Anda di halaman 1dari 10

TIK MENANTANG PROFESIONALITAS DAN KREATIFITAS GURU

Erlan Agusrijaya, M.Pd.


Disdikpora Kota Palembang
erlan25@yahoo.com
Abstrak
Perkembangan yang amat cepat dalam TIK (teknologi informasi dan komunikasi) telah menghasilkan sebuah
tambahan media bagi pendidik, apakah sebagai sumber belajar atau sebagai alat bantu. Media itu diistilahkan
dengan multimedia. Tulisan ini membahas konsep apa itu multimedia dan apa kelebihan dan kekurangan atau
kendala dalam penggunaan TIK dalam pembelajaran. Tentu saja beberapa sumbangsih solusi dan saran
ditawarkan dalam tulisan ini bagi para guru agar mereka lebih profesional dan kreatif menggunakan teknologi
ini.

Kata Kunci: TIK, komputer, internet, multimedia, surel

perangkat remote control yang menggantikan


fungsi tombol-tombol. Dan perangkat telepon

1. Pendahuluan

rumah

dan

kantor

(fixed-telephone)

sudah

Sejak tahun 1990-an kita di Indonesia

menggantikan alat pemutar dengan papan tombol.

secara bertahap memasuki kurun waktu yang mana

Dan perangkat komunikasi bergerak (mobile) pada

teknologi digital diperkenalkan. Barangkali kita

masa ini baru berhasil mengoperasikan teks dalam

masih ingat PC (personal computer) yang waktu itu

jumlah terbatas yang ditulis oleh operator telepon

masih berwarna hitam-putih dan belum memiliki

yang dipesan oleh seseorang. Teks itu dibaca pada

gambar, apalagi video. Kemudian kita temui di

perangkat Pager yang dibawa oleh pelanggan.

pasar-pasar

dan

pertokoan

para

Menjelang era milenium (tahun 2000-an)

pedagang menjual perangkat Game Watch dan

seiring dengan ditemukannya aplikasi hypertext

Nintendo (cikal-bakal PS (Play Station). Pada

yang bernama WWW (World Wide Web) dan

waktu juga kita lihat orang-orang mulai banyak

dengan pengembangan yang luar biasa pada

memakai jam tangan yang tidak lagi bertenaga per

perangkat keras komputer , penggunaan komputer

(memakai gaya

yaitu arloji yang

dan internet menerobos semua aspek kehidupan dan

memeragakan bilangan dan bertenaga batere.

aktivitas manusia secara besar-besaran. Seiring

Menyusul

dengan itu, pager mulai diganti dengan telepon

mekanik),

kemudian

televisi

elektronik

yang

memakai

seluler atau disingkat ponsel (yang diganti secara

Sebagai pemakai teknologi, para guru mau

salah kaprah oleh orang Indonesia dengan istilah

tidak mau harus menghadapi tantangan baru ini

handphone atau hape). Dan dalam waktu lima

sehingga ia harus mengambil sebuah sikap antara

sampai sepuluh tahun kemudian, ketiga ikon

dua: apakah ia tetap berkutat dengan cara lama

teknologi milenium tersebut (komputer, internet

dalam

dan ponsel) telah berkembang pesat dan terus

menggunakan TIK sebagai media pembelajaran.

meningkatkan kecanggihan teknologinya demi

Bila disadari dengan mendalam, guru yang ingin

memenuhi

kebutuhan

terus

profesional dalam menjalankan tugasnya, maka ia

meningkat.

Sebagai

teknologi

harus memaksimalkan kegiatan belajar-mengajar

komputer, beberapa peranti telah telah diciptakan:

(KBM) di kelasnya, seperti dengan adanya variasi

(1) CD drive yang kemudian berkembang menjadi

teknik mengajar dan penggunaan media. Artinya,

DVD

mampu

para guru yang profesional membutuhkan daya

menyimpan data pada kepingan (cakra) CD atau

kreasi pada strategi belajar-mengajar sehingga

DVD dan tentu saja mampu memutar filem atau

kelasnya menjadi dinamis dalam mencapai tujuan

video dari cakra tersebut; (2) proyektor LCD yang

instruksionalnya.

drive

manusia
contoh,

peranti

yang

pada

keras

yang

pembelajaran

menayangkan isi layar komputer ke layar atau


ketat

Sejalan

perangkat-perangkat

kemajuan

pada

perangkat

kelas

atau

mau

Akibat persaingan bisnis yang semakin

dinding sebesar diagonalnya lebih dari 40 inci.


dengan

di

dalam

pemasaran

produk

yang

TIK,

maka

menggunakan

TIK

komputernya, maka internet pun telah maju dengan

semakin terjangkau harganya sehingga sekolah-

dilengkapinya aplikasi hypertext dengan aplikasi

sekolah

audio dan video, dan orang tidak lagi hanya bisa

menyediakan fasilitas yang memakai TIK.

dan

perkantoran

semakin

banyak

kirim-mengirim tulisan (dokumen, karya tulis, dll),

Dalam pengamatan penulis selama 22

namun juga file berisi audio (suara) dan video

(duapuluh dua) tahun menjadi guru DP (PNS yang

melalui pos elektronik atau surel (email) mereka.

dipekerjakan di sekolah swasta), para guru dan

Dan saat ini, ketiga bentuk teknologi informasi dan

kepala

komunikasi (TIK) itu berhasil dipadukan dalam

menyebutkan bahwa sekolah mereka telah memiliki

satu

pintar

multimedia apabila sudah memiliki perangkat

(Smartphone) atau sabak eletronik (Tab=PC Tablet

pemutar CD atau DVD dengan televisi layar lebar

versi terbaru).

(minimal 21 inci). Beberapa tahun kemudian,

perangkat

gadget

yakni

ponsel

sekolah

yang

penulis

temui

dahulu

sekolah-sekolah menerapkan pemakaian proyektor

LCD dalam proses KBM (kegiatan belajar-

Dalam

menetapkan

strategi

belajar-

mengajar), dan dengan ini mereka nyatakan telah

mengajar yang sesuai , guru menggunakan media

memakai

beberapa

yang cocok agar materi pembelajarannya dapat

sekolah yang menyatakan bahwa yang sebenarnya

tersampaikan atau tersalurkan dengan baik kepada

yang telah menggunakan TIK adalah sekolah yang

pembelajar (siswa atau peserta didik). Media di

telah menggunakan internet, atau dengan istilah

sini, menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan

yang lebih populer sekolah yang ada hotspotnya.

Zain [1], terbagi dua, yakni media sebagai sumber

multimedia.

Namun,

ada

Di ruangan kelas di sekolah-sekolah yang

belajar dan media sebagai alat bantu belajar.

penulis temui, kebanyakan para guru yang telah

Sebagai sumber belajar, maka dengan

menerapkan TIK dalam pembelajarannya mereka

menggunakan media guru memberikan kesempatan

menggunakan Powerpoint. Dan terkesan bahwa

kepada para siswa untuk mendapatkan informasi,

multimedia

adalah

ilmu pengetahuan dan keterampilan dari media

aplikasi Powerpoint. Namun, penulis lihat slide-

tersebut. Sedangkan, sebagai alat bantu, media

slide yang mereka pakai hanyalah berisi teks dan

membuat para siswa lebih mudah memahami ilmu

sekali-sekali

pengetahuan dan keterampilan yang diberikan oleh

yang

mereka

gambar.

maksudkan

Dan

kegiatan

belajar-

mengajar mereka hanya berbeda tipis dengan kelas


yang tidak

memiliki

fasilitas komputer

dan

guru.
Dalam

pengelompokan

media

proyektor LCD. Aktivitas siswa kedua kelas sama:

pembelajaran menurut perkembangan teknologi,

mereka duduk dengan mata menatap ke depan

mengadopsi dan mengadapsi keterangan

mendengarkan penjelasan guru.

