188 Spek
188 Spek
1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahanbahan
produksi dalam negeri, sesuai dengan keputusan bersama Menteri
Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban
Aparatur Negara tanggal 23 Desember 1980 dan Perpres no. 54 Tahun 2010.
b. Bahanbahan bangunan /tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang yang
ditunjuk, bila bahan-bahan bangunan dan semua jenis memenuhi syarat tekhnis,
sesuai dengan peraturan yang ada dianjurkan untuk dipergunakan dengan
mendapatkan izin dari direksi (secara tertulis).
c. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat
beberapa/bermacam-macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan
mutu bahan yang satu jenis.
d. Bahan-bahan bangunan yang telah ditetapkan jenisnya, dimana bahan bangunan
tersebut mempunyai beberapa macam mutu bahan 1(satu) untuk dipergunakan .
e. Bila rekanan telah menandatangani/melaksanakan jenis dan mutu bahan untuk
pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang ditetapkan bahan-bahan
tersebut harus ditolak dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 24 jam
setelah ditolak dan biaya menjadi tanggung jawab rekanan.
f. Contoh-contoh yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus segera
disediakan tanpa kelambatan atas biaya pemborong dan harus sesuai dengan
standart. Contoh tersebut diambil dengan cara begitu rupa hingga dapat dianggap
bahwa bahan tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.
Contoh tersebut disimpan sebagai dasar penolakan, bila ternyata bahan atau cara
mengajukan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifatsifatnya.
g. Bila dalam uraian dan syarat-syarat disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu
barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukkan kualitas dan tipe dari
barang yang memuaskan pemberi tugas.
3. URAIAN PEKERJAAN
3.1. Penyediaan
Pemborong harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan secara sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk
semua alat-alat pembantu yang dipergunakan seperti andang-andang, alat-alat
pengangkat, mesin-mesin, alat-alat penarik dan sebagainya yang diperlukan
oleh rekanan dan untuk semua alat-alat tersebut pada waktu pekerjaan selesai
karena sudah tidak berguna lagi, supaya dibersihkan dari lokasi.
Standar Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi (dengan
Pascakualifikasi)
126
Pada saat rekanan akan memulai pelaksanaan di lapangan atau setelah rekanan
menerima Surat Keputusan dari KPA harus segera mengadakan persiapan antara
lain berupa pembuatan jadwal pelaksanaan yang berupa bar chart secara
tertulis, berisi tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan, waktu yang direncanakan
dan disesuaikan dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam kontrak dan harus
disahkan KPA dan Konsultan Pengawas.
Bar Chart tersebut selalu berada di lokasi, tempat pekerjaan untuk diikuti dengan
perkembangan hasil pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan diberikan tanda garis
tinta warna merah. Bila terdapat/terlihat adanya hambatan, semua pihak harus segera
mengadakan langkah-langkah untuk penanggulangan hambatan yang akan terjadi.
9. KUASA PEMBORONG DI LAPANGAN
9.1. Pengawasan dan Prosedur Pelaksanaan
Pemborong/Rekanan harus mengawasi dan memimpin pekerjaan dengan
menggunakan kecakapan dan perhatian penuh. Ia harus semata-mata
bertanggung jawab untuk semua alat-alat konstruksi, cara-cara teknik urutan
dan prosedur dan untuk mengkoordinasikan semua bagian daripada yang berada
di bawah kontrak.
Standar Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi (dengan
Pascakualifikasi)
129
kelancaran lalu lintas baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak
berlangsung.
Pemborong juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang
terjadi atas perlengkapan umum (fasilitas) seperti saluran air, listrik dan
sebagainya yang disebabkan oleh kegiatan pemborong, maka biaya pemasangan
kembali dan segala perbaikan kerusakan menjadi tanggung jawab pemborong.
11.4. Terhadap Bangunan Yang Ada
Selama masa pelaksanaan kontrak, pemborong bertanggung jawab penuh atas
segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran
pembangunan dan sebagainya di tapak kerusakan-kerusakan sejenis yang
disebabkan karena kegiatan pemborong dalam arti kata yang luas.
11.5. Keamanan Terhadap Pekerjaan
Pemborong bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk
bahan-bahan bangunan dan perlengkapan instalasi di tapak hingga kontrak
selesai dan diterima baik oleh Direksi. Pemborong harus menjaga perlengkapan
bahan-bahan dari segala kemungkinan kerusakan, kehilangan dan sebagainya
untuk seluruh pekerjaan termasuk bagian-bagian yang dilaksanakan oleh
pekerja-pekerja dan menjaga agar pekerjaan bebeas dari air hujan dengan
melindungi memakai tutup yang layak, memompa atau menimba seperti apa
yang dikehendaki atau diinstruksikan.
12. LAPORAN MINGGUAN DAN HARIAN
Rekanan / pemborong harus membuat laporan bulanan/harian mengenai kemajuan
pekerjaan. Laporan Kemajuan pekerjaan tersebut sekurang-kurangnya mengenai
keterangan-keterangan yang berhubungan dengan kejadian-kejadian selama 1 (satu)
bulan, dimana disediakan di salah satu kemajuan sebagai berikut :
I. Jumlah pegawai/tenaga kerja yang dipekerjakannya selama bulan itu.
II. Uraian kemajuan pekerjaan pada akhir bulan.
III. Bahan-bahan dan barang-barang perlengkapan yang telah masuk dan diterima di
tempat pekerjaan.
IV. Keadaan Cuaca.
V. Kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek.
VI. Kunjungan tamu-tamu lain.
VII. Kejadian khusus.
VIII. Foto-foto ukuran kartu pos sesuai dengan petunjuk Direksi.
13. JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH
13.1. Air Minum dan Air Untuk Pekerjaan
a. Pemborong harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih di
tempat pekerjaan untuk para pekerjanya.
14.2. Kecelakaan
Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan
tersebut pada waktu pelaksanaan, pemborong harus segera mengambil tindakan
yang perlu untuk keselamatan si korban dengan biaya pengobatan dan lain-lain
menjadi tanggung jawab pemborong dan harus segera melaporkan kepada
jawatan Perburuhan dan Direksi.
14.3 Di lokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk pertolongan
pertama yang selalu tersedia dalam setiap saat dan berada di tempat Direksi
Keet/Bouwkeet.
15. ALAT-ALAT PELAKSANAAN/PENGUKURAN
a. Selama pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus menyediakan/menyiapkan alatalat,
baik untuk sarana peralatan pekerjaannya maupun peralatan-peralatan yang
diperlukan untuk memenuhi kualitas hasil pekerjaan antara lain pompa air, beton
mollen dan sebagainya.
b. Penentuan titik-titik duga letak bangunan, siku-siku bangunan maupun daftar
(waterpast) dan tegak lurusnya bangunan harus ditentukan dengan memakai alat
ukur waterpass instrument.
16. SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN
a. Pemborong harus selalu memegang teguh disiplin, keras dan perintah yang baik
antara pekerjaannya dan tak akan mengerjakan tenaga yang tidak sesuai atau tidak
mempunyai keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.
b. Pemborong menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang
disediakan menurut kontrak dalam keadaan baru, dan bahwa semua pekerjaan dan
berkualitas baik dan bebas dari cacat. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan
standart ini dapat dianggap defektif.
c. Dalam Pengajuan penawaran pemborong harus memperhitungkan biaya-biaya
pengujian/ pemeriksaan berbagai bahan pekerjaan. Di luar jumlah tersebut
pemborong tetap bertanggung jawab atas biaya-biaya pengiriman yang tidak
memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki.
17. PEKERJAAN TIDAK BAIK
a. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi agar pemborong pekerjaan apa saja
yang telah ditutup untuk diperiksa, atau mengatur untuk mengadakan pengujian
bahan-bahan atau barang-barang baik yang sudah maupun yang belum dimasukkan
dalam pekerjaan atau yang sudah dilaksanakan. Ongkos untuk pengerjaan dan
sebagainya menjadi beban pemborong, untuk disempurnakan sesuai kontrak.
b. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat
pekerjaan, pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan atau barang-barang apa saja yang
tidak sesuai dengan kontrak.
c. Pemberi tugas boleh (tetapi tidak dengan secara tidak adil atau menyusahkan)
mengeluarkan perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.
