Anda di halaman 1dari 47

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

DAFTAR ISI

Halaman Cover
Daftar Isi .
1
Pendahuluan ...
2
Pembahasan
A. Pengertian ..
6
B. Arah, Peta dan Angka Korelasi ...
13
C. Proses Dasar Penelitian Korelasional .
21
D.Aplikasi Teknik Analisa Korelasional
27
Penutup ..
40
Daftar Pustaka
41

1
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

PENDAHULUAN
Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau
proses sistematis untuk memecahkan masalah yang
dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah (scientific
methods). Usaha ilmiah adalah untuk menjelaskan,
memprediksikan, dan atau mengontrol fenomena. Tujuan
ini didasarkan pada asumsi bahwa semua perilaku dan
kejadian adalah beraturan dan bahwa semua akibat
mempunyai penyebab yang dapat diketahui, (creswell,
1998).
Kemajuan kearah ini berhubungan dengan
pemerolehan pengetahuan dan pengembangan serta
pengujian teori-teori. Eksistensi dari suatu teori yang
dapat hidup sangat mempermudah kemajuan ilmu
pengetahuan yang secara simultan menjelaskan banyak
fenomena. Dibandingkan dengan sumber pengetahuan
yang lain, seperti pengalaman,
otoritas,penalaaran
induktif, dan penalaran deduktif, penerapan metode
ilmiah tidak diragukan, paling efesien, dan paling
terpercaya.
Banyak masalah diasosiasikan dengan pengalaman
dan otoritas sebagai sumber pengetahuan yang secara
grafis diilustrasikan oleh sebuah cerita tentang
Aristoteles. Menurut cerita suatu hari Aristotels
menangkap seekor lalat dan secara hati-hati menghitung
dan
menghitung
kembali
kakinya.
Kemudia
ia
mengumumkan bahwa alalt mempunyai lima kaki. Tidak
seorangpun meragukan kata-kata Aristotels. Untuk
2
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

beberapa tahun penemuannya diterima secara tidak


kritis. Karena lalat yang ditangkap Aristoteles telah
mengalami kejadian yaitu kakinya hilang satu. Apakah
anda percaya atau tidak cerita tersebut, itu telah
memberikan ilustrasi keterbatasan bertumpu pada
pengalaman seseorang dan otoritas sebagai sumber ilmu
pengetahuan.
Sementara, penelitian didefinisikan oleh banyak
penulis sebagai suatu proses yang sistematik. Mcmillan
dan Schumacher (1989) dalam Wiersma (1991)
mendefinisikan
penelitian
sebagai
suatu
proses
sistematik pengumpulan dan penganalisisan informasi
(data) untuk berbagai tujuan. Sementara Kerlinger (1990)
mendefinisikan penelitian ilmiah sebagai penyelidikan
sistematik, terkontrol, empiris, dan kritits tentang
fenomena sosial yang dibimbing oleh teori dan hipotesis
tentang dugaan yang berhubungan dengan fenomena
Identifikasi

Review Informasi

tersebut. Penelitian menggunakan metode ilmiah,


penyelidikan pengetahuan melalui metode pengumpulan,
analisis, dan interpretasi data. Dikaitkan dengan metode
ilmiah, suatu proses penelitian sekurang-kurangnya berisi
suatu rangkaian urutan langkah-langkah.
Menurut Emzir (2008), ada Lima langkah yang sesuai
dengan metode ilmiah dan melengkapi elemen-elemen
umum pendekatan sistematik pada penelitian yaitu 1)
identifikasi masalah penelitian, 2) review informasi, 3)
pengumpulan data, 4) analisis data, dan 5) penarikan
kesimpulan, sebagaimana yang tertuang dalam gambar 1
berikut:

3
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

Proses sistematik dari penelitian dan metode ilmiah


mengarah pada aktivitas yang dilibatkan dalam
pelaksanaan suatu studi penelitian. Aktivitas tersebut
tidak terbatas pada suatu jenis penelitian tertentu,
melainkan aplikasi secara umum. Wiersma (1991)
menyajikan
suatu
pola
urutan
aktivitas
dalam
pelaksanaan suatu studi penelitian dan hubungan setiap
aktivitas dengan keberadaan ilmu pengetahuan, seperti
terdapat dalam gambar 2.
Deretan kotak paling atas menyajikan aktivitas
umum, da agar mengakomodasi fleksibiatas dalam
proses penelitian dan variasi dalam berbagai jenis
penelitian yang berbeda, terdapat beberapa kegiata yang

tumpang
mungkin

Pengumpulan

Analisis

Data

Data

tindih.

Sebagai

contoh, sutau eksperimen


dilakukan
dengan
merumuskan
hipotesis
Penarikan
terlebih
dahulu
sebelum
data
Kesimpulan
diidentifikasi
dan
dikumpulkan. Di pihak lain, seseorang peneliti etnografis
dapat merumuskan hipotesis dan mengidentifikasi data
tambahan di dalam proses penelitian. Karakteristik ini
diidentifikasi oleh tumpang tindih kota dalam gambar.
Identifikasi Masalah Penelitian
Pengumul
an data
Perumusan Hipotesis
Identifikasi Data yang diperlukan
4
Perumusan kembali hipotesis
PENELITIAN KORELASIONAL
Bila diperlukan
DTEP 100121607760
Tinjauan informasi yang relevan

Analisi
s data

Merangkum
Hasil
Menggamb
arkan
IMAM AZHAR NIM
kesimpulan
dari
implikasi

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

Teori yang
berhubungan

Perluasan, Revisi, dan


Teori Baru

Keberadaan Tubuh Pengetahuan


yang berhubungan dengan
masalah

Pengetahuan Baru

Kotak-kotak di bawah bukan merupakan aktivitas,


tetapi dalam esensi sebagai produk-produk penelitian.
Panah-panah mencerminkan hubungan antara akitvitas
dan keberadaan ilmu pengetahuan;
teori yang
berhubungan dan perluasan, revisi, dan teori serta
pengetahuan baru. Teori yang berhubungan dianggap
menjadi uatu bagian, tetapi tidak harus semua, dati
tubuh pengetahuan yang berhubungan dengan masalah
penelitian. Perluasan, revisi, dan teori baru, jika ada dari
proyek penelitian, kemudian menjadi bagian dari
keberadaan tubuh pengetahuan, sebagai pengetahuan
baru dan bukan dianggap sebagai teori.
Pada akhir pendahuluan ini, disajikan juga beberapa
macam
pendekatan
dalam
penelitian
sehingga
didapatkan gambaran yang tepat mengenai posisi
pembahasan dalam makalah ini. Creswell (2003)
mengemukakan tiga pendekatan, yaitu pendekatan
kuantitatif, pendekatan kualitatif, dan pendekatan
metode gabungan (mixed methods approach). Ketiga
pendekatan tersebut dijelaskan dengan disertai elemenelemen penelitian (tuntutan pengetahuan, strategi, dan
metode) sebagaimana dalam table 1.
Tabel 1. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan Metode
Gabungan (Creswell, 2003)
Pendekat

Tuntutan

Strategi

Metode

5
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

an
pengetahuan penelitian
penelitian
Kuantitati Asumsi
Desain
f
Postpositivist eksperimenta
ime
l
dan
noneksperim
ental
Kualitatif Asumsi
Desain
Konstruktivis Etnografis,
me
Naratif,
fenomenologi
s, Grounded
theory, studi
kasus
Metode
Asumsi
Sekuensial
Gabunga Pragmatis
Concurrent
n
transformatif

