Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN RESMI

KELARUTAN

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok praktikum


Mata Kuliah Praktek Fisika Farmasi

Disusun oleh :
KELOMPOK 7
1. Sri Devi

(12080145)

2. Anggi Cipta W

(12080053)

3. Etika Soraya

(11080009)

4. S. Indah Wulandari

(12080101)

Semester 3

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


REGULAR PLUS
POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL 2012

KELARUTAN
I. Tujuan
Mahasiswa dapat menentukan kelarutan asam borat & asam benzoat
dalam pelarut air pada suhu 25, suhu 45, dan suhu 60.

II. Dasar Teori


Kelarutan diartikan sebagai konsentrasi bahan terlarut dalam suatu
larutan jenuh pada suatu suhu tertentu. Larutan sebagai campuran
homogen bahan yang berlainan. Untuk dibedakan antara larutan dari gas,
cairan dan bahan padat dalam cairan. Di samping itu terdapat larutan
dalam keadaan padat (misalnya gelas, pembentukan kristal campuran). (1 :
589).
Kelarutan didefinisikan dalam besaran kuantitatif sebagai konsentrasi
zat terlarut dalam larutan jenuh pada temperatur tertentu, dan secara
kualitatif didefinisikan sebagai interaksi spontan dari dua zat atau lebih
untuk membentuk dispersi molekuler homogen. Larutan dinyatakan dalam
mili liter pelarut yang dapat melarutkan satu gram zat. Misalnya 1 gram
asam salisilat akan larut dalam 500 ml air. Kelarutan dapat pula dinyatakan
dalam satuan molalitas, molaritas, dan persen. (2; 16)
Dalam istilah farmasi, larutan didefinisikan sebagai sediaan cair yang
mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan
dalam

air,

yang

karena

bahan-bahannya,

cara

peracikan

atau

penggunaannya, tidak dimasukkan ke dalam golongan produk lainnya .


(3 : 304)
Pelepasan zat dari bentuk sediaannya sangat dipengaruhi oleh sifatsifat kimia dan fisika zat tersebut serta formulasinya. Pada prinsipnya obat
baru dapat diabsorpsi setelah zat aktifnya terlarut dalam cairan usus,
sehingga salah satu usaha untuk mempertinggi efek farmakologi dari
sediaan adalah dengan menaikkan kelarutan zat aktifnya (2; 16).
Kelarutan suatu bahan dalam suatu pelarut tertentu menunjukkan
konsentrasi maksimum larutan yang dapat dibuat dari bahan dan pelarut
tersebut. Bila suatu pelarut pada suhu tertentu melarutkan semua zat
terlarut sampai batas daya melarutkannya, larutan ini disebut larutan jenuh.
(3 : 306)

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan suatu zat adalah :


1. pH
2. Temperatur
3. Jenis pelarut
4. Bentuk dan ukuran partikel
5. Konstanta dielektrik pelarut
6. Adanya zat-zat lain, misalnya surfaktan pembentuk kompleks ion
sejenis dan lain-lain. (2 : 16)
Kelarutan obat sebagian besar disebabkan oleh polaritas pelarut yaitu
oleh moment dipol-nya. Pelarut polar melarutkan zat terlarut ionik dan zat
polar lainnya. Sesuai dengan itu, air bercampur dengan alkohol dalam
segala perbandingan dengan melarutkan gula & senyawa polihidroksi lain.
(1 : 561)
Berikut ini pemerian & kelarutan dari masing-masing bahan yang akan
digunakan dalam praktikum kali ini, berdasarkan Farmakope Indonesia
Edisi III :
1. Asam Benzoat ( C7H6O2 )

Berat Molekul : 122,12

Pemerian

: Hablur halus & ringan; tidak berwarna; tidak berbau.

Kelarutan

: Larut dalam lebih kurang 350 bagian air, dalam lebih

kurang 3 bagian etanol (95%) P, dalam 8 bagian kloroform P & dalam 3


bagian eter P.
2. Asam Borat ( H3BO3 )
Pemerian

Berat Molekul : 61,83

: Hablur, serbuk hablur putih atau sisik mengkilap tidak

berwarna; kasar; tidak berbau; rasa agak asam & pahit kemudian
manis.
Kelarutan

: Larut dalam lebih kurang 20 bagian air, dalam 3 bagian

air mendidih, dalam 16 bagian etanol (95%) P & dalam 5 bagian gliserol
P.

III. Alat dan Bahan


a. Alat

- Gelas ukur (100 ml & 50 ml)

b. Bahan

- Asam Benzoat

- Batang pengaduk
- Oven

- Aquadest

- Botol semprot

- Kertas saring

- Baskom

- Kertas timbang

- Pipet tetes

- Serbet

- Cawan porselin

- Tissue

- Corong kaca
- Sendok tanduk
- Termometer
- Erlenmeyer 100 ml
- Beaker glass 250 ml
- Neraca analitik
- Lampu bunsen

IV. Cara Kerja


1).

Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2).

Menimbang kertas saring kosong sebanyak 6 lembar pada timbangan


analitik, masing-masing bahan sebanyak 3 lembar (Asam benzoat 3
lembar, Asam Borat 3 lembar).

3).

Menimbang Asam benzoat sebanyak 0,5 gram sebanyak 3 kali.

4).

Asam benzoat yang telah ditimbang, dimasukkan ke dalam beaker


glass 250 ml lalu menambahkan air suling sebanyak 150 ml. Kemudian
diaduk selama 30 detik, pada suhu kamar.

5).

Memanaskannya di atas lampu bunsen sampai suhu 45 C, setelah itu


diturunkan, kemudian diaduk selama 5 menit (pada suhu 60 C,
perlakuannya sama dengan suhu 45 C).

6).

Kemudian menyaringnya dengan menggunakan kertas saring (sesuai


dengan suhu masing-masing) ke dalam labu erlenmeyer.

7).

Setelah disaring, dilipat dan diletakkan di atas cawan porselin yang


telah diberi etiket, lalu mengeringkannya dalam oven pada suhu 100 C
selama 30 menit.

8).

Setelah kering asam benzoat tersebut ditimbang.

9).

Menghitung kelarutan Asam benzoat

10). Mengulangi percobaan di atas dimana sampelnya digenti dengan


Asam borat sebanyak 2 gram, dilarutkan dalam air sebanyak 50 ml.

SKEMA CARA KERJA

1. Asam Benzoat

2g

2g

150 ml

25 C

2g

150 ml

45 C

150 ml

3x

60 C
Oven

V. Perhitungan dan Hasil Perhitungan


PERHITUNGAN :
1).

Penimbangan
a. Kertas Saring Kosong
Asam Benzoat ABz1 = 0,25 g (1)
ABz2 = 0,25 g (1)
ABz3 = 0,25 g (1)
b. Berat Kertas Saring + Residu
Asam Benzoat :

Pada suhu

25 C

ABz1 = 0,26 g (2)

45 C

ABz2 = 0,26 g (2)

60 C

ABz3 = 0,26 g (2)

c. Berat Residu
Berat Residu = (Berat kertas saring + residu) Berat kertas saring kosong

Asam Benzoat :

Berat residu (25 C)

= ABz1 (2) - ABz1 (1)


= 0,26 g 0,25 g
= 0,01 g

Berat residu (45 C)

= ABz2 (2) ABz2 (1)


= 0,26 g 0,25 g

= 0,01 g
Berat residu (60 C)

= ABz3 (2) ABz3 (1)


= 0,26 g 0,25 g
= 0,01 g

d. Berat (gram) zat terlarut


Berat zat terlarut = Berat zat awal Berat residu
Asam Benzoat :

Berat zat terlarut (25 C)

= Berat zat awal Berat residu


= 0,5 g 0,2 g
= 0,3 g

Berat zat terlarut (45 C)

= Berat zat awal Berat residu


= 0,5 g 0,15 g
= 0,35 g

Berat zat terlarut (60 C)

= Berat zat awal Berat residu


= 0,5 g 0,41 g
= 0,09 g

2).

Kelarutan

Kelarutan =

Asam Benzoat;

Kelarutan (25 C) =

= 0,3 g/ 150 ml = 0,002 g/ ml

Kelarutan (45 C) =

= 0,35 g/ 150 ml = 0,0023 g/ ml

Kelarutan (60 C) =

= 0,09 g/ 150 ml = 0,0066 g/ ml

Hasil Perhitungan :

No.

Suhu

Berat
Sampel

Berat
Residu

Berat Zat
Terlarut

Kelarutan

Asam Benzoat

25 C

0,5 g

0,2 g

0,3 g

0,002 g/ml

(150 ml)

45 C

0,5 g

0,15 g

0,35 g

0,0023 g/ml

60 C

0,5 g

0,41 g

0,09 g

0,0066 g/ml

Sampel

1.

VI. Pembahasan
Praktikum kali ini berkaitan dengan kelarutan zat padat. Ada 2 sampel
zat padat yang digunakan, asam benzoat dan asam borat. Namun
kelompok kami menggunakan 1 sampel, yaitu Asam Benzoat. Kedua zat
dilarutkan dalam Aquadest dengan perbandingan massa & volume yang
berbeda, disesuaikan dengan kelarutan masing-masing zat berdasarkan FI.
Untuk mengetahui adanya pengaruh suhu dalam kecepatan kelarutan,
maka pada tiap sampel dikenai 3 macam perlakuan suhu berbeda, yaitu
suhu ruangan tanpa adanya proses pemanasan (25 C), 45 C, dan 60 C.
Di dalam teori kelarutan zat, menjelaskan bahwa semakin besar suhu
maka semakin besar pula kelarutan zat padat yang terlarut. Dari data hasil
percobaan yang praktikan dapat, menunjukkan bahwa kecepatan kelarutan
zat padat berbanding lurus terhadap suhu yang digunakan. Atau dengan
kata lain, hasil yang diperoleh sudah sejalan dengan teori atau literatur.
Namun apabila data kelarutan yang diperoleh dikonversikan ke dalam
kelarutan zat berdasarkan FI, masih sangat nampak adanya perbedaan
jumlah kelarutan yang cukup besar. Seperti pada tabel berikut ini :
TABEL KESESUAIAN KELARUTAN ZAT
No.

Sampel

Suhu

1.

Asam Benzoat

25 C

Kelarutan
Praktik

FI Ed. III

0,875 g/ 350 ml

1,000 g/ 350 ml

Pada tabel terlihat bahwa terdapat penurunan jumlah massa zat


terlarut dari tiap sampel dalam praktikum, jika dibandingkan dengan yang
ada pada FI. Pengurangan massa zat terlarut ini dapat disebabkan oleh
beberapa hal, seperti :
Proses pengadukan zat terlarut yang dilakukan tidak konstan, tidak
merata dan kurang maksimal.

Ada sebagian kecil massa sampel yang belum terlarut menempel pada
dinding bagian dalam beaker glass saat dilakukan proses pengadukan,
namun terbawa saat dilakukan filtrasi sehingga berat residu bertambah.
Penimbangan berat sampel yang berlebih.

VII. Kesimpulan
1).

Kelarutan Asam benzoat pada suhu 25 C = 0,002 g/ ml; 45 C =


0,0035 g/ ml; 60 C = 0,0066 g/ ml. .

2).

Semakin tinggi suhu, maka semakin tinggi pula kelarutan zat terlarut.

VIII. Daftar Pustaka


Al Arifin, AH. 2008. Panduan Belajar Kimia. Primagama : Yogyakarta.
Asmiarto, Didik. 2008. Panduan Belajar Fisika. Primagama : Yogyakarta.
Panitia Farmakope Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga.
Depkes RI : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai