dalam menyikapi isu sosial politik lokal di masing-masing daerah,
sebagai adaptasi terhadap konsep otonomi daerah
2. Membangun tradisi penyikapan realitas sosial politik yang sedang berkembang dengan cerdas,
intelektual, progressif, Islami
3. Membangun basis gerakan di masyarakat.
F. Administrasi dan Keuangan
1. KAMMI Pusat dan KAMMI Daerah memiliki sekretariat beserta kelengkapan organisasi
standar
2. KAMMI Pusat dan KAMMI Daerah memiliki tata tertib administrasi.organisasi
3. KAMMI Pusat dan KAMMI Daerah memiliki mekanisme laporan keuangan yang tertib
4. KAMMI Pusat dan KAMMI Daerah menyehatkan cashflow organisasi
5. Seluruh strutktur KAMMI menyehatkan uang pangkal dan iuran rutin kader dengan mekanisme
yang telah dibuat
6. Membangun kemandirian finansial KAMMI
Pasal 22
Parameter Keberhasilan
Kepengurusan KAMMI pusat dinyatakan berhasil jika agenda jangka pendek pada masing-masing
aspek dapat terlaksana minimal 70 %
BAB V
Khatimah
Pasal 23
Terus bergerak untuk menyadarkan umat dan senantiasa menciptakan perbaikan dengan seluruh makna
yang terkandung di dalamnya, adalah jati diri KAMMI yang sesungguhnya. Keyakinan terhadap
kebenaran hanya bisa dibuktikan oleh perjuangan yang tidak terhenti untuk merealisasikannya.

43
KAMMI adalah ruh baru di tubuh umat yang dilahirkan sebagai fajar kebangkitan umat. KAMMI
seharusnya merupakan anugerah Allah bagi Indonesia. Dan hanya kepada Allah semata kami
berserah diri dan memohon pertolongan-Nya. Faidza azamta fatawakkal alall
FILOSOFI GERAKAN
Visi KAMMI
KAMMI adalah wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan pemimpin masa depan yang
tangguh dalam upaya mewujudkan masyarakat Islami di Indonesia.
1.
2.
3.
4.
5.

Misi KAMMI
Membina keislaman, keimanan, dan ketaqwaan mahasiswa muslim Indonesia.
Menggali, mengembangkan, dan memantapkan potensi dakwah, intelektual, sosial, dan politik
mahasiswa.
Mencerahkan dan meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang rabbani,
madani, adil, dan sejahtera.
Memelopori dan memelihara komunikasi, solidaritas, dan kerjasama mahasiswa Indonesia dalam
menyelesaikan permasalahan kerakyatan dan kebangsaan.
Mengembangkan kerjasama antar elemen masyarakat dengan semangat membawa kebaikan,
menyebar manfaat, dan mencegah kemungkaran (amar ma`ruf nahi munkar).

Kredo Gerakan
1. Kami adalah orang-orang yang berpikir dan berkendak merdeka. Tidak ada satu orang pun yang
bisa memaksa kami bertindak. Kami hanya bertindak atas dasar pemahaman, bukan taklid, serta
atas dasar keikhlasan, bukan mencari pujian atau kedudukan.
2. Kami adalah orang-orang pemberani. Hanyalah Allah yang kami takuti. Tidak ada satu makhluk
pun yang bisa menggentarkan hati kami, atau membuat kami tertunduk apalagi takluk kepadanya.
Tiada yang kami takuti, kecuali ketakutan hanya kepada -Nya.
3. Kami adalah para petarung sejati. Atas nama al-haq kami bertempur, sampai tidak ada lagi fitnah di
muka bumi ini. Kami bukan golongan orang yang melarikan diri dari medan pertempuran atau
orang-orang yang enggan pergi berjihad. Kami akan memenangkan setiap pertarungan dengan
menegakkan prinsip-prinsip Islam.
4. Kami adalah penghitung risiko yang cermat, tetapi kami bukanlah orang-orang yang takut
mengambil risiko. Syahid adalah kemuliaan dan cita-cita tertinggi kami. Kami adalah para perindu
surga. Kami akan menyebarkan aromanya di dalam kehidupan keseharian kami kepada suasana
lingkungan kami. Hari-hari kami senantiasa dihiasi dengan tilawah, dzikir, saling menasehati
dalam kebenaran dan kesabaran, diskusi-diskusi yang bermanfaat dan jauh dari kesia-siaan, serta
kerja-kerja yang konkret bagi perbaikan masyarakat. Kami adalah putra-putri kandung dakwah,
akan beredar bersama dakwah ini ke mana pun perginya, menjadi pembangunnya yang paling
tekun, menjadi penyebarnya yang paling agresif, serta penegaknya yang paling kokoh.
5. Kami adalah orang-orang yang senantiasa menyiapkan diri untuk masa depan Islam. Kami
bukanlah orang yang suka berleha-leha, minimalis dan loyo. Kami senantiasa bertebaran di dalam
kehidupan, melakukan eksperimen yang terencana, dan kami adalah orang-orang progressif yang
bebas dari kejumudan, karena kami memandang bahwa kehidupan ini adalah tempat untuk belajar,
agar kami dan para penerus kami menjadi perebut kemenangan yang hanya akan kami
persembahkan untuk Islam.
6. Kami adalah ilmuwan yang tajam analisisnya, pemuda yang kritis terhadap kebatilan, politisi yang
piawai mengalahkan muslihat musuh dan yang piawai dalam memperjuangkan kepentingan umat,
seorang pejuang di siang hari dan rahib di malam hari, pemimpin yang bermoral, teguh pada
prinsip dan mampu mentransformasikan masyarakat, guru yang mampu memberikan kepahaman
dan teladan, sahabat yang tulus dan penuh kasih sayang, relawan yang mampu memecahkan

44
masalah sosial, warga yang ramah kepada masyarakatnya dan responsif terhadap masalah mereka,
manajer yang efektif dan efisien, panglima yang gagah berani dan pintar bersiasat, prajurit yang
setia, diplomat yang terampil berdialog, piawai berwacana, luas pergaulannya, percaya diri yang
tinggi, semangat yang berkobar tinggi.
Prinsip Gerakan KAMMI
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kemenangan Islam adalah jiwa perjuangan KAMMI


Kebathilan adalah musuh abadi KAMMI
Solusi Islam adalah tawaran perjuangan KAMMI
Perbaikan adalah tradisi perjungan KAMMI
Kepemimpinan umat adalah strategi perjuangan KAMMI
Persaudaraan adalah watak muamalah KAMMI
Karakter Organisasi KAMMI

KAMMI adalah organisasi kader (harokatut tajnid) dan organisasi pergerakan (harokatul amal).
Paradigma Gerakan KAMMI
1. KAMMI adalah Gerakan Dawah Tauhid
1. Gerakan Dawah Tauhid adalah gerakan pembebasan manusia dari berbagai bentuk
penghambaan terhadap materi, nalar, sesama manusia dan lainnya, serta mengembalikan pada
tempat yang sesungguhnya: Allah swt.
2. Gerakan Dawah Tauhid merupakan gerakan yang menyerukan deklarasi tata peradaban
kemanusiaan yang berdasar pada nilai-nilai universal wahyu ketuhanan (Ilahiyyah) yang
mewujudkan Islam sebagai rahmat semesta (rahmatan lil alamin).
3. Gerakan Dawah Tauhid adalah gerakan perjuangan berkelanjutan untuk menegakkan nilai
kebaikan universal dan meruntuhkan tirani kemungkaran (amar maruh nahi munkar)
2. KAMMI adalah Gerakan Intelektual Profetik
1. Gerakan Intelektual Profetik adalah gerakan yang meletakkan keimanan sebagai ruh atas
penjelajahan nalar akal
2. Gerakan Intelektual Profetik merupakan gerakan yang mengembalikan secara tulus dialektika
wacana pada prinsip-prinsip kemanusiaan yang universal
3. Gerakan Intelektual Profetik adalah gerakan yang mempertemukan nalar akal dan nalar wahyu
pada usaha perjuangan perlawanan, pembebasan, pencerahan, dan pemberdayaan manusia
secara organik.
3. KAMMI adalah Gerakan Sosial Independen
1. Gerakan Sosial Independen adalah gerakan kritis yang menyerang sistem peradaban
materialistik dan menyerukan peradaban manusia berbasis tauhid.
2. Gerakan Sosial Independen merupakan gerakan kultural yang berdasarkan kesadaran dan
kesukarelaan yang berakar pada nurani kerakyatan.
3. Gerakan Sosial Independen merupakan gerakan pembebasan yang tidak memiliki
ketergantungan pada hegemoni kekuasaan politik-ekonomi yang membatasi.
4. KAMMI adalah Gerakan Politik Ekstraparlementer
1. Gerakan Politik Ekstraparlementer adalah gerakan perjuangan melawan tirani dan menegakkan
demokrasi yang egaliter.
2. Gerakan Politik Ekstraparlementer adalah gerakan sosial kultural dan struktural yang
berorientasi pada penguatan rakyat secara sistematis dengan melakukan pemberdayaan
institusi-institusi sosial/rakyat dalam mengontrol proses demokrasi formal.

