Halaman Judul....................................
Keterangan Pemilik
Daftar Isi
Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Pemberlakuan
Pasal 2 Dasar Pemikiran
Pasal 3 Pengertian
BAB II MAKSUD, TUJUAN, DAN LANDASAN
Pasal 4 Maksud Dan Tujuan
Pasal 5 Landasan
Pasal 6 Hubungan Antar Taruna
Pasal 7 Hubungan Taruna Dengan Masyarakat
BAB III HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 8 Hak
Pasal 9 Kewajiban
Bab Iv Pembinaan Moral Dan Mental
Pasal 10 Umum
Pasal 11 Pembinaan
Pasal 12 Taruna
Pasal 13 Penghargaan Atau Tanda Jasa
Pasal 14 Kegiatan Sehari-Hari
Pasal 15 Kegiatan Sosial Dan Keagamaan
Pasal 16 Pesiar
Pasal 17 Kepemilikan Barang
Pasal 18 Berkendaraan
Pasal 19 Upacara Dan Apel
Pasal 20 Proses Belajar Mengajar
Pasal 21 Pembebasan Dari Pembelajaran
Pasal 22 Lagu Dan Bendera
Pasal 23 Penyelenggaraan Peserta Di Sekolah
PANCASILA
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan / Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
BAB I
KETENTUAN UMUM
PASAL 1
PEMBERLAKUAN
1) Peraturan tata terib Taruna ini berlaku bagi Taruna SMK Pelayaran (SPM) Semarang.
2) Peraturan tata tertib Taruna ini berlaku sejak calon Taruna dinyatakan sebagai Taruna
sampai dengan diwisuda.
Perubahan : ayat (2)
Peraturan tata tertib Taruna ini berlaku sejak calon Taruna dinyatakan sebagai Taruna sampai
kelulusan.
PASAL 2
DASAR PEMIKIRAN
Taruna SMK Pelayaran (SPM) Semarang sebagai calon perwira profesional pelayaran
diharapkan mempunyai kompetensi kepribadian perlu memiliki kondisi fisik dan mental yang
baik sehingga seluruh Taruna wajib mentaati dan mematuhi PERTIBTAR.
Perubahan : Taruna SMK Pelayaran (SPM) Semarang sebagai calon perwira profesional
pelayaran diharapkan memiliki kondisi fisik dan mental yang baik serta didukung dengan
kepribadian yang mulia sehingga seluruh Taruna wajib mentaati dan mematuhi PERTIBTAR.
PASAL 3
PENGERTIAN
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
1) Peraturan tata tertib Taruna yang selanjutnya disebut PERTIBTAR adalah suatu
peraturan tertulis yang mengatur tata tertib kehidupan Taruna baik di dalam maupun
di luar kampus SMK Pelayaran (SPM) Semarang
2) Calon Taruna yang selanjutnya disebut CATAR adalah mereka yang belum memenuhi
3)
4)
5)
6)
lapangan di darat.
7) Taruna Dewasa adalah Taruna yang duduk pada tingkat semester VII.
Perubahan :
ayat (6) Taruna Dewasa adalah Taruna yang duduk pada tingkat semester V dan VI.
Ayat (6) lama dipindah menjadi ayat (7)
BAB II
MAKSUD, TUJUAN, DAN LANDASAN
PASAL 4
MAKSUD DAN TUJUAN
1) Maksud ditetapkannya PERTIBTAR adalah untuk memberikan arah dalam pembinaan
Taruna di dalam maupun di luar kampus.
2) Tujuan ditetapkannya PERTIBTAR adalah untuk memberikan pedoman dan arah
kepada Taruna supaya memiliki sikap disiplin, dedikasi dan bertanggung jawab
sehingga mencetak Perwira pelayaran niaga yang memiliki kompetensi kepribadian,
profesional dan manager.
PASAL 5
LANDASAN
1) Landasan PERTIBTAR adalah :
a. Agama
b. Pancasila
c. UUD 1945
d. 5 (Lima) Citra Manusia Perhubungan
e. Tri Dharma Perguruan Tinggi
f. Catur Prasetya Taruna
Perubahan: mendapat tambahan poin
g. Kepramukaan
2) Di samping nilai-nilai tersebut pada ayat (1), dilakukan pula peraturan-peraturan
teknis lain yang merupakan landasan tambahan, yaitu:
a. Peraturan Baris-Berbaris (PBB)
b. Peraturan penghormatan
c. Tata upacara
PASAL 6
HUBUNGAN ANTAR TARUNA
1) Taruna yang tingkatannya lebih tinggi harus :
a. Dapat menjadi contoh yang lebih rendah dalam ketaatan terhadap norma-norma,
aturan, sopan santun dan tingkah laku serta kerapian dan kebersihan dalam
penampilan.
b. Dapat membimbing dan membantu Taruna yang tingkatannya lebih rendah, dalam
mengatasi kesulitan yang dihadapi terutama di bidang akademis.
c. Memberikan perintah atau petunjuk yang baik dan bermanfaat sesuai dengan
PERTIBTAR.
Perubahan:
1) Kakak kelas (Taruna yang tingkatannya lebih tinggi) harus :
a. Dapat menjadi contoh adik kelas dalam ketaatan terhadap norma-norma,
aturan, sopan santun dan tingkah laku serta kerapian dan kebersihan dalam
penampilan
b. Dapat membimbing dan membantu adik kelas, dalam mengatasi kesulitan di
bidang akademis, sosial dan karir.
c. Memberikan perintah atau petunjuk yang baik dan bermanfaat sesuai dengan
PERTIBTAR
2) Taruna yang tingkatannya lebih rendah harus :
a. Menghargai dan melaksanakan perintah dan nasehat yang baik dari Taruna yang
lebih tinggi tingkatannya.
b. Menjaga sopan santun dalam tutur kata dan tindak tanduk, berpenampilan rapi
serta menjaga kebersihan badan maupun perlengkapan atau atribut.
c. Mencontoh dan meneladani serta mengembangkan hal-hal positif yang telah
dicontohkan Taruna yang lebih tinggi tingkatnya.
Perubahan :
2)Adik kelas (Taruna yang tingkatannya lebih rendah) harus :
a. Menghargai dan melaksanakan perintah dan nasehat yang baik dari kakak
Taruna yang lebih tinggi tingkatannya.
b. Menjaga sopan santun dalam tutur kata dan tindak tanduk, berpenampilan
rapi serta menjaga kebersihan badan maupun perlengkapan atau atribut.
c. Mencontoh dan meneladani serta mengembangkan hal-hal positif yang telah
dicontohkan Taruna yang lebih tinggi tingkatnya.
3) Hubungan Taruna sesama tingkat harus saling bekerjasama, bantu membantu dan
hormat menghormati.
4) Semua Taruna harus taat dan menghormati Taruna yang sedang bertugas atau
menjabat.
5) Semua Taruna harus berusaha menegakkan semangat korps Taruna yang kuat, sehat
dan dinamis.
PASAL 7
HUBUNGAN TARUNA DENGAN MASYARAKAT
PASAL 10
UMUM
1) Taruna SMK Pelayaran (SPM) Semarang dari berbagai daerah dan suku bangsa
dengan beraneka adat istiadat dan kebudayaan. Sebagai calon perwira pelayaran
niaga, Taruna dituntut mempunyai sikap dan pemikiran yang sama, tutur kata dan
perbuatan yang merupakan perwujudan nilai-nilai luhur, adat istiadat dan budaya
bangsa melalui bimbingan dan tuntunan.
2) Bimbingan dan tuntunan tersebut pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan yang
memberikan pedoman dan arah yang harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari
dan menjadi ciri khas serta kebanggaan Taruna sebagai pencerminan kehidupan yang
memiliki jiwa bahari.
PASAL 11
PEMBINAAN
1) Pembinaan dilaksanakan dengan metode saling asah, asih dan asuh bertujuan
membentuk Taruna agar mampu menghayati dan mengamalkan nilai-nilai budaya
bangsa dan menguasai pengetahuan akademis dalam rangka pembentukan kepribadian
yang baik.
2) Kegiatan tersebut meliputi :
a. Pembinaan mental
b. Pembinaan kerohanian/spiritual
c. Pembinaan bela negara dan ideologi
d. Pembinaan kepemimpinan
e. Pembinaan ketrampilan olah raga
f. Pembinaan ketrampilan ekstrakurikuler seperti drumband dan kesenian lainnya.
g. Pembinaan motivasi dan olah pikir
h. Pembinaan cinta alam/bahari
i. Pembinaan bahasa inggris
3) Para Taruna diwajibkan untuk aktif mengikuti kegiatan tersebut pada ayat (2), yang
pelaksanaannya diatur oleh unit PMM.
PASAL 12
TARUNA
1) Organisasi Taruna dibentuk untuk melatih, memupuk dan mengembangkan jiwa
kepemimpinan Taruna
2) Pembentukan organisasi Taruna ditetapkan dengan surat keputusan direktur SMK
Pelayaran (SPM) Semarang
PASAL 13
b. Tutup kepala tetap dipakai kecuali dalam perjalanan jauh atau keadaan kendaraan
tidak memungkinkan.
c. Bila ada orang sakit orang tua atau wanita yang tidak mendapatkan tempat duduk,
Taruna memberikan tempat duduknya kepada orang tersebut.
d. Usahakan jangan tertidur selama dalam kendaraan umum jika terpaksa tidur agar
menutup muka dengan sapu tangan.
e. Jika bersama wanita orang tua atau yang dituakan, dipersilahkan naik terlebih
dahulu, pada waktu turun harus turun lebih dahulu untuk memberikan pertolongan
apabila diperlukan.
2) Saat berkendaran dinas Taruna yang lebih rendah tingkatnya mengambil tempat
duduk di samping kiri atau belakang Taruna yang lebih tinggi tingkatannya.
3) Apabila waktu naik kendaraan telah ada Taruna atau atasan di atas kendaraan
menyampaikan penghormatan perorangan terlebih dahulu serta dilarang berbuat
sesuatu yang tidak pantas dalam kendaraan sehinggan dapat menarik perhatian umum.
4) Apabila Taruna mengendarai kendaraan bermotor (sepeda motor) wajib menggunakan
helm, membawa SIM, STNK serta mentaati peraturan lalu lintas yang berlaku.
5) Tidak boleh mengendarai sepeda motor berbonceng 3 orang
6) Selain kendaraan yang tersebut pada ayat (1) dan (2) Taruna diizinkan menggunakan
kendaraan lain, denan mematuhi ketentuan yang berlaku.
Perubahan :
2)Saat berkendaran dinas Taruna yang lebih rendah tingkatnya mengambil tempat duduk
di samping kiri atau belakang kakak Taruna yang lebih tinggi tingkatannya.
PASAL 19
UPACARA DAN APEL
1) Taruna wajib mengikuti apel sesuai dengan ketentuan dalam PHST dan mengikuti
upacara yang telah ditetapkan dan direncanakan.
2) Apel darurat atau emergency driil dilaksanakan sewaktu-waltu bila diperlukan.
PASAL 20
PROSES BELAJAR MENGAJAR
1) Taruna wajib mengikuti pembelajaran di kelas dan di laboratorium dengan selalu
menjaga dan memelihara ketenangan, sehingga pembelajaran dapat berlangsung
dengan baik dan lancar
2) Tiap kelas menunjuk 2 orang Taruna untuk menjabat sebagai ketua kelas yang
bertugas selama satu minggu sesuai ketentuan yang berlaku
PASAL 21
f. Pakaian dinas drumband yang selanjutnya disebut PDD digunakan pada saat team
drumband tampil di upacara dan acara resmi lainnya
g. Pakaian dinas lapangan yang selanjutnya disebut PDL digunakan pada waktu acara
madabintal atau kegiatan khusus lainnya yang ditentukan
PASAL 25
BIAYA PENDIDIKAN
Setiap Taruna wajib melunasi biaya pendidikan dan biaya-biaya lain yang menjadi
tanggungan tepat pada waktu (sebelum tanggal 10 setiap bulan) sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
BAB V
TATA KRAMA
PASAL 26
SEBUTAN DAN PANGGILAN
1) Sebutan atau panggilan terhadap seorang dosen pembina instruktur, karyawan dan
karyawati adalah menyebut bapak atau ibu diikuti nama yang bersangkutan
2) Sebutan atau panggilan terhadap Taruna, baik yang tingkatannya lebih tinggi maupun
tingkatannya lebih rendah adalah menyebut tingkat atau jabatannya
3) Sebutan terhadap ibu atau istri ang sudah diketahui nama suaminya adalah menyebut
ibu diikuti nama suaminya.
4) Sebutan atau panggilan terhadap seorang sipil adalah menyebut bapak, ibu, kakak,
adik, jabatan atau profesinya.
PASAL 27
BERDIRI, BERJALAN, DUDUK
1) Berdiri, duduk dan bicara dengan badan tegap, sikap yang baik dan sopan di tempat
yang sesuai dengan selau menjaga kehormatan Taruna.
2) Apabila diajak berbicara oleh orang lain, harus berdiri dengan sikap tegak dan
memperhatikan orang yang mengajak bicara dengan sikap sopan.
3) Pada saat berdiri dan berjalan tidak memasukkan tangan ke dalam saku serta tidak
meletakkan tangan di depan dada atau berpangku tangan
4) Berjalan dengan langkah yang mantap, lengan dilenggangkan secukupnya dan wajah
melihat lurus ke depan tidak menoleh ke kiri atau ke kanan lebih dari 45 derajat dan
telapak tangan tetap menggenggam
5) Apabila berjalan perorangan atau kelompok ikuti aturan yang berlaku dengan belok
siku-siku sesuai ketentuan
6) Sikap saat jalan dengan orang lain:
a. Sesuaikan langkah, tempo dan serta tidak berbicara berlebihan
MENERIMA TAMU
1) Taruna diperbolehkan menerima tamu dengan pakaian rapi pada waktu, tempat yang
telah ditentukan.
2) Tamu Taruna wajib melapor kepada berwenang bila ingin bertamu Taruna maka
dilanjutkan dapat menunggu di ruang tamu.
3) Taruna dilarang membawa tamu memasuki lingkungan sekolah.
4) Taruna anjurkan untuk membalas setiap kunjunggan tamu.
5) Apabila Taruna bertindak sebagai penerima tamu dalam suatu acara harus
mengantarkan tamu tersebut pada tempat yang ditentukan.
6) Apabila tamu bersama seorang wanita berkendaraan, bukakanlah pintu kendaraan
yang ditumpangi tamu tersebut.
PASAL 31
BERKENALAN
1) Berkenalan dengan seseorang dilakukan dengan berjabat tangan dan menghadap ke
arah tersebut dengan menyesuaikan situasi dan kondisi.
2) Dalam berkenalan Taruna wajib memperkenalkan diri terlebih dahulu dengan
menyebutkan nama secara jelas dan lengkap.
3) Apabila Taruna sedang bersama rekan wanita bertamu dengan :
a. Atasan yang sudah dikenal, Taruna harus memberi hormat kepada atasan
kemudian memperkenalkan nama rekannya.
b. Atasan yang belum dikenal, Taruna harus memberi hormat terlebih dahulu, lalu
memperkenalkan diri dan rekannya.
PASAL 32
BERSAMA REKANITA
1) Apabila hendak bepergian bersama rekanita, Taruna mendapat izin terlebih dahulu
dari orang tua atau walinya.
2) Saat berjalan bersama dengan rekanita, Taruna tetap menjaga sikap serta kesopanan
da menempatkan rekanita pada posisi yang aman.
3) Pada waktu berjalan di tangga Taruna menempatkan diri satu langkah di atas rekanita
dan apabila menggunakan lift maka rekanita masuk atau keluar terlebih dahulu.
4) Apabila bepergian dengan menggunakan kendaraan umum maka rekanita naik
terlebih dahulu dan turun terakhir.
5) Apabila Taruna bertemu dengan Taruna lain yang bersama rekanita, maka Taruna
yang tidak bersama rekanita harus memberikan salam kepada rekanita Taruna lain
tersebut berilah penghormatan lebih dahulu apabila bertemu dengan Taruna lain
sesama pangkat yang bersama rekanita
PASAL 33
MENGUNJUNGI ORANG SAKIT
1) Dirumah
a. Pilih waktu berkunjung yang sebaik-baiknya.
b. Batasi perbuatan-perbuatan dan pembicaraan yang dapat mengganggu ketenangan.
c. Ciptakan suasana yang membesarkan hati penderita.
d. Lamanya berkunjung agar disesuaikan dengan keadaan penderita dan banyaknya
orang yang sakit.
2) Di rumah sakit
a. Perhatikan ketentuan waktu berkunjung.
b. Patuhi peraturan-peraturan yang berlaku di rumah sakit.
c. Apabila membawa makanan sebaiknya sesuaikan dengan peraturan rumah sakit.
PASAL 34
MELAYAT
1) Apabila orang tua, saudara kandung yang meninggal dunia, Taruna diizinkan untuk
melayat maksimum 7 hari kerja dengan menunjkkan bukti surat kematian dan kartu
keluarga.
2) Seyogyanya Taruna meluangkan waktu untuk melayat teman, kerabat maupun family
yang meninggal, khususnya pada waktu sedang libur.
3) Apabila pergi melayat sebaiknya dilakukan sebelum jenazah dikebumikan dan
diusahakan dapat ikut mengantar sampai di tempat pemakaman.
4) Apabila pada waktu datang tempat melayat, telah hadir atasan dan orang lain terlebih
dahulu, Taruna menyampaikanpenghormatan kepada atasan dan menganggukkan
kepala kepada orang yang hadir tersebut, kemudian menyampaikan penghormatan
kepada jenazah dan mengucapkan bela sungkawa kepada keluarga almarhum
5) Pada saat melayat tetap menjaga ketenangan dan berbicara dengan suara lembut.
6) Sebaiknya tidak menanyakan sebab-sebab kematian almarhum kepada sanak keluarga
7) Pakaian pada saat melayat disesuaikan dengan keadaan
PASAL 35
ZIARAH
1) Secara umum :
a. Menyesuaikan dengan ketentuan adat istiadat setempat dan berpakaian sesuai
dengan keadaan
b. Tabur bunga atau karangan bunga dilakukan secara khidmat dengan
memberikan penghormatan sebelum dan sesudah.
2) Secara Militer
Menyesuaikan dengan tata upacara Militer
PASAL 36
BERBELANJA
1) Taruna hendaknya berbelanja di tempat yang bersih dan pantas.
2) Jangan berdiri di depan toko atau melihat-lihat barang-barang yang dipajang di etalase
di luar toko.
d.
e.
f.
g.
didekatkan ke mulut.
h. Pada saat mengunyah makanan mulut tetap tertutup, tanpa mengeluarkan suara
dan tidak berbicara pada waktu berisi makanan.
i. Jangan minum apabila mulut masih berisi makanan dan jangan berkumur
dengan air minum.
j. Apabila di tengah makan ingin minum, letakkan sendok dan garpu terlentang,
bersihkan mulut dan bibir terlebih dahulu sebelum minum.
k. Apabila sedang makan datang orang yang kita hormati, berhenti makan
sejenak untuk memberikan salam kepada prang yang kita hormati dengan
mengucapkan, makan pak atau bu.
l. Jangan membersihkan sisa makan di rongga mulut di hadapan orang lain tanpa
menutup mulut dengan tangan atau sapu tangan.
m. Selesai makan usahakan tidak ada sisa makanan yang menempel pada sendok,
garpu, dan piring, letakkan sendok dan garpu telungkup sejajar serong ke
kanan dari badan, letakkan pisau di sebelah kanan dengan sisi menghadap ke
kiri.
n. Jangan berdiri sebelum yang tertua meninggalkan tempat duduk, kecuali laua
sudah dipersilahkan, kembalikan kursi ke posisi semla sebelum
meningggalkan meja makan.
