Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS

JURNAL INTERNATIONAL

THE EFFECT OF GUIDED DISOVERY


ON STUDENTS PHISICS ACHIVEMENT
Garuma Abdisa1, Tesfaye Getinet2
Department of Physics, Mettu University, Ethiopia.
2
College of Education and Behavioral Studies, Addis Ababa University, Ethiopia.
1

Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Teknik Penulisan Ilmiah
Dosen
: Prof. Dr. Hartono, M.Si

Oleh :
Ihda Shofia Rahmatunnisa
NIM : 0402513110

PRODI PENDIDIKAN IPA KONSENTRASI FISIKA


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014

A. IDENTITAS JURNAL
Judul

: The effect of guided discovery on students Physics achievement

Penulis

: Garuma Abdisa1); Tesfaye Getine2)

Lembaga

: 1)Department of Physics, Mettu University, Ethiopia.


2)

College of Education and Behavioral Studies, Addis Ababa


University, Ethiopia.

Jurnal

: Journal Physic Education

Vol/No

: 6/2

Diterima

: 14 August, 2012

Disetujui

: 25 November 2012

Publikasi

: Desember 2012

B. ANALISIS
Hasil analisis jurnal internasional dengan judul The effect of guided discovery on
students Physics achievement adalah sebagai berikut.
1. Latar belakang
Latar belakang dari penelitian ini terkait dengan tujuan utama pendidikan
sains yaitu untuk membangun pengetahuan tentang bagaimana alam semesta ini
bekerja, serta penjelasan dan kemungkinan mengontrol fenomenanya. Untuk
mencapai tujuan tersebut dipelukan pendidikan yang menjadikan siswa mempunyai
kompetensi yang baik sehingga, metode yang digunakan dalam belajar mengajar di
sekolah adalah sangat penting. Banyak pendidik mempertimbangkan metodologi
pengajaran sebagai pusat perhatian karena pengetahuan guru tentang materi
pelajaran saja tidak menjamin untuk melakukan proses pembelajaran yang efektif.
Berdasarkan kajian dari penelitian sebelumnya, peneliti beranggapan
bahwa 1) meskipun tidak ada metode terbaik dalam pembelajaran tetapi dapat
dipilih satu metode yang sesuai dengan siswa, isi dan hasil yang diinginkan dari
pelajaran; 2) ketika dilihat dari positivis pandangan realitas objektif, peran guru
adalah untuk mengirimkan ilmunya kepada siswa dan hal itu sesuai dengan
pandangan konstruktivis bahwa individu secara aktif membangun realitas mereka
sendiri dalam upaya untuk memahami pengalaman mereka; 3) sebuah pembelajaran
yang efektif dalam ilmu bersifat interaktif, yang melibatkan pelajar dalam
membangun ide-ide sebagai hasil dari pengalaman.

Untuk itu, peneliti memilih menggunakan salah satu metode yaitu metode
penemuan pembelajaran atau discovery learning. Pada pembelajaran discovery
learning siswa belajar melalui pemecahan masalah di bawah pengawasan guru dan
dalam metode ini guru memberikan materi ilustratif bagi siswa untuk belajar sendiri
Discovery learning biasanya dilakukan secara berkelompok dan tergantung pada
pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Metode ini merupakan metode induktif
membimbing siswa untuk membahas dan mengatur ide-ide dan proses sendiri dan
selama latihan dipandu (guided discovery ), guru mengajak siswa untuk memulai
diskusi dan bereaksi terhadap siswa lain. Guided discovery dapat digunakan jika
siswa dapat memecahkan pembelajaran baru dari pengetahuan yang ada dan
pengalaman siswa.
2. Identifikasi masalah
Berdasarkan kajian Departemen Pendidikan Ethiopia menunjukkan
bahwa hasil prestasi belajar siswa mata pelajaran fisika lebih rendah di semua
tingkatan kelas. Banyak faktor dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut,
salah satunya adalah efektivitas pendekatan pembelajaran langsung dimana peran
guru sangat dominan, dan pendekatan tidak langsung yang berpusat pada siswa.
Perbedaan utama antara kedua pendekatan ini adalah pada pentingnya bimbingan
atau pada tingkat bimbingan kepada siswa.
Dengan demikian, fokus penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
metode guided discovery yang berakar pada pendekatan konstruktivis, dan metode
demonstrasi

yang

berakar

pada

pendekatan

pembelajaran

langsung.