Gabunga
n
Pengukur
an sikap,
tingkatan
(rating)
perilaku
Wawanca
ra
terbuka

Pengukur
an
tertutup,
observasi
terbuka

Berdasarkan table tersebut, maka jelaslah bahwa


posisi penelitian korelasional termasuk menggunakan
pendekatan kuantitatif dan memakai strategi penelitian
desain eksperimental maupun non-eksperimental.
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Kata korelasi berasal dari bahasa Inggris
correlation. Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan
dengan: hubungan, atau saling hubungan, atau
hubungan timbal balik. Dalam ilmu statistik istilah
6
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

korelasi diberi pengertian sebagai hubungan antar


dua variabel atau lebih(Sudijono, 2003)
Peter (2000) mengemukakan bahwa hubungan
antar dua variabel dikenal dengan istilah Bivariate
Correlation, sedangkan hubungan antar lebih dari
dua variabel disebut Multivariate Correlation
Definisi di atas dapat diilustrasikan lebih dalam
seperti berikut: Hubungan antar dua variabel
misalnya, hubungan atau korelasi antara prestasi
belajar (variabel X) dan kerajinan kuliah (variabel Y);
maksudnya bahwa prestasi belajar ada hubungannya
dengan kerajinan kuliah. Hubungan antar lebih dari
dua variabel, misalnya hubungan antara prestasi
belajar (variabel X) dengan kerajinan kuliah (variabel
Y1), keaktifan mengunjungi perpustakaan (variabel
Y2) dan keaktifan berdiskusi (variabel Y3), lebih
jelasnya perhatikan diagram berikut:
Bivariate correlation:

Multivarite Correlation: X

Y
Y
Y

Dalam contoh di atas, variabel prestasi belajar


(variabel X) adalah variabel dependen atau variabel
yang dipengaruhi, sedangkan variabel kerajinan
kuliah(variabel
Y1),
keaktifan
mengunjungi
perpustakaan (variabel Y2) dan keaktifan berdiskusi
(variabel Y3) adalah independent variable atau
variabel bebas dalam arti berbagai macam variabel
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar.
Demikian gambaran singkat mengenai pengertian
korelasi. Namun untuk menemukan arti yang lebih
komprehensif dapat dijelaskan lebih luas menganai
penelitian korelasional. Penelitian korelasional adalah
7
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat


hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam
suatu populasi. Sifat-sifat perbedaan kritis adalah
usaha untuk menaksir hubungan dan bukan diskripsi
saja (Fox, 1969).
Melalui penelitian tersebut dapat dipastikan
berapa besar yang disebabkan oleh satu variabel
dalam hubungannya dengan variasi yang disebabkan
oleh variabel lain. Disini, penggunaan pengukuran
korelasi adalah untuk menentukan besarnya arah
hubungan.
Menurut Gay (1981:182) penelitian korelasional
kadang-kadang diperlakukan sebagai penelitian
deskriptif,
terutama
disebabkan
penelitian
korelasional mendeskripsikan sebuah kondisi yang
telah ada. Menurut dia, bagaimanapun, kondisi yang
didiskripsikan berbeda secara nyata dari kondisi yang
biasanya didiskripsikan dalam laporan diri atau studi
observasi; suatu studi korelasional mendeskripsikan,
dalam istilah kuanitatif tingkatan di mana variabelvariabel tersebut berhubungan.
Sementara
Sutrisno
(2007:167),
Penelitian
korelasional melibatkan pengumpulan data untuk
menentukan apakah, dan untuk tingkatan apa,
terdapat hubungan antara dua atau lebih variabel
yang
dikuantitatifkan.
Tingkatan
hubungan
diungkapkan sebagai suatu koefesien korelasi - yaitu
alat statistik untuk menerangkan keeratan hubungan
antara dua variabel atau lebih. Jika terdapat
hubungan antara dua variabel, maka itu berarti
bahwa skor di dalam rentangan tertentu pada suatu
pengukuran berasosiasi dengan skor di dalam
rentangan tertentu pada pengukuran yang lain.
Sebagai contoh, terdapat korelasi antara inteligensi
dan prestasi akademik; subjek yang skornya tinggi
8
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

pada tes inteligensi cenderung memiliki rata-rata


prestasi akademik yang tinggi pula, sebaliknya
subyek yang skornya rendah pada tes inteligensi
cenderung pula memiliki rata-rata prestasi akademik
yang rendah. Tujuan studi korelasional adalah untuk
menentukan hubungan antara variabel, atau untuk
menggunakan hubungan tersebut untuk membuat
prediksi.
Penelitian korelasional menggambarkan suatu
pendekatan umum untuk penelitian yang berfokus
pada penaksiran pada kovariasi di antara variabel
yang muncul secara alami. Tujuan penelitian
korelasional adalah untuk mengidentifikasi hubungan
prediktif dengan menggunakan teknik korelasi atau
teknik statistik. Hasil penelitian korelasional juga
mempunyai implikasi untuk pengambilan keputusan
(Zechmester, 2000:1)
Studi hubungan biasanya menyelidiki sejumlah
variabel yang dipercaya berhubungan dengan suatu
variabel mayor, seperti hasil belajar sebagaimana
dalam contoh di atas. Variabel yang ternyata tidak
mempunyai hubungan yang tinggi dieliminasi dari
perhatian selanjutnya; variable yang mempunyai
hubungan yang tinggi disarankan untuk diteliti lebih
lanjut dengan metode kausal komparatit (expost
facto) atau metode eksperimental untuk menentukan
jika hubungan tersebut adalah kausal.
Sebagai contoh, terdapat fakta bahwa hubungan
antara konsep diri dan hasil belajar tidak
mengimplikasikan bahwa konsep diri mempengaruhi
hasil belajar atau hasil belajar mempengaruhi konsep
diri. Tanpa memperhatikan apakah hubungan bersifat
sebab-akibat, eksistensi hubungan yang tinggi
mengizinkan adanya prediksi.
9
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

Studi
korelasional
melengkapi
penaksiran
seberapa tepat hubungan dua variabel. Jika dua
variabel mempunyai hubungan yang tinggi, koefesien
korelasi mendekati +1,00 (atau -1,00) akan diperoleh;
jika dua variable tidak mempunyai hubungan, maka
suatu koefesien mendekat 0,00 akan ditemukan.
Semakin tinggi hubungan dua variabel, semakin
akurat prediksi yang didasarkan pada hubungan
tersebut. Sementara untuk hubungan yang agak
sempurna, sejumlah variabel cukup memadai untuk
membolehkan prediksi yang bermanfaat (Gay,
1981:184)
Dalam penelitian korelasional harus dikumpulkan
dua atau lebih perangkat nilai dari sebuah sampel
peserta, lalu dihitung hubungan antara perangkatperangkat tersebut. Misalnya, seorang peneliti hendak
menguji
hepotesis
tentang
hubungan
antara
kreativitas dan kemampuan mental antara sampel
mahasiswa, kemudian nilai dari dua variabel tersebut
dikumpulkan, lalu dihitung korelasi koefesien antara
dua perangkat itu.
Berkaitan dengan hal tersebut, Sevilla at,al.
(2006) menyatakan bahwa untuk penelitian hipotesis
seperti itu dapat digunakan teknik korelasi. Caranya
dengan mengukur sejumlah variabel dan kemudian
menghitung koefesien korelasi di antara variabel
tersebut untuk menentukan variabel mana yang
mempunyai hubungan. Tujuan umum penelitian
semacam ini adalah untuk menjelajahi variabelvariabel yang mempunyai hubungan yang dapat
diidentifikasikan.
Dalam penelitian dengan uji-hipotesis, seseorang
haruslah telah mempunyai dasar harapan bahwa
mereka dapat mengamati hubungan antara variabelvariabel yang diselidiki. Variabel yang dipilih didasari
10
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