45
Unsur-unsur Perjuangan KAMMI
Agar dakwah dapat tumbuh berkelanjutan secara seimbang, tetap berada pada orientasi yang benar,
mampu mengelola amanah dan masalah, dan terus memiliki kekuatan untuk mewujudkan tujuantujuannya, maka KAMMI menyusun dirinya di atas unsur-unsur sebagai berikut:
1. bina al-qoidah al-ijtimaiyah (membangun basis sosial), yaitu membangun lapisan masyarakat
yang simpati dan mendukung perjuangan KAMMI yang meliputi masyarakat umum, mahasiswa,
organisasi dan lembaga swadaya masyarakat, pers, tokoh, dan lain sebagainya.
2. bina al-qoidah al-harokiyah (membangun basis operasional), yaitu mambangun lapisan kader
KAMMI yang bergerak di tengah-tengah masyarakat untuk merealisasikan dan mengeksekusi
tugas-tugas dakwah yang telah digariskan KAMMI.
3. bina al-qoidah al- fikriyah (membangun basis konsep), yaitu membangun kader pemimpin yang
mampu menjadi teladan masyarakat, memiliki kualifikasi keilmuan yang tinggi sesuai bidangnya,
yang menjadi guru bagi gerakan, mengislamisasikan ilmu pengetahuan pada bidangnya, dan
memelopori penerapan solusi Islam terhadap berbagai segi kehidupan manusia.
4. bina al-qoidah al-siyasiyah (membangun basis kebijakan), yaitu membangun kader ideolog,
pemimpin gerakan yang menentukan arah gerak dakwah KAMMI, berdasarkan situasi dan kondisi
yang berkembang.
Keempat unsur tersebut merupakan piramida yang seimbang, harmonis dan kokoh, yang menjamin
keberlangsungan gerakan KAMMI.

4. GBHK DAN MPO KAMDA

TATA TERTIB MUSYAWARAH DAERAH V I


KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
Semarang 14-17 Desember 2006
BAB I
Nama dan Tujuan
Pasal 1
Permusyawaratan ini dinamakan Musyawarah daerah VI Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia,
disingkat MUSDA VI KAMMI Daerah Semarang.

46
Pasal 2
Tata Tertib MUSDA VI KAMMI ini bertujuan untuk mengatur jalannya persidangan MUSDA VI
KAMMI Daerah Semarang.
BAB II
Tempat dan Waktu
Pasal 3
MUSDA VI KAMMI Daerah Semarang dilaksanakan di Wisma Husada, Manyaran, Semarang
Pasal 4
MUSDA VI KAMMI Daerah Semarang dilaksanakan pada tanggal 14 sampai dengan 17 Desember
2006
BAB III
Kedudukan, Tugas dan Wewenang
Pasal 5
MUSDA VI KAMMI Daerah Semarang merupakan rmusyawarah tertinggi yang diselenggarakan oleh
KAMMI Daerah
Pasal 6
MUSDA VI KAMMI berwenang untuk :
1. Menilai laporan pertanggungjawaban Ketua KAMMI Daerah Semarang
2. Mendengarkan laporan pelaksanaan tugas Badan Permusyawaratan Daerah KAMMI
3. Mengubah dan menetapkan Garis-garis Besar Haluan Kerja (GBHK) KAMMI daerah
Semarang
4. Mengubah dan menetapkan pedoman serta kebijaksanaan Organisasi
5. Memilih dan menetapkan Ketua KAMMI Daerah dan Anggota Badan Permusyawaratan
6. Mengusulkan nama-nama Dewan Penasihat KAMMI Daerah Semarang

BAB IV
Kriteria, Hak dan Kewajiban Peserta
Pasal 7
Peserta MUSDA VI KAMMI adalah :
1. Peserta penuh
2. Peserta Peninjau
Pasal 8
1. Peserta penuh yang terdiri adalah:
a. Pengurus KAMMI daerah Semarang yang terdiri dari badan permusyawaratan dan
Badan Pengrurus Harian KAMMI Daerah Semarang
b. Pengurus KAMMI komisariat yang diutus resmi oleh KAMMI komisariat, sebanyak
maksimal 4 orang
2. Peserta peninjau terdiri dari :
a. Pengurus Komisariat selain peserta penuh
b. Peserta peninjau berjumlah maksimal 2 orang
Pasal 9

47
1. Peserta penuh memiliki :
a. Hak bicara, yaitu hak untuk mengajukan usul, saran, dan pendapat
b. Hak suara, yaitu hak untuk dipilih dan memilih
2. Peserta peninjau mempunyai hak bicara
Pasal 10
Kewajiban peserta MUSDA VI KAMMI adalah :
1. Berperilaku dan berakhlaq Islami
2. Mentaati tata tertib MUSDA VI KAMMI
3. Meminta persetujuan pimpinan sidang apabila hendak menggunakan hak bicara dan ketika
meninggalkan sidang.
4. Memakai tanda peserta
BAB V
Sanksi
Pasal 11
1. Sanksi diberikan kepada peseta yang melanggar tata tertib.
2. Sanksi dapat berbentuk peringatan, pencabutan hak suara dan hak bicara, atau dikeluarkan dari
ruang sidang oleh pimpinan sidang atas persetujuan forum.
BAB VI
Tugas dan Wewenang Presidium Sidang
Pasal 12
1.

Presidium sidang terdiri dari :


a. Presidium sidang sementara
b. Presidium sidang tetap
c. Presidium sidang komisi
2.
Presidium sidang sementara dipilih oleh SC MUSDA VI KAMMDA Semarang yang bertujuan
untuk memimpin sidang sampai terpilihnya presidium sidang tetap.
3.
Presidium sidang tetap dipilih dari dan oleh peserta sidang.
4.
Presidium sidang komisi dipilih oleh anggota komisi yang bertujuan memimpin jalannya sidang
komisi
Pasal 13
Tugas dan Wewenang :
1. Presidium sidang sementara bertugas mempin sidang pleno dan menetapkan surat
keputusan/SK hasil persidangan sampai terpilihnya presidium sidang tetap
2. Presidium sidang tetap bertugas memipin sidang pleno dan menetapkan surat keputusan dan
atau surat ketetapan/SK hasil persidangan
3. Presidium sidang komisi bertugas memipin sidang komisi dan melaporkan hasil-hasil sidang
komisi kepada sidang pleno.
4. Membahas dan mengesahkan hasil-hasil sidang komisi MUSDA VI KAMMI
Pasal 14
Mekanisme pemilihan presidium sidang tetap dilakukan dengan tahap-tahap:
1.
2.
3.
4.

Setiap peserta berhak mencalonkan satu nama


Setiap calon menyatakan kesediaannya di hadapan forum
Calon yang tidak bersedia harus mengemukakan alasannya yang disepakati oleh forum
Presidium sidang tetap terdiri dari tiga nama calon yang memiliki suara terbanyak

48
5. Presidium sidang sementara menetapkan presidium sidang tetap
BAB VI
Sidang-Sidang
Pasal 15
1. Musyawarah daerah KAMMI terdiri dari:
a. Sidang pleno
b. Sidang komisi
2. Sidang pleno dihadiri oleh seluruh peserta MUSDA VI KAMMI Dearah Semarang
3. Sidang komisi dihadiri oleh seluruh anggota komisi yang bersangkutan
Pasal 16
Sidang Pleno bertugas :
1. membuat keputusan dan atau ketetapan MUSDA VI KAMMI Daerah Semarang
2. Membahas dan mengesahkan hasil-hasil sidang komisi MUSDA VI KAMMI Daerah Semarang
Pasal 17
Sidang komisi terdiri atas:
1. Komisi A membahas GBHK dan Mekanisme Penyelenggaraan Organisasi KAMMI Daerah
Semarang
3. Komisi B membahas mekanisme pemilihan Ketua, Anggota Badan Permusyawaratan dan
anggota Tim Formatur KAMMI Daerah Semarang
4. Komisi C membahas Rekomendasi Organisasi
BAB VIII
Quorum
Pasal 18
1. Sidang pleno dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 jumlah peserta
penuh yang hadir pada saat MUSDA VI KAMMI.
2. Sidang komisi dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 jumlah anggota
komisi yang bersangkutan.
3. Apabila poin 1 dan 2 tidak terpenuhi, maka sidang diundur selama 2 X 5 menit dan setelah itu
sidang dianggap sah.
BAB IX
Putusan
Pasal 19
Bentuk-bentuk putusan MUSDA VI KAMMI:
1. Keputusan MUSDA VI KAMMI memiliki kekuatan mengikat dalam lingkup penyelenggaraan
MUSDA VI KAMMI.
2. Ketetapan MUSDA VI KAMMI mempunyai kekuatan hukum ke dalam dan ke luar
penyelenggaraan MUSDA VI KAMMI
Pasal 20
1. Pengambilan keputusan pada dasarnya dilakukan dengan asas musyawarah untuk mufakat.
2. Apabila poin 1 tidak terpenuhi dilakukan penundaan selama 2 X 5 menit untuk melakukan
lobi.

49
3. Apabila poin 2 tidak tercapai, maka dilakukan pengambilan keputusan berdasarkan suara
mayoritas (voting)
BAB X
Penutup
Pasal 21
1. Segala sesuatu yang belum diatur akan ditetapkan kemudian dengan persetujuan forum.
2. Tata tertib ini berlaku sejak diputuskan

MEKANISME PENYELENGGARAAN ORGANISASI


KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
[KAMMI] Daerah Semarang Periode 2006-2008
BAB I
Pengertian
Pasal 1
Mekanisme Penyelenggaraan organisasi adalah tata aturan penyelenggaraan organisasi yang dijadikan
dasar mekanisme organisasi KAMMI untuk mengatur struktur, fungsi struktur, dan administrasi
organisasi.
BAB II
Struktur Organisasi
Pasal 2
Struktur organisasi KAMMI terdiri dari KAMMI Daerah, dan KAMMI Komisariat.
Pasal 3

50
Distribusi Fungsi Struktural
1. KAMMI Komisariat
a. KAMMI Komisariat menghimpun anggota dalam lingkup fakultas, gabungan fakultas,
perguruan tinggi dan gabungan perguruan tinggi.
b. KAMMI Komisariat menyelengggarakan DM I dan menangani pengelolaan AB I.
c. KAMMI Komisariat mengkaji, merespon dan membuat opini terhadap isu-isu aktual kampus
d. KAMMI Komisariat memberikan sosialisasi sikap terhadap isu kedaerahan, keindonesiaan,
dan internasional yang dibuat oleh struktur di atasnya.
e. KAMMI Komisariat turut berperan memberikan advokasi terhadap permasalahan
kemahasiswaan dan isu kekampusan.
f. KAMMI Komisariat memberikan citra organisasi secara langsung kepada konstituen.
g. KAMMI Komisariat membangun jaringan kampus yang meliputi jaringan internal, eksternal,
tokoh dan civitas akademika serta masyarakat di sekitar kampus.
2. KAMMI Daerah
a. KAMMI Daerah mengkoordinasikan dan menghimpun KAMMI Komisariat tertentu dalam
lingkup kota/kabupaten, gabungan kota/kabupaten, atau provinsi.
b. KAMMI Daerah menyelenggarakan DM II, menangani pengelolaan AB II, memantau proses
kaderisasi komisariat, dan melakukan evaluasi implementasi kaderisasi.
c. KAMMI Daerah bersama KAMMI Pusat menangani pengelolaan AB III.
d. KAMMI Daerah mengkaji, merespon, dan membuat kebijakan terhadap isu politik daerah,
nasional dan internasional.
e. KAMMI Daerah mengadvokasi permasalahan di daerah, pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat binaan, dan pendampingan masyarakat.
f. KAMMI Daerah mencitrakan organisasi kepada masyarakat pada tingkat wilayah atau daerah.
g. KAMMI Daerah membangun jaringan ke media lokal, sesama gerakan ekstra kampus, LSM,
dan tokoh masyarakat.
h. KAMMI Daerah membentuk, membina dan mendampingi Komisariat.
i. KAMMI Daerah menjalankan fungsi pengkajian, penelitian dan pengembangan dalam dunia
intelektual dan profesi berbasiskan kompetensi

Pasal 4
Badan Pengurus Harian KAMMI Daerah
1. BPH KAMMI daerah terdiri dari Ketua KAMMI, Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum, Bidangbidang, Biro dan Divisi.
2. Tugas dan Wewenang BPH KAMMI daerah
a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan kepengurusan KAMMI daerah
b. Melaksanakan koordinasi baik secara periodik maupun insidental
c. Menjalankan roda organisasi.
Pasal 5
Tugas dan Wewenang KAMMI Daerah
1. Ketua Umum
a. Memimpin KAMMI daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku di internal organisasi
KAMMI.
b. Bertanggung jawab terhadap jalannya organisasi dan mewakili KAMMI serta bertindak ke
luar/ke dalam untuk dan atas nama KAMMI sesuai dengan garis kebijakan organisasi.

51
c. Mengkoordinasikan pembagian tugas kepada ketua-ketua bidang dan mengawasi ketua-ketua
bidang dalam menjalankan tugas-tugasnya.
d. Mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan program kerja KAMMI daerah sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
e. Bersama Sekretaris Jenderal membangun hubungan dan komunikasi politik dengan
institusi/pihak lain sesuai dengan sikap dan kebijakan internal KAMMI.
f. Mengkoordinasikan dan mengkonsolidasikan KAMMI komisariat
g. Dalam keadaan berhalangan dapat mengamanahkan tugas Ketua Umum kepada Sekretaris
Jenderal.
h. Menjalankan ketetapan dan keputusan MUSDA, MUKERDA dan Musyawarah Badan
Permusyawaratan.
i. Mempertanggunggungjawabkan semua kebijakan dan agenda kegiatan KAMMI daerah pada
MUSDA KAMMI.
2. Sekretaris Jenderal
a. Berkewajiban menggantikan ketua apabila Ketua berhalangan.
b. Mendampingi Ketua untuk bertindak atas nama KAMMI sesuai dengan garis kebijakan
organisasi.
c. Bersama Ketua membangun hubungan dan komunikasi politik dengan institusi/pihak lain
sesuai dengan sikap dan kebijakan internal KAMMI.
d. Bersama Ketua mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas dan kegiatan setiap bidang
e. Bertanggung jawab kepada Ketua.
f. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan kesekretariatan guna menunjang kelancaran
organisasi.
g. Berkewajiban menjalankan fungsi administratif dibantu oleh biro kesekretariatan dan biro
pengembangan organisasi.
h. Bertanggung jawab secara penuh atas kerumahtanggaan organisasi.
2.1. Biro Kesekretariatan dan Kerumahtanggaan
a. Mengadakan, mencatat dan mengarsip surat-menyurat.
b. Menyimpan dan memelihara arsip-arsip penting.
c. Mengelola sekretariat, baik dari segi pengadaan perencanaan, pemakaian dan pemeliharaan.
d. Mendokumentasikan aset-aset vital KAMMI guna pembentukan pusat dokumentasi KAMMI
Daerah
e. Membuat, mengelola agenda kerja ketua dan sekjend KAMMI
f. Dalam menjalankan tugasnya dapat mengangkat staf.
g. Mengadakan dan mengelola perpustakaan KAMMI
h. Bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal.
i. Mengkoordinasikan biro kestari komisariat untuk penyeragaman penyelenggaraan, format,
konsep dan mekanisme standar kerja kesekretariatan.
2.2. Biro Pengembangan Organisasi
a. Mengadakan, mencatat dan mengarsip data dan dokumen yang berkaitan dengan organisasi.
b. Menjalankan fungsi supporting organization dalam bentuk:
1. Mendukung, mengawasi dan mengevaluasi berjalannya struktur organisasi baik internal
maupun eksternal untuk memberikan masukan bagi perkembangan organisasi
2. Melakukan evaluasi rutin terhadap kegiatan yang telah dilakukan dan akan berjalan di tiap
biro dan bidang.
3. Memberikan rekomendasi kepada Ketua dan atau Sekretaris Jenderal sebagai pengambilan
kebijakan alternatif.
4. Memberikan alternatif penyelesaian masalah organisasi.
c. Dalam menjalankan tugasnya, biro PO dapat mengangkat staff.
d. Bertanggung jawab terhadap Sekretaris Jenderal.

52
3. Bendahara Umum
a. Bersama BPH KAMMI Daerah menyusun Rencana Anggaran Pendapatan & Belanja
Organisasi (RAPBO) KAMMI daerah
b. Bertanggung jawab atas teknis pelaksanaan keuangan sesuai dengan Rencana Anggaran
Pendapatan & Belanja Organisasi (RAPBO) KAMMI.
c. Bertanggung jawab atas mekanisme dan kebijakan pengelolaan dana organisasi.
d. Dalam menjalankan tugasnya, Bendahara Umum dapat mengangkat staff.
e. Membuat laporan keuangan secara periodik.
f. Bertanggung jawab kepada ketua
4. Bidang I ; Kebijakan Publik
a. Memformulasikan arah dan membuat rekomendasi kebijakan berkaitan dengan permasalahan
internal dan eksternal ummat berlandaskan pemahaman dan pola fikir islami guna tercapai
kehidupan masyarakat yang demokratis religius dan dinamis.
b. Mengkoordinasikan pembagian tugas kepada ketua-ketua divisi dan mengawasi ketua-ketua
divisi dalam menjalankan tugas-tugasnya.
c. Dalam menjalankan tugasnya, Bidang Kebijakan Publik dapat mengangkat staff.
d. Bertanggung jawab kepada Ketua.
4.1 Divisi Kajian Strategis
a. Melakukan kajian & analisis terhadap isu sosial-politik di tingkat in ternasional, nasional &
regional
b. Merekomendasikan hasil kajian strategis dan analisa kepada KAMMI daerah sebagai dasar
pengambilan keputusan yang bersifat faktual dan kontekstual untuk disosialisasikan ke
KAMMI komisariat
c. Merekomendasikan penyikapan politik.
d. Mengkaji dan merekomendasikan solusi hukum alternatif yang berpijak pada kepentingan
ummat.
e. Dalam menjalankan tugasnya, Divisi Kastrat dapat mengangkat staff.
f. Bertanggung jawab kepada Ketua Bidang.

4.2 Divisi Jaringan & Komunikasi


a. Membangun fix networking dengan seluruh komponen bangsa guna memperkuat basis gerakan
KAMMI.
b. Membangun hubungan & komunikasi positif dengan tokoh masyarakat, elemen gerakan
mahasiswa, front aksi, partai politik, LSM, elit politik dan bekerjasama dengan divisi humas.
c. Dalam menjalankan tugasnya, Divisi Jaringan & Komunikasi dapat mengangkat staff.
d. Bertanggung jawab kepada Ketua Bidang
5. Bidang II; Kaderisasi
a. Menjalankan fungsi rekruitmen, pembinaan, pengkaryaan dan evaluasi terhadap kader KAMMI
Daearah Semarang
b. Merancang dan menetapkan standarisasi buku panduan dan pola kaderisasi KAMMI daerah
sekaligus melakukan evaluasi pelaksanaannya.
c. Menetapkan Lembaga Akreditasi Kader (LAK) KAMMI tingkat daerah sebagai badan khusus
yang bertugas melakukan pengawasan dan peningkatan kualitas tarbawiyah kader KAMMI.
d. Menentukan standarisasi kurikulum Madrasah KAMMI I dan II dengan segala perangkatperangkatnya.