Selain indentifikasi metode pengajaran yang sesuai, penelitian juga melihat


pengaruh gender dalam pembelajaran fisika dalam keberhasilan siswa.
3. Rumusan Masalah dan Hipotesis
Rumusan masalah dalam penelitian dalam jurnal ini adalah sebagai berikut.
(1) Apakah terdapat berbeda secara signifikan pada nilai rata-rata fisika siswa setelah
menerima pembelajaran metode guided discovery, metode demonstrasi, metode
tradisional?
(2) Apakah terdapat perbedaan antara nilai rata-rata fisika pada siswa pria dan wanita
setelah menerima pembelajaran?

(3) Apakah terdapat perbedaan antara tiga prestasi belajar (siswa dengan kemampuan
tinggi, sedang, rendah) berkaitan dengan nilai rata-rata mereka setelah
menerima intervensi?
Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, dalam jurnal ini peneliti mengajukan
hipotesis nol dirumuskan sebagai berikut.
H01: Tidak ada perbedaan berarti signifikan pada prestasi fisika antara siswa dalam
kelompok eksperimen dan orang-orang dalam kelompok pembanding.
H02: Tidak ada perbedaan berarti signifikan pada prestasi fisika antara siswa pria
dan wanita.
H03: Tidak ada perbedaan berarti signifikan pada prestasi fisika posttest antara
siswa dengan kemampuan rendah, menengah, dan tinggi berprestasi.
4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
(1) membandingkan efektivitas relatif dari metode guided discovery, demonstrasi dan
tradisional dalam meningkatkan prestasi fisika siswa dalam materi dinamika
gerak melingkar
(2) mengidentifikasi perbedaan gender terhadap masing-masing metode dan peningkatan
siswa dalam pencapaian materi dinamika gerak melingkar dan
(3) mengetahui pengaruh masing-masing metode pada prestasi belajar siswa pada materi
dinamika gerak melingkar.
5. Metodologi Penelitian
a. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
kuasi-eksperimental dengan pretest-posttest nonrandomized. Desain ini sering
digunakan dalam eksperimen kelas ketika kelompok eksperimen dan kontrol berada
di dalam kelas tersendiri dan mendapat perlakuan untuk tujuan penelitian.
b. Sampel dan ukuran sampel
Populasi dalam penelitian menggunakan adalah siswa kelas 11 IPA di
daerah Ilu Aba Bora yang terletak di Barat bagian dari Ethiopia di Oromia Regional
Negara di 600km dari ibukota Addis Ababa. Teknik purposive sampling digunakan
untuk memilih tiga sekolah dari enam sekolah diaerah tersebut. Kriteria pemilihan

adalah: kedekatan antara sekolah dan ketersediaan transportasi, ketersediaan


laboratorium fisika fungsional, pencocokan jumlah siswa dalam satu kelas. Ukuran
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah (M = 24, F = 12) untuk guided
discovery; (M = 26, F = 10) untuk demonstrasi; dan (M = 23, F = 19) untuk metode
tradisional.
Pengumpulan data selama penelitian melibatkan dua tahap: (1)
administrasi pretest untuk mengidentifikasi latar belakang pengetahuan siswa, (2)
pemberian posttest setelah perlakuan penelitian. Selama penelitian, siswa dalam
kelompok eksperimen (guided discovery, demonstrasi, tradisoinal) melakukan
pembelajaran dengan buku yang sama yaitu buku fisika kelas 11. Siswa dalam
guided discovery melakukan kegiatan untuk diri mereka sendiri di bawah
bimbingan guru sementara dalam demonstrasi siswa melakukan eksperimen siap
pakai.
c. Prosedur Penelitian
Untuk membandingkan efektivitas relatif dari metode pengajaran, tes
hasil belajar fisika dikembangkan dan diujicobakan sebelum digunakan. Studi awal
diberikan kepada tiga puluh delapan siswa di Bedele dan Preparatory School
dengan populasi, lingkungan dan latar belakang pendidikan yang hampir sama
dengan sampel penelitian.
Prosedur penelitian terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama adalah pretest
untuk mengidentifikasi latar belakang pengetahuan siswa. Tahap kedua pemberian
metode pengajaran yang berbeda. Selama penelitian, siswa dalam kelompok
eksperimen (guided discovery dan demonstrasi) melakukan kegiatan yang sama.
Tahap ketiga adalah pemberian posttest setelah pembelajaran.
6. Temuan atau Hasil
a. Perbedaan prestasi siswa sebelum intervensi
berdasarkan hasil analisauji Scheffe menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan berarti signifikan pretest dari ketiga kelas penelitian, yang ditunjukkan
dengan nilai p> 0,05. Di sini kita dapat dengan jelas melihat bahwa tidak ada
perbedaan dasar yang signifikan. Dengan demikian dapat dilakukan pengujian
hipotesis menggunakan ANCOVA dan tes lainnya.

b. Pengujian Hipotesis
1. Pengaruh metode mengajar terhadap prestasi siswa
Ho1: Tidak ada perbedaan berarti signifikan pada pencapaian fisika siswa
setelah diajarkan dengan metode yang berbeda (yaitu, guided
discovery, demonstrasi, dan metode pengajaran tradisional)
Berdasar hasil analisa ANCOVA menunjukkan nilai F signifikan bagi
methos mengajar yang digunakan (F = 18.04, p <.05), sehingga hipotesis nol
yang menyatakan, "Tidak ada perbedaan berarti signifikan pada pencapaian
fisika siswa setelah diajarkan dengan metode yang berbeda (yaitu, guided
discovery, demonstrasi, dan metode pengajaran tradisional)" ditolak.
Namun, hasil ini tidak memberitahu kita yang metode pengajaran yang
paling signifikan. Untuk itu digunakan uji Scheffe, dan dari hasilnya
menunjukkan bahwa guided discovery adalah yang paling efektif dari metode
yang digunakan diikuti dengan metode demonstrasi.
2. Pengaruh Gender Prestasi Siswa
Ho2: Tidak ada perbedaan berarti signifikan pada prestasi fisika siswa lakilaki dan perempuan setelah intervensi.
Bedasarkan hasil analisa menunjukkan bahwa hasil pengajaran metode
guided discovery siswa laki-laki tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan
dengan siswa perempuan. Oleh karena itu hipotesis nol yang menyatakan
"Tidak ada perbedaan berarti signifikan pada prestasi fisika siswa laki-laki dan
perempuan setelah diajarkan dengan metode yang berbeda" dipertahankan.
3. Hubungan antara Prestasi belajar dan skor posttest siswa
Ho3: Tidak ada perbedaan berarti signifikan pada pencapaian fisika posttest
dari rendah, menengah, dan tinggi siswa berprestasi setelah diajarkan
dengan metode yang berbeda.
Dari hasil analisa menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
antara skor posttest siswa dengan kemampuan tinggi, menengah, dan rendah
yang dilakukan pembelajaran dengan metode guided discovery. Terdapat juga
perbedaan yang signifikan antara skor posttest siswa dengan kemampuan tinggi,
menengah dan rendah yang dilakukan pembelajaran dengan metode demonstrasi
dan tradisional.