Arsyad [2] dan Dennny Setiawan [3], terbagi dua:

Azhar

Apakah benar konsep multimedia yang

(1) Media Tradisional, dan (2) Media Mutakhir.

disosialisasikan kepada sekolah? Apakah sekolah

Yang termasuk media tradisional adalah: (1) media

yang telah menggunakan multimedia bisa dikatakan

visual diam yang tidak diproyeksikan, seperti

telah mengimplementasikan pendidikan berbasis

gambar, poster, foto, grafik, dan chart ; (2) media

TIK? Apa yang sebaiknya dilakukan para guru agar

visual diam yang diproyeksikan, seperti slide,

menjadi lebih profesioanal dan kreatif dalam

transparansi OHP, dan filmstrip; (3) media visual

penggunaan multimedia?

bergerak, seperti film, video dan televisi; (4) media


audio, seperti radio, tape recorder, cassette, dan

2. Pembahasan

piringan hitam; (5) media cetak, seperti buletin,


tabloid, majalah, koran, pamplet, buku, dan

ensiklopedi; (6) media realia, seperti miniatur

yang ditulis oleh guru dalam slide-slidenya pun

mobil, sample, specimen, peta, dan boneka.

sebatas copy-paste dari buku teks atau buku

Sedangkan media mutakhir adalah media yang

pegangan (sehingga slide yang ditampilkan kurang

berbasis komputer atau TIK, seperti multimedia.

menarik). Padahal prinsip kemanfaatan dari media

Penulis berkeyakinan bahwa semua guru

ini hanyalah sebagai alat bantu dalam presentasi

paham tentang konsep media tradisional di atas

materi pembelajaran, bukan menggantikan guru

mengingat dahulu penulis pada saat mengikuti

(sebagai sumber belajar); dengan kata lain yang

perkuliahan baik di

jenjang Diploma maupun

amat berperan adalah orasi gurunya. Perlu diingat,

S1ada mata kuliah yang membahas tentang strategi

ada seorang mantan CEO perusahaan komputer

pembelajaran yang ruang lingkupnya termasuk

Apple yang diakui kepiawaiannya (termasuk oleh

penggunaan alat peraga dan media. Namun, bila

pesaing

dikaitkan dengan penggunaan media berbasis TIK,

memperkenalkan produk-produk Apple, seperti

dalam pengalaman penulis, amat sedikit guru yang

Ipad

paham, terutama yang telah berusia 40 tahun ke

presentasinya, slide yang ia tayangkan amat

atas.

sederhana dan sedikit kata. Namun, itulah letak


Dalam istilah dunia komputer atau TIK,

multimedia adalah presentasi yang menggabungkan

bisnisnya

dan

dari

Iphone.

Setiap

Microsoft)

ia

dalam

tampil

dalam

kekuataannya: minim kata, tapi luar biasa orasinya


[5].

informasi yang menggunakan gabungan teks,

Selain dari kurang efektif dalam penulisan

gambar, animasi, suara dan video [4]. Jadi,

teks pada Powerpoint, para guru juga amat jarang

multimedia merupakan sebuah program komputer

sekali

yang

elemen-elemen

menghyperlink file suara, film, atau video. Padahal

tersebut. Ia bisa berupa, misalnya, permainan

versi aplikasi Microsoft Office yang digunakan

(games),

(yakni MS Office 2003) sudah memiliki fitur

menggabungkan

peranti

lunak

semua

untuk

pembelajaran

(learning software) atau materi rujukan (reference


material), yang mana bisa disimpan di CD-ROM,
kartu memori,USB Flashdisk atau di internet.
Powerpoint, seperti yang disebut terdahulu

memanfaatkan

fitur

tambahan,

seperti

tersebut.
Apabila Powerpoint yang dibuat oleh guru
memang menarik dari segi desain dan penulisan
kata-kata

pokok

atau
fitur

kunci,

dan

memang

dalam tulisan ini, menurut pengamatan penulis

mengoptimalkan

audio-visualnya,

maka

adalah sebagian kecil saja fiturnya yang digunakan,

penulis yakin multimedia yang diterapkan di kelas

yakni sebatas teks dan beberapa animasi saja. Teks

dapat memberikan perbedaan yang nyata antara

kelas yang berbasis TIK dengan kelas tradisional

siswa daripada mencarinya di luar internet, seperti

dalam peningkatan mutu proses belajar-mengajar.

yang dilaporkan oleh Masda Simatupang dan Soni

Dalam kaitannya sebagai sumber belajar,

Mirizon [7].

multimedia akan mencapai puncak kemanfaatannya

Kecepatan akses internet sepuluh tahun

bila terhubung dengan jaringan internet, atau

terakhir terus melambung tinggi akibat jaringan

dengan istilah online (daring = dalam jaringan).

kabel memakai serat optik (fibre optik) yang

Keadaan daring betul-betul memasukkan kegiatan

berlipat ganda kemampuannya dibandingkan kabel

belajar-mengajar dalam dunia yang hampir tak

tembaga atau aluminium. Kondisi ini membuat

terbatas informasi dan komunikasinya. Bahkan, ia

pebisnis atau pencari peluang bisnis berlomba-

bisa menggantikan gurunya dalam banyak sisi,

lomba memasukkan banyak calon pelanggan bisnis

sehingga multimedia daring dapat menghubungkan

ke komunitasnya di internet. Sebagai contoh usaha

guru dengan siswanya tanpa batas waktu dan jarak.

mereka adalah menawarkan situs (website) sebagai

Sebagai

contoh

daring

wahana tempat membuat blog (weblog) dimana

adalah pembelajaran berbasis web. Di sini guru

siempunya blog (blogger) menuangkan ide, pikiran

membuat

materi

dan mengunggah dokumen multimedianya. Contoh

pembelajarannya yang dilengkapi dengan evaluasi

usaha lain adalah membuat jejaring sosial, dimana

belajarnya, baik dalam bentuk teks, gambar, suara,

siapa saja yang mau berteman dapat berinteraksi

animasi dan video. Para siswa tidak hanya

secara realtime maupun asynchronous dan tukar

mengunjungi

menukar

website

situs

pembelajaran

untuk

gurunya

menyajikan

saja

tetapi juga

dokumen

multimedia

masing-masing

diharuskan berinteraksi dengan gurunya melalui

dalam komunitas jejaring sosial ini. Salah satu situs

surel (email) atau ruang percakapan (chatting room)

penyaji weblog gratis yang sering dipakai saat ini

serta dianjurkan mencari materi tambahan di situs

adalah www.wordpress.com , dan contoh jejaring

lain.

sosial yang paling banyak dipakai oleh penduduk

Dalam

laporan

penelitiannya,

Tarmizi

Abubakar [6] mengutip penemuan Schutte (1997)


bahwa pembelajaran berbasis web lebih efektif
dibandingkan

dengan

pembelajaran

di

dunia saat ini adalah Twitter dan Facebook.


Dalam pembelajaran berbasis internet,

kelas

siswa dan guru lebih luas lagi kegiatannya dan lebih

tradisional, yakni prestasi belajar siswa yang

banyak frekuensi pertemuannya bila mereka semua

mengikuti kelas berbasis web lebih tinggi 20 % dari

tergabung dalam suatu jejaring sosial dan masing-

siswa kelas tradisional. Dan ternyata, pencarian

masing guru membuat blog. Dalam pengalaman

sumber belajar lain dengan internet lebih disukai

penulis, berinteraksi dengan para peserta didik

melalui Facebook lebih efektif daripada melalui

menghasilkan tulisan ilmiah [8]. Sebagai contoh,

surel. Hal in disebabkan:

dalam pelajaran Bahasa Indonesia dan Daerah,

(1) mereka lebih sering membuka Facebook


daripada surel;
(2) mereka

siswa bersama guru bisa mengunggah kosa kata


baru yang belum ada dalam kamus besar. Dalam

memiliki

surel

hanya

untuk

pelajaran

Geografi,

siswa

dan

guru

dapat

membuat akun Facebook bukan untuk

mengunggah nama sebuah kota atau desa, atau

bertukar dokumen;

tempat yang berpotensi wisata yang besar yang

(3) langkah-langkah membuka dan mengirim


dokumen

di

Facebook

lebih

mudah

daripada di surel.

dilengkapi denga foto, denah, peta, informasi


kependudukan, sumber daya alam, kegiatan seni
dan budaya , dan sebagainya. Atau dalam pelajaran

(4) Facebook menyediakan hyperlink untuk

sejarah, mereka bisa mengunggah nama sebuah

blog dan juga sebaliknya, tidak demikian

peristiwa yang belum terungkap dalam sejarah

dengan surel, ia hanya mampu mengaitkan

populer selama ini.

(menge-link) ke Facebook tapi tidak


sebaliknya.

Seperti yang sudah disebutkan di muka,


hasil pengembangan TIK mampu menggabungkan

Untuk memenuhi kebutuhan pencarian

teknologi komputer, internet, dan ponsel. Ini artinya

data terutama informasi dari berbagai disiplin ilmu,

dalam konteks pembelajaran yang berbasis TIK,

guru dan siswa dapat memanfaatkan sebuah situs

guru

yang berfungsi sebagai Ensiklopedi Daring (Online

pembelajaran di kelas. Secara sederhana, tentu saja,

Encyclopedia) yang dapat diupdate oleh semua

para siswa dapat mengakses materi dan tugas dari

orang di dunia. Namanya Wikipedia. Situs ini,

gurunya yang diunggah ke Facebook. Secara rinci,

menurut hemat penulis, amatlah menantang guru

Hayo Reinders [9] menyebutkan ada 20 cara

untuk berkreasi dalam pemberian motivasi kepada

menggunakan ponsel dalam pembelajaran bahasa.

siswa dalam pencarian informasi apa saja yang

Meskipun

berkenaan dengan pelajaran mereka dan kehidupan

konteks pembelajaran bahasa Inggris, namun para

sehari-sehari dan yang berkaitan dengan aktualisasi

guru mata pelajaran lain bisa mengambil faedah

diri mereka agar dapat menjadi manusia yang

dari ide beliau. Beberapa cara yang dapat kita

bermanfaat bagi orang banyak, sekaligus juga

pertimbangkan dan kita ambil faedahnya adalah

pemberian

sebagai berikut:

bimbingan

kepada

siswa

untuk

dapat

memanfaatkan

beliau

ponsel

mengungkapkannya

dalam

dalam

1) Gunakan fitur Catatan (Notes) untuk


mengkoleksi kata-kata

atau ungkapan

bahasa Inggris yang mereka dengar atau


baca tiap hari;

ilmu dan keterampilan ini dapat diserap dan


diimplemantasikan oleh para guru?
Terlepas dari sikap malas dan skeptis,
maka para guru hendaknya secara berkala atau

2) Gunakan kamera ponsel untuk mengambil


foto dokumen berbahasa Inggris dan
mengunggah foto tersebut ke Internet
(misalnya ke Facebook);

bertahap dibekali dengan pengenalan TIK. Hal ini


bisa dilakukan dengan:
1) Mengikuti pelatihan atau bintek TIK yang
diselenggarakan

3) Gunakan fitur rekaman untuk merekam


jawab siswa, percakapan siswa, dll.;
4) Gunakan fitur SMS untuk mempraktekkan

oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran

(tugas menulis dalam bentuk kegiatan

kota/kabupaten;

ponsel

untuk

mengungggah

tulisan dan foto ke situs (misalnya Blog);


6) Gunakan ponsel untuk bercakap dan tukarmenukar data di jejaring sosial (misalnya
Twitter dan Facebook); dan
7) Gunakan memori (atau kartu memori)

dinas

2) Mengikuti pelatihan yang diselenggarkan

(MGMP)

5) Gunakan

kantor

pendidikan provinsi dan kota/kabupaten;

bahasa yang dipelajari, menulis berantai

yang menarik dan menantang siswa);

oleh

3) Mengikuti
lembaga

gugus

rayon

kursus-kursus
pendidikan

di

atau

lembaga-

diploma

jurusan

teknologi informatika atau kursus-kursus


komputer;
4) Belajar atau kursus secara privat dengan
bimbingan

orang

atau

guru

yang

berpengalaman.

ponsel sebagai penyimpan data yang akan


dibagi-bagikan kepada peserta didik dan
sesama guru.

Dalam pelatihan atau kursus yang diikuti,


para guru akan mendapatkan keterampilan yang
mendasar seperti menghidupkan dan mematikan

Jadi, nampaknya masih banyak yang harus

komputer, mengenali perangkat keras (hardware)

diketahui dan diterapkan dari pemanfaatan TIK ini

dan lunak (software). Pada perangkat keras,

oleh guru dalam meningkatkan profesionalitasnya

misalnya, mereka mengenali DVD drive dan

dengan secara kreatif menjadikan komputer dan

fungsinya serta mengoperasikannya; perangkat

ponsel sebagai multimedia dalam pembelajaran

penyimpan data, seperti Flashdisk yang dicolokkan

baik di kelas maupun di luar kelas. Namun, apakah

pada lubang USB, serta perangkat proyektor LCD.

Pada

perangkat

lunak,

mereka

mempelajari

berbagai aplikasi, misalnya Microsoft Office,

untuk media pembelajaran tergolong dalam 4


(empat) kategori:

aplikasi untuk perkantoran yang memiliki 3 (tiga)

1) Golongan Pecinta Teknologi, yakni

aplikasi yang populer yakni Word untuk menulis

para guru yang meyakini teknologi

dokumen, Excel untuk menghitung data dengan

mampu

rumus dan pembuatan grafik atau diagram, serta

permasalahan dalam pembelajaran;

Powerpoint untuk presentasi tulisan, gambar,

2) Golongan Pembenci Teknologi, yakni

animasi dan video. Serta yang tidak kalah

para guru yang meyakini teknologi

pentingnya, mereka dapat mengenal internet dan

hanyalah merusak pembelajaran;

apa saja informasi yang dapat mereka cari di sana.

mengatasi

semua

3) Golongan Netral, yakni para guru

Sebenarnya,hampir semua sekolah (tentu

yang

berkeyakinan

pengggunaan

saja yang sudah dialiri listrik) , sekarang sudah

teknologi akan berhasil atau gagal

mengajarkan mata pelajaran TIK . Jadi guru yang

tergantung

ingin belajar TIK bisa menyempatkan diri ikut

pembelajaran yang cocok; dan

dalam pembelajaran di kelas atau di laboratorium

pada

pemilihan

4) Golongan Kritis, yakni para guru yang

komputer. Jumlah komputer meja (Desktop PC)

berkeyakian

bahwa

yang terbatas tidak menjadi masalah mengingat

teknologi

harga komputer jinjing (laptop PC) saat ini sudah

pembelajaran

amat terjangkau. Dan ukuran be\sar laptop itu pun

dalam, kurang jelas, dan tidak dapat

saat ini juag tidak jadi masalah lagi dengan

diperkirakan

ditemukannya Notebook. Masalah listrik di sekolah

dipertimbangkan

pun pun juga dapat diatasi dengan adanya produk

budayanya

baru yang lebih praktis dan tahan lama baterenya,

teknologi dan mengevaluasinya.

itu

penggunanaan

berpengaruh
dengan

cara

pada
yang

sehingga

perlu

aspek

sosial-

ketika

menggunakan

yakni PC Tablet (disingkat dengan Tab, atau dalam


bahasa kita, Sabak Elektronik).

Oleh karena itu, agar pelatihan TIK untuk

Memang tidak semua guru memiliki

para guru mencapai sasaran, maka para penentu

semangat yang sama untuk menguasai teknologi

kebijakan seperti kepala dinas, kepala bidang

ini. Gina Mikel Petrie dan Lisa Avery [10]

persekolahan, dan kepala sekolah harus menunjuk

menyebutkan

instruktur

bahwa

para

guru

dalam

hal

menghadapi penggunaan teknologi seperti TIK

yang

mampu

mengenali

keempat

golongan tersebut sehingga obat yang diberi sesuai

dengan penyakitnya. Sebenarnya, kepala dinas dan

siswa sudah memiliki produk teknologi

jajarannya

ini, minimal ponsel.

saat

ini

dapat

merangsang

dan

mendorong para guru untuk berkreasi dalam

2) Hendaknya guru tidak menunggu jatah

pembuatan media pengajaran dan karya tulis

pelatihan TIK dari Kedinasan, namun

dengan berlandaskan pada PermenPAN no. 16

hendaknya proaktif dengan

tahun 2009 tentang Jabatan FungsionaL Guru dan

kursus dan pendidikan komputer pada

Angka

sektor non-formal atau informal.

Kreditnya

yang

mana

ada

unsur

pengembangan diri yang menghendaki adanya

3) Hendaknya

guru
profesi

mengikuti

menyadari
guru

bahwa

kreasi dan inovasi dalam pembelajaran serta karya

tunjangan

yang

telah

tulis berupa penelitian tindakan kelas, dan lain-lain.

diberikan pemerintah semenjak tahun 2008


adalah salah satu amanah agar guru lebih
professional dal pelaksanaan tugas mereka.

3. Simpulan
Dari uraian di atas simpulan yang dapat
ditarik adalah:

4. Rujukan

1) TIK mampu menjadikan kegiatan belajarmengajar menjadi lebih mudah dipahami,

[1] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2006.

menarik,

Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta

menantang,

dan

memotivasi

siswa dan guru.


2) TIK mampu menjadikan hubungan guru
dan siswa melewati batas waktu dan jarak.

[2] Prof.Dr.Azhar

Arsyad,M.A.

2009.

Media

Pembelajaran. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

3) TIK mampu memberikan apresiasi dan


kepuasan bagi guru dan siswa baik secara

[3] Denny Setiawan, dkk.

2008. Komputer dan

pribadi, kelompok, akademik, sosial dan

Media Pembelajaran. Universitas Terbuka: Jakarta

kebangsaan.
[4] William Ditto. Multimedia. Dalam Microsoft
Adapun saran yang dapat diberikan adalah:

Encarta 2009 (CD-ROM). Microsoft

1) Hendaknya

Corporation.

guru

bersemangat

dalam

penggunaan TIK mengingat hampir semua

[5] Wim Permana, S. Kom. 2011. Sepuluh Tips

Development in English Teaching Forum Vol.49

Rahasia Presentasi Spektakuler ala Steve Jobs

No.3. US Department of State: Washington DC.

(Bagian 2). Diakses dari


www.pengusahamuslim.com tanggal 9 Oktober
2011.

[6] Tarmizi Abubakar. 2003. Pembelajaran


Bahasa Indonesia berbasis web: Suatu Upaya
Difusi Pembaruan Strategi Pembelajaran. Dalam
Forum Kependidikan Vol. 23 No.1. FKIP Unsri:
Palembang.

[7] Masda S.Simatupang dan Soni Mirizon. 2005.


Using Computer Technology in English
Teaching. Dalam Forum Kependidikan Vol.25
No.1. FKIP Unsri: Palembang.

[8] Christine M. Tardy. 2010. Wrting for the


World: Wikipedia as an Introduction to Academik
Writing. Dalam English Teaching Forum Vol.48
No.1. US Departmen of State: Washington DC.

[9] Hayo Reinders. 2010. Twenty Ideas for Using


Mobile Phones in the Language Classroom. Dalam
English Teaching Forum Vol.43 No.3. US
Departmen of State: Washington DC.

[10] Gina Mikel Petrie and Lisa Avery. 2011.


Identifying Our Approaches to Language Learning
Technologies: Improving Professional

Anda mungkin juga menyukai