oleh teori yang dibangun terdahulu sehingga arah


pertalian yang diharapkan dapat diasumsikan.
Penelitian korelasional tidak memerlukan sampel
yang besar. Diasumsikan jika ada pertalian, maka
akan merupakan bukti bahwa sampel yang digunakan
adalah mewakili populasi yang diselidiki dan
instrumen yang digunakan dapat dipercaya dan sahih.
Oleh karena itu, yang sangat penting dalam dalam
penelitian ini adalah memilih dan mengembangkan
instrumen. Hubungan atau pertalian secara signifikan
dapat diperoleh bila instrumen yang digunakan
reliable dan valid dalam mengukur variabel-variabel
yang diselidiki (Emzir, 2010
Sebelum mengakhiri pembahasan ini, penulis
ingin mengajak pembaca membahas sedikit tentang
penelitian survey. Menurut Zechmester (2000),
penelitian survey mengilustrasikan prinsip-prinsip
penelitian korelasional dan melengkapinya dengan
cara yang tepat dan efektif untuk mendeskripsikan
pemikiran, pendapat, dan perasaan orang. Berbagai
survey berbeda dalam tujuan dan ruang lingkup,
tetapi secara umum semuanya melibatkan sampling.
Hasil yang diperoleh untuk suatu sample yang dipilih
secara hati-hati dipergunakan untuk mendeskripsikan
seluruh populasi objek penelitian yang menarik
perhatian. Survey juga melibatkan penggunaan suatu
set pertanyaan awal yang pada umumnya berbentuk
kuesioner.
Dengan demikian, jika digabungkan antara
pandangan Zechmester (2000)
pada alinea
sebelumnya dengan pendapat Gay (1981:182) di awal
pembahasan yang menyatakan bahwa penelitian
korelasional kadang-kadang diperlakukan sebagai
penelitian deskriptif, terutama disebabkan penelitian
korelasional mendeskripsikan sebuah kondisi yang
11
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

telah ada. Maka dapat disimpulkan bahwa berbagai


macam dan jenis penelitian dapat dikategorisasikan
ke dalam penelitian deskriptif jika tujuan utama dari
penelitian tersebut adalah mendeskripsikan.
Kiranya, untuk mengakhiri pembahasan dalam
bagian ini, penulis perlu menukil kembali tentang
taksonomi pemecahan masalah dalam penelitian
sebagaimana yang diungkapkan oleh Dwiyogo (2010:
13/10/) yaitu: tujuan akhir penelitian adalah untuk
menarik kesimpulan, untuk membuat keputusan,
untuk menghasilkan produk, dan untuk mengadakan
perbaikan. Sedangkan jika dilihat dari jenis analisis
datanya, maka penelitian itu dapat dikategorikan
sebagai 1) penelitian untuk menggambarkan atau
mendiskripsikan fenomena dengan jenis analisisnya
deskriptif
kuantitatif,
2)
penelitian
untuk
menghubungkan antar variabel, analisisnya adalah
analisis korelasional, dan 3) penelitian untuk
membedakan atau menemukan perbedaan diantara
berbagai variabel penelitian, maka jenis analisisnya
adalah analisis komparatif.
Sedangkan Tuckman, B.W. (1978). Dalam
bukunya
Conducting
Educational
Research
mengelompokkan beberapa teknik analisis statistik
inferensial berdasarkan tujuan penelitian dan
pendekatan dalam statistik inferensial, sebagaimana
dalam table 2 berikut:

Pendekata
Tujuan penelitian
n dalam
Statistik
Menguji
Menguji
inferensial
Hubungan
Perbedaan

12
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

Statistik
Korelasi product Uji-t students
parametric moment
Korelasi parsial

ANAVA

Regresi

ANAKOVA

Analisis Faktor

MANOVA

Analisis Kanonik MANACOVA


Statistik
Korelasi
Nonjenjang
Parametrik Spearmen

tata Chi Kuadrat

Korelasi
tata Tes
jenjang Kendall Kolmogorovmirnov
Korelasi biserial
Korelasi
Biserial

Tes McNemar

Point Tes Wilcoxon

Korelasi
tetrachoric

Tes
U
Whitney

Mann-

Korelasi
Kontingency

Tes
Wolffowitz

Koefesien Phi

Tes Q Cohran

Wald

13
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

Koefesien
Cramer

ANAVA Friedman

Kruskal Walls
Tabel 2. Diadopsi dari Tuckman, B.W. 1978. Conducting
Educational Research.
B.

ARAH, PETA, DAN ANGKA KORELASI

Untuk memberikan gambaran yang utuh mengenai


penelitian korelasional, maka perlu juga dibahas halhal yang berkaitan dengan jenis penelitian ini.
1.Arah Korelasi
Hubungan antar variabel itu jika ditilik dari segi
arahnya, dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu: hubungan yang sifatnya satu arah, dan
hubungan
yang
sifatnya
berlawanan
arah.
Hubungan yang bersifat searah diberi nama
korelasi positif, sedangan hubungan yang sifatnya
berlawanan arah disebut korelasi negatif (Borg &
Gall, 1989)
Disebut korelasi positif jika dua variabel atau
lebih yang berkorelasi berjalan parallel; artinya
bahwa hubungan tersebut menunjukkan arah yang
sama. Misalnya, apabila variabel X mengalami
kenaikan atau pertambahan, akan diikuti pula
dengan kenaikan atau pertambahan pada variabel
Y, atau sebaliknya. Contohnya, kenaikan harga BBM
diikuti
dengan
kenaikan
ognkos
angkutan;
sebaliknya jika harga BBM rendah, maka ongkos
angkutan pun murah (rendah). Dalam bidang
14
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

pendidikan misalnya, terdapat relasi positif antara


nilai hasil belajar Matematika dan nilai hasil belajar
Fisika, Kimia, dan Biologi.
Disebut korelasi negatif jika dua variabel atau
lebih yang berkorelasi itu berjalan dengan arah yang
berlawanan, bertentangan atau berbalikan. Hal ini
berarti bahwa kenaikan atau pertambahan pada
variabel X akan diikuti dengan penurunan atau
pengurangan pada variabel Y. misalnya, makin
meningkatnya kesadaran hokum di kalangan
masyarakat diikuti dengan makin menurunnya
angka kejahatan atau angka pelanggaran; makin
giat berlatih makinsedikit kesalahan yang diperbuat
oleh seseorang; makin kurang dihayati ajaran
agama oleh para remaja akan diikuti oleh makin
meningkatnya frekwensi kenakalan remaja; atau
sebaliknya. Pernyataan tersebut dapat dibuatkan
bagan seperti berikut:
Korelasi Positif

Korelasi Negatif

VX VY VX VY

VX VY VX VY

2.Peta Korelasi
Arah hubungan variabel yang dicari korelasinya,
dapat diamati melalui sebuah peta atau diagram
yang dikenal dengan istilah Peta Korelasi. Dalam peta
korelasi itu dapat dilihat pencaran titik atau moment
dari variabel yang sedang dicari korelasinya. Karena
15
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

itu peta korelasi juga


(Diagram Pencaran Titik)

disebut

Scatter

Diagram

Borg & Gall dalam Sudijono (2003) dan Arikunto


(2006),
mendiskripsikan
ciri-ciri
yang
yang
terkandung dalam peta korelasi, yaitu:
a. Jika korelasi antara variabel X dan variabel Y
merupakan korelasi positif maksimal, atau korelasi
positif tertinggi atau korelasi positif sempurna,
maka pencaran titik yang terdapat pada peta
korelasi akan membentuk satu bua garis lurus yang
condong kearah kanan (apabila dihubungkan
antara satu dengan yang lain), seperti diagram
berikut:
Diagram 1.
Korelasi Positif Maksimal
1
Y 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 X

b. Jika korelasi antara variabel X dan variabel Y


merupakan korelasi negatif maksimal, atau korelasi
16
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

negatif tertinggi atau korelasi negatif sempurna,


maka pencaran titik yang terdapat pada peta
korelasi akan membentuk satu bua garis lurus yang
condong kearah kiri (apabila dihubungkan antara
satu dengan yang lain), seperti gambar berikut:
Diagram 2:
Korelasi Negatif Maksimal
1
Y 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 X
c. Jika korelasi antara variabel X dan variabel Y
termasuk korelasi positif yang tinggi atau kuat,
maka ada peta korelasi pencaran titiknya sedikit
mulai menjauh garis linier, yaitu titik tersebut
terpencar atau berada di sekitar garis lurus
tersebut, dengan kecondongan kearah kanan,
seperti dalam diagram 3 berikut:

