Anda di halaman 1dari 21

BUDIDAYA KELINCI MENGGUNAKAN PAKAN LIMBAH INDUSTRI PERTANIAN

SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF PEMBERDAYAAN PETANI MISKIN


C.M. Sri Lestari, E. Purbowati dan T. Santoso
Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penampilan produksi dan feed cost per gain kelinci
yang dibudidayakan menggunakan limbah industri pertanian. Materi penelitian yang
digunakan adalah 21 ekor kelinci Vlaamse Reus betina yang berumur 4 bulan dengan ratarata bobot badan awal 1.488,09 + 129,56 g (CV = 8,71%). Kelinci-kelinci tersebut diberi tiga
perlakuan pakan mengikuti pola rancangan acak lengkap. Perlakuan pakan yang diterapkan
yaitu T1 = rumput lapangan + ampas tahu, T2 = rumput lapangan + ampas tahu dan
bekatul, dan T3 = rumput lapangan + bekatul dan konsentrat komersial. Pakan tersebut
disusun secara isoprotein. Data konsumsi pakan, pertambahan bobot badan harian (PBBH)
dan konversi pakan yang diperoleh dianalisis ragam, sedangkan feed cost per gain
dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa perlakuan yang diberikan
mempengaruhi konsumsi pakan (P<0,05), tetapi tidak mempengaruhi PBBH dan konversi
pakan. Rata-rata konsumsi pakan perlakuan T1, T2 dan T3 berturut-turut 165,05; 157,53
dan 151,85 g/ekor/hari. Pertambahan bobot badan harian yang diperoleh adalah T1 =
31,93; T2 = 30,53 dan T3 = 33,95 g/ekor, sedangkan konversi pakan masing-masing 5,17 ;
5,16 dan 4,47 untuk T1, T2 dan T3. Feed cost per gain untuk masing-masing perlakuan
sebesar Rp. 5.543,08/kg (T1), Rp. 6.911,63/kg (T2) dan Rp. 7.000,46/kg (T3). Dari
penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa limbah industri pertanian dapat digunakan sebagai
pakan kelinci untuk menghasilkan produktivitas yang setara dengan konsentrat komersial
dan menurunkan biaya pakan sebesar 20,82% sehingga cocok sebagai alternatif usaha
dalam pemberdayaan petani miskin.

TINJAUAN PUSTAKA

Sudah sejak lama (sekitar 20 tahun yang lalu), kelinci dipromosikan sebagai salah satu
ternak alternatif untuk pemenuhan gizi (khususnya protein hewani) bagi ibu hamil dan
menyusui, serta anak-anak yang kekurangan gizi . Hal ini karena ternak kelinci dapat

dijadikan alternatif sumber protein hewani yang bermutu tinggi, dagingnya berwarna putih
dan mudah dicerna. Kelebihan kelinci sebagai penghasil daging adalah kualitas dagingnya
baik, yaitu kadar proteinnya tinggi (20,10%), kadar lemak, cholesterol dan energinya rendah
(Diwyanto et al., 1985), sedangkan menurut Ensminger et al. (1990), daging kelinci
berwarna putih, kandungan proteinnya tinggi (25 %), rendah lemak (4%), dan kadar
cholesterol daging juga rendah yaitu 1,39 g/kg (Rao et al. dalam Sartika , 1995).
Menurut Farrel dan Raharjo (1984), kelinci menjadi ternak pilihan karena pakannya tidak
bersaing dengan kebutuhan manusia, maupun ternak industri yang intensif. Kelinci juga
tumbuh dengan cepat, dan dapat mencapai bobot badan 2 kg atau lebih pada umur 8
minggu, dengan efisiensi penggunaan pakan yang baik pada ransum dengan jumlah
hijauan yang tinggi..
Kombinasi antara modal kecil, jenis pakan yang mudah dan perkembangbiakannya yang
cepat, menjadikan budidaya kelinci masih sangat relevan dan cocok sebagai alternatif
usaha bagi petani miskin yang tidak memiliki lahan luas dan tidak mampu memelihara
ternak besar. Di negara sedang berkembang, kelinci dapat diberi pakan hijauan yang
dikombinasikan dengan limbah pertanian dan limbah hasil industri pertanian (Sitorus et al.,
1982 dan Diwyanto et al., 1985). Limbah industri pertanian seperti ampas tahu dan bekatul
dapat digunakan sebagai pakan konsentrat untuk kelinci dan banyak terdapat di lingkungan
masyarakat Indonesia.
Ketersediaan pakan merupakan salah satu faktor penting dalam usaha pemeliharaan
ternak. Keberhasilan usaha pemeliharaan ternak banyak ditentukan oleh pakan yang
diberikan disamping faktor pemilihan bibit dan tata laksana pemeliharaan yang baik. Agar
kelinci dapat berproduksi tinggi, maka perlu dipelihara secara intensif dengan pemberian
pakan yang memenuhi syarat, baik secara kualitas maupun kuantitas. Menurut Ensminger
et al. (1990), pakan kelinci dapat berupa hijauan, namun hanya cukup untuk memenuhi
kebutuhan pokok hidup, sehingga produksinya tidak akan maksimum, oleh karena itu
dibutuhkan pakan konsentrat.
Kendala penggunaan konsentrat pabrik adalah harganya yang mahal sehingga
memberatkan petani peternak, karena biaya pakan sekitar 70% dari total biaya produksi.
Seiring dengan peningkatan kebutuhan pangan untuk manusia, maka limbah industri hasil
pertanian pun semakin banyak dan dapat menjadi alternatif penyediaan bahan pakan
ternak yang potensial termasuk kelinci.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas kelinci dengan pakan rumput
lapangan dan berbagai konsentrat yang berasal dari limbah industri pertanian (ampas tahu
dan bekatul) yang dibandingkan dengan penggunaan konsentrat pabrik. Selain itu, juga

untuk mengetahui feed cost per gain kelinci dengan pakan tersebut sehingga dapat
direkomendasikan alternatif usaha budidaya kelinci dengan pakan limbah industri pertanian
bagi petani miskin.
http://budidayanews.blogspot.com/2009/02/budidaya-kelinci.html

Tata Laksana Pemeliharaan Kelinci


Tata laksana pemeliharaan kelinci terdiri dari : pemilihan bibit, pemberian pakan,
perkandangan, reproduksi, Pengelolaan kesehatan, penanganan pasca panen, manajemen
usaha dan pemasaran.
4.1.1. Bibit
Bibit kelinci yang dipelihara oleh responden adalah jenis kelinci seperti Australi, New
Zealand, Rex, Angora, Satin, Dutch,Cepres dan kelinci lokal. Jenis-jenis kelinci
tersebut diatas merupakan jenis kelinci yang paling banyak diternakkan diKabupaten
Semarang. Peternak dalam memilih bibit, biasanya melihat dari aspek tampilan
tubuh, jenis dan umur. Ciri-ciri tampilan tubuhnya, yaitu sehat, bentuk badan baik,
kaki lurus tidak bengkok, telinga tegak, bulu mengkilap, mata bersinar. Hal ini sesuai
menurut pendapat Manshur (2009),bahwa bibit kelinci yang baik,yaitu penampilan
secara umum nampak tegap gerakannya gesit dan lincah, bulu halus mengkilap dan
tidak rontok, pandangan mata nampak tajam, nafsu makan baik, bagian kaki tidak
bengkok, tampil lurus tegap dan kokoh menyangga badan, ekor naik mengikuti arus
tulang punggung.Umur bibit kelinci yang baik dipelihara,yaitu sekitar umur 35 hari
atau sudah berumur 60 hari. Anakan kelinci akan lepas sapih pada umur tersebut,
karena pada umur dibawah 35 hari anak kelinci masih membutuhkan susu dari sang
induk, dan juga hal ini untuk menghindari dari tinggakt kematian bibit. Dijelaskan
lebih lanjut menurut Sarwono (2001) agar usaha peternakan dapat 21dicapai,
diperlukan bibit-bibit yang sehat, produktif, dan mampu menghasilkan banyak anak,
baik jantan maupun betinanya.. karakter dan ukurannya harus sesuai dengan
standar ras yang berlaku, usia bibit harus masih muda dan dalam keadaan masih
produktif.
4.1.2. Pakan
Pakan yang diberikan adalah hijauan dan konsentrat. Hijauan berupa rumput dan
sayuran, sedangkan konsetratnya berupa komboran yang merupakan campuran dari
bekatul dan ampas tahu. Peternak ada yang memberi hijauan pada pagi hari, namun
ada juga peternak yang memberi hijauan pada sore hari. Komboran di berikan
biasanya pada pagi hari, untuk kelinci anakan sekitar 70-90 g/ekor/hari sedangkan
untuk indukan sekitar 120-200 g/ekor/hari. Hal ini sesuai menurut pendapat Manshur

(2009),bahwa kelinci diberi pakan hijauan sebaiknya pada sore hari sekitar 1-1,5
kg/hari dan di beri sayuran pada siang hari untuk pakan tambahan. Konsetrat
diberikan pada pagi hari untuk kelinci anak cukup 70 gr sedangkan untuk kelinci
dewasa 90-100 gr, khusus untuk kelinci induk bisa 200 gr. Menurut
Kartadisastra(1994),bahwa ternak kelinci mempunyai kemampuan terbatas dalam
mencerna serat kasar. Hijauan atau hay dari legium yang berkualitas baik saja, itu
sudah cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, sebab legium di
samping mengandung protein berkadar tinggi juga sangat disukai oleh semua
ternak, termasuk ternak kelinci. Tetapi untuk tujuan komersial, baik jenis maupun
jumlah pakan yang diberikan harus diperhatikan dan disesuaikan dengan kebutuhan
serta kelas ternaknya. 22Peternak kelinci di Kabupaten Semarang tidak memberikan
air minum untuk ternak mereka, hal ini dikarenakan dapat membuat kelinci
kembung. Keadaan lingkungan di Kabupaten Semarang cukup dingin dan lembab
yang menyebabkan banyak peternak tidak memberikan air minum pada ternaknya
serta anggapan bahwa kelinci tidak butuh air minum karena cukup mengkonsumsi
kandungan air dari rumptu dan konsentrat. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat
Manshur (2009), bahwa prinsipnya semua mahluk hidup butuh air minum karena
selain untuk mengatasi rasa haus juga berfungsi untuk melancarkan pencernaan.
Kandungan air dengan air minum berbeda, air di dalam makanan bukanlah fungsi
penghilang haus. Kelinci yang kekurangan air akan lebih mudah terserang penyakit
pencernaan seperti mencret, kembung, diare dan sejumlah efek dari pencernaan
yang tidak baik akan mudah timbul.
4.1.3. Perkandangan
Lokasi bangunan kandang milik peternak kelinci di Kabupaten Semarang berada di
rumah masing-masing. Kepedulian peternak terhadap kesehatan diri peternak itu
sendiri masih rendah, karena letak kandang berada di sekitar halaman rumah,
bahkan bersebalahan dan menempel pada rumah. Kandang kelinci peternak di
Kabupaten Semarangsebagian besar berbentuk kandang baterai bertingkat, bahan
pembuat kandang para peternak biasanya menggunakan kayu dan bambu serta
jaring kawat. Menurut Manshur (2009) ada 2 jenis kandang yang harus dipersiapkan
untuk memelihara kelinci. Pertama, rumah kandang, yakni rumah tempat berteduh
kelinci dari panas dan hujan, rumah kandang juga berfungsi sebagai keamanan.
Kedua, kandang baterai, yakni kandang berbentuk 23 kotak yang gunanya untuk
tempat tinggal kelinci satu persatu, atau koloni untuk para kelinci anak atau remaja.
Lokasi kandang sebaiknya di dekat rumah, berjarak anatara 10-20 meter hal ini
penting supaya peternak mudah mengontrolnya.Lantai untuk rumah kandang para
peternak ada yang telah menggunakan semen dan ada juga yang masih beralaskan
tanah. Sedangkan untuk lantai kandang baterai banyak peternak yang
menggunakan bambu. Menurut Putra(2006)Kandang hendaknya terbuat dari bahan

