Anda di halaman 1dari 2

JUDUL : EFEKTIFITAS PENERAPAN PER 24/PJ/2012 DALAM

MENCEGAH PENYALAHGUNAAN FAKTUR PAJAK FIKTIF DI KPP X


LATAR BELAKANG
1. Berkembangnya perdagangan di Indonesia terutama yang berkaitan
dengan ekspor impor akan meningkatkan penerimaan pajak yang
didapat dari faktur pajak.
2. Maraknya penyalahgunaan faktur pajak oleh oknum yang tidak
bertanggung jawab.
3. Belum maksimal terserapnya pemungutan pajak dari faktur pajak.
TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui efektifitas penerapan PER 24/PJ/2012 dalam
mencegah penyalahgunaan faktur pajak fiktif di KPP di Wilayah X.
2. Memberikan masukan kepada DJP dalam upaya mencegah
penyalahgunaan faktur pajak fiktif.
PERTANYAAN PENELITIAN
SUDAH EFEKTIFKAH PENERAPAN PER 24/PJ/2012 DALAM MENCEGAH
FAKTUR PAJAK FIKTIF ?
METODE PENELITIAN / PENGUMPULAN DATA
1. STUDI KEPUSTAKAAN
2. KUESIONER
3. PERMINTAAN DATA KE Dit.INTELDIK & KPP X
KERANGKA BERPIKIR
OTORISASI PENOMORON FAKTUR PAJAK
PENCEGAHAN
FIKTIF
PEMBERIAN KODE AKTIVASI & PASSWORD

FAKTUR

PAJAK

PENELITIAN SEBELUMNYA
Andie Prasetyo, Mochammad Djudi Mukzam, Devi Farah Azizah (2013) :
ANALISIS PENERAPAN MEKANISME PENOMORAN FAKTUR PAJAK SEBAGAI
UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
Jumlah kerugian penerimaan PPN skala nasional akibat FP Fiktif
mengalami penurunan. Penurunan secara signifikan terjadi setelah
diterapkannya mekanisme penomoran faktur pajak pada tahun 2013
LANDASAN TEORI
1. Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh
Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena
Pajak atau penyerahan Jasa Kena Pajak. (UU PPN)
2. Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena

Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak


Pertambahan Nilai. (UU PPN)
3. Nomor Seri Faktur Pajak adalah nomor seri yang diberikan oleh
Direktorat Jenderal Pajak kepada Pengusaha Kena Pajak dengan
mekanisme tertentu untuk penomoran Faktur Pajak yang
berupa kumpulan angka, huruf, atau kombinasi angka dan huruf
yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak. (PER - 24/PJ/2012)
4. Yang dimaksud dengan Faktur Pajak Tidak Sah adalah
a) Faktur Pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya
b) Faktur Pajak yang diterbitkan oleh Pengusaha yang belum
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP).
(SE - 132/PJ/2010)
5. Faktur pajak berfungsi sebagai kredit pajak masukan yaitu dapat
menjadi kredit terhadap faktur pajak keluaran yang diterbitkan pada
periode selanjutnya. Fungsi kedua yaitu dipergunakan untuk
keperluan pemeriksaan pemungutan pajak oleh otoritas pajak
(Luiyanto dan Titi Muswati, 2009)
6. Pajak Masukan adalah Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah dibayar oleh
Pengusaha Kena Pajak karena perolehan Barang Kena Pajak dan/atau perolehan Jasa
Kena Pajak dan/atau pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah
Pabean dan/atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean dan/atau impor
Barang Kena Pajak. (UU PPN)
7. Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib dipungut oleh
Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa
Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, ekspor Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud dan/atau ekspor Jasa Kena Pajak. (UU PPN)
8. Kode Aktivasi adalah kode yang berupa karakter yang dapat terdiri dari angka, huruf,
atau kombinasi angka dan huruf yang diberikan Direktorat Jenderal Pajak kepada PKP
melalui surat pemberitahuan kode aktivasi. (PER - 24/PJ/2012)
9. Password adalah kode yang berupa karakter yang dapat terdiri dari angka, huruf, atau
kombinasi angka dan huruf yang diberikan Direktorat Jenderal Pajak kepada PKP melalui
surat elektronik (email). (PER - 24/PJ/2012)

ANALISIS DATA
ANALISIS DESKRIPTIF DENGAN PENDEKATAN KUALITATIF
Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran tentang
karakteristik data sebagaimana adanya serta menyusun distribusi
frekuensi dengan menggunakan data dari kuesioner yang telah
diberikan kepada responden.

Anda mungkin juga menyukai