Diagram 3:
17
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

Korelasi Positif Tinggi


1
Y 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0

d. Jika korelasi
antara
variabel
X
dan variabel
Y termasuk
korelasi
negatif yang
tinggi atau
kuat, maka
ada
peta
korelasi
pencaran
1
titiknya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 X
sedikit mulai
menjauh garis linier, yaitu titik tersebut terpencar
atau berada di sekitar garis lurus tersebut, dengan
kecondongan kearah kiri, seperti dalam diagram 4
berikut:

10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0

Diagram 4:
Korelasi Negatif Tinggi
1
Y 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
10
9
18
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

8
7
6
5
4
3
2
1
0
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 X
e. Jika korelasi antara variabel X dan variabel Y
termasuk korelasi positif maupun negatif dikatakan
sebagai korelasi yang cukup atau sedang dan
korelasi rendah atau lemah, maka pencaran titik
pada
peta
korelasi
itu
semakin
jauh
tersebar/menjauhi
garis
linier,
sebagaimana
diagram berikut:

Diagram 5:
Korelasi Positif Lemah
1
Y 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
10
19
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 X
Diagram 6:
Korelasi Negatif Lemah
1
Y 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 X

3.Angka Korelasi

20
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

Tinggi rendah, kuat lemah atau besar kecilnya


suatu korelasi dapat diketahui dengan melihat besar
kecilnya suatu angka (koefesien) yang disebut Angka
Indeks Korelasi atau Coeffesient of Correlation.
Jadi Angka Indeks Korelasi adalah sebuah angka
yang dapat dijadikan petunjuk untuk mengetahui
seberapa besar kekuatan korelasi di antara variabel
yang sedang diselidiki korelasinya.
Angka korelasi biasanya diberi lambang dengan
huruf tertentu; misalnya rxy sebagai lambang
koefesien korelasi pada teknik korelasi product
moment, p (baca Rho) sebagai lambang koefesien
korelasi pada teknik korelasi tata jenjang (baca
Phi) sebagai lambang koefesien korelasi pada teknik
korelasi Phi, C atau KK sebagai lambang koefesien
korelasi pada teknik korelasi Kontingensi, dan lainlain.
Angka korelasi itu besarnya berkisar antara 0
(nol) sampai dengan + 1,00; artinya bahwa angka
korelasi itu paling tinggi adalah +1,00 dan paling
rendah adalah 0. Jika dalam perhitungan diperoleh
angka korelasi lebih dari 1,00 hal itu merupakan
petunjuk bahwa dalam perhitungan tersebut telah
terjadi kesalahan.
Korelasi antara variabel X dan variabel Y
disebut korelasi positif apabila angka indeks
bertanda plus; misalnya: rxy = + 0,235; rxy = +
0,751 dan sebagainya. Sebaliknya apabila angka
indeks korelasi antara variabel X dan variabel Y
bertanda minus, maka korelasi yang demikian
disebut korelasi negatif; misalnya: rxy = - 115; rxy = 0,587
Antara variabel X dan variabel Y dikatakan
tidak ada hubungannya jika angka indeks
korelasinya = 0.
21
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

Angka indeks korelasi yang diperoleh dari


proses perhitungan itu sifatnya relative, yaitu angka
yang fungsinya melambangkan indeks hubungan
antar variabel yang dicari korelasinya. Jadi angka
korelasi itu bukanlah angka yang bersifat eksak, atau
angka yang merupakan ukuran pada skala linier yang
memiliki unit-unit yang sama besar, sebagaimana
yang terdapat pada mistar pengukur panjang (mistar
penggaris).
Misalnya, angka korelasi antara variabel X
dana variabel Y = 0,75 (rxy = 0,75), sedangkan
korelasi antara variabel Y dan variabel Z = 0,25 (r yz =
0,25). Disini kita tidak dapat menyatakan bahwa: r xy
= 3 kali lipatnya rxz atau menyatakan bahwa ryz = 1/3
nya rxy.
C.PROSES DASAR PENELITIAN KORELASIONAL
Menurut Gay (1981) studi hubungan dan studi
prediksi
mempunyai
karakteristik
unik
yang
membedakan keduanya, proses dasar keduanya sama.
Lebih lanjut ia menjelaskan prosedur dasar penelitian
korelasional yang meliputi: Pemilihan Masalah, sampel
dan pemilihan instrument, desain dan prosedur, dan
teknik analisa data serta interpretasi. Kesemuanya
dijelaskan sebagai berikut:
1.Pemilihan Masalah
Studi korelasional dapat dirancang untuk
menentukan variabel mana dari suatu daftar yang
mungkin berhubungan maupun untuk menguji
hipotesis mengenai hubungan yang diharapkan.
Variabel yang dilibatkan harus diseleksi berdasarkan
penalaran deduktif dan penalaran induktif. Dengan
kata lain, hubungan yang akan diselidiki harus
22
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

didukung oleh teori atau diturunkan dari pengalaman.


Contoh masalah penelitian korelasional
Judul penelitian:
Kualitas pelayanan Karyawan Administrasi Akademik
di PT A
Masalah Penelitian:
a. Apakah
terdapat
hubungan
pengetahuan
administrasi akademik dengan kualitas pelayanan
karyawan?
b. Apakah
terdapat
hubungan
komunikasi
interpersonal
dengan
kualitas
pelayanan
karyawan?
c. Apakah
terdapat
hubungan
pengetahuan
administrasi akademik, komunikasi interpersonal,
dan kemampuan berfikir mekanik dengan kualitas
pelayanan karyawan?
Dari beberapa contoh pertanyaan diatas jelaslah
bahwa
pemilihan
masalah
dalam
penelitian
korelasional harus menggambarkan hubungan antara
satu atau lebih variabel (Variabel Independen)
dengan variabel yang lain (Variabel Dependen)
2.Sampel dan Pemilihan Instrumen
Sampel untuk studi korelasional dipilih dengan
menggunakan metode sampling yang dapat diterima,
dan 30 subjek dipandang sebagai ukuran sampel
minimal yang dapat diterima. Sebagaimana suatu
studi,
adalah
penting
untuk
memilih
dan
mengembangkan pengukuran yang valid dan reliable
terhadap variabel yang akan diteliti. Jika variabel
yang tidak memadai dikumpulkan, koefesien korelasi
yang dihasilkan akan mewakili estimasi tingkat
korelasi yang tidak akurat. Selanjutnya, jika
pengukuran yang digunakan tidak secara nyata
23
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

