Anda di halaman 1dari 2

Dasar Teori

Sistem kardiovaskular merupakan sistem yang memberi fasilitas proses


pengangkutan berbagai substansi menuju dan dari sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri
dari organ penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari
arteri yang mengalirkan darah dari jantung dan vena yang mengalirkan darah
menuju jantung. Pada setiap siklus jantung, perubahan tekanan terjadi karena
atrium dan ventrikel secara bergantian kontraksi dan relaksasi, dan darah mengalir
dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Karena ruang jantung
kontraksi, tekanan cairan di dalamnya berubah. dalam satu siklus normal jantung,
dua atria kontraksi sedang dua ventrikel relaks. Kemudian, ketika dua ventrikel
kontraksi, dua atria relaks. Istilah sistol (kontraksi) mengacu pada fase kontraksi.
Fase relaksasi adalah distol (dilasi). Satu siklus jantung terdiri dari satu sistol dan
distol dari kedua atria ditambah satu sistol dan diastol kedua ventrikel. Suara
jantung dapat didengarkan dengan menggunakan alat yang disebut stetoskop
(Soewolo, dkk, 2003).
Ada dua suara jantung yang jelas dapat didengar pada setiap siklus
jantung. Suara tersebut biasanya digambarkan sebagai lup dan dup, dan
dengan urutan sebagai berikut: lup-dup, istirahat, lup-dup, istirahat, dan
seterusnya. Suara jantung pertama (lup) diasosiasikan dengan penutupan kelep
atrioventrikular (klep AV) pada permukaan sistol. Suara jantung yang kedua (dup)
umumnya diasosiasikan dengan menutupnya katup semilunar yang bertepatan
dengan akhir sistol. Secara normal, katup mitral terbuka sedikit lebih cepat
sebelum katup trikuspidal. Sama dengan pada katup mitral dan trikuspidal, pada
katup semilunar juga terdapat desinkronisasi penutupan katup. Katup semilunar
aortik secara normal mengatup dengan bunyi keras lebih dulu daripada katup
semilunar pulmonari. Bila nafas ditarik pelan-pelan dan dalam, maka pengisian
ventrikel kanan akan sedikit tertunda sebab pembuluh darah pulmonari tertekan
oleh peningkatan tekanan intrapulmonari (Basoeki, dkk, 2000).
Setiap kontraksi dan relaksasi ventrikel kiri akan menyebabkan perubahan
tekanan pada arteri, yang ditunjukkan dengan membesar-mengecilnya arteri, yang
disebut sebagai denyut nadi. Normalnya kecepatan denyut nadi sama dengan

kecepatan denyut jantung. Dalam keadaan istirahat denyut jantung rata-rata 70-76
kali/menit. Denyut nadi dapat diraba dengan mudah pada setiap arteri superfisial,
bila arteri ditekan ke tulang atau jaringan padat. Beberapa titik denyut nadi pada
permukaan tubuh yang mudah diraba adalah: arteri karotid pada sisi leher, arteri
temporal anterior telinga di daerah pelipis, arteri brakhial pada fosa antekubital,
arteri radial pada sisi lateral permukaan pergelangan tangan pada pangkal ibi jari
(Basoeki, dkk, 2000).
Denyutan dinyatakan sebagai ekspresi dan dorongan balik arteri secara
berganti-ganti. Ada 2 faktor yang bertanggungjawab bagi kelangsungan denyutan
yang dapat dirasakan. Pertama, pemberian darah secara berkala dengan selang
waktu pendek dari jantung ke aorta, yang tekannya berganti-ganti naik turun
dalam pembuluh darah. Bila darah mengalir teta dari jantung ke aorta, tekanan
akan tetap sehingga tidak ada denyutan. Faktor yang kedua, elastisitas dari
dinding arteri yang memungkinkannya meneruskan aliran darah dan aliran balik.
Bila dinding tidak elastis maka tetap ada pergantian tekanan tinggi rendah dalam
sistol dan diastole ventrikel, namun dinding tersebut tidak dapat melanjutkan
alirannya dan mengembalikan aliran sehingga denyutpun tidak dapat dirasakan
(Soewolo, dkk, 2003).
Basoeki, Soedjono; dkk. 2000. Petunjuk Praktikum Anatomi dan Fisiologi
Manusia. Malang: Universitas Negeri Malang.
Soewol, dkk. 1999. Fisiologi Manusia. Malang: UM Press.

Anda mungkin juga menyukai