53
e. Mengkoordinasikan pembagian tugas kepada ketua-ketua divisi dan mengawasi ketua-ketua
divisi dalam menjalankan tugas-tugasnya.
f. Dalam menjalankan tugasnya ketua bidang dapat mengangkat staff bidang.
g. Bertanggung jawab kepada ketua.
5.1 Divisi Data Base Kader
1) Membuat sistem informasi dan data base kader KAMMI daerah Semarang terkait
pertumbuhan dan perkembangan kader.
2) Mengumpulkan informasi dan melakukan evaluasi, pengawasan dan analisa terhadap
perkembangan kaderisasi KAMMI
3) Melakukan pendampingan dan pengawasan terhadap pengelolaan kader AB 1 oleh
kaderisasi komisariat.
4) Dalam menjalankan tugasnya, Divisi Data Base Kader dapat mengangkat staff.
5) Bertanggung jawab kepada Ketua bidang.
5.2 Divisi Pendidikan & Pelatihan
1) Merancang dan menyelenggarakan sarana kaderisasi untuk ABII
2) Menyusun dan menyempurnakan muatan dan pedoman pelaksanaan manhaj kaderisasi
1427 di tingkat KAMMI daearah Semarang
3) Melakukan pengelolaan dan peningkatan kualitas AB III.
4) Dalam menjalankan tugasnya, Divisi Pendidikan & Pelatihan dapat mengangkat staff.
5) Bertanggung jawab kepada Ketua Bidang
6. Bidang III; Sosial Kemasyarakatan.
a. Memformulasikan konsepsi Social Community Development di tingkat daerah sebagai acuan
kerja KAMMI dalam upaya mewujudkan masyarakat rabbani, madani, adil & sejahtera.
b. Melakukan penggalangan dan pendistribusian bantuan sosial dan kemanusiaan.
c. Membuka jaringan kota dan provinsi dalam hal penanganan permasalahan sosial dan
kemanusiaan.
d. Dalam menjalankan tugasnya dapat mengangkat staff.
e. Bertanggung jawab kepada Ketua.
7. Bidang IV ; Pengembangan Komisariat
a. Mempersiapakan, membentuk dan membina koordinator kampus dan komisariat baru
b. Melakukan pendataan, analisa kondisi dan permasalahan komisariat serta memberikan
alternatif solusi yang terpadu dan efektif
c. Melakukan akreditasi dan upaya peningkatan kualitas korpus, komisariat
d. Dalam menjalankan tugasnya dapat mengangkat staff.
e. Bertanggung jawab kepada Ketua.
8. Bidang V; Hubungan Masyarakat
a. Membangun citra posistif KAMMI di tingkat eksternal
b. Menyebarluaskan fikrah/pemikiran KAMMI baik secara internal maupun eksternal
c. Membangun komunikasi dan komunikasi positif dengan LSM, media m,assa, tokoh
masyarakat, elit poltik dan jejaring masyarakat lainnya.
d. Menjadi pusat informasi KAMMI daerah
e. Melakukan upaya penguasaan soft skill kehumasan dan peningkatan kualitas kader yang terkait
dengan komunikasi massa dan pembangunan jaringan.
f. Dalam menjalankan tugasnya dapat mengangkat staff.
g. Bertanggung jawab kepada Ketua.
9. Bidang VI; Ekonomi
a. Mencari, mengumpulkan dana yang halal dan tayyibah bagi terselenggaranya roda organisasi

54
b. Merancang dan menerapkan konsep enterpreuneurship demi terwujudnya kemandiarian umat
dan organisasi
c. Membangun kekuatan ekonomi KAMMI daerah Semarang
d. Membangun jaringan usaha ekonomi dengan pihak-pihak terkait dengan prinsip dan cara yang
halal dan tayyibah
e. Dalam menjalankan tugasnya dapat mengangkat staff.
f. Bertanggungjawab kepada ketua.
9.1 Divisi Dana Usaha
a) Merencanakan, mendata dan mengumpulkan penggalangan dana bagi keperluan organisasi
secara proaktif dengan cara yang halal dan tayyibah
b) Bertanggungjawab kepada ketua bidang
9.2 Divisi Kewirausahaan
a) Melakukan upaya-upaya membangun sikap dan karakter kemandirian umat dan bangsa
b) Menggali dan memantapkan kemampuan enterpreurship kader KAMMI
c) Bekerjasama dan membangun jejaring usaha dengan lembaga yang tepat.
d) Bertanggungjawab kepada ketua bidang
BAB III
Tata Urutan Peraturan
Pasal 6
Tata Urutan Peraturan KAMMI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Ketetapan Muktamar KAMMI


Ketetapan Musyawarah Kerja Nasional KAMMI
Ketetapan Badan Permusyawaratan KAMMI
Ketetapan Pimpinan KAMMI Pusat
Ketetapan Badan Pengurus Harian KAMMI Pusat
Ketetapan Musyawarah KAMMI Daerah
Ketetapan Musyawarah Kerja KAMMI Daerah
Ketetapan Badan Permusyawaratan KAMMI Daerah
Ketetapan Badan Pengurus Harian KAMMI Daerah
Ketetapan Musyawarah KAMMI Komisariat
Ketetapan Musyawarah Kerja KAMMI Komisariat
Ketetapan Badan Pengurus Harian KAMMI Komisariat
BAB IV
Lembaga Semi Otonom
Pasal 7
Bidang Garap Lembaga Semi Otonom
1. Bidang Advokasi dan Sosial Kemasyarakatan
2. Bidang Kewirausahaan
3. Bidang Studi, Penalaran dan Kajian
4. Bidang Publikasi, Penerbitan, dan Media
5. Bidang Dakwah dan Talim
6. Bidang Olah Raga dan Kesenian
7. Bidang Pertanian, perikanan
8. Bidang Kesehatan dan Pengobatan
9. Bidang Studi Ekonomi Syariah
10. Bidang Studi Hukum Islam
11. Bidang kerja lain sesuai dengan visi dan misi organisasi

55
Pasal 8
Pembentukan
1. Lembaga Semi Otonom berada di bawah struktur KAMMI Komisariat maupun KAMMI Daerah
2. Lembaga Semi Otonom dibentuk berdasarkan inisatif kader, sesuai dengan aturan organisasi, dan
ditetapkan melalui Ketetapan Badan Pengurus Harian
Pasal 9
Keorganisasian
1. Lembaga Semi Otonom dipimpin seorang direktur yang bertanggung jawab langsung kepada
Ketua KAMMI
2. Direktur Lembaga Semi Otonom dipilih melalui musyawarah anggota Lembaga Semi Otonom,
ditetapkan melalui keputusan Badan Pengurus Harian
3. Lembaga Semi Otonom dapat memiliki ketentuan organisasi tersendiri yang tidak bertentangan
dengan aturan organisasi KAMMI
BAB V
Badan Khusus
Pasal 11
Bidang Kerja Badan Khusus
1.
2.
3.
4.

1.
2.

1.
2.
3.

Tim Instruktur KAMMI


Korps Pemandu Kader
Lembaga Akreditasi Kader
Bidang khusus lain, sesuai dengan visi dan misi organisasi.
Pasal 12
Pembentukan
Badan Khusus berada di bawah struktur KAMMI Komisariat maupun KAMMI Daerah
Badan Khusus dapat dibentuk berdasarkan kebutuhan organisasi dan ditetapkan melalui Ketetapan
Badan Pengurus Harian
Pasal 13
Keorganisasian
Badan Khusus dipimpin seorang ketua yang bertanggung jawab langsung kepada Ketua Bidang
atau Ketua KAMMI
Ketua Badan Khusus dipilih oleh Bidang atau Ketua, dan ditetapkan melalui keputusan Badan
Pengurus Harian
Badan Khusus dapat memiliki ketentuan organisasi tersendiri yang tidak bertentangan dengan
aturan organisasi KAMMI
BAB VI

Penutup
Pasal 14
Hal-hal yang belum diatur dalam Mekanisme Pengelolaan Organisasi ini akan diatur kemudian melalui
Musyawarah.

GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA


KAMMI DAERAH SEMARANG
PERIODE 2006-2008

56
BAB I
PENDAHULUAN
Pasal 1
Pengertian
Garis-garis Besar Haluan Kerja KAMMI Daerah Semarang adalah kerangka dan landasan operasional
KAMMI Daerah Semarang yang menjadi rencana pengembangan organisasi dan arah kerja yang
terwujud dalam program-program kerja secara menyeluruh, terarah, terpadu, dan berkesinambungan
untuk mewujudkan visi misi KAMMI
Pasal 2
Fungsi
Garis-garis Besar Haluan Kerja KAMMI Daerah Semarang berfungsi sebagai pedoman umum bagi
organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi sesuai arah dan strategi perjuangan KAMMI
BAB II
POLA DASAR PENGEMBANGAN ORGANISASI
Pasal 3
Tujuan
1. Mencetak kader KAMMI Daerah Semarang menjadi calon pemimpin masa depan yang tangguh
2. Menjadi elemen masyarakat yang mampu memberikan kontribusi dalam pembangunan daerah

1.
2.
3.
4.
5.

Pasal 4
Arah Perjuangan
Menjadikan KAMMI Daerah Semarang sebagai wadah aktifitas mahasiswa muslim dalam rangka
membina keislaman, keimanan dan ketaqwaan
Merekrut, membina,mengembangkan dan mengarahkan potensi kader sesuai orientasi muslim
negarawan
memberikan pelayanan dan pendidikan politik serta alternatif solusi yang berangkat dari budaya
ilmiah dalam menyelesaikan permasalahan kerakyatan
Menjadikan KAMMI Daerah Semarang sebagai ujung tombak pergerakan mahasiswa dengan
melakukan rekonsiliasi gerakan yang berperan aktif dalam perbaikan pemerintahan regional dan
nasional
Menjadikan KAMMI Daerah Semarang organisasi yang memiliki infrastruktur yang kokoh dan
manajemen organisasi yang rapi

Pasal 5
Kondisi
1. Internal
a. Faktor Pendukung
1) Jaringan KAMMI yang luas
2) KAMMI memeiliki potensi menjadi kekuatan politik yang diperhitungkan di Kota
Semarang
3) Keberagaman potensi dan sumber daya anggota
4) Kejalasan visi keislaman organisasi
5) Eksistensi KAMMI sebagai kekuatan elemen gerakan mahasiswa
6) Adanya bergainning power KAMMI di daerah Semarang
7) Moralitas gerakan yang masih terjaga kemurniannya
8) Terkaryakannya kader KAMMI Daerah Semarang diberbagai organisasi
9) Mampu menggali dana melalui iuran anggota, donatur, sponsorship maupun usaha sendiri

57
10) Adanya kader-kader KAMMI Daerah Semarang yang tersebar di komisariat
11) Memiliki sistem organisasi yang terstruktur
b. Faktor penghambat
1) Pemahaman keislaman anggota yang belum menyeluruh
2) Belum meratanya pemahaman visi, misi, kredo gerakan, dan arah perjuangan KAMMI
3) Masih lemahnya daya kritis sebagian besar kader KAMMI terhadap permasalahan yang
berkembang di masyarakat terutama lingkup Daerah Semarang
4) Masih lemahnya kompetensi dan kapasitas keder KAMMI terhadap kajian-kajian ilmiah
5) Masih rendahnya tradisi membaca dan diskusi-diskusi intelektual serta kegiatan ilmiah
dalam gerakan KAMMI
6) Koordinasi dan mobilisasi pengurus intern KAMMI kurang terjalin dengan baik
7) Pendanaan lebih bergantung pada swasembada pengurus
8) Kurang baiknnya manajerial usaha mandiri yang telah ada
9) Belum matangnya profesionalitas pengurus
10) Kompleksitas potensi kader yang belum terkelola dengan baik
11) Lemahnya soliditas kader KAMMI
12) Menurunnya sense of belonging kader terhadap KAMMI
13) Kurangnnya kontribusi KAMMI tehadap masyarakat sekitar
14) Bergainning power KAMMI yang melemah di daerah Semarang
15) Masih lemahnya format pengkaryaan dan regenerasi kepemimpinan organisasi
16) Belum matangnnya konsep perjuangan KAMMI sebagai politik ekstraparlementer ditataran
Daerah Semarang
2. Eksternal
a. Faktor Pendukung
1) Kesadaran terhadap nilai-nilai Keislaman yang tumbuh dan berkembang di kalangan
pemuda khususnya mahasiswa Indonesia
2) Banyaknnya mahasiwa muslim yang dapat dijadikan iron stock di masa depan
3) Semarang merupakan kota strategis yang cukup diperhitungakan dalam konstelasi politik
nasional dan cukup kondusif bagi perkembangan KAMMI dimasa kini dan mendatang
4) Semakin meluasnnya akses info politik baik legislatif maupun eksekutif
5) banyaknya LSM yang berpotensi menjadi patner gerakan KAMMI
6) Banyaknya informasi yang medukung peluang ke arah kebaikan di Era globalisasi
7) Kesadaran politik masyarakat mulai meningkat
8) Adanya respon positif sebagian masyarakat terhadap moralitas kader KAMMI
b. Faktor Penghambat
1) Belum tercapainya agenda reformasi nasional
2) Efek negatif krisis moral, ekonomi dan politik di Indonesia
3) KAMMI masih dipandang sebagai pergerakan mahasiswa yang eksklusif dikalangan
mahasiwa
4) Belum adanya jalinan komunikasi yang harmonis untuk menumbuhkan sinergi maupun
komunike bersama dengan mahasiswa lain
5) Belum adanya jaringan dan lobi yang kuat dengan tokoh-tokoh masyarakat Semarang
6) Pragmatisme masyarakat dan pelaku-pelaku politik
7) Belum adanya respon positif dari seluruh lapisan masyarakat terhadap gerakan mahasiswa
8) Menurunnya tingkat kepercayaan terhadap gerakan mahasiswa
Pasal 6
Rencana Strategis Penyampaian Tujuan
Tahap I (2006-2007)
1. Menguatkan infrastuktur gerakan dan implementasi sistem manajemen organisasi yang
mengantarkan organisasi menjadi efektif dan efisien

58
2. Menguatkan usaha pewarisan dasar-dasar filosofis gerakan secara Konsisten dan
menyeluruh kepada semua tingkatan struktur dan kader
3. Penguatan posisi sebagai gerakan intelektual profetik melalui pembagian jaringan intelektual
dengan kampus, lembaga kajian, organisasi profesi, ikatan cendekia dll
4. Pembangunan posisi sebagai gerakan sosial independen dengan mulai terlibat dalam berbagai
aksi tindakan sosial kultural yang terencana dalam berbagai aspeknya
5. Penguatan peran lokal daerah
6. Mempersiapkan infrastruktur yang mendukung implementasi manhaj muslim negarawan
7. Penataan masa regenerasi secara konsisten dan menyeluruh pada semua tingkatan struktur dan
kader.
Tahap II (2007-2008)
1. Menjaga infrastuktur gerakan dan implementasi sistem manajemen organisasi yang
mengantarkan organisasi menjadi efektif dan efisien
2. Pentradisian kepada semua tingkatan struktur dan kader
3. Penguatan sebagai intelektual profetik dengan menjaga konsistensi berpolitik, moral berbasis
intelektual dengan membentuk wadah pengkaryaan kader
4. Menguatkan posisi gerakan sosial independen dengan membangun gerakan sosial
5. Mengimplementasikan manhaj muslim negarawan secara konsisten dan menyeluruh kepada
seluruh tingkatan struktur dan kader
6. Mengoptimalkan peran ekstraparlementer KAMMI dalam mengawal proses Pilkada 2008
7. Mempertahankan usaha penguatan peran lokal daerah
Tahap III (2008-2009)
1. Menjaga dan mengembangkan infrastuktur gerakan dan implementasi sistem manajemen
organisasi yang mengantarkan organisasi menjadi efektif dan efisien
2. Pengokohan usaha pewarisan dasar-dasar filosofis gerakan secara konsisten dan menyeluruh
kepada semua tingkatan struktur dan kader
3. pentradisian dan penyeimbangan pola gerakan dakwah tauhid dan gerakan intelekual profetik
seta gerakan sosial independen
4. Memabangun tradisi gerakan ekstra parlementer yang solid dengan berbasis kultur gerakan
sosial dan gerakan intelektual
5. Penguatan kemandirian KAMMI komisariat dan otonomisasi KAMMI komisariat
6. Pengokohan implementasi manhaj muslim negarawan secara konsisten dan menyeluruh kepada
seluruh tingkatan struktur dan kader.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pasal 7
Strategi Perjuangan
Mencetak kader KAMMI sebagai basis perjuangan KAMMI
Meletakkan landasan filosofis gerakan KAMMI
Memantabkan struktur dan dinamisasi KAMMI Daerah Semarang
Mengeksiskan KAMMI sebagai gerakan mahasiswa yang memberikan kemanfaatan besar bagi
umat
Menjalin dan membina kerjasama dengan kalangan birokrat, LSM, serta elemen gerakan
mahasiswa yang memiliki tujuan sesuai dengan visi dan misi KAMMI
Mengembangkan dan membina komisariat baik kualitatif maupun kuantitatif
BAB III
POLA PENGEMBANGAN UMUM
Pasal 8
Bidang Kebijakan Publik

Tujuan:
1. Memberikan data dan analisa yang bernilai strategis bagi pengambilan kebijakan sesuai dengan
tujuan organisasi

59
2. Membangun opini publik dengan memperhatikan syariat yang menjunjung kebenaran dan
keadilan
3. Mencetak kader KAMMI sehingga memiliki pemahaman politik dengan tanpa meninggalkan
kaidah-kaidah Islam
4. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam rangka memperkuat bargainning position dan
dapat mempengaruhi kebijakan publik
5. Memperkokoh jaringan eksternal untuk mendukung perubahan sesuai dengan visi KAMMI
6. Melakukan penetrasi agenda dalam melakukan ekspansi lembaga
Prinsip Pengkajian:
1. Diselenggarakan atau disampaikan dengan penuh hikmah, maudhotil khasanah
2. Ada kejelasan sumber data dan informasi
3. Membawa kemanfaatan besar bagi ummat dengan memperhatikan situasi dan kondisi
4. Memanfaatkan sarana prasarana dan peluang yang memadai
Sasaran:
Kader KAMMI, segala unsur masyarakat dan pemerintahan
Materi dan lingkup kerja:
1. Pendataan dan pengarsipan sumber-sumber informasi
2. Melakukan pengkajian masalah-masalah politik, sosial, budaya, pendidikan, ideologi, ekonomi,
dan hankam yang berkembang di masyarakat
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan lengkah-langkah strategis yang diambil
organisasi
Pasal 9
Bidang Sosial Kemasyarakatan
Tujuan:
1. Menjalankan fungsi pelayanan kepada masyarakat dalam rangka membangun basis sosial
sesuai dengan arah dan strategi perjuangan KAMMI Daerah Semarang
2. Membantu mensosialisasikan isu-isu gerakan KAMMI melalui kegiatan sosial
3. Berinteraksi dan menyelami lebih jauh kultur masyarakat dalam upaya ideologisasi gerakan
KAMMI keseluruh segmen masyarakat
Prinsip Sosial Masyarakat:
1. Mendahulukan konsolidasi dan pematangan program ditingkat internal
2. Sosialisasi program secara luas
3. Bertahap dan berkelanjutan berdasar skala priotitas
4. Bermaslahat bagi umat

Sasaran:
Masyarakat kampus dan masyarakat umum
Materi dan lingkup kerja:
1. Membuat pola acuan pemberdayaan masyarakat kampus, umum, pendidikan / sekolah
diwilayah Kabupaten Semarang dalam segala aspek dengan mempertimbangkan situasi dan
kondisi yang berkembang
2. Mengupayakan pengembangan basis ekonomi kerakyatan
3. Menyelengarakan syiar keislaman yang berdimensi soial kemasyarakatan
4. Mendorong upaya penegakan moral dan hukum dalam kehidupan masyarakat
Pasal 10
Bidang Pengembangan Komisariat
Tujuan:
1. Membentuk dan mengembangkan komisariat

60
2. Mengkoordinasikan segenap komisariat dan calon komisariat dilingkup KAMMI Daerah
Semarang
3. Memberikan fasilitas medical sevices kepada komisariat secara organisasional
Prinsip Pengkajian:
1. Mengutamakan prinsip prosedural konstitutif dengan tidak meninggalkan Ukhuwah islamiyah
2. Memantabkan struktur dan pola kerja organisasi dengan mempertimbangkan situasi dan
kondisi
3. Kemandirian lembaga dalam strata apapun
Sasaran:
Semua komisariat dan calon komisariat dilingkup KAMMI Daerah Semarang
Materi dan lingkup kerja:
1. Mempersiapkan terbentuknya komisariat
2. Memantau, membina, dan mengembangkan komisariat yang telah berdiri
3. menjalankan fungsi konsultasi, jalur komunikasi dan fasilitator antar komisariat.
4. Melakukan konsolidasi dalam lingkup KAMMI Daerah Semarang
5. menjalankan fungsi monitoring, evaluasi, dan eksekusi
Pasal 11
Bidang Kaderisasi
Tujuan:
Merekrut, membina, menjaga, dan meningkatkan kualitas dalam solidaritas kader untuk memiliki
keterikatan dengan nilai-nilai Islam dan melibatkannya dengan amal Islam sesuai dengan tujuan
organisasi
Prinsip kerja kaderisasi:
1. Menyentuh aspek ruhiyah, aqliyah, dan jasadiyah yang bermuara kepada pembentukan
syakhsiyah islamiyah dan syakhsiyah dawiyah
2. Menerapkan konsep tawazun, alamiyah, istimroriyah dan sesuai dengan marhalah dakwah
3. Pendataan dan orientasi kader yang berbasis pada indeks jati dari kader
4. Menyelenggarakan pelatihan-pelatihan bagi anggota sehingga tercipta kader yang memiliki
fikroh islami yang kuat dan berwawasan luas serta memiliki kompetensi
Sasaran:
Anggota dan seluruh mahasiswa muslim Daerah Semarang
Pasal 12
Bidang Hubungan Masyarakat
Tujuan:
1. Melakukan sosialisasi dan mengadakan perubahan agenda gerakan
2. Melakukan komunikasi intensif baik internal maupun eksternal
3. Membangun citra positif KAMMI dimata masyarakat
Prinsip Pengkajian:
1. Pemberitaan dan propaganda opini kemasyarakat
2. Validitas informasi dan data
3. Menyajikan informasi dan data kepada masyarakat
Sasaran:
Internal organisasi dan umum
Pasal 13
Bidang Ekonomi
Tujuan:
Mencari dan menggali serta mengelola dana melalui donatur ataupun dengan unit-unit usaha mandiri
yang meberikan kontribusi dana bagi KAMMI

61
Prinsip kerja:
Mencari dan menggali dana halal sesuai dengan syariat islam
Sasaran:
Anggota, pengurus, lembaga-lembaga yang terkait dengan masyarakat
Materi dan lingkup kerja:
1. Menghasilkan dana dengan cara melakukan proses produksi, distribusi, dan pelayanan jasa
2. Memberikan sarana untuk pembelajaran wirausaha kepada anggota KAMMI
Pasal 14
Biro-Biro
1. Biro Kesekretariatan dan Kerumahtanggan
Tujuan:
Mewujudkan profesilisme organisasi dengan pendokumentasian dan pengelolaan aset-aset
organisasi KAMMI
Sasaran
Berkas-berkas, infentaris
Materi dan lingkup kerja
a. Secara umum bekerja dalam bidang administrasi, kesekretariatan, inventarisasi, dan
dokumentasi
b. Dalam situasi tertentu membantu tugas-tugas Sekjend
2. Biro Penelitian dan Pengembangan Organisasi
Tujuan:
Mencari, Mengumpulkan, dan menganalisa data-data internal organisasi untuk mendukung
terwujudnya organisasi yang efektif dan efisien
Prinsip kerja:
Terjaganya kerahasiaan
Sasaran:
Pengurus KAMMI Daerah Semarang
Materi dan lingkup kerja:
1. Mengumpulkan data internal organisasi
2. Melakukan penelitian dan analisa internal,dan sudut pandang eksternal sebagai masukan bagi
kemajuan organisasi
3. Menjalankan fungsi supporting organisasi

Pasal 15
Korpus dan Korfak
1. Korpus
Mengkoordinir dan menyosialisasikan aktivitas KAMMI dan menyerap informasi ditiap kampus
2. Korfak
Mengkoordinir dan menyosialisasikan aktivitas KAMMI dan menyerap informasi ditiap fakultas
BAB IV
TOLAK UKUR KEBERHASILAN
Pasal 16
1. Tata keorganisasian:

62
a. Tata organisasi yang rapi dan didukung oleh SDM yang profesional dibid tata kesekretariatan,
surat-menyurat dan pengarsipan dibuat dengan baik dan lengkap
b. pola kaderisasi dan pengemabangan komisariat dibuat standar baku yang realistis dan mudah
difahami dan dilakukan oleh pengurus KAMMDA dan komisariat serta semua konsisten
dengan koridor yang telah dibuat
c. terdapat mekanisme evaluasi berkala dan sistematis
d. SDM yang profesional, dan amanah dibidangnya
2. Roda organisasi berjalan dengan baik
a. Muskerda 2x selama 1periode kepengurusan, PH 2x tiap bulan, rapat departemen 1x per pekan,
rapat biro 1x per pekan.
b. Dilakukan syuro pengurus lintas bidang jika terdapat pemasalahan yang melibatkan seluruh
atau beberapa bidang
c. Syuro-syuro kepanitiaan agenda-agenda kegiatan berjalan sehat.
d. Terjalinnya komunikasi dengan 75% dari total struktur di bawahnya dalam periode 3 bulan
sekali
3. program kerja
a. program yang teragendakan terlaksana
b. tepat waktu dalam melaksanakan program
c. agenda-agenda yang tidak terprogram tapi perlu dilakukan dapat direspon dengan baik
d. terlaksananya mekanisme evaluasi berkala dan sitematis
4. Banyak kader KAMMI terekrut, terbina dan terberdayakan dengam baik
a. Jumlah mahasiswa yang terekrut di KAMMI
Penambahan jumlah kader dalam satu tahun sebesar 500 orang
Kader yang terekrut lulus sertifikasi 60% diakukan oleh bidang kaderisasi
Terbentuk minimal 1 komisariat baru dalam satu periode
b. Kader terbina dengan baik
MK 2 terselenggara sesuai dengan standar manhaj kaderisasi 1427 H
Sebanyak 50 % kader yang lulus sertifikasi AB1 dapat mengikuti DM2
Sebanyak 40 % kader yang lulus sertifikasi AB2 dapat mengikuti DM3
Sebanyak 75 % suplemen yang ada dapat terselenggara
c. Kader terberdayakan dengan baik
Kader menjadi pengurus sesuai dengan jenjang dan level keanggotaan
Kader aktif terlibat dalam kepanitiaan yang sesuai dengan jenjang kenggotaannya
Kader terkaryakan di lembaga intra kampus dan lembaga lain yang menunjang peningkatan
kompetensi kader
5. Eksistensi KAMMI
a. berhasil menyelenggarakan aksi massa sebanyak 30 kali dalam satu periode
b. tampil sebagai nara sumber dilembaga non KAMMI minimal 10 kali
c. ide gagasan KAMMI dipublikasikan di media massa umum minimal 10
d. berhasil menyelenggarakan diskusi dengan EGM, LSM, dan lembaga lain minimal 5 kali
e. berasil mengelola isu sebanyak minimal 20 kali
f. meningktnya maslahat bagi masyarakat lokal
6. Edukasi
a. Semakin merebaknya dan membudayanya tradisi diskusi ilmiah dan
tradisi membaca.
b. meningkatnya wacana dan daya kirtis kader dalam forum-forum diskusi.
c. terdokumentasikannya ide, gagasan, dan analisa kader dalam karya ilmiah.
BAB V
PENUTUP
Pasal 17