mengukur variabel yang diinginkan, koefesien yag


dihasilkan tidak akan mengindikasikan hubungan
yang diinginkan.
Sebagai
contoh;
Seorang
peneliti
ingin
menentukan
hubungan
antara
hasil
belajar
matematika dengan hasil belajar fisika. Jika dia
memilih dan menggunakan
tes keterampilan
berhitung yang valid dan reliable serta tes hasil
belajar fisika yang juga valid dan reliabel, koefesien
korelasi yang dihasilkan tidak akan menjadi estimasi
akurat dari hubungan yang diinginkan. Hal ini
dikarenakan
keterampilan
berhitung
hanya
merupakan satu jenis hasil belajar matematika;
koefesien
korelasi
yang
dihasilkan
akan
mengindikasikan hubungan antara hasil belajar fisika
dan satu jenis dari hasil belajar matematika yaitu
keterampilan berhitung. Oleh karena itu, pemilihan
dan penggunaan instrument yang valid dan reliable
harus diperhitungan dengan hati-hati untuk tujuan
penelitian tersebut.
3.Desain dan Prosedur
Desain korelasional dasar tidaklah rumit; dua
atau lebih skor yang diperoleh dari setiap jumlah
sampel yang dipilih, satu skor untuk setiap variabel
yang diteliti, dan skor berpasangan kemudian
dikorelasikan. Koefesien korelasi yang dihasilkan
mengindikasikan tingkatan/derajat hubungan antara
kedua variabel tersebut. Studi yang berbeda
menyelidiki sejumlah variabel, dan beberapa
penggunaan prosedur statistik yang komplek, namun
desain dasar tetap sama dalam semua studi
korelasional.
4.Teknik Analisis Korelasional
24
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

Teknik analisa korelasional ialah teknik analisa


statistik mengenai hubungan antar dua variabel atau
lebih. Adapun tujuan analisis adalah:
a. Ingin mencari bukti (berlandaskan pada data yang
ada), apakah memang benarr antara variabel yang
satu dengan variabel yang lain terdapat hubungan
atau korelasi.
b. Ingin menjawab pertanyaan apakah hubungan
antar variabel itu (jika memang ada hubungannya),
termasuk hubungan yang kuat, cukupan ataukah
lemah
c. Ingin memperoleh kejelasan dan kepastian (secara
matematis), apakah hubuungan antar variabel itu
perupakan
hubungan
yang
berarti
atau
meyakinkan (signifikan) ataukah hubungan yang
tidak berarti atau tidak meyakinkan.
Teknik analisa korelasional sebagaimana yang
telah sedikit diungkap di atas - dapat dibedakan
menjadi dua golongan, yaitu Teknik analisa
Korelasional Bivariat dan Teknik Analisa Multivariat.
Sebagaimana dalam table berikut:
Tabel 3: pembagian teknik analisa Korelasional
Teknik
Analisa Teknik
Analisa
Korelasi Bivariat
Korelasi Multivariat
Korelasi parsial
Korelasi
product
moment
Korelasi
Regresi
Korelasi tata jenjang Ganda
Spearmen
Analisis Faktor
Korelasi tata jenjang
Kendall
25
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

Korelasi biserial

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

Korelasi Kanonikal

Korelasi Point Biserial


Korelasi tetrachoric
Korelasi Kontingency
Korelasi Koefesien Phi
Korelasi
Cramer

Koefesien

Korelasi Rasio
Pengembangan oleh penulis dari Tuckman, B.W.
1978. Conducting Educational Research. New York:
Harcout Brace Jovanovich, Publisher
Teknik korelasi parsial digunakan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel,
sedangkan efek variabel ketiga ditekan. Teknik
korelasi ganda digunakan untuk menentukan
hubungan antara satu variabel bebas dengan
beberapa variabel bebas yang telah digabung.
Teknik korelasi kanonikal digunakan apabila
variabel terikatnya terdiri atas sub-sub variabel.
Teknik
analisis
factor
digunakan
untuk
mengelompokkan
sejumlah
variabel
menjadi
beberapa kelompok atau variabel baru (Suryabrata,
1998) dan Sudijono (2003).
5.Proses Analisis Data dan Interpretasi
Bila dua variabel dikorelasikan hasilnya adalah
koefesien
korelasi.
Suatu
koefesien
korelasi
disimbolkan dengan angka decimal, antara 0,00 dan
+1,00, atau 0,00 dan 1,00, yang mengindikasikan
26
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

derajat hubungan dua variabel. Jika koefesien


mendekati
+1,00;
kedua
variabel
tersebut
mempunyai hubungan positif. Hal ini berarti bahwa
seseorang dengan skor yang tinggi pada suatu
variabel akan memiliki skor yang tinggi pula pada
variabel lain. Dan seseorang dengan skor rendah
pada satu variabel akan memiliki skor yang rendah
pada sutau variabel yang lain. Suatu peningkatan
pada suatu variabel berhubungan /diasosiasikan
dengan peningkatan pada variabel lain. Jika koefesien
korelasi tersebut mendekati 0,00, kedua variabel
tidak berhubungan. Hal ini berarti bahwa skor
seseorang pada suatu variabel tidak mengindikasikan
skor orang tersebut pada variabel lain.
Jika koefesien tersebut mendekati -1,00, kedua
variabel
memiliki
hubungan
yang
sebaliknya
(negatif). Hal ini berarti bahwa seorang dengan skor
tinggi pada suatu variabel akan memiliki skor rendah
pada variabel lain. Peningkatan pada suatu variabel
akan diasosiasikan dengan penurunan pada variabel
lain, dan sebaliknya (Gay,1981)
Menurut Emzir (2010), Interpretasi suatu
koefesien korelasi tergantung pada bagaimana ia
akan digunakan. Dengan kata lain seberapa besar ia
diperlukan agar bermanfaat tergantung pada tujuan
perhitungannya. Dalam studi yang dirancang untuk
menyelidiki hubungan yang dihipotesiskan, suatu
koefesien korelasi diinterpretasikan dalam istilah
signifikansi
statistiknya.
Signifikansi
statistik
mengacu pada apakah koefesien yang diperoleh
berbeda
secara
nyata
dari
zero
(0)
dan
mencerminkan sutau hubungan yang benar, bukan
suatu
kemungkinan
hubungan.
Keputusan
berdasarkan signifikansi statistik dibuat pada suatu
level kemungkinan (probability) yang diberikan.
27
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

Jadi, berdasarkan ukuran sampel yang diberikan,


seorang peneliti tidak diperkenankan untuk secara
langsung menentukan secara positif apakah ada atau
tidak ada hubungan yang benar antara dua variabel,
tetapi dapat dikatakan bahwa secara probabilitas ada
atau tidak ada hubungan.
Sementara
untuk
menentukan
signifikansi
statistik maka harus dikonsultasikan pada table yang
dapat mengatakan tentang sebeberapa besar
koefesien yang diperlukan untuk menjadi signifikan
pada level probabilitas dan ukuran sampel yang
diberikan.
Untuk level probabilitas yang sama, atau level
signifikansi yang sama, koefesien yang besar
diperlukan bila sampel yang lebih kecil dilibatkan.
Secara umum, memiliki lebih banyak bukti dalam
koefesien yang didasarkan pada 100 subjek daripada
10 subjek.
Contoh, pada level Bukti 95%, dengan 10 kasus,
seorang peneliti akan memerlukan sekurangnya
koefesien
0,6319
agar
dapat
menyimpulkan
eksistensi suatu hubungan; di pihak lain, dengan 102
kasus, seorang peneliti hanya memerlukan koefesien
0,1946. Konsep ini berarti bahwa seorang peneliti
memperhatikan kasus tersebut ketika dia akan
mengumpulkan data pada setiap anggota populasi,
bukan hanya sampel. Dalam kasus ini, tidak ada
kesimpulan
yang
dilibatkan,
dan
tanpa
memperhatikan seberapa kecil koefesien korelasi
yang ada, itu akan mewakili derajat koefesien yang
benar antara variabel untuk populasi tersebut.
Ketika
penginterpretasian
suatu
koefesien
korelasi dilakukan, peneliti harus selalu ingat bahwa
dia hanya berbicara tentang suatu hubungan, bukan
28
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

hubungan
sebab
akibat
(Causal
Correlation).
Koefesien
korelasi
yang
signifikan
mungkin
menyarankan hubungan sebab akibat tetapi tidak
menetapkannya. Hanya ada satu cara untuk
menetapkan
hubungan
sebab
akibat,
yaitu
eksperimen. Bila seseorang menemukan hubungan
yang dekat antara dua variabel, hal itu sering
menjadi pemicu untuk menyimpulkan bahwa satu
menyebabkan yang lain. Dalam kenyataannya, itu hal
itu mungkin tidak saling mempengaruhi; mungkin
terdapat variabel ketiga yang mempengaruhi kedua
variabel tersebut. (Emzir,2010:46).
D.
KORELASIONAL

