RESUME Jurnal Dan Buku
RESUME Jurnal Dan Buku
RESUME :
BAB I. PENDAHULUAN
Kenaikan biaya energi dan kesadaran lingkungan terutama di negara
berkembang, mendorong para peneliti di seluruh dunia khususnya di negara
berkembang untuk mencari alternatif ventilasi alami dan pendinginan bangunan baik
pada bangunan komersil maupun rumah tinggal. Kondisi iklim di daerah Tropis
mempunyai karakteristik; temperatur udara tinggi, kelembaban relatif tinggi dan
kecepatan angin yang rendah yang membuat kondisi lingkungan tidak nyaman.
Beberapa studi yang berkaitan dengan sistem thermal di daerah tropis lembab melihat
bahwa kecenderungan masalah yang dihadapi adalah sama yaitu besarnya beban
panas dalam bangunan yang berpengaruh terhadap pembentukan suhu udara dalam
ruang.
Desain Pasive Cooling pada rumah tinggal di daerah iklim tropis merupakan masalah
yang paling sulit dipecahkan. Sedangkan desain tempat tinggal yang baik yaitu dapat
memelihara lingkungan dalam rumah dengan baik dan nyaman tanpa penggunaan
peralatan mekanis.
JURNAL
PENGARUH ELEMEN BANGUNAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL
PENGHUNI BAGI
RUMAH KOLONIAL DI KALIANGET
Rahminindari Utami 1, Krisna Dwi Handayani 2
1 Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya
2 Dosen Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya
RESUME:
BAB I. PENDAHULUAN
Faktor keamanan dan kenyamanan menjadi prioritas utama sebelum
membangun rumah karena rumah dapat menimbulkan masalah khusus bagi arsitektur
bangunan, terkait hubungannya dengan iklim dan berbagai macam penggunaan ruang
dalam kurun waktu 24 jam setiap harinya. Permasalahan yang akan dikaji dalam
penelitian ini adalah bagaimana pengaruh elemen arsitektur bangunan kolonial
terhadap kenyamanan termal penghuni rumah kolonial di Kalianget.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tipologi
merupakan
sebuah
bidang
studi
yang
JURNAL
PENGARUH ORIENTASI BANGUNAN TERHADAP
KEMAMPUAN MENAHAN PANAS PADA RUMAH TINGGAL
DI PERUMAHAN WONOREJO SURAKARTA
Disusun Oleh :
A.BAMBAN YUUWONO
RESUME:
BAB I. PENDAHULUAN
Kondisi orientasi bangunan yang sangat bervariatif pada kawasan perumahan
Wonorejo Surakarta secara otomatis telah menciptakan terjadinya suatu kesenjangan
kemampuan bagi bangunan didalam menahan panas dari radiasi matahari sebagai
akibat adanya kondisi yang ideal dan tidak ideal terhadap garis edar matahari,
sehingga yang menjadi permasalahan adalah seberapa besar orientasi bangunan akan
berpengaruh pada kemampuan untuk menahan panas pada arah orientasi bangunan
yang ideal dan tidak ideal pada rumah-rumah di kawasan perumahan Wonorejo
Surakarta ini.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Aspek iklim dan lingkungan merupakan salah satu hal yang mempengaruhi produk
arsitektur (Amos Rapoport 1969). Sejarah perkembangan arsitektur pada mulanya
diawali dengan shelter yang digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari
panas dan hujan dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa musuh utama manusia
pada waktu itu adalah kondisi iklim dan lingkungan, untuk melindungi dirinya dari
pengaruh iklim membentuk pola kebudayaan manusia, manusia membangun shelter
sebagai tempat berlindung melalui rangkaian proses trial dan error hingga sampai
pada bentuknya yang baku.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian pada dasarnya merupakan cara pengumpulan data dari sejumlah
unit atau individu dalam periode tertentu yang bersamaan (Winarno Surachmad,
1972:11). Dan dalam penelitian digunakan metode tertentu. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif.
