PENDAHULUAN
Bagi Muslim, isu kehalalan makanan merupakan sesuatu yang seringkali berulang. Penanganan
akan isu ini lebih banyak bersifat sesaat atau hanya untuk meredam situasi seketika. Padahal,
dengan pola konsumsi pangan modern yang semakin kompleks dan bervariasi, penyelesaian
secara tuntas menjadi amat penting. Salah satu kendala yang sering dihadapi dalam menangani
isu makanan halal adalah ketiadaan metode yang benar-benar ampuh untuk menganalisa
substansi tidak halal dalam bahan pangan.
Sebagai alternatifnya, grup penelitian dari Department of Biotechnology, International
Islamic University Malaysia (IIUM), telah melakukan serangkaian penelitian panjang untuk
mencoba melihat kemungkinan analisa lemak babi dengan menggunakan Fourier Transform
Infra-red (FTIR) Spectroscopy. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa mesin FTIR sangat
berpotensi untuk digunakan sebagai alat untuk mendeteksi lemak babi secara cepat dengan hasil
yang konsisten. Metode FTIR dapat memberikan hasil analisa asam lemak dari babi yang
bercampur dengan lemak-lemak binatang lain secara konsisten, bahkan dengan kandungan yang
sangat rendah.
Selain untuk membantu konsumen Muslim, hasil penelitian ini juga mencatat sebuah
langkah signifikan untuk semua kalangan yang bermain dalam bisnis makanan halal, mengingat
pasaran makanan halal dunia yang mencapai 150 triliun dolar Amerika.
1.2 Tujuan Penulisan Makalah
1) Mampu melakukan study literature dari berbagai sumber
2) Memahami cara analisa lemak babi dalam sampel makanan.
3) Memahami prinsip dan cara kerja alat yang digunakan dalam pengujian
4) Memahami perbedaan alat yang digunakan
5) Mengetahui komposisi asam-asam lemak yang terkandung dalam minyak babi
tersebut dibanding dengan sapi atau ayam
terjadi?
5. Bagaimana spektrum IR untuk minyak babi serta puncak-puncak mana yang
karakteristik?
6. Apakah kegunaan spektrum sidik jari dalam spektrum IR?
7. Apakah rancangan anda bila hendak menganalisis minyak babi dalam metoda
spektroskopi inframerah?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.
Apa yang anda ketahui tentang lemak babi? Bagaimana komposisi asam-
asam lemak yang terkandung dalam minyak babi tersebut dibanding dengan sapi
atau ayam?
Lemak pada tubuh babi dapat diubah menjadi lemak babi untuk bahan makanan melalui
dua macam proses, basah dan kering. Pada pengolahan basah, lemak dari babi direbus dalam air
atau dikukus pada suhu tinggi dan lemak babi yang tidak dapat larut dalam air dipisahkan dari
campuran tersebut, atau melalui proses sentrifugal pada industry. Pada pengolahan kering, lemak
dipanaskan di wajan atau oven tanpa menggunakan air. Kedua macam proses menghasilkan
produk yang berbeda. Lemak yang diolah menggunakan pengolahan basah memiliki rasa yang
lebih netral, warna yang lebih terang, dan titik asap yang tinggi. Lemak yang diolah dengan
pengolahan kering berwarna lebih coklat dan lebih berasa serta memiliki titik asap yang lebih
rendah. Lemak yang sudah diolah menghasilkan bau ketika dicampur dengan oksigen.
Lemak babi olahan yang diproduksi oleh industri diolah dari campuran lemak kualitas
tinggi dan rendah pada babi. Untuk meningkatkan stabilitas pada suhu ruang, lemak olahan
biasanya dihidrogenasi. Lemak olahan yang dihidrogenasi mengandung kurang dari 0,5g lemak
trans per 13g sajian. Lemak olahan juga biasanya diolah dengan pemutih dan agen penghilang
bau, pengemulsi, dan antioksidan. Perlakuan-perlakuan ini membuat lemak olahan lebih
konsisten dan mencegah kebusukan. Tanpa perlakuan tersebut, lemak olahan harus selalu beku
untuk mencegah bau tengik. Lemak babi olahan dapat diolah sendiri dari lemak pada babi pada
skala rumahan dengan menggunakan kedua proses di atas.
Tabel 1. Perbandingan Komposisi Asam Lemak pada Lemak Babi, Sapi, dan Ayam
Asam Lemak
Jenuh
Tak Jenuh
Palmitic
Stearic
Mystiric
Oleic
Palmitoleic
Linoleic
Gadoleic
Linolenic
Lemak Babi
27%
11%
2%
44%
4%
11%
-
Lemak Sapi
27%
7%
3%
48%
11%
2%
-
Lemak Ayam
22%
6%
1%
37%
6%
20%
1%
1%
3. Apakah instrumen pada spektroskopi inframerah ini berbeda dari spektroskopi serapan
atom yang telah anda ketahui?
pada daerah 1-40 cm. Globar merupakan sumber radiasi yang sangat stabil. Pemijar Nernst merupakan batangan
cekung dan zirkonium danyttrium oksida yang dipanasi hingga sekitar 1500C dengan arus listrik.
Sumber inimemancarkan radiasi antara 0,4-20m dan kurang stabil dibandingkan dengan Globar,akan tetapi
Globar membutuhkan pendinginan air.
2. Daerah Cuplikan (Sampel)
Sinar sampel dan sinar referensi masuk ke daerah ini dan masing-masing menembus sinar referensi dan sel
sampel secara bersesuaian. Daerah ini sangat teliti dan menyediakanragam yang luas untuk sampelnya dari gas
yang panjang lintasannya 40 m sampai sel yang mikro.
3. Fotometer
Fungsi fotometer merupakan daerah dimana terjadi pemantulan dan pemfokusan berkassecara
bergantian antara berkas dan sampel dan referensi. Fotometer terdiri dari cerminuntuk
memantulkan dan memfokuskan berkas dan attenuator (cermin berputar) yang berfungsi meneruskan berkas
sinar yang berasal dan sampel dan referensi secara bergantian. Tanpa adanya attenuator , maka sampel
harus diganti dengan referensi terusmenerus sehingga memakan waktu yang lama.
4. Monokromator
Monokromator yang berfungsi untuk mendispersikan sinar yang masuk menjadikomponen monokromatik ini,
terdiri dan sistem celah masuk dan celah keluar, alat pendispersi yang berupa kisi difraksi atau prisma dan
beberapa cermin untuk memantulkandan memfokuskan berkas sinar.
5. Detektor
Detektor berfungsi mengubah energi cahaya menjadi sinyal listrik yang dapat dibaca.Sebagian besar alat modern
menggunakan detektor panas. Detektor panas untuk mendeteksi sinar Infra merah adalah termokopel,
bolometer dan sel Golay. Ketiga detektor ini bekerja berdasarkan efek pemanasan yang ditimbu1kan oleh
sinar Infra merah.
sumber yang dapat memberikan garisemisi yang tajam dari suatu unsur spesifik tertentu. Lampu ini memiliki dua
elektroda, yaitu anoda tungsten dan katoda berbentuk silinder yang terbuat dari unsur yang
samadengan unsur yang dianalisis. Lampu ini diisi dengan gas mulia seperti Argon atau Heliumdengan
tekanan rendah. Cara kerja HCL adalah dengan memberikan tegangan pada arustertentu melewati
elektroda yang akan menyebabkan ionisasi pada gas mulia menjadi ion elektron. Jika potensial cukup besar, ion
dari gas mulia akan mampu memisahkan atom logam pada katoda dan memproduksi awan atom (sputtering).
Atom logam yangmengalami sputtering akan berada pada keadaan eksitasi dan menghasilkan cahaya
dengan panjang gelombang tertentu ketika kembali pada keadaan dasar.
b) Sel Atom (Atomizer)
Ada 3 cara mengatomisasi analit logam untuk membentuk gas bertemperatur tinggi :
Atomisasi Dengan Nyala Api (Flame Atomic Absorption Spectrometry/FAAS)
Atomisasi dengan flame melibatkan alat yang dinamakan nebulizer yang dapat mengubah larutan
sampel menjadi embun atau aerosol yang kemudian diberikankepada pembakar. Faktor penting
dalam atomisasi dengan flame adalah bahan bakar dan oksidan. Perbandingan antara bahan bakar dan
oksidan menentukan suhu dankomposisi nyala gas yang terjadi. Bila jumlah oksidan lebih banyak daripada
bahan bakar, maka nyala yang terjadi disebut oxsidizing flame, sedangkan sebaliknya disebut reducing
flame. Aerosol yang dihasilkan dicampur dengan bahan bakar dan oksidanyang sesuai untuk dimasukkan ke
dalam pembakar. Ketika dibakar, campuran tersebutmengalami penguapan. Uap tersebut pada suhu
tertentu akan mulai membentuk atom bebas yang nantinya mengabsorpsi cahaya yang sesuai
Atomisasi Dengan Tungku Graf it (Electrothermal Atomizer/ETA)
Pada metode ini, nyala api diganti dengan tabung grafit kecil yang dipanaskan secaraelektrik untuk
membentuk awan atom. Prinsip kerjanya adalah menyiapkan larutansampel di dalam tungku grafit
yang akan menguap pada suhu tertentu. Pada peningkatan suhu selanjutnya, sampel akan menjadi atom yang
akan mengabsoprsicahaya yang keluar dari HCL.
Atomisasi Dengan Reaksi Kimia (Chemical Reaction Atomizer)
Reaksi kimia tidak akan menghasilkan atom bebas, tetapi lebih pada spesi yang mudahmenguap dan dapat
berdisosiasi pada temperatur sedang menjadi atom bebas.
c) Spektrofotometer
Spektrofotometer terdiri dari beberapa komponen :
Monokromator
digunakan untuk memisahkan radiasi menjadi panjang gelombangkomponennya. Pada proses atomisasi
dengan FAAS, monokromator hanyamelewatkan garis yang tidak diabsorpsi oleh atom analit
dalam nyala api sebelummenuju detektor karena proses AAS adalah absorpsi atomik
Detektor
digunakan untuk menentukan intensitas proton dari garis analitik yangkeluar dari monokromator.
Detektor yang biasa digunakan dalam AAS adalah PMT (Photo Multiplier Tubes).
d) Data Processor (Readout)
Alat ini digunakan untuk menampilkan data pada layar untuk dicetak.
AAS
Hollow Cathode Lamp
IR
Lampu hidrogen dan
deuterium
Lampu filamen
tungsten :
-Nerst Glower
-Globar Source
Jenis sinar
Sinar katoda
Sinar IR
Detektor
Detektor berfungsi
monokromator
Memerlukan atomisasi
merah.
Tidak memerlukan atomisasi
molekul
Tidak digunakan
Monokromator
komponennya.
4. Bagaimana anda menjelaskan perbedaan spektra IR dibandingkan spektra AAS dan
mengapa hal itu terjadi?
Atomic Absorption Spectrometry (AAS) dan Infrared Spectoscopy, keduanya berupa
metode dari spektroskopi. Dua metode ini memiliki beberapa perbedaan, yakni disajikan dalam
bentuk tabel berikut.
Perbedaan
AAS
Infrared
3
4
Prinsip
Instrumentasi
tingkat atom
Sumber radiasi: Hollow
Fasa Sampel
Spektrum
Cathode Lamp
Terdapat proses atomisasi
gas
spektrum pada atom
merupakan garis-garis
Analisis
Kuantitatif: menggunakan
hukum Lambert-Beer
Biasanya, di daerah sebelah kanan diagram (sekitar 1000-1500 cm-1) merupakan daerah
yang mempunyai penyerapan yang sangat beragam dan bermacam-macam. Hal ini disebabkan
karena sifat pembelokkan getaran-getaran dalam molekul tersebut. Daerah ini biasanya disebut
dengan daerah sidik jari. Pola daerah sidik jari sangatlah berbeda satu dengan yang lainnya. Hal
ini lah yang menyebabkan daerah sidik jari dapat digunakan untuk mengidentifikasi senyawa.
Untuk mengetahui secara jelas sebuah senyawa yang ingin diketahui, spectrum
inframerah digunakan untuk mengetahui jati diri senyawa tersebut dengan mencari penyerapanpenyerapan sinar oleh ikatan-ikatan tertentu. Sebagai contoh, kita akan tahu senyawa tersebut
adalah alcohol karena mempunyai group OH.
Setelah itu, area sidik jari dari spectrum inframerah senyawa itu dibandingkan dengan
contoh spectrum yang diukur pada kondisi yang sama persis untk mengetahui jenis alcohol apa
sebenarnya senyawa yang sedang diuji.
Sumber: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/kuliah%20IR.pdf
Sumber: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/kuliah%20IR.pdf
7. Apakah rancangan anda bila hendak menganalisis minyak babi dalam metoda
spektroskopi inframerah?
Dalam hal ini, kelompok kami mengambil sumber dari sebuah jurnal berjudul Profil dan
Karakteristik Lemak Hewani Hasil Analisa FTIR dan GCMS. Analisa profil asam lemak dari
jaringan lemak hewani meliputi lemak ayam, sapi dan babi dengan melihat pola spektrumnya
melalui analisa Fourier Transform Infra Red (FTIR) Spectroscopyy yang kemudian dilanjutkan
dengan analisa Gas Chromatography Mass Spectrophotometry (GCMS). Analisa GCMS
bertujuan untuk menentukan perbedaan komposisi asam lemak pada masing-masing sampel.
Hasil analisa dapat diperkuat pula dengan menentukan sifat fisiokimia pada masing-masing
sampel.
BAB III
METODELOGI
Sample dimasukkan ke dalam dry oven yang sudah diatur suhunya (75 o C),
heksan.
Lemak yang sudah dimurnikan disaring dalam kertas saring yang sudah
ditambahkan natrium sulfat (Na2SO4) untuk mengikat air yang masih ada pada
lanjut.
4. Esterifikasi Asam Lemak
2 gram sampel lemak yang telah diekstrak dimasukkan ke dalam tabung
a. Pembahasan
Dari ketiga lemak sampel jaringan lemak yang diekstraksi dengan bobot cuplikan
yang relatif sama diperoleh kadar lemak yang berbeda seperti terlihat pada tabel 4.
Tabel 4. Kadar Lemak Masing-Masing Sampel
Sampel
Daging Ayam
Daging Sapi
Daging Babi
Bobot Sampel
498.20 g
501.12 g
502.75 g
Sumber: Jurnal Profil dan karakteristik Lemak Hewani (Ayam, Sapi dan Babi) Hasil
Analisa FTIR dan GCMS
Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa spektra FTIR dari sampel lemak secara
umum menunnjukkan perbedaan yang menonjol pada serapan C-H stretching di daerah
bilangangelombang 3050-2800, serapan gugus karbonil (O=C-H) dari aldehid pada
daerah 1746-1744, dan pola serapan daerah sidik jari, 1000-900 cm-1. Perbedaan yang
cukup signifikan terlihat pada penyerapan spektra di daerah 3010-3000, 1120-1095 dan
968-966 cm-1. Untuk sampel lemak babi, pola serapan yang muncul pada daerah 3010 cm 1
menunjukkan puncak yang relatif tinggi jika dibandingkan dengan kedua sapel lemak
lainnya (ayam dan sapi). Berdasarkan penelitian Irwandi, 2003 dimana untuk sampel
lemak babi, kandungan asam lemak tidak jenuh ganda Polyunsaturated Fatty Acids
(POFA) seperti asam linoleat dan asam linoleat jauh lebih besar daripada asam lemak
jenuh tunggal Mono Unsaturated Fatty Acids (MUFA). Pada daerah frekuensi 1120-1095
cm-1, sampel lemak babi menunjukkan adanya overlaping dari dua peak dengan
absorbansi maksimum pada bilangan gelombang 1118 dan 1098 cm -1. Sedangkan pada
lemak sapi tidak menunjukkan adanya overlaping, namun pada lemak ayam hampir mirip
dengan lemak babi. Overlaping pada dua daerah bilangan gelombang tersebut
menunjukkan adanya perbedaan kandungan asam lemak jenuh dan asam lemak tidak
jenuh pada masing-masing sampel.
Titik perbedaan ketiga dari pola spektrum masing-masing sampel muncul pada
daerah bilangan gelombang 966-967 cm-1 yang menunjukkan keberadaan asam lemak
jenuh trans. Pada sampel lemak babi, terlihat tidak ada puncak yang muncul pada daerah
tersebbut atau dengan kata lain serapan pada daerah tersebut sangat lemah. Begitu pula
untuk pola spektrum lemak ayam. Namun demikian berbeda untuk lemak sapi, dimana
kandungan asam lemak trans jauh lebih besar dibandingkan dengan kedua sampel lainnya
(ayam dan babi).
Gambar 4. Perbandingan Spektrum FTIR untuk Lemak Babi dan Lemak Sapi
Sumber: Jurnal Profil dan karakteristik Lemak Hewani (Ayam, Sapi dan Babi) Hasil
Analisa FTIR dan GCMS
BAB IV
PENUTUP
I.
Kesimpulan
1.
Lemak babi adalah bahan dasar makanan yang biasa digunakan sebagai minyak
goreng atau sebagai pelengkap masakan seperti layaknya lemak sapi atau kambing,
atau sebagai mentega.Lemak babi terdiri dari lemak berupa trigliserida. Trigliserida
2.
terdiri dari tiga asam lemak dan persebarannya berbeda pada masing-masing minyak.
Metode FTIR merupakan sebuah metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi
kehadiran lemak babi dalam bahan pangan secara cepat, konsisten, dan dengan
3.
4.
5.
6.
7.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka
Bernhard Welz, Michael Sperling. 2008. Atomic Absorption Spectrometry. Gerry Trust : USA
Gunstone,F. 1996.Fatty Acid and Lipid Chemistry.London: Blackie.
Hermanto, Sandra dan Anna Muawanah. 2008. Profil dan karakteristik Lemak Hewani (Ayam,
Sapi dan Babi) Hasil Analisa FTIR dan GCMS. Jurnal Program Studi Kimia,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jaswir, Irwandi, dkk. 2003. Determination of lard in Mixture of body fats
of mutton and cow by fourier transform infrared spectroscopy.
Irwandi Jaswir, PhD. Associate Professor pada Jurusan Bioteknologi, International Islamic
University Malaysia (IIUM), Kuala Lumpur dan kini menjadi peneliti tamu di
National Food Research Institute (NFRI), Tsukuba, Japan.
Michele R. Derrick, Dusan Stulik, James M. Landry. 1999. Infrared Spectroscopy in
Conservation Science. Gerry Trust : USA
Moustafa, Ahmad and Stauffer, Clyde. 1997. Bakery Fats. Brussels: American Soybean
Association.
Rohman, A. dan Che Man, Y.B. 2010. Journal of FTIR Spectroscopy Combined with
Chemometrics for Analysis of Lard in The Mixtures with Body Fats of Lamb, Cow, and
Chicken. International Food Research Journal 17: 519-526
Disusun Oleh:
Ujang Hidayat
Aep Wawan
Agatha Herlambang,
Yudistira,
Adi Setiadi