PEMBAHASAN UMUM
Dalam suatu operasi pemboran penyemenan salah satu unsur yang sangat
diperhatikan karena baik buruknya suatu penyemenan akan berdampak pula pada
keadaan formasi dan casing sebagai pelindung lubang bor. Suspensi semen
memiliki sifat-sifat tertentu dimana sifat dari suspensi semen akan mempengaruhi
proses penyemenan maupun hasil dari penyemenan yang kita lakukan. Sifat-sifat
dari suspensi semen diantaranya adalah densitas, thickening time, filtration loss,
free water, compressive strength, dan shear bond strength.
Dari data percobaan dapat dilihat bahwa semakin besar penambahan massa
additif semakin besar pula nilai densitas suspensi semen yang didapat. Dan jika
dilihat dari grafik penambahan barite nilai densitas suspensi semennya lebih besar
peningkatannya dibanding nilai dari additive bentonite. Baik additive bentonite
dan barite masing masing berfungsi sebagai menaikkan SG dari semen. Namun
kecenderungan bentonite itu secara teoritis tidak tepat. Karena fungsi bentonite
yaitu menurunkan densitas semen. Hal ini dapat terjadi karena kesalahan
perhitungan. Densitas suspensi semen yaitu perbandingan antara jumlah berat
bubuk semen, air pencampur dan additive terhadap jumlah volume bubuk
semen,air pencampur dan additive. Densitas suspensi semen sangat berpengaruh
terhadap tekanan hidrostatik suspensi semen didalam lubang sumur, misalnya saja
formasi akan pecah dan terjadi loss circulation apabila formasi sudah tidak
mampu menahan formasi.
Pada pengujian rheology suspensi semen, nilai plastic viscosity dan yield
point jika ditambahkan barite lebih besar dibandingkan plastic viscosity dan yield
point jika ditambahkan bentonite.
Pada pengujian thickening time dilakukan pengukuran seberapa besar
consistensi dari suspensi semen yang kita buat dengan melakukan penambahan
additif NaCl dan CMC pada suspensi semen. Jika diketahui besarnya konsistensi
semen kita dapat merancang pemompaan dan waktu kerja sesuai dengan
kebutuhan operasional dimana waktu pemompaan harus lebih kecil dari
122
thickening time-nya agar semen tidak mengeras sebelum mencapai target. Secara
teori, semakin banyak NaCl yang ditambahkan, maka thickening time akan
meningkat (naik), karena sifatnya sebagai pengencer. Suspensi semen yang kental
viscositasnya kecil sehingga waktu pengerasan semakin cepat.
Pengujian free water dilakukan untuk mengetahui batas harga WCR yang
tidak boleh melebihi kadar air maksimum yaitu 3,5 ml jika lebih dari kadar air
maksimum akan menyebabkan terjadinya ruang pori pada suspensi semen yang
menyebabkan permeabilitas besar. Jika permeabilitas besar maka akan terjadi
kontak fluida antar formasi dengan annulus juga strength semen berkurang.
Dalam pengujian ini digunakan additive bentonite dan NaCl. Dimana pada awal
grafik meningkat, kemudian menurun. Secara teoritis, bentonite berfungsi sebagai
penghisap / pengabsorb air, sehingga kadar free water akan berkurang bila
bentonite yang ditambahkan semakin banyak. Namun bila free water terlalu
sedikit, menyebabkan semen memiliki friksi yang besar terhadap lubang bor,
akibatnya formasi bisa retak atau pecah.
Filtration Loss adalah peristiwa hilangnya cairan suspensi semen kedalam
formasi permeable yang dilaluinya. Maka dalam pengujian filtration loss dihitung
besarnya filtrat yang keluar dari filterpress, filtrat merupakan fluida dari suspensi
semen yang masuk kedalam formasi. Jika terlalu banyak filtrat keluar maka
suspensi semen kekurangan cairan sehingga menyebabkan friksi di annulus dan
berakibat pecahnya formasi. Penggunaan additif mempengaruhi banyak sedikitnya
filtrat, dalam percobaan digunakan Bentonite dan NaCl, bentonite memiliki sifat
mengikat air sehingga semakin banyak digunakan semakin sedikit filtrat yang
keluar dari filterpress sedangkan NaCl dapat memperbesar filtration loss.
Penambahan bentonite pada dasarnya akan menurunkan jumlah filtration loss. Hal
ini dapat terjadi karena bentonite bersifat menghisap air sehingga kandungan air
dalam suspensi semen tetap terjaga. Akan tetapi penambahan bentonite ini perlu
diperhitungkan secara tepat untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
Pengujian compressive strength dilakukan untuk mengetahui kekuatan dari
semen padat untuk menahan tekanan horizontal yang berasal dari formasi ataupun
casing, dalam pembuatan sample semen bubur semen ditambah dengan additive
BAB XII
KESIMPULAN UMUM
1. Pembuatan suspensi semen dan cetakan sampel dilakukan untuk
menganalisa sifat-sifat semen pemboran seperti compressive strength, shear
bond strength dan permeabilitas.
17. Semakin besar luas permukaan semen maka kualitas semen semakin baik,
karena ikatan semen semakin kuat ketika disuspensikan.
18. Semakin besar nilai densitas semen maka semakin kecil nilai ops.
penyemenan
dengan
viskositas
pada
operasi
pemboran
(lumpur
pemboran).
Thickening time semen ini sangatlah penting, waktu pemompaan
harus lebih kecil dari thickening time, karena bila tidak akan menyebabkan
suspensi semen mengeras lebih dahulu. Sebelum sesudah suspensi semen
mencapai target yang diinginkan dan bila mengeras didalam casing
merupakan kejadian yang sangat fatal dalam oprasi pemboran selanjutnya.
Untuk sumur-sumur yang dalam dan untuk kolam penyemenannya
yang panjang, diperlukan waktu pemompaan yang lama sehingga
Thickening time harus diperpanjang, untuk memperpanjang atau
memperlambat Thickening time perlu ditambah retarder kedalam suspensi
semen, seperti calcium lignosulfate, carboxymenthyl hydroxyethyl
cellulose dan senyawa-senyawa organik.
Pada sumur-sumur yang dangkal maka diperlukan thickening time
yang tidak lama, karena selain target yang akan dicapai tidak terlalu
panjang, juga untuk mempersingkat waktu. Untuk mempersingkat
thickening time, dapat ditambah accelerator kedalam suspensi semen.
Yang termasuk accelerator adalah calcium clorida, sodium clorida,
gypsum, sodium silikat, air laut dan additif yang tergolong dalam
dispersant.
80
Bila semen mengeras di dalam Casing merupakan masalah yang fatal
bagi operasi pemboran selanjutnya. Waktu pemompaan (pumpability time)
yang maksimum umumnya disamakan dengan thickening time dengan
pertimbangan faktor keamanan. Waktu pemompaan yang diperlukan
dipengaruhi oleh tinggi kolom dan volume suspensi semen yang harus
dipompakan, kecepatan laju alir pemompaan dantemperatur operasi sumur
tersebut.
Perencanaan besarnya thickening time bergantung kepada kedalaman
sumur dan waktu untuk mencapai daerah target yang akan disemen.
dengan
pertimbangan
faktor
keselamatan,
kemudiaan
T 78.2
20.02
Dimana :
Bc =