2) Tata cara makan di ruang makan Taruan (menza) diatur dengan ketentuan.
3) Di rumah makan atau restoran.
a. Bila bersama rekanita atau teman usahakan mencari tempat yang baik dan
aman dari lalu lintas pelayanan.
b. Usahakan jangan menempatkan rekanita menghadap ke jalan.
c. Tunggulah dengan sabar giliran pelayanan yang diberikan atau ikuti sistem
pelayanan setempat (swalayan dan sebagainya).
d. Sebelum, selama dan sesudah makan duduk dengan sikap yang sopan dan
menunggu rekanita atau temannya selesai makan.
4) Di rumah keluarga.
a. Duduk dengan menempatkan diri pada tempat yang telah ditunjuk oleh tuan
rumah.
b. Jangan menganbil makanan sebelum dipersilahkan tuan rumah, dan
mengambil makan secukupnya dan berdoalah sebelum makan.
c. Makan dengan sopan, jangan tergesa-gesa dan aturlah cara mengunyah makan
dan jangan bersuara.
d. Habiskan makanan yang sudah diambil.
pria.
Menyalahgunakan pakaian dinas untuk kepentingan pribadi.
Mencuri barang atau sejenisnya milik orang lain.
Melakukan segala bentuk perjudian.
Memakai seragam dinas untuk maksud tertentu yang merugikan nama baik
yang berwenang.
Mengidap penyakit kelamin.
Berlaku tidak senonoh kepada taruni atau melecehkan wanita.
Tinggal satu kos antara Taruna dengan taruni (aturan tinggal di luar kampus).
Serta perbuatan atau tindakan yang tersebut pada lampiran 1 surat keputusan
ini
2) Pelanggaran Tingkat Utama akan mendapatkan poin atau angka kesalahan antara 70100
PASAL 51
LARANGAN DAN PELANGGARAN TINGKAT PERTAMA
1) Setiap Taruna dilarang :
a. Membawa orang lain masuk ke dalam Asrama.
b. Memasuki asrama Taruna/Taruni.
c. Loncat pagar, loncat jendela untuk keluar masuk kampus.
d. Merusak atau mengurangi, instalasi listrik, instalasi air, dan inventaris Negara
e.
f.
g.
h.
i.
lainnya.
Memasuki ruangan pengajar/instruktur tanpa izin.
Meninggalkan asrama tanpa izin perwira batalyon.
Membawa binatang piaraan ke dalam sekolahan.
Membawa, menyimpan, menggunakan pakaian preman di dalam kampus
Menghadap dosen, instruktur, karyawan, dan karyawati untuk membicarakan
a. Meninggalkan atau menukar tugas jaga tanpa izin dari pejabat yang
berwenang.
b. Meninggalkan atau tidak mengikuti apel tanpa dan alasan yang jelas.
c. Mengadakan pesta, pertemuan, kegiatan yang melibatkan Taruna tanpa
pejabat yang berwenang.
d. Berambut panjang, berambut tidak sesuai dengan warna aslinya, berkumis,
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
tempat tanpat .
Melebihi batas izin keluar asrama yang diberikan.
Menggunakan inventaris dinas tanpa izin .
Menjual dan memindahtangankan seragam kepada orang lain.
Mengubah warna, bentuk pakaian dinas.
Memindahkan barang-barang inventaris milik negara.
Mengizinkan atau membiarkan kerusuhan di bawah tanggung jawabnya.
Membawa, menyimpan dan menggunakan handphone.
Membawa, memiliki, menyimpan dan menggunakan peralatan elektronik yang
ini.
2) Sanksi akibat pelanggaran tingkat III ini dikenakan poin angka kesalahan antara 1020.
PASAL 54
LARANGAN DAN PELANGGARAN TINGKAT KEEMPAT
1) Setiap taurna dilarang :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
ini.
2) Sanksi akibat pelanggaran tingkat IV ini dikenakan poin angka kesalahan antara 0-5
PASAL 55
LARANGAN DAN PELANGGARAN TINGKAT KELIMA
1) Setiap Taruna dilarang :
a. Terlambat apel, belajar.
b. Berbaris tidak teratur.
c. Keluar barisan tanpa izin .
d. Serta perbuatan atau tindakan yang tersebut pada lampiran I surat keputusan
ini.
2) Sanksi akibat pelanggaran tingkat V ini dikenakan poin angka kesalahan antara 0-2.
PASAL 56
POIN ATAU ANGKA KESALAHAN
1) Skor nilai kesalahan yang dilakukan oleh atruna dinilai antara 0-100 angka kesalahan
sebagaimana ketentuan terlampir.
2) Macam-macam kesalahan, dalam skor masing-masing diatur dalam ketentuan
terlampir.
3) Apabila Taruna melakukan pelanggaran yang sama secara berturut-turut, makan akan
dikenakan sanksi 2 (dua) kali poin angka kesalahan atau pelanggaran yang sama.
4) Setiap Taruna diharuskan untuk selalu membaca pengumuman poin atau angka
5)
6)
7)
8)
11) Taruna yang sudah mendapatkan peringatan terakhir dapat tidak diizinkan mengikuti
ujian semester tanpa atau melalui sidang.
12) Poin atau angka kesalahan diperhitungkan dan dapat mempengaruhi hasil belajar
taruna pada aknhir semester.
13) Perhitungan poin atau angka kesalahan sebagai berikut :
a. Poin atau angka kesalahan Taruna berlaku sejak Taruna duduk semester I
sampai dengan duduk di semester IV.
Poin atau angka kesalahan dinyatakan hangus atau tidak berlaku lagi apabila
dan telah menyelesaikan studi di semester IV.
b. Taruna-Taruna praktek laut dan praktek darat akan diberlakukan peraturan tata
tertib Taruna praktek yang akan diatur oleh Unit Kapal Latih.
c. Poin atau angka kesalahan Taruna akan diberlakukan lagi pada saat Taruna
duduk di semester V dan VI.
PASAL 57
DEWAN PERTIMBANGAN
1) Dewan pertimbangan adalah suatu dewan yang dibentuk dengan anggota-anggotanya
diangkat oleh Kepala Sekolah SPM dengan surat Keputusan.
2) Tugas-tugas Dewan pertimbangan ialah memberi pertimbangan-pertimbangan dan
usulan agar pelaksanaan sanksi dari penilaian angka kesalahan dilakukan sesuia
dengan ketentuan yang berlaku.
3) Sidang dewan pertimbangan dihadiri oleh ketua sidang, penuntut dan Taruna yang
bersangkutan.
4) Peninjauan kembali terhadap hasil keputusan sidang dapat dilakukan dengan
mengajukan surat kepada kepala sekolah selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sejak
keputusan berlaku.
PASAL 58
PELAKSANAAN SANKSI
1) Pelaksanaan sanksi, penilaian angka kesalahan dan angka penghargaan dilaksanakan
oleh unit PMM atau Perwira Resimen.
2) Pelaksanaan keputusan dewan pertimbangan dilaksanakan oleh perwira resimen.
PASAL 59
EVALUASI PEMBINAAN MENTAL DAN MORAL
1) Evaluasi pembinaan mental dan moral adalah evaluasi terhadap kegiatan pembinaan.
2) Penentuan penilaian kondite Taruna.
BAB VII
PENUTUP
PASAL 60
Ketentuan tentang pengelolaan pelanggaran dari jenis pelanggaran angka kesalaahn serta
tingkat pelanggaran sebagaimana pada lampiran I surat keputusan ini.
PASAL 61
Ketentuan tentang kondite Taruna sebagaimana tersebut pada lampiran II surat keputusan ini.
PASAL 62
1) Setelah ditetapkan Peraturan Tata Tertib ini maka peraturan Tata Tertib yang lama
dinyatakan tidak berlaku lagi.
2) Ketentuan lain yang belum cukup diatur dalam surat keputusan akan ditetapkan
kemudian.
3) Peraturan-peraturan lain yang bertentangan dengan ketentuan ini dinyatakan tidak
berlaku lagi.
4) Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam surat ini maka akan diadakan perbaikan sebagai mana
mestinya