Anda di halaman 1dari 7

BAB XI

PEMBAHASAN UMUM
Dalam suatu operasi pemboran penyemenan salah satu unsur yang sangat
diperhatikan karena baik buruknya suatu penyemenan akan berdampak pula pada
keadaan formasi dan casing sebagai pelindung lubang bor. Suspensi semen
memiliki sifat-sifat tertentu dimana sifat dari suspensi semen akan mempengaruhi
proses penyemenan maupun hasil dari penyemenan yang kita lakukan. Sifat-sifat
dari suspensi semen diantaranya adalah densitas, thickening time, filtration loss,
free water, compressive strength, dan shear bond strength.
Dari data percobaan dapat dilihat bahwa semakin besar penambahan massa
additif semakin besar pula nilai densitas suspensi semen yang didapat. Dan jika
dilihat dari grafik penambahan barite nilai densitas suspensi semennya lebih besar
peningkatannya dibanding nilai dari additive bentonite. Baik additive bentonite
dan barite masing masing berfungsi sebagai menaikkan SG dari semen. Namun
kecenderungan bentonite itu secara teoritis tidak tepat. Karena fungsi bentonite
yaitu menurunkan densitas semen. Hal ini dapat terjadi karena kesalahan
perhitungan. Densitas suspensi semen yaitu perbandingan antara jumlah berat
bubuk semen, air pencampur dan additive terhadap jumlah volume bubuk
semen,air pencampur dan additive. Densitas suspensi semen sangat berpengaruh
terhadap tekanan hidrostatik suspensi semen didalam lubang sumur, misalnya saja
formasi akan pecah dan terjadi loss circulation apabila formasi sudah tidak
mampu menahan formasi.
Pada pengujian rheology suspensi semen, nilai plastic viscosity dan yield
point jika ditambahkan barite lebih besar dibandingkan plastic viscosity dan yield
point jika ditambahkan bentonite.
Pada pengujian thickening time dilakukan pengukuran seberapa besar
consistensi dari suspensi semen yang kita buat dengan melakukan penambahan
additif NaCl dan CMC pada suspensi semen. Jika diketahui besarnya konsistensi
semen kita dapat merancang pemompaan dan waktu kerja sesuai dengan
kebutuhan operasional dimana waktu pemompaan harus lebih kecil dari
122

thickening time-nya agar semen tidak mengeras sebelum mencapai target. Secara
teori, semakin banyak NaCl yang ditambahkan, maka thickening time akan
meningkat (naik), karena sifatnya sebagai pengencer. Suspensi semen yang kental
viscositasnya kecil sehingga waktu pengerasan semakin cepat.
Pengujian free water dilakukan untuk mengetahui batas harga WCR yang
tidak boleh melebihi kadar air maksimum yaitu 3,5 ml jika lebih dari kadar air
maksimum akan menyebabkan terjadinya ruang pori pada suspensi semen yang
menyebabkan permeabilitas besar. Jika permeabilitas besar maka akan terjadi
kontak fluida antar formasi dengan annulus juga strength semen berkurang.
Dalam pengujian ini digunakan additive bentonite dan NaCl. Dimana pada awal
grafik meningkat, kemudian menurun. Secara teoritis, bentonite berfungsi sebagai
penghisap / pengabsorb air, sehingga kadar free water akan berkurang bila
bentonite yang ditambahkan semakin banyak. Namun bila free water terlalu
sedikit, menyebabkan semen memiliki friksi yang besar terhadap lubang bor,
akibatnya formasi bisa retak atau pecah.
Filtration Loss adalah peristiwa hilangnya cairan suspensi semen kedalam
formasi permeable yang dilaluinya. Maka dalam pengujian filtration loss dihitung
besarnya filtrat yang keluar dari filterpress, filtrat merupakan fluida dari suspensi
semen yang masuk kedalam formasi. Jika terlalu banyak filtrat keluar maka
suspensi semen kekurangan cairan sehingga menyebabkan friksi di annulus dan
berakibat pecahnya formasi. Penggunaan additif mempengaruhi banyak sedikitnya
filtrat, dalam percobaan digunakan Bentonite dan NaCl, bentonite memiliki sifat
mengikat air sehingga semakin banyak digunakan semakin sedikit filtrat yang
keluar dari filterpress sedangkan NaCl dapat memperbesar filtration loss.
Penambahan bentonite pada dasarnya akan menurunkan jumlah filtration loss. Hal
ini dapat terjadi karena bentonite bersifat menghisap air sehingga kandungan air
dalam suspensi semen tetap terjaga. Akan tetapi penambahan bentonite ini perlu
diperhitungkan secara tepat untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
Pengujian compressive strength dilakukan untuk mengetahui kekuatan dari
semen padat untuk menahan tekanan horizontal yang berasal dari formasi ataupun
casing, dalam pembuatan sample semen bubur semen ditambah dengan additive