atau material yang relatif aman dari hama atau predator. Bahan kandang biasanya
terbuat dari alumunium, kayu, bambu. Ukuran kandang kelinci yang dipakai
responden rata-rata 70 x 75 cm dengan ketinggian 50 cm, kandang berbentuk
kandang baterai bertingkat. Hal ini sesuai menurutpendapatSusilorinietal.,
(2008)bahwa seekor kelinci membutuhkan ruang minimal (60 x 40) cm, kandang
yang akan digunakan untuk memelihara kelinci harus bersih, tidak lembab, cukup
penyinaran, serta aman dari predator. Suhu perkandangan yang ideal yaitu 21C.
4.1.4. Pengelolaan reproduksi
Pengelolaan reproduksi yang dilakukan responden sudah baik. Responden
mengawinkan kelinci secara alami, kelinci dikawinkan pada umur 5-6 bulan keatas.
Menurut responden waktu kelinci dikawinkan sebaiknya pagi hari atau sore hari,
namu ada juga responden yang mengatakan kelinci bisa dikawinkan pada siang
hari. Menurut Manshur (2009) bahwa masa puber dimulai dari umur 3 bulan keatas.
Namun kelinci betina baru bisa menghasilkan sel telur yang baik untuk peranakan
pada usia 5,5 bulan keatas. Sedangkan pejantan biasanya sudah mampu membuahi
pada usia 4,5 bulan. Dijelaskan lebih lanjut menurut Susilorini 24et al.,(2008), betina
mulai dikawinkan pada umur 5,5 bulan. Jika belum mau hendaknya perkawinan
kelinci dicoba kembali setiap 10 hari hingga umur 6,5 bulan.Kelinci dapat melahirkan
jumlah anak yang cukup besar sekitar 6-8 ekor. Paling banyak bisa mencapai 12
ekor. Menurut responden, kelinci dapat dikawinkan lagi1-3 bulan setelah melahirkan.
Perkawinan kelinci dilakukan dengan cara betina di masukkan kedalam kendang
pejantan. Lama kebuntingan kelinci sekitar 28-33 hari. Hal ini sesuai pendapat
Susiloriniet al.,(2008)bahwa perkawinan dilakukan pada pagi atau sore hari
dikandang pejantan dan dibiarkan terjadi 2 kali perkawinan, setelah itu pejantan
dipisahkan. Lama kebuntingan pada induk sekitar 30-32 hari.Menurut Nugroho
(1982) aktivitas kelinci berlangsung pada malam hari. Perkawinanya pun sebaiknya
dilakukan pada malam, pagi atau sore hari. Pada saat ini suhu udara sejuk, kondisi
terbaik untuk segala aktivitas
kelinci. Induk yang akan dikawinkan, selain telah dewasa kelamin juga telah mencapai
bobot ideal yang diperlukan. Minimal telah berbobot 2,5 kg untuk kelinci pedaging, sehat
dan dalam kondisi fit.
4.1.5. Pengelolaan kesehatan
Pengelolaan kesehatan yang meliputi pencegahan penyakit dan pemberantasan
penyakit yang dilakukan oleh responden sudah cukup baik. Responden melakukan
sanitasi kandang setiap hari agar ternak terhindar dari penyakit. Pembersihkan
kandang meliputi pembersihan kotoran dan urin serta membersihkan sisa-sisa
pakan yang terbuang. Selain itu responden juga menyediakan obat-obat jika

sewaktu-waktu ternak merak ada yang terkena 25 penyakit. Hal ini sesuai menurut
Manshur (2009)bahwa kandang yang akan digunakan untuk memelihara kelinci
harus bersih, tidak lembab, cukup sinar matahari, serta aman dari predator, serta
sirkulasi udara didalam kandang harus lancar agar keadaan kandang tetap
bersih.Dijelaskan lebih lanjut oleh Susiloriniet al.,(2008) pemberantasan dan
pencegahan penyakit adalah usaha atau tindakan yang dilakukan untuk menghindari
timbulnya suatu penyakit pada ternak. Kandang kelinci harus bersih dari penyakit.
Lantai kandang harus dibersihkan setiap hari, begitu juga tempat pakan dan minum,
sisa pakan, serta kotorannya. Sinar matahari pagi harus masuk ke kandang untuk
membunuh bibit penyakit. Kandang bekas kelinci yang sakit harus dibersihkan
dengan desinfektan.
4.1.6. Penanganan pasca panen
Perlakuan responden saat pasca panen sudah baik. Peternak di Kabupaten
Semarang biasanya menjual dalam bentuk anakan yang berumur 1-2 bulan. Anakan
tersebut dijual ke tengkulak, menurut responden tengkulak-tengkulak tersebut
mengambil langsung ke peternak. Anakan kelinci umur 1 bulan lebih di hargai
Rp.12.000 Rp. 12.500 /ekornya. Selain di jual ke tengkulak ada juga responden
yang menjual kelinci mereka langsung ke pasar hewan ataupun di jual ke restoran
yang mengolah daging kelinci. Menurut Susiloriniet al.,(2008)Hasil utama kelinci
adalah daging dan bulu. Kandungan protein karkas kelinci tinggi, kadar kolesterol
yang rendah, otot dagingnya lebih halus, serta secara organoleptik lebih gurih dan
lebih disukai konsumen. Hasil sampingannya berupa kotoran untuk pupuk. Pada
umur 8-12 minggu, kelinci potong sudah siap untuk dipanen. 26Hasil sampingan
yang dari ternak kelinci berupa urin dan feces masih kurang di manfaatkan oleh para
peternak. Kebanyakan peternak masih bingung dalam menjual hasil sampingan
kelinci tersebut, namun ada beberapa peternak yang juga sudah mencoba mengolah
dan menjual hasil sampingan menjadi pupuk cair dan padat. Menurut responden
pupuk dari kotoran kelinci sangat baik untuk tanaman. Hal ini sesuai menurut
pendapat Manshur (2009) bahwa kotoran padat kelinci bisa bermanfaat untuk
manusia, karena kandungan natriumnya yang baik feces kelinci ini memiliki kualitas
yang lebih baik sebagai pupuk. Selain itu urin kelinci juga bisa dioleh menjadi pupuk
cair dan bisa dijadikan sebagai pestisida alami.
4.1.7. Manajemen usaha dan pemasaran
Manajemen usaha yang dilakukan responden belum baik. Peternak dalam
menjalankan usaha ternak kelincinya, tidak begitu mementingkan recording atau
pencatatan. Responden hanya mengandalkan ingatan saja. Responden hanya
melakukan pencata tan tentang aspek pengelolaan reproduksi saja seperti tanggal
perkawinan, kebuntingan, dan jumlah anak. Menurut Santosa (2006), manajemen
pencatatan recording akan menjadi suatu aspek yang hampir selalu menjadi acuan

segala kegiatan yang berlangsung. Pencatatan menjadi mutlak dilakukan karen


mempunyai fungsi sebagai data berharga untuk merencanakan suatu kegiatan
usaha, menilai perkembangan suatu usaha, menentukan kebijaksanaan dan
tatalaksana yang harus diambil serta untuk mengerjakan yang harus dikerjakan
selanjutnya sebagai tindak lanjut. Keberhasilan suatu usaha selalu dapat dipantau
dan dievaluasi.
http://eprints.undip.ac.id/35145/1/laporan_kelinci.pdf

Masyarakat mengenal kelinci dalam 2 kategori, yaitu kelinci potong dan kelinci hias yang
terdiri dari beragam ras, antara lain :

1. New Zealand White


1. New Zealand White. Sesuai dengan namanya, jenis kelinci ini berasal dari New Zaeland
dan berkembang di Amerika Serikat dan Australia. Di negeri kanguru new zaeland white
menjadi buruan karena populasinya yang sangat besar sehingga dianggap sebagai hama.
Kelinci ini putih mulus tanpa pigmen alias albino. Mata merah dan telinga tegak. Bulu halus,
tidak tebal (standar). Karena cepat tumbuh besar maka jenis kelinci ini dapat dijadikan
kelinci potong pula.
Dipercaya jenis ini dikembangkan dari hasil persilangan jenis Flemish Giant dan Belgian
Hare pada masa sekitar th.1900. Varietes putih berasal dari silangan turunan seperti

Flemish, American White dan Anggora. Pada awalnya dikembangkan untuk diambil
dagingnya sebagai sumber protein, karena bobot nya yang bisa mencapai 5,44 kg.
Jenis New Zealand White sendiri dikembangkan pada th.1917. Selanjutnya menyebar ke
Inggris setelah PD 2 pada th.1945. Mungkin jenis inilah yang paling populer di Indonesia,
karena memang banyak sekali orang yang mengetahui dan mengenal jenis ini.
Ciri-ciri kelinci jenis ini adalah
Mempunyai dada penuh, badannya medium namun terlihat bundar dan gempal, kaki
depan agak pendek, kepala besar dan agak bundar, telinga agak besar dan tebal
dengan ujungnya yang sedikit membulat, serta bulunya sangat tebal namun halus.
Warna yang diakui adalah merah, putih, hitam, dan biru.
Bobot maksimal rata-rata adalah 5,44 kg ( New Zealand White, Black, Blue ).
Khusus untuk New Zealand Red dikelompokkan tersendiri dengan bobot rata-rata
3,62 kg.
Lama hidup dapat mencapai 10 th bila dirawat dengan baik.
Ciri menonjol jenis kelinci ini warnanya yang putih dan matanya merah dan
telinganya merah muda.
Orang Jawa menyebutnya kelinci australi, jenis kelinci ini mudah perawatan dan tidak rewel
soal makan. Beratnya rata-rata 4,5 5 kg, jadi cukup menyita pakan. Kelinci jenis ini
banyak dipelihara kalangan petani Jateng dan jatim . Di Amerika dan Eropa keinci New
Zealand banyak dijadikan kelinci hias karena polahnya yang hampir sama dengan kelinci
jenis REX. Ia senang akan keramain dan melompat-lompat ditempat girang di tanah luas .
New Zealand bisa beranak pinak banyak antara 8 - 12 ekor anak setiap melahirkan.
Dagingnya tebal, bagus untuk pedaging, walaupun bulunya tidak sehalus jenis REX, tetapi
memiliki manfaat untuk jaket dan aksesories.

2. Angora
2. Angora. Kelinci jenis angora diselimuti bulu panjang. Kelinci jenis ini juga berpotensi
sebagai penghasil wol. Di Indonesia kelinci jenis angora banyak diminati sebagai kelinci
hias. Semula kelinci angora hanya berbulu putih, namun breeder kelinci menyilangkannya
sehingga menghasilkan warna coklat dan coklat muda. Bulunya yang tebal membuat
sosoknya tampak besar, padahal beratnya hanya sekitar 2,7 kg. Kelinci jenis angora banyak
dikembangkan di Perancis. Jumlah anak maksimal dalam satu kali melahirkan sebanyak 68 ekor.

Kelinci jenis ini memang sangat menggemaskan, karena penampilannya yang seperti
boneka, bulunya yang tebal, dimana pertumbuhan bulunya 2 (dua) cm tiap bulan sehingga
membuat banyak orang yang suka dan jatuh cinta. Kelinci ini agak lemah fisik, dicurigai
karena hasil rekayasa genetika dengan jenis-jenis lain. Syarat memelihara kelinci ini harus
menyisir dan memotong bulunya yang menggumpal. Pemberian makanan Hay wajib untuk
mengurangi bulu yang menggumpal.
Asal mula kelinci ini tidak ada yang tahu pasti, banyak teori yang dikemukakan.
Namun secara umum disepakati bahwa sejarah kelinci ini bermula pada abad ke 18 (sekitar
tahun 1723).
Kelinci ini ditemukan oleh para pelaut yang singgah di pelabuhan Turki bernama Angora
(sekarang bernama Ankara) yang kemudian kelinci ini dikembangbiakan di Perancis. Dan
dari Perancis inilah kemudian kelinci anggora menyebar ke berbagai belahan dunia

termasuk di Indonesia.
Dalam perkembangannya, kelinci Anggora terbagi lagi menjadi beberapa ras yaitu English,
French, German, Satin, dan Giant. Secara umum ciri-ciri kelinci ini adalah bulu woll
panjang yang menyelimuti seluruh tubuhnya. Berbeda dengan domba, bulu woll yang ada
pada kelinci jenis ini sangat lembut dan halus.
Bulu ini juga akan terus tumbuh memanjang, sehingga akan cenderung menggumpal jika
lebih dari 3 bulan tidak dicukur atau jarang disisir.

3.English Angora
3.English Angora. English angora sama dengan angora. Bulunya pun juga sama panjang.
Namun ciri khas yang membedakan jenis ini dengan angora adalah terdapatnya bulu yang
panjang menjuntai pada ujung telinganya.

4.Jersey Wolly
4.Jersey Wolly. Kelinci jenis jersey wolly mempunyai bulu panjang seperti angora, namun

terdapatnya bulu panjang yang menjuntai diantara kedua telinga seperti poni
menjadikannya berbeda dengan angora. Ukurannya pun kecil dan lincah dengan berat
sekitar 1,5 kg. Kelinci jersey wooly dikembangkan dari hasil pemuliaan kelinci Netherland
Dwarf dengan kelinci Angora Perancis.

5.Lyon
5.Lyon. Disebut lyon karena kelinci jenis ini memiliki kepala mirip singa. Saat masih kecil
(sekitar umur 2 bulan), lyon mirip dengan angora. Bulu panjang merata di tubuhnya. Begitu
dewasa akan semakin jelas perbedaannya. Bagian kepala dan leher bulunya panjang.
Warnanya beragam antara lain putih, hitam dan abu-abu. Lyon termasuk kelinci jenis besar.
Saat dewasa berat badannya mencapai 4-5 kg.

6.Dutch
6.Dutch. Kelinci jenis ini di sebut dutch dimungkinkan karena asal-usulnya dari negeri kincir
angin. Bulunya pendek dan kaya warna. Hitam putih, coklat, abu-abu atau perpaduan
warna itu. Ada yang kombinasi 3 warna yang disebut tricoloured dutch alias kembang telon.
Dutch memiliki cirri khas yaitu ada lingkaran putih di leher, seperti memakai kalung. Berat

badan dewasa 1,5-2 kg. Anak bias mencapai 7-8 ekor. Karena kaya warna dan keunikan
kombinasi warna bulunya, dutch banyak diminati sebagai hewan kesayangan.

7.Nederland
7. Nederland. Kelinci jenis ini memiliki tubuh yang mungil. Berat badannya tidak sampai 1
kg. Kelinci ini berasal dari Belanda. Bulunya tidak tebal dan warnyanya bermacam-macam
karena kelinci ini banyak disilangkan.

8.Mini Nederland Himalayan


8.Mini Nederland Himalayan. Kelinci jenis ini termasuk ras kecil. Beratnya hanya sekitar 1
kg. Kelinci jenis ini sebenarnya merupakan resesif yang muncul dari silangan dutch. Disebut
Himalayan karena ada warna hitam di ujung telinga serta warna gelap pada ujung kaki dan
hidung. Anak yang lahir kurang lebih 5 ekor.

9.Drawft Hotot
9.Drawft Hotot. Kelinci jenis ini secara fisik hampir sama dengan mini Nederland
Himalayan. Namun lingkaran hitam dimatanya yang mirip celak membuat kelinci ini terlihat
cantik dan unik. Telinga tidak begitu panjang dan tegak. Diantara kelini hias lainnya,
sementara ini kelinci hotot termasuk yang paling mahal.

10.Rex Carpet
10.Rex Carpet. Kelinci jenis rex carpet terkenal di Amerika serikat tahun 1980-an. Kelinci
jenis rex berpotensi untuk diambil daging dan bulunya (fur). Warnanya pun bervariasi,
antara lain biru (blue rex), hitam (black rex), bertotol (dalmatian rex). Kelinci putih (white
rex) paling digemari. Bulunya lembut seperti beludru dan tebal.

11.Lop Holland
11.Lop Holland. Kelinci lop Holland mempunyai telinga panjang dan jatuh. Hidung pesek.
Sedangkan French lop mempunyai telinga super panjang hingga menyentuh tanah, namun
jenis ini cukup sulit hidup di Indonesia. Panjang tubuhnya 12-23cm. Variasi warnanya putih
atau abu-abu. Mata merah atau coklat.

12.Tan
12.Tan. Kelinci jenis ini lahir di Inggris, ditemukan tahun 1880 di Culland Hall dekat
Braillsford (Derbyshire), masih liar dan penakut. Setelah dikembangbiakkan lahirlah kelinci
dengan warna perpaduan hitam dan coklat tua, biru dan putih kebiruan (lilac). Kelinci jenis
ini sangat gagah dan menarik.

13.Dwarf Holland Lop


13.Dwarf Holland Lop. Kelinci jenis ini sama dengan Nederland Dwarf asli Belanda.
Ditemukan Mei 1940 yang kemudian dikembangkan oleh J.Meijerig dan C.W.Calcar.
Tubuhnya mungil dan termasuk small size dan beratnya hanya 0,9 kg dengan leher pendek
sehingga dijuluki lost neck rabbit, ukuran telinganya kecil dan merupakan hasil pemuliaan
dari kelinci jenis Netherland dwarf dengan Perancis lop.

14. Harlequin
14. Harlequin. Kelinci ini disebut Harleyquin bila ada aneka warna dalam satu individu
dengan corak beraturan membentuk garis lurus, misalnya coklat, hitam, coklat tua. Di
Jerman pada 1940 ada breed berwarna blue marten. Usai Perang Dunia II ditemukan silver
marten warnanya putih dan coklat.

15.English Spot
15.English Spot. Kelinci ini dikenal sebagai English rabbit. Kelinci ini merupakan silangan
flamish giant, English lop, Patagonian, angora, dutch, silver dan Himalayan. Warna
dasarnya adalah pure white (putih bersih) dan ber-spot. Variasi lainnya yaitu hitam, coklat,
dan free color. Spotnya terdapat diseluruh badan dan di hidung ada spot besar.

16. Flemish Giant


16. Flemish Giant. Salah satu yang terbesar dalam negeri keturunan kelinci, Flemish Giant
sangat jinak dan cukup toleran terhadap penanganan. Mereka rata-rata antara 15-16 pound
(meskipun beberapa tumbuh lebih besar) dan mengukur panjang sekitar 22 inci. Flemish
Giants harus disimpan di kandang yang lebih besar mengingat ukuran yang lebih besar.

17. French Lop


17. French Lop
Terbesar dari keturunan Lop, kelinci ini dapat sangat berat dan gempal dengan kepala tebal
yang lebar. Telinganya panjang dan lop, lebih pendek daripada keturunan lop inggris.
Kelinci dewasa akan mencapai berat paling sedikit 12 kilogram. Mereka biasanya baik hati
dan ramah.

18. English Lop


18. English Lop
Kelinci yang sangat ramah, Lops inggris dicirikan oleh telinga mereka yang sangat besar
memangkas sepanjang sisi wajah. Dianggap sebagai salah satu keturunan kelinci "Fancy"
yang benar, Lops inggris dapat tumbuh cukup besar dan biasanya mencapai 9-11 kilogram.

19. American Fuzzy Lop


19. American Fuzzy Lop
American Fuzzy Lop memiliki penampilan seperti Holland Lop dengan pengecualian
bulunya seperti wol. Beratnya 3,5-4 lbs pada usia dewasa. Telinga lop di sepanjang sisi
wajah. Amerika Fuzzy Lops adalah kelinci yang aktif, senang bermain, berkembang biak
dengan banyak kepribadian.

20. Kelinci Polish


20. Kelinci Polish. Kelinci polish yang mendapatkan julukan Aristokrat Mungil meski
menyandang nama Polandia Rabbit namun diperkirakan berasal dari Inggris yang
dipamerkan untuk pertama kali ditahun 1884. Namun ada juga yang percaya kelinci polish
adalah berasal dari jenis Netherland Dwarf dan Kelinci Himalayan (1860). Polandia Rabbit
ini adalah kelinci pedaging yang paling populer di Eropa. Sewaktu dibawa ke Amerika
kelinci polish (polandia british) tidak membawa gen kerdil (dwarf), yang berkembang biak
yang dikenal Britannia Petite.

Sumber: Kelinci Hias, Jenis dan Pembudidayaan.

http://kelinci3rabbitry.blogspot.com/2011/02/macam-macam-jenis-kelinci.html

Budidaya Peternakan
<< Kembali
BUDIDAYA TERNAK KELINCI

1. SEJARAH SINGKAT
Ternak ini semula hewan liar yang sulit dijinakkan. Kelinci dijinakkan sejak 2000 tahun
silam dengan tujuan keindahan, bahan pangan dan sebagai hewan percobaan.
Hampir setiap negara di dunia memiliki ternak kelinci karena kelinci mempunyai daya
adaptasi tubuh yang relatif tinggi sehingga mampu hidup di hampir seluruh dunia.
Kelinci dikembangkan di daerah dengan populasi penduduk relatif tinggi, Adanya
penyebaran kelinci juga menimbulkan sebutan yang berbeda, di Eropa disebut rabbit,
Indonesia disebut kelinci, Jawa disebut trewelu dan sebagainya.
2. SENTRA PETERNAKAN
Di Indonesia masih terbatas daerah tertentu dan belum menjadi sentra
produksi/dengan kata lain pemeliharaan masih tradisional.
3. J E N I S
Menurut sistem Binomial, bangsa kelinci diklasifikasikan sebagai berikut :
Ordo

: Lagomorpha

Famili

: Leporidae

Sub famili

: Leporine

Genus

: Lepus, Orictolagus

Spesies

: Lepus spp., Orictolagus spp.

Jenis yang umum diternakkan adalah American Chinchilla, Angora, Belgian,


Californian, Dutch, English Spot, Flemish Giant, Havana, Himalayan, New Zealand
Red, White dan Black, Rex Amerika. Kelinci lokal yang ada sebenarnya berasal dari
dari Eropa yang telah bercampur dengan jenis lainhingga sulit dikenali lagi. Jenis New
Zealand White dan Californian sangat baik untuk produksi daging, sedangkan Angora
baik untuk bulu.
4. MANFAAT
Manfaat yang diambil dari kelinci adalah bulu dan daging yang sampai saat ini mulai
laku keras di pasaran. Selain itu hasil ikutan masih dapat dimanfaatkan untuk pupuk,
kerajinan dan pakan ternak.

http://warintek.bantulkab.go.id/web.php?mod=basisdata&kat=1&sub=4&file=177

Anda mungkin juga menyukai