Metode penelitian kuantitatif menuntut adanya rancangan penelitian yang
menspesifikasikan obyeknya secara eksplisit dieliminasikan dari obyekobyek lain
yang tidak diteliti. Metode penelitian kuantitatif membatasi sejumlah tata fikir logis
tertentu, yaitu korelasi, kausalitas dan interaktif, sedangkan obyek data ditata dalam
tata fikir katagorisasi, interfalisasi dan kontinuitas (Noeng, Muhadjir, 2000:12)
Metode penelitian kuantitatif menuntut adanya rancangan penelitian yang
menspesifikasikan obyeknya secara eksplisit dieliminasikan dari obyekobyek lain
yang tidak diteliti. Metode penelitian kuantitatif membatasi sejumlah tata fikir logis
tertentu, yaitu korelasi, kausalitas dan interaktif, sedangkan obyek data ditata dalam
tata fikir katagorisasi, interfalisasi dan kontinuitas (Noeng, Muhadjir, 2000:12)
JURNAL
ADAPTASI GUNA MENCAPAI KENYAMANAN
DI DALAM BANGUNAN KOLONIAL PADA LINGKUNGAN PADAT
Studi Kasus : Rumah Indis di Kampung Kemasan Kota Lama Gresik
Failasuf Herman Hendra
E-mail : failasuf_herman@yahoo.com
RESUME:
BAB I. PENDAHULUAN
Arsitektur kolonial Belanda di Indonesia merupakan salah satu produk
arsitektur masa lalu yang tinggi kualitas kebertahanannya. Arsitektur kolonial ini
mempunyai berbagai tingkatan dalam beradaptasi dengan iklim dan lingkungan.
Arsitektur Indis sebagai salah satu gaya arsitektur kolonial, merupakan arsitektur
yang kala itu berada dalam proses mencari wujud yang lebih adaptif dan kontekstual
dengan iklim dan lingkungan setempat. Ada konsep umum yang menyebabkan
beberapa kemiripan pola dasarnya, disamping itu karakteristik lingkungan setempat
diakomodasikan pula dalam berbagai perwujudan lokal yang secara spesifik menjadi
berbeda. Langgam arsitektur Indis sendiri merupakan perpaduan secara eklektik
antara arsitektur Neo Klasik atau Neo Renaissans Belanda dengan arsitektur
tradisional Jawa.
Pembahasan ini adalah untuk membuktikan apakah kualitas kebertahanan dari rumah
kolonial (Gaya Indis) tersebut juga diikuti dengan performa bangunan (dalam konteks
termal) yang tetap bagus serta mampu memberikan kenyamanan pada ruangruang di
dalamnya hingga saat ini.
JURNAL
Apakah Tropikalitas dalam Arsitektur Kolonial Kota Bandung Estetis? ( Studi
kasus : Gereja St. Petrus Katedral Bandung )
Krismanto Kusbiantoro *
RESUME:
BAB I. PENDAHULUAN
Tropikalitas dapat dipahami sebagai suatu resultan dari respon-respon
manusia untuk hidup beradaptasi dengan iklim tropis. Respon-respon ini sangat
evolutif dan kaya akan kemungkinan-kemungkinan sehingga tropikalitas menjadi
begitu kompleks dan menarik sebagai suatu titik temu antara tantangan alam dengan
tuntutan kualitas hidup manusia.
Penelitian dengan metode observasi lapangan ini mau menunjukkan bahwa
adaptasi terhadap iklim tropis menghasilkan elemen-elemen desain yang sangat kaya
dan berpotensi untuk menjadi elemen estetis yang terintegrasi. Tulisan ini akan
mengulas komposisi elemen-elemen bentuk pada obyek studi yang merupakan
ekspresi adaptasi terhadap isu tropikalitas dengan kacamata estetika.
(artificial). Semua obyek ini ditangkap oleh indera manusia, kemudian diresapkan
dan diolah oleh bagian-bagian otak manusia hingga mengalami suatu pengalaman
yang spesifik yang disebut Romo Mudji Sutrisno sebagai pengalaman estetis.
Scruton mengatakan bahwa meskipun ada upaya untuk mengaplikasikan
standar estetika pada arsitektur, masih ada ke-asimetris-an antara arsitektur dengan
karya seni lainnya. Para fungsionalisme percaya bahwa keindahan sejati dari
arsitektur bermula dari suatu korespondensi antara bentuk dan fungsi; oleh karena itu
arsitektur harus berfungsi. Jadi estetika dalam arsitektur tidak semata-mata berkaitan
dengan keindahan secara visual saja tetapi keindahan yang memuat fungsi di
dalamnya.
JURNAL
RESUME:
BAB I. PENDAHULUAN
Di daerah tropis lembab dengan rata-rata suhu udara tahunan dan kelembaban relatif
tinggi, menuntut terciptanya ventilasi silang dalam bangunan untuk mencapai kondisi
nyaman pagi penghuninya. Menurut pendapat Fanger, kombinasi suhu udara dan
kelembaban mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kualitas udara dalam ruangan,
dan hal ini menentukan standart ventilasinya [Fanger 01]. Besaran dan pola aliran
udara di dalam ruangan tidak hanya tergantung dari kecepatan udara luar tetapi juga
ditentukan oleh elemen-elemen disain arsitektur lainnya seperti posisi dan orientasi
bangunan, bentuk atap, perletakan balkon, disain jendela, susunan ruangan dalam dan
perletakan furniture dan bahkan bentuk disain partisinya
Bagaimana konsep perencanaan yang harus diterapkan terhadap suatu model
perumahan susun berlantai 2 yang mewakili kondisi di perkotaan didaerah tropis
lembab, apabila parameter sirkulasi udara dan kenyamanan thermal menjadi tolok
ukurnya
JURNAL
TANGGAPAN TERHADAP IKLIM SEBAGAI PERWUJUDAN NILAI
VERNAKULAR PADA RUMAH BUBUNGAN TINGGI
Mohammad Ibnu Saud dan Naimatul Aufa
Mahasiswa Program Pasca Sarjana, Prodi Arsitektur Universitas Gadjah Mada
ibnusaud@gmail.com
RESUME:
BAB I. PENDAHULUAN
Pemanasan global dan keterbatasan energi merupakan tantangan terbesar di
abad ini. Seluruh aspek kehidupan mulai mempertimbangkan dua hal ini dalam
pengembangannya, tak terkecuali arsitektur. Arsitektur dituding sebagai pemakai
energi dan penyumbang pemanasan global terbesar (Priatman, 2003). Tidak dapat
dipungkiri
bahwa
usaha
arsitektur
dalam
memberikan
kenyamanan
pada
JURNAL
TEKNOLOGI IKLIM PADA RUMAH TINGGAL KOLONIAL DI
KOTA MALANG SEBAGAI UPAYA MENCAPAI KENYAMANAN TERMAL
BANGUNAN
Lalu Mulyadi,
Dosen Prodi Arsitektur ITN Malang
Email : sasimurti@yahoo.co.id
Agung Murti Nugroho
Dosen Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya, Malang
RESUME:
BAB I. PENDAHULUAN
Teknologi bangunan
teknologi iklim pada rumah kolonial ini masih relevan dengan kondisi saat ini. Hal
ini tidak saja mengurangi konsumsi energy namun pada penerapnanya dapat di
gabung dengan penghawaan buatan sehingga desain bangunan lebih optimal.
Identifikasi teknologi iklim pada kajian bangunan kolonial meliputi elemen
atap,dinding, tritisan, lantai dan lain-lain. Dalam disiplin ilmu arsitektur unsure iklim
yang paling dominan adalah cahaya matahari dan angin. Bangunanyang telah di kaji
berdasarkan iklim setempat baik pada waktu perencanaan maupun sudah dihuni
sehingga didapat contoh tegnologi iklim bangunan. Manfaat kajian teknologi iklim
bangunan adalah dapat menaungi penghuni
dari
beberapa
periode
berdasarkan
karakter
langgam
arsitektur
yang