APLIKASI

TEKNIK

ANALISA

Di atas telah disinggung sedikit mengenai


beberapa teknik analisa korelasional baik yang berupa
bivariat
maupun
yang
multivariate.
Dalam
pembahasan di sub bab ini hanya akan diKorelasi Tata
Jenjang, dan Korelasi Point Biserial.
1.Korelasi Product Moment
Product Moment Correlation atau Product of
the Moment Correlation adalah salah satu teknik
untuk mencari korelasi antar dua variabel yang
kerap
kali
digunakan.
Teknik
korelasi
ini
dikembangkan oleh Karl Pearson, yang karenanya
sering disebut dengan istilah Teknik Korelasi
Pearson. Sedangkan disebut Product Moment
Correlation karena koefesien korelasinya diperoleh
dengan cara mencari hasil perkalian dari momentmoment variabel yang dikorelasikan (Product of the
moment).
Teknik ini digunakan ketika berhadapan
dengan
kenyataan
seperti;
variabel
yang
29
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

dikorelasikan berbentuk gejala atau data yang


bersifat continue, sampel yang diteliti mempunyai
sifat homogen atau mendekati homogeny, dan
regresinya merupakan regresi linier. Adapun
lambang yang digunakan adalah r dan angka
indeksnya dengan huruf kecil dari huruf-huruf yang
dipergunakan dalam variabel-variabel. Misalnya
variabel X dan variabel Y, maka angka indeks
korelasinya diberi lambang rxy.
Sementara untuk memberikan interpretasi
terhadap Angka Indeks korelsi r Product Moment
ini adalah 1) dengan cara sederhana (kasar) dan 2)
dengan jalan berkonsultasi pada table Nilai r
Product Moment.
Dengan cara sederhana dapat digunakan pedoman
atau ancer-ancer sebagai berikut:
Besarnya
r product
Moment
(rxy)
0,00 0,20

0,20 0,40

0,40 0,70

Interpretasi

Antara Variabel X dan variabel Y


memang terdapat korelasi, akan
tetapi korelasi itu sangat lemah
atau sangat rendah sehingga
korelasi itu diabaikan (dianggap
tidak ada korelasi
Antara Variabel X dan variabel Y
memang terdapat korelasi yang
lemah atau rendah
Antara Variabel X dan variabel Y
memang terdapat korelasi yang
sedang atau cukup
30

PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

0,70 0,90

0,90 1,00

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

Antara Variabel X dan variabel Y


memang terdapat korelasi yang
kuat atau tinggi
Antara Variabel X dan variabel Y
memang terdapat korelasi yang
sangat kuat atau sangat tinggi

Cara kedua adalah dengan mengkonsultasikan


pada table r, berikut ini tabelnya.

df.
(degrees of
freedom)
Atau
db (derajat
bebas)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Banyaknya variabel yang


dikorelasikan
2
Harga r pada taraf
signifikansi
5%
1%
0,997
0,950
0,878
0,811
0,754
0,707
0,666
0,632
0,602
0,576
0,553
0,532
0,514
0,497
0,482
0,468
0,456
0,444
0,433

1,000
0,990
0,950
0,917
0,874
0,834
0,798
0,765
0,735
0,708
0,684
0,661
0,641
0,623
0,606
0,590
0,575
0,561
0,549

31
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

20

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

0,423

0,537

Apabila cara ke dua ini yang ditempuh, maka


prosedur yang harus dilalui secara berturut-turut
adalah:
a. Membuat hipotesa Ha (hipotesa alternative) dan
Ho (hipotesa Nihil (Nul));
Contoh hipotesanya:
Ha: Ada (terdapat) korelasi positif (atau
negatif) yang signifikan antara variabel X
dan variabel Y
Ho: Tidak ada (tidak terdapat) korelasi positif
(atau negatif) yang signifikan antara
variabel X dan variabel Y
b. Menguji kebenaran atau
hipotesa yang telah diajukan

kepalsuan

dari

Tujuannya
untuk
mengetahui
kebenaran
apakah Ha atau Ho dengan jalan membandingkan
besarnya r yang telah diperoleh dalam proses
perhitungan atau r observasi (ro) dengan
besarnya r yang tercantum dalam table Nilai r
Product Moment (rt), dengan terlebih dahulu
mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of
freedomnya 9df) yang rumusnya adalah:
df = N nr
df = degrees of freedom
N = Number of class
nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan
Dengan diperolehnya db atau df maka dapat
dicari besarnya r yang tercantum dalam table
nilai r Product Moment, baik pada taraf
32
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

signifikansi 1% maupun 5%. Jika ro sama dengan


atau lebih besar dari pad art maka Hipotesa
alternative (Ha) diterima berarti memang benar
antara variabel X dan variabel Y ada hubungan
yang signifikan, dan sebaliknya Ho ditolak
Selanjutnya adalah menghitung dan memberikan
intepretasi
terhadap angka indeks korelasi r
Product Moment.
a. Rumus
Apabila dalam mencari angka indeks korelasi r,
perhitungannya
didasarkan
pada
Deviasi
Standar dari data yang sedang dicari korelasinya
maka rumusnya adalah
rxy =
xy
N.SDx.SDy

b. Langkah-langkah
1)Menyiapkan
table
kerja
atau
table
perhitungan, yang terdiri dari delapan kolom.
Pada kolom 1 dimuat Subjek Penelitian; kolom
2 memuat skor variabel X; kolom 3 memuat
skor Y; kolom 4 memuat deviasi sekor variabel
X terhadap Mean Groupnya (Mx); Kolom 5
memuat deviasi skor variabel Y terhadap
Mean Groupnya (My); kolom 6 memuat hasil
perkalian antara deviasi x (yaitu x2) dan kolom
8 memuat hasil pengkuaadratan deviasi y
(yaitu y2).

33
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

2)Menghitung Mean dari variabel X (yaitu Mx)


dengan menggunakan rumus :
Mx=

X
N

3)Menghitung Mean dari variabel Y (yaitu My)


dengan menggunakan rumus:
My=

y
N

4)Menghitung Deviasi Standar variabel X (yaitu


SDx) dengan menggunakan rumus:
SDx =

X2
N

5)Menghitung Deviasi Standar variabel Y (yaitu


SDy) dengan menggunakan rumus:
SDy =

Y 2
N

6)Menghitung angka Indeks Korelasi antara


variabel X dan variabel Y (yaitu rxy), dengan
menggunakan rumus:
rxy =

XY
N . SDx . SDy

Adapun untuk menentukan koefesien korelasi,


terdapat tiga macam
34
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

1)Rumus 1

rxy =

X X (Y Y )

1
N

2)Rumus 2

rxy=

x2
Y2
()

XY

3)Rumus 3
X
Y

rxy =

X
2

Y
2

2
Y
N
X 2
N


XY
N

35

PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

2. Korelasi Tata jenjang


Korelasi tata jenjang yang disebut dalam istilah
bahasa inggris Rank Difference Correlation atau
Rank-Order
Correlation,
digunakan
untuk
menentukan hubungan dua gejala yang keduaduanya merupakan gejala ordinal atau tata jenjang.
Teknik ini menggunakan rumus yang dikemukakan
oleh Spearmen, sebagai berikut:
2

Rho xy = 1 -

6 D
2
N (N 1)

Artinya :
Rho xy = koefesien korelasi tata jenjang
D
= Difference. Sering digunakan juga B
singkatan
dari Beda. D adalah beda antara jenjang
setiap
subjek
N
= Banyaknya subjek
3.Point Bisereal Correlation
Point Bisereal Correlation atau korelasi point
biserial digunakan apabila kita hendak mengetahui
korelasi antara dua variabel, yang satu berbentuk
variabel kontinu, sedang yang lain variabel diskrit
murni. Misalnya ingin mengetahui hubungan antara
jenis kelamin dengan inteligensi, kemampuan
berpidato atau prestasi belajar.
Hasil perhitungan dengan korelasi point biserial
dapat dikonsultasikan ke table r hasil korelasi
product Moment. Rumusnya adalah sebagai berikut:
36
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

rpbis =

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

M p M
St

P
Q

E.CONTOH
Sekali lagi untuk memberikan ganbaran yang
utuh tentang pembahasan penelitian korelasional,
maka penulis sengaja melengkapinya dengan 2 (dua)
contoh hasil penelitian disertasi. Contoh penelitian
disertasi diambil rangkum dari hasil karya Rusmini
(2003) dan Tjut Afrida (2006)

Contoh 1:
1. Judul Penelitian
Kualitas Pelayanan Karyawan administrasi akademik
Di Perguruan Tinggi A.
2. Masalah Penelitian
a) Apakah
terdapat
hubungan
pengetahuan
administrasi
akademik
dengan
kualitas
pelayanan karyawan?
b)Apakah
terdapat
hubungan
komunikasi
interpersonal
dengan
kualitas
pelayanan
karyawan?
37
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

c) Apakah terdapat hubungan kemampuan berfikir


mekanik dengan kualitas pelayanan karyawan?
d)Apakah
terdapat
hubungan
pengetahuan
administrasi akademik, komunikasi interpersonal,
dan kemampuan berfikir mekanik dengan
kualitas pelayanan karyawan)
3. Kajian Teoritis
Teori-teori yang dikemukakan dalam penelitian ini
menyangkut variabel-variabel penelitian yang
meliputi
kualitas
pelayanan,
pengetahuan
administrasi akademik, komunikasi interpersonal,
dan kemampuan berfikir mekanik
4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teoritis dan penyusunan
kerangka berfikir tentang asumsi hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat baik secara
terpisah maupun secara bersama-sama, maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
a) Terdapat hubungan positif antara pengetahuan
administrasi
akademik
dengan
kualitas
pelayanan
b)Terdapat hubungan positif antara komunikasi
interpersonal dengan kualitas pelayanan
c) Terdapat hubungan positif antara kemampuan
berfikir mekanik dengan kualitas pelayanan
d)Terdapat hubungan positif antara pengetahuan
administrasi
akademik,
komunikasi
interpersonal, dan kemampuan berfikir mekanik
dengan kualitas pelayanan
e) Metodologi Penelitian
Penelitian menggunakan metode survey dengan
pendekatan korelasional. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah pengetahuan administrasi
akademik (X1), komunikasi interpersonal (X2), dan
38
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

kemampuan berfikir mekanik (X3). Sementara itu


variabel terikatnya adalah kualitas pelayanan (Y).
Penelitian ini dilakukan di Politeknik Kesehatan
Jakarta
II
dengan
unit
analisis
karyawan
administrasi akademik. Penelitian ini dilakukan
mulai dari bulan Januari sampai dengan Juli 2003.
Pengambilan sampel sebanyak 60 karyawan
dilakukan dengan metode random dari populasi
karyawan administrasi akademik di Politeknik
Kesehatan Jakarta II yang berjumlah 121 orang
dengan
tingkat
pendidikan
SMA.
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan
data dari keempat variabel adalah daftar
pernyataan dan pertanyaan. Kualitas pelayanan
karyawan sebagai variabel terikat didasarkan pada
penilaian mahasiswa, dengan cara masing-masing
karyawan dinilai oleh tiga orang mahasiswa (rater).
Rater dipilih secara acak sederhana. Skor kualitas
pelayanan karyawan diperoleh berdasarkan skor
rata-rata dari ketiga penilai.
Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik regresi sederhana dan
jamak, korelasi sederhana dan jamak, dan korelasi
parsial. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis ,
terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis
berupa uji normalitas dan uji homogenitas.
f) Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis penelitan,
maka didapatkan temuan penelitian sebagai
berikut:

39
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

1)Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan


antara pengetahuan administrasi akademik
dengan kualitas pelayanan
2)Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan
antara komunikasi interpersonal dengan kualitas
pelayanan
3)Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan
antara kemampuan berfikir mekanik dengan
kualitas pelayanan
4)Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan
antara pengetahuan administrasi akademik,
komunikasi interpersonal, dan kemampuan
berfikir mekanik dengan kualitas pelayanan
Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa
kualitas
pelayanan
karyawan
di
Politeknik
Kesehatan Jakarta II dapat ditingkatan dengan
mengembangkan
pengetahuan
administrasi
akademik, komunikasi interpersonal, dan berfikir
mekanik (Rusmini, 2003)
Contoh 2: contoh ini diringkaskan dari hasil penelitian
disertasi Tjut Afrida dalam bidang Manajemen
Penelitian pada tahun 2006, dengan menggunakan
analisis jalur (Path Analysis)
1. Judul Penelitian
Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kemampuan
Manajerial, dan Kepemimpinan terhadap Efektifitas
Kerja Kepala Sekolah SMA Negeri Se-Provinsi Banten
2. Masalah Penelitian
a) Apakah kecerdasan emosional berpengaruh
langsung terhadap efektifitas kerja kepala
sekolah?
b)Apakah Kecerdasan emosional berpengaruh
langsung terhadap kepemimpinan?
40
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

c) Apakah kemampuan manajerial berpengaruh


langsung terhadap efektifitas kerja kepala
sekolah?
d)Apakah kemampuan manajerial berpengaruh
langsung terhadap kepemimpinan?
e) Apakah kepemimpinan berpengaruh langsung
terhadap efektifitas kerja kepala sekolah?
3. Kajian Teoritis
Teori-teori yang dikemukakan dalam penelitian ini
menyangkut variabel penelitian yang meliputi:
efektitas
kerja
kepala
sekolah,
kecerdasan
emosional,
kemampuan
manajerial,
dan
kepemimpinan
4. Pengajuan Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berfikir
yang telah didiskripsikan, peneliti mengajukan
hipotesis penelitian sebagai berikut:
a) Kecerdasan emosional berpengaruh langsung
terhadap efektifitas kerja kepala sekolah?
b)Kecerdasan emosional berpengaruh langsung
terhadap kepemimpinan?
c) Kemampuan manajerial berpengaruh langsung
terhadap efektifitas kerja kepala sekolah?
d)Kemampuan manajerial berpengaruh langsung
terhadap kepemimpinan?
e) Kepemimpinan berpengaruh langsung terhadap
efektifitas kerja kepala sekolah?
5. Metodologi Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah a) mengkaji pengaruh
kecerdasan emosional, kemampuan manajerial, dan
kepemimpinan terhadap efektifitas kerja kepala
sekolah dan b) mengkaji tingkat pengaruh
kecerdasan emosional, kemampuan manajerial, dan
41
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

kepemimpinan terhadap efektifitas kerja kepala


sekolah
Tempat dan waktu penelitian. Penelitian ini
dilakukan di SMA Negeri Se-Provinsi Banten pada
Bulan Desember 2005 2006
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survey dengan
teknik analisis jalur (path analysis), dengan model
penelitian sebagai berikut:
Kecerdasan
Emosional (X1)
Kepemimpina
n (X3)

Efektifitas
Kerja (X4)

Kemampuan
manajeria (X2)

Populasi dan sampel penelitian ini adalah seluruh


kepala SMA se-Provinsi banten, dengan sampel 30
kepala sekolah yang diambil secara acak (5 kepala
sekolah untuk sampel uji coba instrument dan 25
kepala
sekolah
sebagai
sampel
yang
sesungguhnya.
Untuk mengukur variabel, peneliti menggunakan
kuesioner untuk efektifitas kerja kepala sekolah dan
kepemimpinan. Untuk kecerdasan emosional dan
kemampuan manajerial digunakan tes.
Hipotesis statistic
a. H0 : 41 = 0
H1 : 41 > 0
b. H0 : 31 = 0
H1 : 31 > 0
42
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

c. H0
H1
d. H0
H1
e. H0
H1

:
:
:
:
:
:

42
42
32
32
43
43

=
>
=
>
=
>

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

0
0
0
0
0
0

6. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Kecerdasan
emosional
(X1)
berpengaruh
langsung terhadap efektifitas kerja kepala
sekolah (X4) sebesar 2, 28% dengan nilai
koefesien jalur 0,1511.
b. Kecerdasan
emosional
(X1)
berpengaruh
langsung terhadap kepemimpinan (X3) sebesar
30,36% dengan nilai koefesien jalur 0,2730.
c. Kemampuan
manajerial
(X2)
berpengaruh
langsung terhadap efektifitas kerja kepala
sekolah (X4) sebesar 1,59% dengan nilai
koefesien 0,1260.
d. Kemampuan
manajerial
(X2)
berpengaruh
langsung terhadap kepemimpinan (X3) sebesar
7,5% dengan nilai koefesien jalur sebesar
0,2730.
e. Kepemimpinan (X3) berpengaruh langsung
terhadap efektifitas kerja kepala sekolah (X4)
sebesar 1,80% dengan nilai koefesien jalur
sebesar 0,1343
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyatakan
bahwa variabel eksogenus kecerdasan emosional dan
kemampuan
manjerial
berpengaruh
langsung
terhadap variabel kepemimpinan sebagai variabel
endogenus pertama dan menjadi variabel eksogenus
43
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

ketiga terhadap variabel endogenus efektifitas kerja


kepala sekolah.
Dilihat dari kekuatan pengaruh, ternyata persentase
pengaruh variabel kecerdasan emosional lebih besar
dari pada persentase pengaruh variabel kemampuan
manajerial
terhadap
variabel
endogenus
kepemimpinan dan efektifitas kerja kepala sekolah.
Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa
kecerdasan emosional lebih dominan memengaruhi
efektifitas
kerja
kepala
sekolah
dibandingkan
kemampuan manajerial dan kepemimpinan.

KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan tersebut di atas maka penulis
dapat menarik kesimpulan, sebagai berikut:
44
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

1. Penelitian
korelasional
adalah
penelitian
yang
dirancang untuk menentukan tingkat hubungan
variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi.
2. Hubungan antar variabel itu jika ditilik dari segi
arahnya, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
hubungan yang sifatnya satu arah, dan hubungan yang
sifatnya berlawanan arah. Hubungan yang bersifat
searah diberi nama korelasi positif, sedangan
hubungan yang sifatnya berlawanan arah disebut
korelasi negative. Arah hubungan variabel yang
dicari korelasinya, dapat diamati melalui sebuah peta
atau diagram yang dikenal dengan istilah Peta Korelasi.
Dalam peta korelasi itu dapat dilihat pencaran titik
atau moment dari variabel yang sedang dicari
korelasinya. Karena itu peta korelasi juga disebut
Scatter Diagram (Diagram Pencaran Titik). Jadi Angka
Indeks Korelasi adalah sebuah angka yang dapat
dijadikan petunjuk untuk mengetahui seberapa besar
kekuatan korelasi di antara variabel yang sedang
diselidiki korelasinya.
3. Prosedur dasar penelitian korelasional meliputi:
Pemilihan Masalah, sampel dan pemilihan instrument,
desain dan prosedur, dan teknik analisa data serta
interpretasi.
4. Macam-macam penelitian korelasional terbagi menjadi
dua golongan, yaitu Teknik Analisa Korelasional
Bivariat dan Teknik Analisa Multivariat.

DAFTAR PUSTAKA
Afrida, Tjut. 2006. Pengaruh Kecerdsasan Emosional,
Kemampuan
Manajerial,
dan
Kepemimpinan
45
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

terhadap Efektivitas Kerja Kepala Sekolah SMA


Negeri se-Provinsi banten, 2006. Disertasi. Jakarta:
PPS UNJ
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian; Suatu
Pendekatan praktis. Jakarta: Rhineka Cipta
Borg & Gall. 1979. Educational Research. Edisi ke 3. New
York: Longmans Green &co.
Dillon, William R,. & Goldstein, Matthew. 1984.
Multivariate Data Analysis; Methods and Aplication.
Canada: Jhon Wiley & Sons, Inc.
Emzir. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan; Kualitatif
dan Kuantitatif. Jakarta: PT. Grafindo Persada
Fox, David J. 1979. The Research Process in Education.
New York: Heider and Heider.
Gay, L. R. & Airasian, Peter. 2000. Educational Research:
Competencies for Analysis and Application. London:
Prentice-Hall International (UK) ltd.
Gay, L. R. 1981. Educational Research: Competencies for
Analysis and Application. Colombus: Charles E.
Merril Publishing Company.
Hair, Joseph F., Anderson, Tatham, & Black. 1998.
Multivariate Analysis. Fifth edition. New Jersey:
Prentice Hall International, Inc.
Rusmini.
2004.
Kualitaas
Pelayanan
Karyawan
Administrasi Akademik: Survey di Politeknik
Kesehatan Jakarta (2003). Sinopsis Disertasi.
Jakarta: PPS UNJ.

46
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Desain Penelitian & Analisis Data

DR. WASIS D. DWIYOGO, M. Pd.

Seville, Consuelo G., Ochave, Jesus A., Punsulam, Twila G.,


Regela, Bella P., & Uriarte, Gabriel G,.
1998.
Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Press
Sudijono, Anas. 2003. Pengantar Statistik Pendidikan.
Jakarta: PT. Grafindo Persada
Tabachnick, Babara & Fidell, Linda S. 1983. Using
Multivariate Statistic. New York: Harper & row
Publisher, Cambridge, Philadelphia
Tuckman, B.W. 1978. Conducting Educational Research.
New York: Harcout Brace Jovanovich, Publisher
Wiersma, William. 1991. Research Methods in Education:
An Introduction. Boston: Allyn and Bacon
Zechmeister & Shaughnessy. 2000. Research Methods in
Psychology, 5/e Chapter 4: Correlational Research:
Surveys.
(Online
Learning
Center).
http://www.mhhe.com/socscience/psychology/shau
gh/ch04_summary.html.

47
PENELITIAN KORELASIONAL
DTEP 100121607760

IMAM AZHAR NIM

Anda mungkin juga menyukai