1530 3528 1 PB
1530 3528 1 PB
Herbin F.Betaubun
Telp: 0818156673
Telp: 081310164088
najid2009@yahoo.com
florensapulete@yahoo.com
Abstract
As we know that traffic characteristic at the certain road way is determined by road capacity, traffic volume
and traffic density. Road capacity is determined by road width, side friction that is influenced by activity at
the two side of the the road, beside that capacity influencedother factors like basic capacity, split direction,
city size. This research focused in how land use characteristic and traffic characteristic was determined road
capacity. Road capacity can calculated by using IHCM (Indonesia Highway Capacity Manual) that have
certain procedure to estimate the capacity. The interesting issue is why the traffic volume based on traffic
survey almost have higher value than capacity. In this research we compare the capacity value that we get as
a result from IHCM calculation with the capacity value that we get as a result from the maximum volume
based on traffic survey. Traffic survey use the moving car observer method to make the traffic survey more
efficient.
Keywords: road capacity, traffic volume, traffic speed
Abstrak
Sebagaimana diketahui bahwa karakteristik lalu lintas di sebuah ruas jalan ditentukan oleh kapasitas jalan,
volume lalu lintas dan kepadatan lalu lintas. Kapasitas jalan ditentukan oleh lebar jalan, hambatan samping
yang dipengaruhi oleh aktivitas dan kegiatan tata guna lahan di kiri dan kanan jalan, selain dipengaruhi juga
oleh faktor lainnya seperti faktor distribusi arah ukuran kota, konstruksi bahu dan median jalan. Pada
penelitian ini dilihat pengaruh karakteristik jalan dan tata guna lahan pada penentuan kapasitas jalan.
Sebagaimana diketahui bahwa MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesia) telah memiliki prosedur untuk
menghitung kapasitas jalan namun kondisi volume lalu lintas yang seringkali jauh di atas kapasitas jalan
menimbulkan tanda tanya akan keperluan evaluasi dari perhitungan kapsitas jalan tersebut. Pada penelitian
ini dilakukan perhitungan kapasitas jalan secara aktual berdasarkan pendekatan volume lalu lintas dan
kecepatan lalu lintas aktual yang kemudian hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan hasil perhitungan
MKJI. Survei volume dan kecepatan lalu lintas pada lokasi penelitian dilakukan dengan metode MCO
(Moving Car Observer).
Kata kunci : kapasitas jalan, volume lalu lintas, kecepatan lalu lintas.
The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012
LATAR BELAKANG
Sebagaimana diketahui bahwa penggunaan angkutan pribadi khususnya sepeda motor
sangat tinggi di DKI Jakarta, menurut data selama 8 tahun jumlah sepeda motor di DKI
Jakarta telah meningkat 3 kali lipat yaitu dari 2.212.961 tahun 2000 menjadi 6.765.723
tahun 2008, sementara pada beberapa rute penumpang angkutan umum menurun cukup
berarti. Hal ini menunjukkan adanya perpindahan demand dari angkutan umum ke
angkutan pribadi.
Panjang jalan di kota Jakarta saat ini hanya 6,28 persen dari luas wilayahnya, sementara
jumlah kendaraan bermotor di wilayah DKI Jakarta mencapai 9.993.867 unit. Dinas
Perhubungan DKI mencatat pertumbuhan kendaraan mencapai 10,79 persen per tahun.
Sepuluh tahun ke depan, tanpa pengendalian jumlah kendaraan bermotor bisa dua kali lipat
jumlah tahun ini. Berdasarkan fakta lima tahun terakhir penambahan jumlah kendaraan di
DKI Jakarta menunjukkan setiap hari bertambah kendaraan baru sebanyak 1.127 kendaraan
terdiri dari 236 kendaraan mobil dan 891 motor. Bahkan di Jadetabek setiap hari
bertambah kendaraan baru sebanyak 2.027 kendaraan terdiri dari 319 mobil dan 1.707
motor.
Perkembangan angka tersebut belum memperhitungkan pertumbuhan sepeda motor
sehingga kemungkinan macet total akan lebih cepat atau sebelum 2014. Jika prediksi awal
disesuaikan dengan fakta lima tahun terakhir penambahan jumlah kendaraan di DKI
Jakarta, dimana rata-rata pertumbuhan kendaraan bermotor tetap 9,5% pertahun, dan
pertumbuhan rata-rata luas jalan tetap 0,01% pertahun. Diperlukan peningkatan pelayanan
angkutan umum untuk memindahkan pengguna angkutan pribadi menjadi pengguna
angkutan umum melalui perbaikan pelayanan angkutan umum.
Tingginya penggunaan angkutan pribadi tersebut menyebabkan tingginya pergerakan lalu
lintas di jalan, dengan demikian lalu lintas semakin padat sehingga tingkat pelayanan jalan
menjadi turun. Turunnya tingkat pelayanan jalan merupakan indikator yang dapat
digunakan oleh pemerinah dalam penanganan jalan. Kondisi tingkat pelayanan jalan sangat
dipengaruhi oleh kondisi kapasitas jalan, karakteristik tata guna lahan dan volume lalu
lintas yang disebabkan aktivitas yang dihubungkan oleh jalan tersebut.
TUJUAN PENELITIAN
Mengevaluai kondisi pelayanan jalan saat ini
Mengevaluasi kondisi kapasitas jalan saat ini
Membandingkan perhitungan kapasitas jalan secara aktual dengan kapasitas jalan
berdasarkan MKJI
TINJAUAN PUSTAKA
The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012
Klasifikasi jalan berdasarkan status dan kewenangan penyelenggraannya dikenal jalan
yang diselenggrakan pemerintah,pusat (jalan nasional), jalan yang diselenggrakan
pemerintah daerah (jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota). Dengan demikian jalan
daerah meliputi jalan provinsi, jalan kabupaten dan jalan kota. Saat ini Dit.Jen. Bina
Marga (2010) telah mencatat total panjang jaringan jalan yang ada di Indonesia yaitu
mencapai 376.176 km yang terdiri dari jalan tol sepanjang 741,97 km (0,20%), jalan
nasional non tol 38.569 km (10,25%), jalan provinsi 48.681 km (12,94%), jalan kabupaten
255.253 km (67,85%) dan jalan Kota 32.932 km (8,75%). Sementara jalan Daerah yang
diperlukan hingga tahun 2025 adalah hampir 480.000 km (secretariat Jenderal Dep.PU,
2008).
Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa hampir 91% kebutuhan jalan di Indonesia
didominasi jalan daerah. Dengan demikian pengelolaan jalan daerah harus memberikan
jaminan pelayanan yang handal dan selamat sehingga mampu mewujudkan keamanan dan
kenyamanan bagi penggunanya, yang akhirnya berujung pada peningkatan pencapaian
efisiensi dan efektifitas secara berkelanjutan (Mulyono, 2011).
Panjang jalan telah mengalami perkembangan tahun demi tahun, data perkembangan
panjang jalan dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini:
Tahun
Negara
Provinsi
Kab/Kota
Jumlah
1987
13 863
40 277
168 784
222 924
1988
14 590
40 299
195 425
250 314
1989
17 185
40 704
208 437
266 326
1990
19 806
38 099
225 611
283 516
1991
21 858
42 504
249 535
313 897
1992
21 858
42 625
255 275
319 758
1993
23 483
46 231
275 178
344 892
1994
26 351
49 693
280 834
356 878
1995
23 857
38 170
265 200
327 227
1996
26 850
39 747
269 780
336 377
1997
27 127
42 205
272 135
341 467
1998
27 977
47 863
279 523
355 363
1999*)
26 206
46 538
283 207
355 951
2000
26 272
46 781
282 898
355 951
2001
26 328
47 877
287 577
361 782
2002
27 616
48 905
291 841
368 362
2003
29 318
48 424
292 774
370 516
The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012
2004
34 628
40 125
298 175
372 929
2005
34 628
40 125
316 255
391 009
2006
34 628
40 125
319 041
393 794
2007
34 628
40 125
346 782
421 535
2008
34 628
40 125
363 006
437 759
2009
38 570
48 020
389 747
476 337
METODOLOGI
The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012
Kapasitas jalan kota adalah arus maksimum per satuan waktu yang dapat melewati suatu
potongan melintang jalan dalam kondisi tertentu. Kapasitas jalan kota. Pertama, kapasitas
jalan kota menggunakan metode moving car observer. Yang kedua, kapasitas menurut
MKJI 1997.
Dengan metode survei moving car observer bisa didapatkan volume rata-rata sepanjang
jalan tertentu, dengan menggunakan rumus-rumus dibawah ini kita dapat menghitung
volume lalu lintas, kecepatan rata-rata, dan kepadatan lalu lintas dalam satu arah :
Q = (x+y)/(ta+tw)
V=
t = tw (y/q)
D=
dimana:
V
Q
S
:
:
:
ta
tw
The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012
Survei dilakukan dalam dua periode waktu yaitu pagi hari (peak hour) dan siang hari (off
peak), dengan harapan didapatkan varasi hubungan antara 3 parameter lalu lintas yaitu
kecepatan lalu lintas, volume lalu lintas dan kepadatan lalu lintas.
Jalan Mangga Besar dan jalan Sawah Besar mempunyai karakteristik yang hamper sama
yaitu jalan 6 lajur 2 arah sedangkan jalan Ketapang Raya dan jalan pecenongan Raya juga
mempunyai karakteristik yang hamper sama yaitu jalan 4 lajur 2 arah.
Sebelum survei MCO dilaksanakan dilakukan survei Tata Guna Lahan yaitu dengan
melihat perencanaan Tata Guna Lahan di sisi kiri dan kanan jalan yang disurvei untuk
memastikan bahwa peruntukan pada 2 (dua) kelompok jalan yang disurvei adalah sama
pada setiap kelompok.
Hasil survei dengan metode MCO pada ke empat lokasi survey dsampaikan pada Tabel
2.1- 2.4 berikut ini:
Tabel 2.1. Hasil Survei MCO di Jalan Ketapang
Nama Jalan
Waktu
Arah
q (smp/jam)
V (km/jam)
D (kend/km)
Utara
1105.09
27.57
40.08
Selatan
1170.13
27.48
42.58
Utara
1295.13
21.10
61.37
Selatan
945.60
20.95
45.14
Utara
1392.22
24.05
57.90
Selatan
1432.95
20.09
71.32
Pagi
JL. Ketapang
Siang
Sore
Waktu
Arah
q (smp/jam)
V (km/jam)
D (kend/km)
Utara
1438.45
29.40
48.92
Selatan
1591.30
33.27
47.83
Utara
1584.92
25.40
62.39
Selatan
1352.78
22.15
61.06
Utara
1310.78
20.74
63.21
Selatan
1170.98
14.96
78.28
Pagi
Siang
Sore
The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012
Waktu
Arah
q (smp/jam)
V (km/jam)
D (kend/km)
Utara
1465.26
11.75
124.72
Selatan
1677.37
11.53
145.47
Utara
1731.16
8.81
196.41
Selatan
1573.15
12.25
128.46
Utara
1534.52
11.74
130.69
Selatan
1267.48
13.71
92.43
Pagi
Siang
Sore
Waktu
Arah
q (smp/jam)
V (km/jam)
D (kend/km)
Utara
445.43
21.45
20.77
Selatan
765.51
21.50
35.61
Utara
1013.07
9.57
105.83
Selatan
529.46
19.96
26.53
Utara
1310.78
12.44
105.34
Selatan
1170.98
8.98
130.47
Pagi
JL. Pecenongan
Siang
Sore
The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012
Setelah menghitung volume lalu lintas, kecepatan rata-rata, dan kepadatan lalu lintas dalam
satu arah didapatkan hubungan antara parameter lalu lintas tersebut. Hubungan antara
parameter lalu lintas masing-masing jalan ditunjukkan pada tabel 3 berikut ini :
Tabel 3. Hubungan antara Parameter Lalu Lintas
Nama Jalan
Kondisi
Tata Guna Lahan
Ketapang
Sawah Besar
Mangga Besar
Pecenongan
Pusat perdagangan,
Bengkel, restoran dan
hiburan
Pusat perdagangan,
Bengkel, restoran dan
hiburan
Hubungan V-D
Hubungan Q-D
V = -0.297.D + 47.00
R = 0.108
R = 0.691
V = -0.559.D+ 58.02
R = 0.915
R = 0.592
V = -0.045.D + 17.88
R = 0.970
R = 0.953
V = -0.120.D + 24.18
R = 0.953
R = 0.912
Dari hubungan V-D dan hubungan Q-D dapat dihitung kapasitas jalan yang merupakan
kapasitas jalan hasil survei yaitu dengan mengasumsikan bahwa maksimum volume lalu
lintas terjadi pada sekitar setengah dari kepadatan lalu lintas maksimum. Hasil dari
perhitungan kapasitas jalan berdasarkan survei tersebut dapat dilihat pada tabel 4 berikut
ini :
Tabel 4. Estimasi Kapasitas Jalan
Nama Jalan
Jalan Ketapang
1542
1502
1768
Jalan Pecenongan
2088
The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012
Menurut MKJI 1997 persamaan dasar untuk menentukan kapasitas suatu ruas jalan adalah
sebagai berikut:
C = Co X FCw X FCsp X FCsf X FCcs
dimana:
C
Co
FCw
FCsp
FCsf
FCcs
:
:
:
:
:
:
Kapasitas (Smp/Jam)
Kapasitas Dasar (Smp/Jam)
Faktor penyesuaian lebar jalan
Faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya untuk jalan tak terbagi)
Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan
Faktor penyesuaian ukuran kota
Dengan rumus diatas didapatkan kapasitas jalan menurut MKJI 1997 yang ditunjukkan
pada tabel 5 berikut ini :
C0
FCW
FCSP
FCSF
FCCS
Jalan Ketapang
1650
0.92
0.95
1.03
1442.1
1650
0.92
0.98
1.03
1487.64
1650
0.98
1.03
1617
Jalan Pecenongan
1650
0.92
0.98
1.03
1487.64
Perbandingan Estimasi Kapasitas Jalan dengan Kapasitas Jalan Menurut MKJI 1997
Perbandingan estimasi kapasitas jalan dengan kapasitas menurut MKJI 1997ditunjukkan
pada tabel 6 berikut ini :
Tabel 6. Perbandingan Estimasi Kapasitas Jalan dengan Kapasitas Menurut MKJI 1997
Jalan Ketapang
Estimasi Kapasitas
Jalan
1541.92
Kapasitas menurut
MKJI
1442.1
1502.22
Nama Jalan
Selisih
Persentase
99.82
6.47%
1487.64
14.58
0.97%
1767.65
1617
150.65
8.52%
2088.30
1487.64
600.66
28.76%
Dari hasil analisa didapatkan persentase perbedaan kapasitas aktual dengan kapasitas
menurut MKJI 1997 antara lain untuk JL. Sawah Besar dengan kelas hambatan samping
tinggi adalah 0.97%, untuk JL. Ketapang dan JL. Mangga Besar dengan kelas hambatan
samping sedang adalah 6.47% dan 8.52%, sedangkan untuk JL. Pecenongan dengan kelas
hambatan samping rendah adalah 28.76%. Dapat dilihat bahwa hambatan samping yang
The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012
rendah akan meningkatkan kapasitas jalan atau karakteristik jalan, sedangkan jika
hambatan samping meningkat maka kapasitas pun akan menurun. Secara tidak langsung
tata guna lahan dapat mempengaruhi hambatan samping jalan , dimana hambatan samping
jalan berpengaruh terhadap kapasitas jalan tersebut.
Dari tabel diatas pun dapat dilihat bahwa untuk semua jalan berdasarkan survei, estimasi
kapasitas jalan jauh lebih besar dibandingkan kapasitas yang dihitung menurut MKJI 1997
sehingga perlu diadakan peninjauan terhadap faktor-faktor yang ikut mempengaruhi
perhitungan kapasitas menurut MKJI 1997 agar didapatkan hasil yang lebih baik.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan:
1.
2.
3.
Tata guna lahan secara tidak langsung mempengaruhi hambatan samping pada
kondisi jalan tertentu dapat tumbuh aktivitas yang dapat menimbulkan hambatan
samping yang sangat berpengaruh terhadap karakteristik jalan itu sendiri.
Hasil analisis menunjukkan estimasi kapasitas jalan aktual cenderung lebih besar
dibandingkan dengan kapasitas menurut MKJI 1997.
Perbedaan kapasitas jalan aktual dan kapasitas jalan menurut MKJI 1997 terlihat
pada JL. Pecenongan dan jalan Mangga Besar, ada indikasi makin tinggi aktivtas
TGL di kiri atau kanan jalan maka perbedaan analisis kapasitas MKJI semakin tinggi
terhadap volume lalu lintas aktual.
Saran:
1.
2.
3.
Penelitian ini juga perlu dilakukan pada kota-kota besar lainnya yang berada di
Indonesia.
Penelititan karakteristik lalu lintas berdasarkan persepsi masyarakat pun perlu
dilakukan agar memperkuat hasil yang didapatkan dari penelitian ini.
Perlu dilakukan peninjauan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan
kapasitas menurut MKJI 1997 agar didapatkan hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik, 2010, Jumlah Penduduk di Provinsi DKI Jakarta, BPS.
Indonesia Highway Capacity Manual). 1997, Direktorat jenderal Bina Marga, Departemen
Pekerjaan Umum
Tamin, O.Z., 2000, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi edisi kedua. Penerbit ITB,
Warpani S, Rekayasa Lalu Lintas, 1990, Penerbit Djambatan
The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012