63
Aturan Tambahan
Hal-hal yang belum diatur dalam GBHK ini akan diatur kemudian melalui mekanisme yang disepakati
DRAFT REKOMENDASI ORGANISASI
MUSYAWARAH DAERAH VI
KAMMI DAERAH SEMARANG
INTERNAL
1. Internalisasi dan penguatan ideologisasi gerakan pada seluruh kader di setiap jenjang.
2. Penguatan struktur organisasi di semua level baik secara vertikal maupun horisontal dengan
mengefektifan fungsi koordinasi, konsolidasi dan kontrol secara terpadu dan berkesinambungan
3. Meningkatkan intensitas dan kualitas komunikasi organisasi dengan semua level struktur KAMMI
Daerah Semarang
4. Perapihan manajemen administrasi, akuntabilitas keuangan demi terselenggaranya kultur
organisasi yang profesional dan amanah.
5. Meningkatkan profesionalisme dan loyalitas personal pengurus KAMDA.
6. Pendataan dan pemeliharaan semua aset organisasi dan pendokumentasian data, dokumen secara
terpusat dan berkesinambungan
7. Pemetaan, penataan potensi dan kekuatan komisariat dengan memperhatikan segenap karakteristik
khas masing-masing komisariat dengan mengupayakan adanya diffrensiasi fokus garapan seiring
dengan semangat intelektual profetik dalam upaya melakukan perbaikan umat.
8. Mengupayakan adanya keterlibatan komisariat dalam agenda-agenda di tingkat daerah serta akses
informasi yang lebih cepat dan efektif terkait perkembangan aktual perpolitikan di tingkat daerah.
9. Mengupayakan adanya penataan periodisasi regenerasi kepemimpinan (pada bulan NovemberDesember) di tingkat komisariat agar memudahkan proses kaderisasi, evaluasi dan penataan
dakwah secara berkelanjutan dan terpadu.
10. Mengupayakan penyusunan pedoman pelaksanaan manhaj kaderisasi 1427h yang lebih
komprehensif di semua tingkat keanggotaan dengan memperhatikan karakteristik kader KAMMI
daerah Semarang. Mempersiapkan infrastruktur dan perangkat pelaksana manhaj kaderisasi 1427 h
yang efektif dan efisien.
11. Mensinergikan dan menyempurnakan konsep dan pelaksanaan akselerasi pendidikan politik kader
dengan semangat muslim negarawan untuk melakukan upaya perbaikan umat dan bangsa.
12. Mengupayakan ruang bagi pemberdayaan skill dan kemampuan khas kader sesuai dengan potensi
intelelektualnya masing-masing secara terpadu melalui LSO atau Badan khusus.
13. Pengupayakan upaya pertumbuhan kader dan perluasan dakwah KAMMI di perguruan tinggi di
wilayah KAMMI Daerah Semarang dan penyusunan konsep yang terpadu dan berkelanjutan
tentang pembinaan dan pendampingan komisariat dalam upaya mewujudkan kemandirian
komisariat.
14. Mengupayakan upaya pembangunan kemandirian organisasi secara finansial melalui
pemberdayaan potensi kader dan komisariat secara terpadu serta mengoptimalkan pembangunan
jejaring usaha baik dengan KAMDA lain di seluruh Indonesia maupun dengan pihak lain.
EKSTERNAL
1. Menyempurnakan konsep Community development yang efektif dan tepat dalam upaya perbaikan
umat. Ikut berperan dalam upaya pengentasan kebodohan dan kemiskinan di kota Semarang secara
terpadu dengan melibatkan pihak-pihak terkait.
2. Pembangunan jaringan/networking pada berbagai elemen masyarakat baik birokrasi, LSM,
gerakan mahasiswa lain, media massa, dll
3. Pematangan konsep/agenda gerakan dalam upaya mengokohkan fungsi gerakan ekstraparlementer
4. Memasifkan upaya nashrulfikrah dengan mengoptimalkan peran media massa
5. Berperan aktif, bersikap kritis dan konstruktif dalam mengawal agenda transisi kepemimpinan di
tingkat daerah Semarang di tingkat kota maupun provinsi
6. Bersikap aktif dan konstruktif dalam mengawal agenda Otonomi Daerah.

64

MEKANISME PEMILIHAN KETUA


KAMMI DAERAH SEMARANG 2006-2008
A.

Kerangka Umum Proses Pemilihan


1.
Proses pemilihan ketua dilakukan melalui tahap pencalonan, sosialisasi dan pemilihan
2.
Seluruh tahapan pencalonan dan pemilihan harus dilakukan dengan adab-adab islam,
meliputi :
a.Berpinsip dasar bahwa jabatan adalah amanah, bukan karena motivasi minta jabatan dan
harus dipertanggungjawabkan kepada Allah dan umat
b.Tidak memberikan iming-iming berupa jabatan atau materi dalam bentuk apapun (money
politic)
c.Menjaga akhlaq dasar Islam dengan tidak dengki, sombong, meremehkan, mengolok-olok,
ghibah, namimah, suudzon, fitnah dan dzalim
d.Menjaga kebersamaan, sopan dalam perbuatan, santun dalam perkataan dan
bertanggungjawab
e.Lapang dada menerima keputusan bersama
f. Menegakkan prinsip berkeadilan
3.
Mekanisme pemilihan dilakukan berdasarkan prinsip syuro.

B.

Mekanisme Pencalonan
1.Bakal Calon ketua (balon) diajukan secara resmi oleh pengurus KAMMI Daerah dan atau
komisariat
2.Pengurus KAMMI Daerah demisioner berhak mengajukan tiga nama bakal calon ketua yang
diputuskan melalui rapat PH. Pengurus komisariat berhak mengajukan 1 nama bakal calon
ketua yang diputuskan melalui musyawarah di komisariat.
3.Pengurus KAMMI Daerah demisioner dan atau komisariat yang mengajukan bakal calon ketua
wajib menyerahkan berkas pencalonan kepada presidium sidang.
4.bakal calon ketua ditetapkan menjadi calon ketua apabila didukung oleh sekurang-kurangnya 3
(tiga) komisariat dan atau pengurus KAMMI Daerah demisioner
5.Presidium menetapkan calon ketua sesuai persyaratan calon ketua.

C.

Mekanisme Sosialisasi
1.Sosialisasi dilakukan dalam bentuk penyampaian visi-misi dan debat calon ketua yang
dimoderatori oleh presidium sidang
2.Materi sosialisasi adalah membedah visi-misi calon ketua
3.Tahap sosialisasi calon ketua meliputi :
a. penyampaian visi-misi masing-masing calon ketua maksimal 10 menit
b. dialog seluruh calon ketua dengan peserta Musda maksimal 2 jam
c.pemaparan akhir (closing statement) masing-masing calon maksimal selama 5 menit.
Mekanisme Pemilihan
1.Pemilihan ketua dilakukan melalui mekanisme syuro. Syuro menentukan ketua secara
musyawarah mufakat antara calon terpilih dan satu orang perwakilan presidium sidang tetap
2.Presidium menetapkan ketua terpilih berdasarkan hasil syuro.
3.Ketua terpilih berikrar dan menyampaikan pidato politik pertama kepada peserta Musda.

D.

E.

Syarat-syarat Calon Ketua KAMMI Daerah Semarang


1.
Anggota KAMMI Daerah Semarang berstatus AB3

65
2.
3.
4.

Pernah/sedang menjadi pengurus KAMMI komisariat/Daerah


Bersedia menjalankan amanah sebagai ketua KAMMI Daerah Semarang selama
periode 2006-2008
Melengkapi persyaratan administrative: surat pernyataan kesediaan, surat
pernyataan dukungan, biodata.
Tidak sedang menjabat sebagai pengurus teras di organisasi mahasiswa lain, LSM
atau partai politik.

5.

Mekanisme Pemilihan Tim Formatur dan BP


KAMMI Daerah Semarang periode 2006-2008
A. Mekanisme Pencalonan dan Pemilihan Tim Formatur
1. Masing masing komisariat mengajukan 3 nama bakal calon tim formatur
2. Tim formatur terpilih terdiri dari 4 nama dari komisariat dengan dukungan terbanyak ditambah
Ketua KAMMI Daerah Semarang terpilih
B. Syarat Tim Formatur :
1. Anggota KAMMI Daerah Semarang berstatus AB2 yang tersertifikasi
3. Pernah/sedang menjadi pengurus KAMMI komisariat/Daerah
4. Melengkapi persyaratan administrative: surat pernyataan kesediaan, surat pernyataan
dukungan, biodata.
C. Mekanisme Pencalonan dan Pemilihan BP KAMMI Daerah Semarang :
1. Bakal calon BP KAMDA Semarang (balon) diajukan secara resmi oleh pengurus KAMMI
Daerah demisioner dan atau komisariat
2. Pengurus KAMMI Daerah demisioner berhak mengajukan tiga nama bakal calon BP KAMDA
yang diputuskan melalui rapat PH. Pengurus komisariat berhak mengajukan 1 nama bakal
calon BP KAMDA yang diputuskan melalui musyawarah di komisariat.
3. Pengurus KAMMI Daerah demisioner dan atau komisariat yang mengajukan bakal calon BP
KAMDA wajib menyerahkan berkas pencalonan kepada presidium sidang.
4. Bakal calon ditetapkan menjadi calon apabila didukung oleh sekurang-kurangnya tiga
komisariat dan atau pengurus KAMMI Daerah demisioner.
5. Presidium menetapkan calon BP KAMDA sesuai persyaratan calon BP KAMDA.
6. BP KAMDA Semarang terpilih terdiri dari 3 nama dengan dukungan terbanyak
D. Syarat BP KAMMI Daerah Semarang
1. Anggota KAMMI Daerah Semarang berstatus AB3
2. Pernah menjadi pengurus KAMMI Daerah
3. Bersedia menjalankan amanah sebagai BP KAMMI Daerah Semarang selama periode 20062008
4. Melengkapi persyaratan administrative: surat pernyataan kesediaan, surat pernyataan
dukungan, biodata.

5.

RENSTRA KAMDA

66

Rencana Strategis
KAMMI Daerah Semarang Periode 2006-2008
VISI
Mengokohkan KAMMI Sebagai Gerakan Mahasiswa Dengan Berorientasi Pada Paradigma
Intelektual Profetik
MISI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Membangunan konsolidasi yang kokoh dengan seluruh kader dan komisariat


Meningkatan profesionalisme kader KAMMI di semua level
Menjaga ash-sholah dakwah KAMMI
Menguatkan eksistensi KAMMI sebagai gerakan mahasiswa dan pemuda Islam
Mencitrakan KAMMI secara posisitf di media massa
Mencetak kader yang mempunyai basis kompetensi/ keilmuan
Memasifkan kajian ilmiah yang aplikatif dan menyentuh basis sosial serta berhadapan dengan
realitas masyarakat
8. Memberikan kontribusi riil kepada masyarakat
9. Memiliki kemandirian dana
PENJABARAN MISI
1. Membangunan Konsolidasi yang Kokoh Dengan Seluruh Kader dan Komisariat
a. Terjalin komunikasi yang massif
b. Membuat sistem komunikasi yang efektif dan berhasil guna untuk seluruh pengurus KAMDA
(sementara)
c. Syuro berjalan tertib dan teratur di semua level
d. Ruhul Istijabah kader baik di semua level
2. Meningkatkan Profesionalisme Kader di Semua Level
a. Kader memahami mekanisme / manajemen organisasi
b. Disiplin dalam menjalankan amanah dan tugas
3. Menjaga Ash-sholah dakwah KAMMI
a. Menjalankan fiqh ikhtilaf
b. Mengevaluasi IJDK secara berkala
4. Menguatkan Eksistensi Kammi Sebagai Gerakan Mahsiswa Dan Pemuda Islam
a. Memiliki gagasan sebagai pelopor perubahan menuju perbaikan
b. Senantiasa bergerak menyikapi situasi baik lokal, regional, dan nasional, bahkan internasional
c. Memiliki Bargaining Position dilevel mahasiswa, ormas, dan birokrat
d. Memiliki sense yang lebih dalam menyikapi isu-isu keislaman
e. Menjadi referensi dalam elemen gerakan mahasiswa
5. Mencitrakan KAMMI secara positif di media massa
a. Berkomunikasi dengan baik kepada para wartawan
b. Silaturrahim ke media
c. Mengirimkan tulisan-tulisan ke media massa
6. Mencetak Kader Yang Mempunyai Basis Kompetensi / Keilmuan

67
a. Kader mempunyai pretasi di bidang akademis
b. Kader mengembangkan tradisi membaca, menulis, dan berdiskusi
c. Kader menjadi referensi keilmuan
7. Memassifkan Kajian Ilmiah Yang Aplikatif Dan Menyentuh Basis Sosial Dalam Realitas
Masyarakat
a. Mempunyai locus yang mengkaji permasalahan yang riil dihadapi masyarakat
b. Menjalin kerjasama dengan kelompok-kelompok masyarakat
8. Memberikan Kontribusi Riil Kepada Masyarakat
a. Melakukan advokasi terhadap temuan-temuan hasil kajian
b. Berpartisipasi melakukan pelayanan sosial
9. Memiliki Kemandirian Dana
a. Mempunyai sumber dana yang mandiri
b. Membuka peluang kerja sama yang baik dengan pihak ketiga yang tidak mengikat
c. Memberdayakan potensi-potensi pendanaan
ARAHAN
1. KAMMI Daerah Semarang memiliki kader-kader Ideolog
2. KAMMI Daerah Semarang dan seluruh lembaga yang berada di bawahnya memiliki SOTK
yang baik dan dijalankan dengan konsisten
3. KAMMI Daerah Semarang menjadi tren setter / leading menyikapi isu-isu di Semarang dan
Jawa Tengah, Nasional, bahkan internasional
4. KAMMI Daerah Semarang mampu membentuk KAMDA baru di komisariat-komisariat daerah
5. KAMMI Daerah Semarang memiliki pencitraan dan borgaining position yang baik
6. KAMMI Daerah Semarang memiliki kader yang pakar di bidangnya
7. KAMMI Daerah Semarang memberikan pelayanan dan kontribusi riil kepada masyarakat
8. KAMMI Daerah Semarang memiliki kemandirian dana
9. KAMMI Daerah Semarang memiliki lembaga (underbow , yang spesifik) yang sering muncul
di media

MARHALAH KAMMI DAERAH SEMARANG


2006-2008
Tahap I, II dan III
Tahap IV dan V

: Marhalah
: Marhalah

Konsolidasi
Ekspansi

68
Tahap VI dan VII

: Marhalah

Optimalisasi

Marhalah Konsolidasi

Internal
1. Keaktifan Pengurus KAMDA (dievaluasi oleh masing-masing departemen/biro) mencapai 70%
2. Partisipasi Pengurus KAMDA mengikuti kegiatan (departemen dan atau lintas departemen)
mencapai 70%
3. Partisipasi pengurus komisariat mengikuti kegiatan (departemen dan atau lintas departemen)
mencapai 70%
4. Komisariat memenuhi Quota dalam mengikuti kegiatan (departemen dan atau lintas
departemen KAMDA) mencapai 70%
5. Mempersiapkan pemisahan KOMPASS
6. Mempersiapkan korpus PATI
7. Mempersiapkan Komisariat Unisulla
8. Mempersiapkan lembaga underbow KAMDA semarang
9. Membuat Forum Alumni
Eksternal
1. Menjalin komunikasi kontinyu dengan EGM yang aktif (sering melakukan pencitraan publik)
di Semarang
2. Menjalin komunikasi kontinyu dengan Birokrasi
3. Menjalin komunikasi dengan ormas dan kelompk kepentingan yang berada di Semarang

Marhalah Ekspansi

1.
2.
3.
4.

Melakukan gerakan sistemats dengan komunitas tertentu dalam hal penyikapan isu
Setiap bulan, PH / Departemen dan Biro menyiapkan tulisan yang akan dikirim ke media massa
Membentuk koperasi KAMMI
Membentuk Usaha Mandiri Komisariat berbasis daerah

5.
6.
7.
8.

Membentuk Community Development


Memberikan pelayanan sosial kepada masyarakat
Penetrasi kampus yang belum tersentuh KAMMI Daerah Semarang
Membuat Grand Design Locus Intelectual

Marhalah Optimalisasi

1. Terbentuk Komisariat (sastra, perikanan, dan unisulla) yang mandiri


2. Terbentuk korpus PATI
3. Terbentuk lembaga underbow KAMDA semarang
Catatan : Semua capaian atau hasil kerja setiap tahap di setiap marhalah akan dievaluasi pada saat
laporan tri-wulan-an dan progress report akhir tahun

TAHAPAN-TAHAPAN MENUJU
BERHASILAN DI 2008
Kehidupan manusia tidak selamanya baik, tetapi orang yang terlatih dan berpengalaman selalu
dapat mengatasinya dengan baik

69
MUQODIMAH
Jangan pernah berpikir apa yang akan kita lakukan adalah sesuatu yang berlebihan dan tujuan
yang ingin kita capai adalah hal yang mustahil untuk dicapai.
Karena Allah SWT Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Bekerja sajalah dengan ikhlas dan
sungguh-sungguh, biarkan ALLAH SWT yang akan menentukan hasilnya.
ARAHAN MENCAPAI TARGET
Sesuai rekomendasi pengurus pusat bahwa akan dilakukan evaluasi per tri-wulan, maka akan
lebih mudah pula apabila kita membuat tahapan ini menjadi tahapan yang sesuai dengan rekomendasi
pengurus pusat. Dan pengurus harian KAMMI Daerah Semarang sudah setuju melakukan evaluasi triwulan-an
Yang lazim dilakukan adalah melakukan pembuatan renstra terlebih dahulu baru kemudian
menyusun program kerja. Akan tetapi sekarang program kerja sampai akhir kepengurusan sudah
tercapai baru kita buat renstra dan pentahapan pencapaian renstra.
Mudah-mudahan bisa berguna.Sehingga dengan demikian, kita mulai saja langkah ini pada saat
setelah pelantikan 29 Maret 2007.
Berarti diperoleh tahapan sebagai berikut:
* April - Juni
: Tahap I
* Juli
- September : Tahap II
* Oktober
- Desember : Tahap III
Catt : Dibuat progress report akhir tahun
* Januari
- Maret
: Tahap IV
April - Juni
: Tahap V
* Juli
- September : Tahap VI
* Oktober
- Desember : Tahap VII
Musyawarah Daerah VII

PERHATIAN
Karena semua misi dan target (mimpi hari ini kenyataan hari
esok) di urutkan berdasarkan yang paling penting ke yang penting,
maka semua infra struktur yang akan dibuat berdasarkan prioritas
yang ada.

6.

PENAMBAHAN DEPERTEMEN LAIN


Kaderisasi
Kebijakan Publik
Humas

70
Sosmas
Ekonomi

Anda mungkin juga menyukai