4. Analisis Gain Score


Tes signifikansi statistik seperti ANCOVA dan Scheffe menunjukkan
bahwa perbedaan antara efek dari metode yang digunakan tidak karena
kebetulan. Dinormalisasi skor rata-rata gain Hake ini digunakan untuk menilai
besarnya perbedaan pada skor gain siswa karena efek dari metode pengajaran
yang digunakan. Koefisien korelasi (r) antara gain skor masing-masing siswa
normal Hake dengan skor pretest mereka adalah 0,08, p = 0.40, dua ekor. Tidak
adanya korelasi antara skor pre-instruksional dan nilai rata-rata gain sebagai
ukuran pembelajaran membenarkan bahwa ukuran rata-rata skor gain
independen dari keadaan awal pengetahuan siswa. Rata-rata analisis skor gain
Hake menunjukkan bahwa siswa dalam guided discovery = 0.43 memiliki gain
terbesar skor diikuti oleh metode demonstrasi = 0.34. Siswa dalam metode
tradisional menerima skor gain paling rendah = 0.26.
7. Hasil Pembahasan
Uji Scheffe dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat besarnya
perbedaan dari nilai pretest pada tiga kelompok penelitian. Hasil uji Scheffe
mengungkapkan bahwa perbedaan rata-rata secara statistik tidak signifikan untuk
setiap pasangan dari kelompok sehingga ketga kelompok tersebut dapat dinyatakan
homogen. Langkah selanjutnya adalah analisis kovarians (ANCOVA) dan hasilnya
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada prestasi siswa setelah
diajarkan dengan guided discovery, demonstrasi dan metode tradisional.
Berdasarkan analisis uji Scheffe menunjukkan bahwa guided discovery
adalah yang paling efektif dalam meningkatkan prestasi siswa dalam dinamika
gerak melingkar, dilanjutkan metode demonstrasi dan yang terakhir adalah metode
tradisional. Sedangkan dari analisis t-test menunjukkan bahwa pembelajaran guided
discovery , demonstrasi maupun metode tradisional tidak menunjukkan hasil yang
berbeda pada prestasi belajar siswa pria dan wanita, dan pada hasil uji Scheffe
posttest mean skor setelah perlakuan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan ratarata yang signifikan antara siswa dengan kemampuan tinggi, menengah, dan rendah
dalam guided discovery, demonstrasi dan metode tradisional.
Secara umum temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa:

(1)

guided discovery lebih efektif dalam meningkatkan prestasi siswa diikuti dengan
metode demonstrasi dan metode tradisional

(2)

Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pencapaian siswa laki-laki dan perempuan
dalam fisika setelah diajarkan dengan guided discovery, demonstrasi atau
metode tradisional.

(3)

Prestasi siswa memiliki hubungan yang kuat dengan kemampuan siswa (tinggi,
menengah, dan rendah) selain dipengaruhi oleh metode pembelajaran.
C. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dari jurnal The effect of guided discovery on students
Physics

achievement

diketahui

bahwa

penelitian

ini

mengukur

efektivitas

pembelajaran dari guided discovery, demonstrasi dan metode ceramah tradisional


terhadap prestasi belajar dalam materi gerak melingkar. Sampel dalam penelitian adalah
siswa kelas 11 ditiga sekolah yang dipilih di Ilu Aba Bora Zona terletak di barat daya
bagian dari Ethiopi yaitu Mettu, Yayo Aida Thea dan Gore dengan 114 siswa yang
terdiri dari 73 laki-laki dan 41 perempuan.
Desain penelitian khusus yang diterapkan dalam penelitian ini adalah pretestposttest kelompok kontrol nonrandomized desain eksperimental dengan teknik
purposive sampling. Tes statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah deviasi
mean dan standar, ANCOVA, t-test, ANOVA, Scheffe post hoc tes, efek ukuran Cohen
d dan 2. Uji Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk menguji normalitas skor posttest,
yang merupakan asumsi kunci dalam t-test dan ANOVA. Analisis dengan ANCOVA
dan uji Scheffe menunjukkan bahwa metode guided discovery adalah metode
pengajaran yang paling efektif (dengan skor gain rata-rata 0.43) diikuti oleh
demonstrasi (rata-rata gain skor 0.34), dan pada metode tradisional ditemukan paling
efektif (rata-rata gain skor 0.26). Selain itu diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan antara prestasi siswa laki-laki dan perempuan yang diajar dengan guided
discovery, demonstrasi dan metode tradisional dan terdapat perbedaan yang signifikan
antara prestasi belajar siswa dengan kemapuan tinggi, menengah, dan rendah yang
diajar dengan guided discovery dan demonstrasi. Hal ini berarti bahwa prestasi siswa
memiliki hubungan yang kuat dengan kemampuan siswa (tinggi, menengah dan
rendah) selain pengaruh metode pembelajaran. Disarankan bahwa guru fisika di zona
harus menerapkan guided discovery dengan panduan yang cukup untuk membantu

siswa membuat, mengintegrasikan, dan menggeneralisasi pengetahuan melalui


pemecahan masalah konstruktivis dengan menyediakan bahan yang tersedia di
laboratorium fisika atau bahan ajar yang disiapkan pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai