(7-1)
F t
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
(7-2)
'
Dian Widiastuti
FISIKA I
di mana
adalah gaya total yang diberikan kepada benda (jumlah vektor dari
semua gaya yang bekerja padanya) dan p adalah hasil perubahan momentum
yang terjadi selama selang waktu t. Kita dapat langsung menurunkan bentuk yang
lebih kita kenal dari hukum kedua,
F ma ,
massa konstan. Jika v0 adalah kecepatan awal benda dan v adalah kecepatannya
setelah waktu t telah berlalu, maka
p mv mv 0 m( v v 0 )
t
t
t
v
m
t
ma
a v t .
[massa konstan]
sebenarnya lebih umum dari persamaan yang lebih kita kenal karena mencakup
situasi di mana massa bisa berubah. Hal ini penting pada keadaan tertentu, seperti
pada roket yang kelihangan massanya pada waktu membakar bahan bakarnya.
Contoh :
1. Air keluar dari selang dengan debit 1,5 kg/s dan laju 20 m/s, dan diarahkan
pada sisi mobil, yang menghentikan gerak majunya. (Artinya, kita abaikan
percikan air kebelakang.) Berapa gaya yang diberikan air pada mobil?
Jawab :
Kita ambil arah x positif ke kanan. Pada setiap detik, air dengan momentum
p x m x 1,5 20 30 kg.m/s berhenti pada saat mengenai mobil. Besar
p p akhir p awal 0 30
30 N
t
t
1
Tanda minus menunjukkan bahwa gaya pada air berlawanan arah dengan
kecepatan asal air. Mobil memberikan gaya sebesar 30 N ke kiri untuk
menghentikan air, sehingga dari hukum Newton ketiga, air memberikan gaya
sebesar 30 N pada mobil.
2. Bagaimana jika air memercik kembali dari mobil pada contoh soal 1. Apakah
gaya pada mobil lebih besar atau lebih kecil ?
Jawab :
Jika air memercik kembali ke arah selang, perubahan momentum akan lebih
besar, berarti gaya pada mobil akan lebih besar. Perhatikan bahwa pakhir
sekarang akan menunjuk ke arah x negatif, sebagaimana ditunjukkan oleh
Dian Widiastuti
FISIKA I
gambar 1. Sehingga hasil untuk F, akan sebesar angka minus yang lebih
kecil dari 30 N (yaitu, 35 sampai 40 N, bergantung pada laju percikan air).
Untuk
mudahnya,
mobil
tidak
hanya
memberikan
gaya
untuk
pawal
Pakhir
p = pakhir pawal
Gambar 1 : Contoh konseptual 7-2. momentum air
sebelum dan sesudah memercik kembali, dan p.
2.
Kekekalan Momentum
m1v1
m2v2
x
Gambar 2 : Momentum kekal pada tumbukan dua bola.
Kita anggap gaya eksternal total sistem dua bola ini sebesar nolartinya, gaya yang
Dian Widiastuti
FISIKA I
signifikan hanyalah gaya yang diberikan tiap bola ke bola lainnya ketika tumbukan.
Walaupun momentum dari tiap bola berubah akibat terjadi tumbuhan jumlah
momentum mereka ternyata sama pada waktu sebelum dan sesudah tumbukan. Jika
m1v1 adalah momentum bola nomor 1 dan m2v2 merupakan momentum bola 2,
keduanya diukur sebelum tumbukan, maka momentum total kedua bola sebelum
tumbukan adalah m1v1 dan m2v2. Setelah tumbukan, masing-masing bola memiliki
kecepatan dan momentum yang berbeda, yang akan kita beri tanda aksen pada
kecepatan: m1v1 dan m2v2. Momentum total setelah tumbukan adalah m1v1 + m2v2.
Tidak peduli berapapun kecepatan dan massa yang terlibat, ternyata momentum
total sebelum tumbukan sama dengan sesudahnya, apakah tumbukan tersebut dari
depan atau tidak, selama tidak ada gaya eksternal total yang bekerja:
momentum sebelum tumbukan = momentum sesudah tumbukan
m1 v 1 m2 v 2 m1 v '1 m2 v ' 2
(7-3)
Jadi jumlah vektor momentum pada sistem dua bola tersebut kekal : tetap konstan.
Dengan demikian, pernyataan umum hukum kekekalan momentum adalah
Momentum total dari suatu sistem benda-benda yang terisolasi tetap
konstan.
Dengan istilah sistem, yang dimaksud adalah sekumpulan benda yang
berinteraksi satu sama lain. Sistem terisolasi adalah suatu sisten di mana gaya
yang ada hanyalah gaya-gaya di antara benda-benda pada sistem itu sendiri. Jumlah
semua gaya ini akan nol dengan berlakunya hukum Newton ketiga. Jika ada gaya
luaryang dimaksud adalah gaya-gaya yang diberikan oleh benda di luar sistem
dan jumlahnya tidak nol (secara vektor), maka momentum total tidak kekal.
Contoh :
3. Sebuah gerbong kereta 10.000 kg yang berjalan dengan laju 24 m/s
menabrak gerbong lain yang sejenis yang sedang dalam keadaan diam. Jika
kedua gerbong tersebut tersambung sebagai akibat dari tumbukan, berapa
kecepatan bersama mereka?
Jawab :
Momentum total awal adalah
m11 m2 2 10.000 24 10.000 0
2,4 10 5
dan menuju ke kanan, ke arah +x. Setelah tumbukan, momentum total akan
sama, dan dimiliki bersama oleh kedua gerbong. Karena kedua gerbong
tersebut menyatu, laju mereka akan sama, kita sebut saja . Maka :
Dian Widiastuti
FISIKA I
m1 m2 ' 2,4 10 5
'
2,4 10 5
12
2 10 4
ke kanan. Laju bersama mereka setelah tumbukan adalah setengah dari laju
awal gerbong 1.
4. Lihat Lihat Contoh Soal No 8 di modul 14.
3. Tumbukan dan Impuls
Pada tumbukan dua benda biasa, karena gaya-gaya besar yang terlibat. Ketika
terjadi tumbukan, gaya biasanya melonjak dari nol pada saat kontak menjadi nilai
yang sangat besar dalam waktu yang sangat singkat, dan kemudian dengan drastis
kembali ke nol lagi. Grafik besar gaya yang diberikan satu benda pada yang lainnya
pada saat tumbukan, sebagai fungsi waktu, kita-kira sama dengan yang ditunjukkan
oleh kurva pada Gambar 3. Selang waktu t biasanya cukup nyata dan sangat
singkat.
Dari hukum newton kedua, Persamaan 7-2, gaya total pada sebuah benda
sama dengan laju perubahan momentumnya :
F
p
t
disebabkan oleh gaya yang singkat tetapi besar yang bekerja pada waktu
tumbukan.) Tentu saja, persamaan ini berlaku untuk masing-masing benda pada
tumbukan.. Jika kita kalikan kedua ruas persamaan ini dengan selang waktu t, kita
dapatkan
Impuls = Ft = p
Gaya, F
(7-4)
t
Waktu,
t pada saat tumbukan.
Gambar 3 : 0Gaya sebagai fungsi
waktu
Dian Widiastuti
FISIKA I
F
t
0
t1
t2
Dian Widiastuti
FISIKA I
Jawab :
(a) Walaupun kita tidak mengetahui F dan dengan demikian tidak bisa
menghitung impul Ft secara langsung, kita dapat menggunakan fakta bahwa
impuls sama dengan perubahan momentum benda yang bersangkutan. Kita
perlu menentukan kecepatan orang tersebut persis sebelum mengnai tanah,
yang dapat kita lakukan dengan menggunakan kekekalan energi (Persamaan
6-11a) :
EK EP
1
2
m 2 0 mg ( y y 0 )
7,7 0
3,8 m/s
2
1 10 2
2,6 10 3 s.
3,8
540
2,1 10 5 N.
3
2,6 10
mg
Fgrd
Dian Widiastuti
FISIKA I
(c) Ini sama saja dengan (b), kecuali d = 0,5 m, sehingga t 0,5 3,8 0,13
s, dan
F
540
4,2 10 3 N.
0,13
Gaya ke atas yang diberikan oleh tanah pada kaki orang tersebut adalah,
seperti pada bagian (b):
Fgrd F mg 4,2 10 3 0,69 10 3 4,9 10 3 N
Jelas, gaya pada kaki jauh lebih kecil jika kaki ditekuk. Pada kenyataannya,
kekuatan tulang kaki tidak cukup kuat untuk menahan gaya yang terhitung
pada (b), sehingga kaki mungkin akan patah pada pendaratan dengan kaki
lurus seperti itu, sementara pada (c) kemungkinannya tidak.
4. Kekekalan Energi dan Momentum pada Tumbukan
Pada sebagain besar tumbukan, kita biasanya tidak mengetahui bagaimana gaya
Dian Widiastuti
FISIKA I
2
2
'2
'2
m11 12 m2 2 12 m1 2 12 m2 2 [tumbukan lenting] (7-5)
Di sini, besaran dengan tanda aksen () berarti setelah tumbukan dan yang tidak
bertanda berarti sebelum tumbukan, seperti pada persamaan 7-3 untuk kekekalan
momentum.
Tumbukan di mana energi kinetik tidak kekal disebut sebagai tumbukan
tidak lenting. Energi kinetik yang hilang diubah menjadi energi bentuk lain,
seringkali energi panas, sehingga energi total (sebagaimana biasanya) tetap kekal.
'
'
Dian Widiastuti
FISIKA I