bentonite dan barite. Penambahan bentonite akan menyebabkan penurunan


strength semen. Sedangkan penambahan barite dapat menaikkan strength semen.
Dalam mengukur strength semen, sering kali yang diukur adalah compressive
strength. Untuk mencapai hasil penyemenan yang diinginkan maka strength
semen harus mampu melindungi dan menyokong casing, menahan goncangan
selama operasi pemboran, menyekat lubang dari fluida formasi yang korosif serta
menyekat antar lapisan yang permeable.
Shear bond strength merupakan kemampuan semen menahan tekanan secara
vertical yang digunakan untuk menahan tekanan karena berat casing, dalam
pengujiannya semen bubur semen yang digunakan ditambah dengan additive
bentonite dan barite. Semen yang baik adalah semen yang mempunyai harga
shear bond strength tinggi karena semen mempunyai kekuatan untuk mampu
menahan tekanan-tekanan yang berasal dari berat casing yang ditimbulkan atau
tekanan tekanan dalam arah yang vertikal. Berdasarkan teori, fungsi dari
penambahan barite dapat meningkatkan harga shear bond strength, tetapi pada
percobaan yang dilakukan ada sedikit ketidakcocokkan dengan teori yang ada.
Luas permukaan bubuk semen dapat dihitung dan dijadikan sebagai acuan
dalam pemilihan semen yang baik. Karena semakin besar luas permukaan bubuk
semen berarti butiran semen semekin kecil dan ikatan antar ionnya pun semakin
erat dengan demikian padatan semen yang akan dihasilkan akan memiliki
permeabilitas yang kecil, jika semen berpermeabilitas kecil akan mencegah
adanya fluida formasi yang mungkin bisa masuk melewati pori semen yang
terbentuk dan dapat menyebabkan terjadinya korosi pada casing.

BAB XII
KESIMPULAN UMUM
1. Pembuatan suspensi semen dan cetakan sampel dilakukan untuk
menganalisa sifat-sifat semen pemboran seperti compressive strength, shear
bond strength dan permeabilitas.

2. Barite dan bentonite merupakan additif yang digunakan untuk menambah


densitas semen dan barite menaikkan densitas semen lebih besar
dibandingkan bentonite.
3. Jika densitas suatu suspensi semen kecil maka tekanan suspensi semen
tersebut juga kecil.
4. Sifat fluida dalam rheologi adalah viskositas dan yield point. Sifat fluida
sangat berpengaruh dalam proses sirkulasi semen.
5. Penambahan barite menaikkan nilai plastic viscosity dan yield point dari
suspensi semen.
6. Penambahan bentonite menurunkan nilai plastic viscosity dan yield point.
7. Pengujian thickening time adalah menentukan waktu pemompaan, dimana
waktu pemompaan harus lebih kecil dari thickening time, sehingga semen
tidak lebih dulu mengeras sebelum seluruh suspensi semen mencapai target
yang diinginkan.
8. Thickening time yang diinginkan tergantung dari kedalaman sumur dan
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai zona yang diinginkan.
9. Jika thickening time terlalu besar akan mengurangi efektifitas kerja,
sedangkan jika thickening time terlalu kecil akan menimbulkan resiko
semen kering sebelum mencapai permukaan.
10. Free water menyatakan besarnya pori pada semen ketika keringnya semen
akibat hilangnya air bebas ke formasi dengan permeabilitas formasi yang
baik.
11. Semakin banyak filtrat yang hilang dari suspensi semen maka akan
menyebabkan semen kekurangan air (flash set).
12. Bentonite merupakan salah satu additive yang mengurangi nilai compressive
strength suatu suspensi semen.
13. Semakin besar massa additive yang ditambahkan maka akan semakin
memperkecil harga compressive strength baik bentonite maupun NaCl.
14. Jika compressive strength lebih kecil dari yang seharusnya, maka semen
bisa rusak. Sedangkan jika compressive strength lebih besar dari yang
seharusnya, maka formasi bisa rusak.
15. Penambahan additive berupa bentonite dan NaCl dapat mengurangi nilai
shear bond strength dari suatu suspensi semen.
16. Nilai shear bond strength sangat berpengaruh terhadap ketahanan dari
semen untuk menahan semen secara vertikal.

17. Semakin besar luas permukaan semen maka kualitas semen semakin baik,
karena ikatan semen semakin kuat ketika disuspensikan.
18. Semakin besar nilai densitas semen maka semakin kecil nilai ops.

Thickening time didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan


suspensi semen untuk mencapai konsistensi sebesar 100 UC (Unit of
Consistency). Konsistensi sebesar 100 UC merupakan batasan bagi
suspensi semen masih dapat dipompa lagi, namun biasanya 70 UC adalah
kekentalan maksimum yang masih dapat dipompa. Dalam penyemenan
yang di maksud dengan konsistensi adalah viskositas, cuma dalam
pengukurannya ada sedikit perbedaan prinsip. sehingga penggunaan
konsistensi ini dapat dipakai untuk membedakan viskositas pada operasi

penyemenan

dengan

viskositas

pada

operasi

pemboran

(lumpur

pemboran).
Thickening time semen ini sangatlah penting, waktu pemompaan
harus lebih kecil dari thickening time, karena bila tidak akan menyebabkan
suspensi semen mengeras lebih dahulu. Sebelum sesudah suspensi semen
mencapai target yang diinginkan dan bila mengeras didalam casing
merupakan kejadian yang sangat fatal dalam oprasi pemboran selanjutnya.
Untuk sumur-sumur yang dalam dan untuk kolam penyemenannya
yang panjang, diperlukan waktu pemompaan yang lama sehingga
Thickening time harus diperpanjang, untuk memperpanjang atau
memperlambat Thickening time perlu ditambah retarder kedalam suspensi
semen, seperti calcium lignosulfate, carboxymenthyl hydroxyethyl
cellulose dan senyawa-senyawa organik.
Pada sumur-sumur yang dangkal maka diperlukan thickening time
yang tidak lama, karena selain target yang akan dicapai tidak terlalu
panjang, juga untuk mempersingkat waktu. Untuk mempersingkat
thickening time, dapat ditambah accelerator kedalam suspensi semen.
Yang termasuk accelerator adalah calcium clorida, sodium clorida,
gypsum, sodium silikat, air laut dan additif yang tergolong dalam
dispersant.
80
Bila semen mengeras di dalam Casing merupakan masalah yang fatal
bagi operasi pemboran selanjutnya. Waktu pemompaan (pumpability time)
yang maksimum umumnya disamakan dengan thickening time dengan
pertimbangan faktor keamanan. Waktu pemompaan yang diperlukan
dipengaruhi oleh tinggi kolom dan volume suspensi semen yang harus
dipompakan, kecepatan laju alir pemompaan dantemperatur operasi sumur
tersebut.
Perencanaan besarnya thickening time bergantung kepada kedalaman
sumur dan waktu untuk mencapai daerah target yang akan disemen.

Dilaboratorium, pengukuran thickening time menggunakan alat High


Pressure High Temperature Consistometer (HPHT). Disimulasikan pada
kondisi temperatur dan tekanan sirkulasi. Thickening time suspensi semen
dibaca bila pada alat diatas telah menunjukkan 100 UC untuk standar API.
Namun ada perusahaan lain yang menggunakan angka 70 UC (seperti pada
hudbay)

dengan

pertimbangan

faktor

keselamatan,

kemudiaan

diekstrapolasi ke 100 uc.


Perhitungan konsistensi suspensi semen dilaboratorium ini dilakukan
dengan mengisi sampel kedalam silinder, lalu diputar konstan pada 150
rpm kemudiaan dibaca harga torsinya. Dan harga konsistensi suspensi
semen dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Bc=

T 78.2
20.02

Dimana :
Bc =

Konsistensi suspense semen

Pembacaan harga torsi,g-cm

Peralatan yang digunakan untuk mengukur thickening time suspensi


semen adalah Atmospheric Consistometer digunakan untuk kondisi
tekanan atmosphere dan temperature sampai 220oF, sedangkan HPHT
Consistometer umumnya digunakan pada tekanan sampai 2500 psi dan
BHCT 500oF.

Anda mungkin juga menyukai