Anda di halaman 1dari 12

TUGAS EKONOMI TEKNIK

PERTUMBUHAN EKONOMI PADA LISTRIK

Nama: Jun Friend Lambok Tua Sijabat


Kelas: 3IB02
NPM: 14412001

UNIVERSITAS GUNADARMA
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Ekonomi Teknik ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Depok, 18 Januari 2015

Penulis

DAFTAR ISI

A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENYELESAIAN
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

Kehidupan masyarakat sekarang ini sangat bergantung kepada sumber daya listrik.
Keberadaan listrik merupakan sebuah keharusan dalam perekonomian, pada sebuah bangsa
untuk tetap bergerak dan mengarah maju ke depan. Ketergantungan akan ketersediaan energi
yang satu ini kian hari kian meningkat, mengingat keberlangsungan berbagai macam bentuk
aktivitas sehari-hari di masyarakat maupun sektor industri. Ketersediaan tenaga listrik yang
handal, aman, ramah lingkungan dan efisien dengan harga terjangkau merupakan faktor yang
cukup penting dalam menunjang kehidupan masyarakat sehari-hari.
Pertumbuhan ekonomi, perkembangan dunia industri, pertambahan jumlah penduduk
terutama dikota besar seperti kota Jakarta, merupakan kemajuan teknologi serta
meningkatnya standar kenyamanan hidup, juga turut andil dalam pertumbuhan jumlah
penggunaan listrik di Indonesia.
Mengingat begitu besar dan pentingnya manfaat dari energi listrik sedangkan sumber
energi pembangkitnya, terutama yang berasal dari sumber daya tak terbarui yang
keberadaannya terbatas, maka untuk menjaga kelestarian sumber energi ini perlu diupayakan
langkah-langkah atau solusi yang dapat menunjang penyediaan energi listrik secara optimal
dan terjangkau.
Disadari atau tidak, listrik sekarang ini sudah merupakan kebutuhan utama bagi
seluruh lapisan masyarakat, karena hampir semua kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari berhubungan dengan listrik contohnya seperti penggunaan media komunikasi
elektronik yang semakin canggih di tahun 2013 ini dan tidak mau ketinggalan alat-alat rumah
tangga yang semakin modern yang menggunakan listrik untuk mengoperasikannya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Listrik adalah aliran tenaga atau daya listrik.Listrik merupakan bagian mendasar dari
alamsemesta dan salah satu bentuk energi yang paling banyak digunakan.Listrik sebenarnya
merupakan sumber energi sekunder, yang disebut sebagai pembawa energi.Hal ini berarti
bahwa kita mendapatkan listrik dari konversi dari sumber energi lainnya, seperti batubara,
energi nuklir, atau matahari yang disebut sebagai sumber primer.
Listrik sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari, beberapa dari kita mungkin
tidak pernah berpikir seperti apa hidup tanpa listrik. Seperti udara dan air, kita cenderung
untuk melupakan peranan besar listrik.Kita telah menggunakan listrik untuk melakukan
banyak pekerjaan sehari-hari, khususnya dalam kehidupan perkembangan perekenomian
Indonesia untuk saling memberikan informasi lewat media elektronik.Seperti perusahaan
yang memantau harga saham, kurs mata uang asing, perdagangan antar negara dan banyak
hal lainnya.

BAB III
METODE PENYELESAIAN

PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk Perusahaan Perseroan
(Persero) berkewajiban untuk menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum dengan
tetap memperhatikan tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan sesuai dengan
Undang-Undang No. 19/2000. Kegiatan usaha perusahaan meliputi :
1.
Menjalankan usaha penyediaan tenaga listrik yang meliputi kegiatan
pembangkitan, penyaluran, distribusi tenaga listrik, perencanaan dan pembangunan sarana
penyediaan tenaga listrik.
2.
Menjalankan usaha penunjang dalam penyediaan tenaga listrik yang meliputi
kegiatan konsultasi, pembangunan, pemasangan, pemeliharaan peralatan ketenagalistrikan,
Pengembangan teknologi peralatan yang menunjang penyediaan tenaga listrik.
3.
Menjalankan kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan
sumber energi lainnya untuk kepentingan penyediaan tenaga listrik; Melakukan pemberian
jasa operasi dan pengaturan (dispatcher) pada pembangkitan, penyaluran, distribusi dan retail
tenaga listrik; Menjalankan kegiatan perindustrian perangkat keras dan perangkat lunak
bidang ketenagalistrikan dan peralatan lain yang terkait dengan tenaga listrik; Melakukan
kerja sama dengan badan lain atau pihak lain atau badan penyelenggara bidang
ketenagalistrikan baik dari dalam negeri maupun luar negeri di bidang pembangunan,
operasional, telekomunikasi dan informasi yang berkaitan dengan ketenagalistrikan.
Jumlah energi listrik yang terjual selama 2009 sampai 2011 mengalami
peningkatan yang signifikan. Jumlah energy listrik yang terjual pada tahun 2010 sebesar
147.297,47 GWh, meningkat 9,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah energy listrik
terjual pada tahun 2011 sebesar 157.992,66 GWh, meningkat 7,3% dibandingkan tahun 2010.
Kelompok pelanggan Industri mengkonsumsi 54.725,82 GWh (35%), Rumah Tangga
65.111,57 GWh (41%), Bisnis 28.307,21 GWh (18%), dan Lainnya (sosial, gedung
pemerintah, dan penerangan jalan umum) 9.848,06 GWh (6%). Penjualan energy listrik untuk
semua jenis kelompok pelanggan yaitu Industri, Rumah Tangga, Bisnis dan Lainnya
mengalami peningkatan masing-masing sebesar 7%, 9%, 4% dan 6%.
Sebagai Perusahaan Perseroan Terbatas, maka Anak Perusahaan diharapkan dapat
bergerak lebih leluasa dengan antara lain membentuk Perusahaan Joint Venture, menjual
Saham dalam Bursa Efek, menerbitkan Obligasi dan kegiatan-kegiatan usaha lainnya. Di
samping itu, untuk mengantisipasi Otonomi Daerah, PLN juga telah membentuk Unit Bisnis
Strategis berdasarkan kewilayahan dengan kewenangan manajemen yang lebih luas.Semakin
berkembangnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia maka pemerintah mengembangkan pula
sumber daya listrik yang dibutuhkan masyarakat Indonesia.Konsumsi listrik Indonesia secara
rata-rata adalah 473 kWh/kapita pada tahun 2003.Angka ini masih tergolong rendah
dibandingkan rata-rata konsumsi listrik dunia yang mencapai 2215 kWh/kapita (perkiraan

2005). Dalam daftar yang dikeluarkan oleh The World Fact Book, Indonesia menempati
urutan 154 dari 216 negara yang ada dalam daftar.
Berdasarkan Presiden Republik Indonesia Nomor Keputusan 71 Tahun 2006 tanggal 5
Juli 2006 yang telah diubah oleh Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Keputusan tanggal
23 Desember 2009, Pemerintah menugaskan Perusahaan untuk membangun listrik tenaga
batubara tanaman (PLTU) di 42 lokasi di Indonesia, yang meliputi 10pembangkit listrik
dengan kapasitas 6.900 MW di Jawa - Bali dan pembangkit listrik dengan kapasitas 32
agregat 2.252 MW di luar Jawa - Bali.Proyek ini diharapkan akan beroperasi pada tahun 2010
dan 2012.
Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan menandatangani 301 kontrak untuk
peningkatan dan pembangunan transmisi baru dan gardu di Jawa dan luar Jawa. Proyek ini
dibiayai melalui dana sendiri dan penarikan fasilitas kredit dari bank.
Komitmen belanja modal untuk konstruksi rutin merupakan kontrak yang
ditandatangani untuk tanaman menghasilkan listrik tambahan dan pengembangan jaringan
transmisi dan distribusi. Proyek ini dibiayai melalui dana sendiri dan pihak luar melalui
pinjaman luar negeri, bantuan dan proyek investasi dari anggaran Negara.
Pada tanggal 31 Desember 2010, IP dan PJB mengadakan komitmen atau kontrak
dengan berbagai pihak untuk penyediaan bahan, aset, dan peralatan, dan dikontrak layanan
dalam berbagai mata uang,dengan setara Rupiah sebesar Rp 756.321 juta dan Rp 2.380.220
juta.
Tujuan fasilitas pinjaman ini adalah untuk membiayai 85% dari harga kontrak EPC
untuk program percepatan. Jangka waktu pinjaman termasuk periode penyediaan kredit
selama 36 bulan, dan sepenuhnya dijamin oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan
Peraturan Presiden Republik Indonesia (PP) No 91 Tahun 2007, menggantikan Nomor 86
Tahun 2006, tentang Pemberian Jaminan Pemerintah untuk Pembangunan Batubara-Fired
Power Plant. Sehubungan dengan pinjaman ini, Perusahaan diwajibkan untuk mematuhi
pembatasan umum. Fasilitas pinjaman digunakan oleh Perusahaan dari 1 Januari 2011 sampai
dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi sebesar Rp 1.083.420 juta dan US $
46 juta.

BAB IV
PEMBAHASAN

Sebagai BUMN yang wajib menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG)
atau dikenal dengan tata kelola Perusahaan yang baik dalam aspek bisnis dan pengelolaan
perusahaan pada semua jajaran perusahaan, PLN menyusun tatakelola Teknologi Informasi
dalam lingkup bisnis dan pelaksanaan pengelolaan perusahaan. Dukungan Teknologi
Informasi dapat meningkatkan kapabilitas perusahaan dalam memberikan kontribusi bagi
penciptaan nilai tambah, serta mencapai efektifitas dan efisiensi.Aspek kunci dari prinsip
GCG meliputi adil, responsibilitas, transparansi, independensi, akuntabilitas, keselarasan dan
kewajaran serta tanggung jawab untuk mencapai tujuan perusahaan.
Dengan Panduan Kebijakan Tata Kelola Teknologi Informasi BUMN (IT
Governanve), seluruh BUMN diminta untuk melaksanakan GCG pada setiap aspek bisnis dan
juga pengelolaan perusahaan pada semua jajarannya.Hal ini dapat mencerminkan dengan
sangat baik suatu proses pengambilan keputusan juga leadership dalam penyelenggaran tata
kelola Teknologi Informasi.
E-PROCUREMENT PT. PLN (PERSERO) adalah salah satu program yang
sangat membantu PLN, untuk mendukung implementasi GCG dalam mewujudkan
transparansi, control, keadilan (fairness), penghematan biaya dan mempercepat proses
pengadaan, juga mencegah korupsi dan pada gilirannya meningkatkan Citra Perusahaan. EProcurement PLN (eProc) sebagai salah satu aplikasi yang merupakan implementasi dari IT
Governance yang mendukung GCG.Terwujudnya aplikasi tersebut merupakan hasil
kebijakan Manajemen PT. PLN (Persero) tahun 2000 terkait dengan Informasi Stok Material
PLN, Penyusunan HPS, dan Monitoring Pergerakan Material.Sedangkan hasil Amanat RUPS
tahun 2003 menetapkan agar PLN mengoptimalkan eProc yang sudah dikembangkan untuk
tercapainya harga pembelian yang optimal dan tercapainya inventor PLN yang efisien. Proses
pengadaan secara manual dapat mengakibatkan sulitnya informasi mengenai harga satuan
khusus di internal PLN, perlakuan yang tidak sama kepada Calon Penyedia Barang/Jasa
(CPBJ), dan lemahnya pertanggung jawaban terhadap proses pegadaan sehingga
mengakibatkan resiko di kemudian hari.
Terkait tidak adanya informasi stok barang di gudang, mengakibatkan sulitnya
mencapai sasaran stok optimal. Aplikasi eProc mampu membawa manfaat bagi Perusahaan
yakni adanya standardisasi proses pengadaan, terwujudnya transparansi dan efisiensi
pengadaan yang lebih baik, tersedianya informasi harga satuan khusus di internal PLN, serta
mendukung pertanggung-jawaban proses pengadaan. Beberapa kendala dalam implementasi
eProc dapat teratasi dengan adanya komitmen pada seluruh jajaran manajemen dan pelaksana
pengadaan untuk menggunakan eProc sebagai sarana proses pengadaan barang/jasa di PLN,
dan melakukan sosialisasi secara bertahap serta melakukan penyederhanaan proses
pengadaan, memanfaatkan teknologi dan pengembangan aplikasi yang bersifat
fleksibel.Ruang lingkup eProc PLN dibagi menjadi 3 (tiga) kebutuhan utama, antara lain

:Cataloging Information System, Supply Chain Management (SCM) System, Portal e-Proc
PLN.
Selama tahun 2005-2008, eProc mencatat saving sebesar 4,56% terhadap
realisasi Harga Perkiraan Sendiri (HPS), yakni Rp.249,40 Milyar dan pengehematan sebesar
Rp.1,6 Trilyun dari Realisasi Rencana Anggaran Biaya (RAB) terhadap Total RAB.
Sedangkan total pengadaan yang telah direalisasikan melalui e-Proc selama 4 tahun tersebut
adalah sebanyak 3352 pengadaan dari total rencana sebanyak 5071 pengadaan atau 66,1%.
Jumlah realisasi pengadaan yang dilakukan melalui e-Proc terhadap rencana pengadaan
cenderung meningkat dari tahun 2005 hingga tahun 2008 dengan rata-rata pertumbuhan
realisasi pengadaan sebesar 63.91% setiap tahunnya. Sedangkan pada tahun 2007 sampai
dengan tahun 2008 terjadi penpenurunan pertumbuhan sebesar 5,89%. Sedangkan pada tahun
2008, e-Proc berhasil mencatat saving sebesar Rp.90,80 Milyar atau sebesar 4.91%
berdasarkan Perolehan HPS terhadap Realisasi HPS dan sebesar Rp.457,9 Milyar atau
sebesar 8,06% terhadap Realisasi RAB.
Penekanan terhadap HPS tersebut dapat diraih dengan pelaksanaan e-Auction
pada pengadaan melalui pelelangan umum, seleksi umum, dan lainnya.e-Auction adalah
teknik penyampaian penawaran harga melalui eProc PLN dimana harga yang sudah
disampaikan tersebut dikompetisikan di antara CPBJ selama selang waktu tawar menawar
yang ditentukan. Aplikasi eProc PLN merupakan representasi dari Kepres 080/tahun 2003
Tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sehingga implementasi eProc nanti
dapat dijadikan acuan (benchmark) bagi Instansi Pemerintah atau BUMN lainnya.
Dalam perkembangannya, eProc PLN menjadi aplikasi yang mampu
mendukung pelaksanaan perwujudan kinerja yang lebih baik kalangan internal PLN.
Penghematan Realisasi HPS terhadap Total RAB dan Total HPS merupakan salah satu tolak
ukur keberhasilan aplikasi tersebut. Dari sisi publikasi pengadaan di media cetak, eProc
mampu memberikan kontribusi yang baik dengan memberikan penghematan sebesar Rp.6,6
Milyar per tahun dengan rata-rata pengadaan per tahun adalah 660 buah dan rata-rata biaya
publikasi per pengadaan adalah Rp.10 Juta. Dengan adanya pertumbuhan user pada tahun
2008, yakni lebih dari 12000 user eksternal (calon penyedia barang/jasa), dan 4000
diantaranya yang masih dilakukan verifikasi, terdapat peluang bisnis yang mampu
menjadikan sistem dan aplikasi tersebut sebagai salah satu profit center dari PT. PLN
(Persero). Di antaranya adalah :
a.
Iklan tetap di portal E-Procurement (corporate advertising or marketing) dengan
prediksi pertumbuhan user adalah 20% per tahun hingga tahun 2011;
b.
SMS Mobile untuk penyedia informasi terkait pengumuman pengadaan, proses
pengadaan, hingga penunjukan pemenang;
c.
Bekerja sama dengan situs pencarian informasi (dengan jumlah hit 20.000 per
hari dengan prediksi pertumbuhan hit adalah 10% per tahun hingga 2011), serta mewujudkan
konsep marketplace.

Portal tersebut juga dapat di-hosting oleh perusahaan lain yang ingin
melakukan pengadaan, tanpa harus membangun jaringan infrastruktur dan aplikasi terlebih
dahulu, hanya dengan melakukan kerja sama dengan PT.PLN (Persero) dalam menyediakan
layanan tersebut agar mampu mewujudkan efisien pengelolaan pengadaan barang/jasa. Hal
tersebut merupakan modal untuk mengembangkan eProc PLN jadi lebih baik.
Jika aplikasi eProc sudah bisa menjadi salah satu profit center dari PT.PLN
(Persero), maka tidak menutup (Persero), maka tidak menutup kemungkinan bisa
dikembangkan untuk menjadi Unit Bisnis atau Anak Perusahaan dari PT.PLN (Persero) yang
mampu mengelola seluru proses bisnis e-commerce internal dan beberapa bagian bisnis
eksternal.
Dengan melihat Laporan Keuangan* tahun 2011 dan tahun 2010 sebagai pembanding,
kami menyimpulkan bahwa keuntungan yang didapat pada tahun 2010 lebih besar dibanding
pada tahun 2011, hal itu dapat dilihat dari selisih-selisih angka yang menyebabkan
keuntungan tahun 2010 lebih besar dari tahun 2011.
Dimulai dari selisih penghasilan bunga tahun 2010 sebesar 753.181, jumlah ini
lebih banyak dari pada tahun 2011 yaitu 503.983, dengan selisih 249.198. Untuk kurs mata
uang, pada tahun 2011 mengalami kerugian sebesar 1.325.217, sedangkan pada tahun 2010
mengalami keuntungan sebesar 2.237.943. Untuk angka beban keuangan tahun 2010 sebesar
6.010.896 sedangkan tahun 2011 7.754.126, dengan selisih 1.743230. Biaya lain-lain tahun
2011 juga masih relatif tinggi yaitu sebesar 1.827.246 dibandingkan dengan tahun 2010
sebesar 1.158.741. Dari data laba sebelum pajak tahun 2010 dan 2011 masing-masing sebesar
11.406.192 dan 7.872.410 yang dikurangi dengan beban pajak masing-masing tahun yaitu
1.313.174 dan 678.784. Dari perhitungan biaya-biaya dan pendapatan yang ada diperoleh
laba tahun berjalan tahun 2010 dan 2011 masing-masing sebesar 10.093.018 dan 7.193.626,
dengan selisih sekitar 2.899.392.

BAB V
KESIMPULAN

1.
Berdasarkan Presiden Republik Indonesia Nomor Keputusan 71 Tahun 2006
tanggal 5 Juli 2006 yang telah diubah oleh Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Keputusan
tanggal 23 Desember 2009, Pemerintah menugaskan Perusahaan untuk membangun listrik
tenaga batubara tanaman (PLTU) di 42 lokasi di Indonesia, yang meliputi 10pembangkit
listrik dengan kapasitas 6.900 MW di Jawa - Bali dan pembangkit listrik dengan kapasitas 32
agregat 2.252 MW di luar Jawa - Bali.Proyek ini diharapkan akan beroperasi pada tahun 2010
dan 2012.
2.
E-PROCUREMEN PT. PLN (PERSERO) adalah salah satu program yang
sangat membantu PLN, untuk mendukung implementasi GCG dalam mewujudkan
transparansi, control, keadilan (fairness), penghematan biaya dan mempercepat proses
pengadaan, juga mencegah korupsi dan pada gilirannya meningkatkan Citra Perusahaan.
3.
Berdasarkan perhitungan biaya-biaya dan pendapatan yang ada, diperoleh laba
tahun berjalan tahun 2010 dan 2011 masing-masing sebesar 10.093.018 dan 7.193.626,
dengan selisih sekitar 2.899.392, dari angka ini kita dapat menyimpulkan keuntungan yang
terbesar terjadi pada tahun 2010 dengan jumlah 10.093.018 dimana nilai kurs mata uang
(keuntungan) menyumbangkan angka untuk menambah laba.

DAFTAR PUSTAKA

1.
2.
3.
4.

http://dunia-listrik.blogspot.com/2008/10/sejarah-listrik-nasional-dan.html
http://www.indoenergi.com/2012/07/peran-listrik-dalam-kehidupan.html
http://www.pln.co.id
http://agistianggi.blogspot.com/2012/10/listrik-untuk-kehidupan-yang-lebihbaik.html

Anda mungkin juga menyukai