Standar Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi (dengan
Pascakualifikasi)
132
Berasal dari hasil pecahan dari batu kali (hasil pecah mesin), atau memakai
kerikil beton dengan bidang pecah 3 sisi ukuran 1-3 cm, padat dan bersih
dari segala kotoran.
d. Pasir Pasang
Untuk semua pekerjaan pemasangan dan pekerjaan plesteran harus
memakai pasir pasang (bukan pasir urug), berbutir kasar, tajam, bersih dan
tidak mengandung debu.
e. Pasir Cor.
Berbutir sangat kasar, tajam dan bersih dari kotoran dan khusus untuk pasir
cor beton (lihat PBI 1971).
f. Semen PC.
Hasil produksi lokal dan tidak boleh memakai semen PC yang telah
c. Untuk mendapatkan bidang langit-langit yang rapi dan rata, maka bagian
bawah kayu sambungan/persilangan harus digunakan klos-klos tumpuan dari
kayu jati ukuran 2/3 cm panjang 15 cm.
d. Sebagai langit-langit dipergunakan eternit buatan dalam negeri dengan
kualitas baik yang disetujui Direksi dengan mengajukan contoh terlebih
dahulu, antara lain : kerang, jbesmen dll.
e. Langit-langit pada semua ruangan dalam maupun emperan diluar gedung
dan siar-siar yang terjadi antar plafond berantara 0,5 cm pengerjaannya
harus rata dan tidak boleh ditutup dengan bahan gip dan lem serta dilapisi
perban kain untuk plafond.
19.15. Pekerjaan Kaca
a. Semua pintu dan jendela harus dipasang kaca Polos sesuai gambar detail,
tebal 5 mm berwarna bening dan rata dipasang rapat hingga tidak bergeser
(pakai dempul).
19.16. Pekerjaan Alat Penggantung dan Pengunci
a. Untuk melengkapi pintu-pintu, jendela-jendela harus dipasang engsel,
grendel, kunci-kunci dan lain sebagainya buatan dalan negeri kualitas baik.
b. Semua kunci yang dipasang salah satu dari merk Union, Anchor, Yale ukuran
besar komplit dengan handle (pegangan).
c. Semua pintu harus dipasang engsel ARCH ukuran besar masing-masing 3
buah.
d. Untuk pintu double (ganda) dilengkapi dengan grendel tanam atas dan
bawah.
e. Semua jendela harus dilengkapi engsel ARCH ukuran kecil, grendel dan hak
angin.
f. Semua alat penggantung dan pengunci tersebut sebelum dipasang harus
mengajukan contoh terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan
direksi.
19.17. Pekerjaan Pengecatan Kayu
a. Pada umumnya pengecatan kayu dilakukan seluruhnya sebagai pengecatan
baru, kecuali pekerjaan kayu untuk langit-langit, harus dicat dengan cat
buatan : Patna Surabaya, Mataram Surabaya (EMCO).
b. Warna cat lisplank, warna cat kusen dan daun pintu ditentukan kemudian.
c. Sebelum dilaksanakan pengecatan, semua bagian kayu harus dibersihkan
dan dicat meni terlebih dahulu, kemudian diplamir halus dengan
menggunakan kertas gosok, kemudian dicat dasar 1x selanjutnya dengan cat
akhiran/penutup 3x atau lebih sehingga didapat pengecatan akhir yang
betul-betul sempurna dan memuaskan.
19.18. Pekerjaan Pengecatan Tembok dan Langit-Langit
a. Pekerjaan pengecatan tembok pada bagian luar dan bagian dalam serta
seluuh plafond eternit.
b. Sebelum dilaksanakan pengecatan, harus diplamir sampai halus dengan
menggunakan kertas gosok., sehingga didapat bidang yang betul-betul rata.
c. Cat yang dipergunakan adalah cat tembok buatan : Patna Surabaya, Warna
Agung (Decolith).
d. Pengecatan dilakukan minimal 3 kali dengan menggunakan kuas atau roller.
a. Semua pekerjaan pengecatan yang tidak rata, belang dan pecah-pecah
harus diulang dan diperbaiki atas biaya pemborong.
Standar Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi (dengan
Pascakualifikasi)
138
Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh
Direksi, bilamana perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini.