Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Anestesi merupakan suatu keadaan hilangnya berbagai bentuk sensasi seperti rasa
sakit, sentuhan, suhu, dan tekanan. Jika keadaan tersebut terjadi pada sebagian tubuh,
maka keadaan tersebut disebut dengan anestesi lokal. Anestesi lokal merupakan salah satu
tindakan yang sering digunakan di bidang kedokteran gigi sebagai penghilang rasa sakit
selama perawatan.1-3
Anestesi lokal merupakan suatu kondisi hilangnya berbagai sensasi seperti rasa sakit
yang terjadi di sebagian tubuh.1 Bahan anestetikum lokal bekerja dengan menghambat
pengiriman impuls ke ujung syaraf bebas dengan menghasilkan blokade gerbang sodium
sehingga terjadi penurunan sensasi, terutama rasa sakit yang bersifat sementara di
sebagian tubuh.2,3,4 Bahan anestetikum lokal mengubah proses pembentukan dan
pengiriman impuls dengan beberapa cara, yaitu dengan mengubah potensial istirahat dasar
dari membran sel syaraf, mengubah potensial ambang batas (threshold), mengurangi rasio
depolarisasi, atau dengan menambah rasio repolarisasi. Perubahan yang terjadi dapat
diakibatkan oleh salah satu atau lebih dari satu cara tersebut.
Bahan anestetikum lokal melekat pada reseptor yang ada di dekat gerbang sodium
pada membran sel, lalu mengurangi permeabilitas ion sodium sehingga dapat menghambat
konduksi impuls. Ion sodium yang seharusnya berikatan dengan reseptor pada membran
sel untuk meningkatkan permeabilitas dan membuka gerbang sodium akan berkompetisi
dengan bahan anestetikum lokal untuk berikatan dengan reseptor pada membrane sel.
Setelah bahan anestetikum lokal berikatan dengan reseptor, terjadi penurunan
permeabilitas membran sel sehingga menghasilkan blokade gerbang sodium. Hal ini
mengakibatkan terjadinya penurunan konduksi sodium dan rasio depolarisasi sehingga
terjadi kegagalan dalam mencapai potensial ambang batas (threshold) dan mengakibatkan
kegagalan dalam potensial aksi. Keadaan ini mengakibatkan terhambatnya pengiriman
impuls sehingga sensasi seperti rasa sakit dapat dihilangkan atau terjadi pati rasa.3
Dari uraian tersebut disadari bahwa pentingnya peran seorang dokter gigi dalam
menangani pasien dengan komplikasi anestesi yang mungkin bisa terjadi. Dalam makalah

ini kami akan membahas tentang macam-macam komplikasi pada anestesi agar kita dapat
mengatahui resiko yang bisa terjadi pada pasien pada tindakan di kedokteran gigi.

1.2.

Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui faktor penyebab komplikasi anestesi lokal.
2. Untuk mengetahui macam macam efek lokal pada anestesi.
3. Untuk mengetahui penyebab komplikasi pada penderita dengan gangguan sistemik.

1.3.

Manfaat Penulisan
1. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa dalam mempelajari komplikasi pada
anestesi lokal.
2. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa dalam mengetahui macam macam faktor
penyebab kegagalan anestesi lokal.
3. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa dalam mengetahui efek lokal dari anestesi
lokal dan efek anestesi lokal pada penderita gangguan sistemik.

Dapus:

1. Howe GL, Whitehead FIH. Anestesi lokal. Trans. Yuwono L Jakarta: Hipokrates,
1992: 7-28;56-68;83-93;99-110.
2. Meechan JG. Local anaesthesia. In: Andersson L, Kahnberg KE, Pogrel MA (eds).
Oral and maxillofacial surgery. Oxford: Wiley-Blackwell, 2010: 51-60.
3. Balaji SM. Textbook of oral and maxillofacial surgery. New Delhi: Elsevier, 2009:
167-180.
4. Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR. Petunjuk praktis anestesiologi. Edisi kedua.
Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UI, 2010: 97-104.

Anda mungkin juga menyukai