BAGIAN ISI
A. Pengertian Skripsi
Skripsi adalah karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa strata satu (SI) sebagai salah satu
syarat untuk mendapatkan gelar sarjana. Karya ilmiah tersebut berisi proses dan hasil penelitian,
baikpenelitian studi pustaka maupun penelitian lapangan. Agar diakui keilmiahannya,
kebenarannya harus dipertanggungjawabkan di depanpenguji skripsi. Kebenaran di sini, yakni
kebenaran prosesnya maupun hasilnya (temuan). Tugas penyusunan skripsi merupakan salah
satu syarat bagi mereka yang akan mendapatkan gelar akademik dalam salah satu bidang ilmu
yang menjadi keahliannya dalamprogram studi yang dipilihnya.
Objek kajian skirpsi hendaknya sesuai dengan disiplin ilmu yang dipelajari di perguruan
tinggi.Maksudnya, untuk memantapkan, mengembangkan dan menemukan ilmu-ilmu yang
relevan dengan bidang disiplinnya.Hal tersebut dilakukan sesuai dengan tridarma perguruan
tinggi, yakni pengabdian, pendidikan, dan penelitian.
Mahasiswa yang sedang menyiapkan diri untuk melakukan penelitian dan penulisan
skripsi dituntut untuk melakukan penelaahan terhadap berbagai bahan bacaan, termasuk skripsi
yang telah ditulis oleh pendahulunya, dan bagi penelitian lapangan harus melakukan observasi.
Tanpa masukan dari unsur-unsur lain, penelitian akan susah dilaksanakan. Cara demikian, dapat
membuka wawasan, menambah pengetahuan, dan dapat memeperlancar pembuatan skripsi.
B. Bagian-Bagian Skripsi
Seperti halnya laporan penelitian lainnya, skripsi juga terdiri atas tiga bagian, yakni bagian
pelengkap pendahuluan (suplemen awal), bagian isi (naskah skripsi), dan bagian penutup
(suplemen akhir). Bagian awal biasanya mencakup: halaman judul, halaman
pengesahan, halaman persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar
gambar, daftar lampiran, dan daftar lainnya.
Bagian isi mencakup:
BAB I
PENDAHULUAN
E. Kerangka Berpikir
F. Prosedur Penelitian.
Uraian berikut akan difokuskan pada bagian inti bab ke-1 yang meliputi: latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka berpikir, dan
langkah-langkah penelitian (metodologi).
A. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah dipaparkan secara deduktif atau dari umum ke khusus.Dalam paparan
tersebut harus ada kesenjangan antara harapan atau seharusnya dengan kenyataan, baik
kesenjangan teoretis maupun kesenjangan praktis (berdasarkan fakta) yang melatarbelakangi
masalah yang diteliti.Dalam latar belakang ini dipaparkan secara ringkas teori, hasil peneletian,
simpulan seminar ilmiah, pengalaman, maupun pengamatan pribadi yang terkait dengan masalah
yang diteliti. Dalam latar belakang dikemukakan, mengapa usulan kegiatan itu perlu
dilaksanakan.
Untuk menjawab keingintahuan peneliti mengungkapkan suatu gejala / konsep / dugaan /
menerapkan suatu tujuan. Di sisii lain dikemukakan pula bagaimana cara atau metode
melakukan kegiatan. Kemukakan hal-hal yang mendorong / argumentasi pentingnya dilakukan
penelitian.Di samping itu, dikemukakan juga prediksi hasil kegiatan penelitian. Uraikan proses
dalam mengindentifikasikan masalah penelitian.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan
yang ingin dicarikan jawabannya.Ia merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai
ruang lingkup masalah yang akan diteliti. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan
variabel-variabel yang akan diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut.
Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian.Isi dan
rumusan tujuan mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian.Tujuan penelitian dirumuskan
dengan kalimat pernyataan.
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini bertitik tolak dengan meragukan suatu teori tertentu atau yang disebut dengan
penelitian verifikatif. Adanya keraguan terhadap teori itu muncul apabila yang terlibat tidak
dapat lagi menjelaskan kejadian-kejadian aktual yang tengah dihadapi. Dilakukannya pengujian
atas teori tersebut bisa melalui penelitian secara empiris serta hasilnya dapat menolak ataupun
mengukuhkan serta merevisi teori yang berhubungan.
2.
Manfaat praktis
Di lain sisi, penelitian juga berguna untuk memecahkan permasalahan praktis. Semua lembaga
yang bisa kita jumpai dalam masyarakat, seperti lembaga pemerintahan ataupun lembaga swasta,
sadar akan manfaat tersebut dengan menempatkan suatu penelitian dan juga pengembangan
sebagai bagian integral organisasi.
Kedua manfaat tersebut adalah syarat untuk dilakukannya sebuah penelitian yang telah
dinyatakan di dalam desain atau rancangan penelitian.
E.
Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan bagian pokok dalam penelitian.Bisri (2003: 44) mengatakan,
kerangka berpikir dapat berupa kerangka teori dan dapat pula berbentuk kerangka penalaran
logis. Dalam bahasa Inggris, kerangka berpikir biasa disebut rationale, maksudnya
merasionalkan penelitian kita mulai proses sampai hasil yang didapatkan dapat dimengerti atau
masuk akal. Di dalamnya dibahas pula kerangka teori yang merupakan uraian ringkas tentang
teori yang digunakan dan cara menggunakan teori itu dalam menjawab pertanyaan penelitian.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kerangka berpikir:
1. Usahakan pustaka terbaru, relevan dan asli dari jurnal ilmiah
2. Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan gagasan & mendasari penelitian yang
akan dilakukan.
3. Menguraikan teori, temuan & bahan penelitian lain yang diperoleh dari acuan, yang dijadikan
landasan untuk melakukan penelitian yang diusulkan.
4. Merupakan landasan untuk menyusun kerangka / konsep yang akan digunakan
5. Mengacu pada daftar pustaka.
F. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah penelitian lazim juga disebut prosedur penelitian atau metodologi penelitian.
Secara garis besar, langkah-langkah penelitian mencakup: penentuan metode penelitian,
penentuan jenisdata yang akan dikumpulkan, penentuan sumber data yang akan digali, cara
pengumpulan data yang akan digunakan, dan cara pengolahan dan analisis data yang akan
ditempuh. Langkah-langkah tersebut bergantung pada masalah dan tujuan penelitian yang telah
ditentukan sebelumnya (Bisri, 2003:56)
1. Metodologi dan Metode dalam Penelitian
Metodologi dan metode, hanya beda tipis sepertinya. Ketika dicari perbedaannya, pasti mudah,
karena dari kata saja sudah berbeda.Namun masih banyak yang mencampuradukkan
keduanya.Di buku-buku penelitian, keduanya masih sering digunakan secara asal. Lalu apa sih
sebenarnya perbedaan metodologi dan metode penelitian?
Pada cover buku penelitian, kita sering menyaksikan tulisan Metodologi Penelitian Kualitatif,
Metode Analisis Data Kuantitatif, Metode Survey, Metodologi Sampling Kuantitatif,
Metode Kualitatif Sosial dan sejenisnya. Mana diantara judul bukku tersebut yang tepat dan
yang belum benar?Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, kita lanjutkan dulu pembahasannya.
Metodologi jelas terdiri dari dua kata, method dan logos, yang artinya ilmu tentang metode.
Berbeda dengan metode yang hanya terdiri dari satu kata, method, yang artinye metode atau
cara.
Methodology didefinisian sebagai a set of system of method, principles and rules of regulating a
given discipline (dictionary.com/methodology). Sedangkan method artinya: a procedure,
technique, or way of doing somethings, especially in accordance with a definite plan
(dictionary.com/method).
Metodologi lebih bersifat general.Metodologi adalah sistem panduan untuk memecahkan
persoalan, dengan komponen spesifiknya adalah bentuk, tugas, metode, teknik dan alat.Dengan
demikian, metode berada di dalam metodologi, atau dengan kata lain, metode lebih berkenaan
dengan teknis saja dari keseluruhan yang dibahas dalam metodologi.Dalam konteks penelitian,
yang termasuk metode adalah teknik penggalian data, teknik pengolahan data, penentuan
populasi serta sampel dan sejenisnya. Pada umumnya, penelitian dapat diartikan sebagai salah
satu proses analisis dan pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara sistematis dan juga
logis untuk mencapai sustu tujuan tertentu tertentu.
2. Macam-macam penelitian
a. Macam-macam penelitian berdasarkan cara pendekatan
Penelitian merupakan suatu proses untuk mencari kebenaran yang bisa menghasilkan dalil atau
hukum. Selain itu penelitian juga merupakan proses untuk memecahkan suatu masalah dengan
berdasarkan data yang didapat dari lapangan. Untuk permasalahan penelitian ini terdapat dua
bentuk teknik penelitian yaitu :
1) Penelitian Kuantitatif
Penelitian ini merupakan penelitian ilmiah. Sehingga penelitian ini menggunakan metode ilmiah
yang mempunyai kriteria seperti : bebas prasangka, berdasarkan fakta, menggunakan hipotesa,
menggunakan prinsip analisa, menggunakan ukuran objektif dan juga menggunakan data
kuantitatif.
2) Penelitian Kualitatif
Penelitian ini merupakan penelitian yang sifatnya non ilmiah yang mana datanya bersifat
kualitatif.Jadi penelitian ini bukanlah penelitian yang ilmiah melainkan penelitian yang sifatnya
alamiah.
b. Macam penelitian bersarkan fungsinya
Penelitian ini secara umum memiliki dua fungsi yang utama yaitu dengan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan juga
memperbaiki praktek. Pada dasarnya penelitian di sini bisa dibedakan menjadi tiga macam
yaitu :
1) Penelitian Dasar
Penelitian dasar atau yang biasa disebut dengan penelitian murni maupun pokok ini merupakan
penelitian yang diarahkan kepada pengujian teori dengan sedikit atau malah tidak sama sekali
menghubungkan hasilnya untuk keperluan praktek. Penelitian dasar dikerjakan tanpa harus
memikirkan ujung praktis ataupun titik terapan, sementara hasil dari penelitiannya yaitu berupa
pengetahuan umum serta pengertian mengenai hubungan-hubungannya.
2) Penelitian Terapan
Penelitian terapan ini pada dasarnya berkenaan dengan kenyataan praktis serta pengembangan
pengetahuan yang didapatkan oleh penelitian dasar di kehidupan nyata.
3) Penelitian Evaluatif
Penelitian ini difokuskan kepada kegiatan dalam unit tertentu dan kegiatan tersebut bisa berupa
proses maupun hasil kerja, program. Sementara untuk unit bisa berupa organisasi, tempat
ataupun suatu lembaga.
1) Penelitian Deskriptif
Penelitian ini ditujukan untuk menggambarkan suatu keadaan secara apa adanya. Jadi di sini
peneliti tidak melakukan manipulasi terhadap objek penelitian.
2) Penelitian Prediktif
Penelitian ini ditujukan untuk memperkirakan mengenai apa yang akan terjadi dengan
berdasarkan hasil dari analisis kondisi sekarang.
3) Penelitian Importif
Penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan, memperbaiki dan menyempurnakan
keadaan.
4) Penelitian Eksplanatif
Penelitian ini ditujukan untuk memberi penjelasan mengenai hubungan antar fenomena variabel.
Penelitian ini berupaya untuk mencari korelasi di antara hal tersebut.
3. Sumber Data Penelitian
Sumber data penelitian yaitu sumber subjek dari tempat mana data bisa didapatkan. Jika peneliti
memakai kuisioner atau wawancara didalam pengumpulan datanya, maka sumber data itu dari
responden, yakni orang yang menjawab pertanyaan peneliti, yaitu tertulis ataupun lisan. Sumber
data berbentuk responden ini digunakan didalam penelitian. Imam Suprayogo mengemukakan
bahwa, type sumber data terlebih didalam penelitian kualitatif bisa diklasifikasi seperti berikut.
a. Narasumber
Narasumber didalam perihal ini yakni orang yang dapat berikan informasi lisan perihal suatu hal
yang ingin kita kenali. Seorang informan mungkin menyembunyikan informasi mutlak yang
dimiliki oleh dikarenakan itu peneliti mesti pandai-pandai menggali data lewat cara membangun
keyakinan, keakraban serta hubungan kerja dengan subjek yang dieteliti di samping terus gawat
serta analitis.
b. Momen
Data atau informasi juga bisa didapatkan melewati pengamatan pada momen atau kegiatan yang
terkait dengan persoalan penelitian. Dari momen atau kegiatan ini, peneliti dapat tahu sistem
bagaimana suatu hal berlangsung dengan lebih jelas dikarenakan melihat sendiri dengan segera.
c.
Area
Informasi kondisi dari lokasi momen atau kegiatan dikerjakan dapat digali melalui sumber
lokasinya, baik adalah area ataupun lingkungannya. dari pemahaman lokasi serta lingkungan,
peneliti dapat dengan cermat membahas serta dengan gawat menarik kemungkinan rangkuman.
d. Dokumen
Dokumen adalah bahan tertulis atau benda yang terkait dengan satu momen atau kegiatan
spesifik. ia dapat adalah rekaman atau dokumen tertulis seperti rekaman, database, surat, arsip,
gambar, benda peninggalan yang terkait dengan satu momen. Banyak momen yang sudah lama
berlangsung dapat di teliti serta dipahami atas dasar dokumen atau arsip.
Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data di dalam penelitian, maka diklasifikasikan
menjadi tiga sisi yang disingkat dengan 3p yakni : person, place, serta paper. Bila dipandang dari
tempat mana sumber data berasal, maka sumber data bisa dibagi jadi sumber data primer serta
sumber data sekunder. Data primer yaitu data penelitian yang didapatkan dengan segera dari
sumber aslinya atau tanpa perantara. Sekunder yaitu data penelitian yang didapatkan dengan
tidak segera melewati media perantara atau didapatkan serta dicatat oleh pihak lain. Penelitian
kuantitatif meletakkan sumber data sebagai objek namun penelitian kualitatif meletakkan sumber
data sebagai subjek yang mempunyai kedudukan mutlak.
.
BAB II
KAJIAN TEORI
Bab ini berisikan uraian tentang teori-teori atau pendapat-pendapat yang relevan dengan masalah
yang dibahas atau diteliti. Bisa saja, penelitian-penelitian terdahulu dapat melatarbelakangi
penulis untuk melakukan penelitian selanjutnya. Dalam bab ini, disertakan alasan-alasan yang
logis. Dengan demikian, penulis dapat menolak, menerima, mempertanyakan, atau menguatkan
teori yang sudah ada. Teori yang dijadikan acuan hendaknya kepustakaan atau hasil penelitian
yang mutahir dengan berusia lima tahun ke belakang, tetapi jikateori lama masih relevan,
pendapat tersebut masih bisa dipakai.
Suatu landasan teori dari suatu penelitian tertentu atau karya ilmiah sering juga disebut sebagai
studi literatur atau tinjauan pustaka. Salah satu contoh karya tulis yang penting adalah tulisan itu
berdasarkan riset.Melalui penelitian atau kajian teori diperoleh kesimpulan-kesimpulan atau
pendapat-pendapat para ahli, kemudian dirumuskan pada pendapat baru.Penulis harus belajar dan
melatih dirinya untyk mengatasi masalah-masalah yang sulit, bagaimana mengekspresikan
semua bahan dari bermacam-macam sumber menjadi suatu karya tulis yang memiliki bobot
ilmiah.
Kutipan Langsung
Kutipan langsung, apabila penulis mengambil pendapat orang lain secara lengkap kata demi
kata, kalimat demi kalimat, sesuai teks asli, tidak mengadakan perubahan sama sekali.
Kutipan langsung ada dua macam, yaitu :
1) Kutipan Langsung Pendek.
Kutipan langsung yang terdiri atas tidak lebih dari 3 baris atau tidak lebih dari 40 kata
ditempatkan di dalam paragraf teks karya tulis, tetapi diapit oleh tanda petik dua () diikuti
atau ditutup dengan identitas rujukan.
Contoh :
Tolla (1996:89) menegaskan Metode CBSA dalam pengajaran bahasa berdasarkan pendekatan
komunikatif seharusnya berbeda denga metode CBSA dalam bidang studi yang lain.
Cara yang lain adalah Metode CBSA dalam pengajaran bahasa berdasarkan pendekatan
komunikatif seharusnya berbeda denga metode CBSA dalam bidang studi yang lain. (Tolla,
1996:89).
(2)
Kutipan langsung yang terdiri atas lebih dari 3 baris atau lebih dari 40 kata diketik dalam
paragraf tersendiri dengan spasi tunggal yang didahului dan ditutup dengan tanda petik dua
() dan dimulai pada ketukan ketujuh.
Contoh :
Perihal perbedaan metode CBSA dalam pengajaran bahasa harus diwarnai oleh aktivitas
berbahasa secara dinamis dan kreatif. Keaktifan secara intelektual tanpa disertai dengan
keaktifan verbal tidak dapat dikatakan CBSA dalam pengajaran bahasa karena hakikat
bahasa adalah tuturan lisan yang kemudian dikembangkan menjadi aturan lisan dan tulisan. Oleh
karena itu, CBSA dalam pengajaran bahasa harus dimuati dengan kreativitas berbahasa sehingga
nama yang paling tepat adalah CBSA Komunikatif.
Cara Lain :
Penerapan metode CBSA dalam pengajaran bahasa harus dibedakan dengan penerapannya dalam
bIdang studi yang lain dengan alasan bahwa karakteristik pengajaran bahasa adalah penggunaan
bahasa secara dinamis dan kreatif (Tolla, 1996).
2, Sumber Kutipan (Referensi)
a. Fungsi Pencantuman Sumber Referensi
Salah satu karakter utama tulisan ilmiah adalah referensial, menunjukkan bahwa argumenargumen yang diajukan dilandasi oleh teori atau konsep tertentu, sekaligus menunjukkan
kejujuran intelektual dengan mencantumkan sumber kutipan (referensi) yang digunakan. Dalam
praktik penulisan, setiap kali penulis mengutip pendapat orang lain, baik dari buku, majalah,
ataupun wawancara, setelah kutipan itu harus dicantumkan sumber kutipan (buku, majalah, atau
koran) yang digunakan.
Secara mendasar, pencantuman sumber kutipan ini mempunyai fungsi sebagai:
1) Menyusun pembuktian (etika kejujuran dan keterbukaan ilmiah).
2) Menyatakan penghargaan kepada penulis yang dikutip (etika hak cipta intelektual).
Cara ini dilakukan dengan mencantumkan sumber kutipan langsung setelah selesainya sebuah
kutipan dengan menggunakan tanda kurung.
Kelebihan catatan tubuh adalah kemudahan bagi pembaca dalam mengecek sumber sebuah
kutipan yang langsung terdapat sebelum atau setelah kutipan tersebut, tanpa perlu berpindah ke
bagian bawah halaman.
Prinsip-prinsip dalam menuliskan catatan tubuh:
(1) Catatan tubuh menyatu dengan naskah, hanya ditandai dengan kurung buka dan
kurung tutup.
(2) Catatan tubuh memuat nama belakang penulis, tahun terbit buku dan halaman yang
dikutip.
Contoh:
(a) Nama penulis adalah Arthur Asa Berger, maka cukup ditulis Berger.
(b) Nama penulis Jalaluddin Rakhmat, maka cukup ditulis Rakhmat.
Buku terjemahan
.. (Berger, terj., Setio Budi, 2000: 44 45).
Berger (terj., Setio Budi, 2000: 44 45) menandaskan .....
Berita koran/majalah
..... (Republika, 10 September 2002).
Harian Republika (10 September 2002) memberitakan .....
Pernyataan lisan
.. (Samijan, wawancara, 11 November 2006).
Dalam wawancara dengan penulis, Samijan (11 November 2006) mengatakan
Catatan kaki dicantumkan di bagian bawah halaman, dipisahkan dengan naskah skripsi
oleh sebuah garis. Pemisahan ini akan otomatis dilakukan oleh program Microsoft Word dengan
cara mengklik insert, kemudian reference, kemudian footnote.
Nomor cacatan kaki ditulis secara urut pada tiap bab, mulai dari nomor satu. Artinya,
cacatan kaki pertama di tiap awal bab menggunakan nomor satu, begitu seterusnya.
Catatan kaki ditulis dengan satu spasi.
Pilihan huruf dalam catatan kaki harus sama dengan pilihan huruf dalam naskah skripsi,
hanya ukurannya lebih kecil, yaitu:
Times New Roman (size 10)
Arial (size 9)
Tahoma (size 9)
(3) Teknik Penulisan Catatan Kaki
Baris pertama catatan kaki menjorok ke dalam sebanyak tujuh karakter.
Judul buku dalam catatan kaki ditulis miring (italic).
Nama pengarang dalam catatan kaki ditulis lengkap dan tidak dibalik.
Catatan kaki bisa berisi keterangan tambahan. Pertimbangan utama memberikan
keterangan tambahan adalah: jika keterangan tersebut ditempatkan dalam naskah (menyatu
dengan naskah) akan merusak alur tulisan atau naskah tersebut. Tidak ada batasan seberapa
panjang keterangan tambahan, asalkan proporsional.
[3]Nama pengarang pertama, et al., judul buku (kota penerbit: nama penerbit, tahun
terbit), halaman.
[4]Perhatikan: hanya nama pengarang pertama yang dicantumkan, nama-nama pengarang
lainnya diganti dengan singkatan et al.
Buku yang telah direvisi
[5]Nama pengarang, judul buku (rev.ed.; kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit),
halaman.
[6]Perhatikan: singkatan rev.ed. menunjukkan bahwa buku tersebut telah mengalami
revisi.
Buku yang terdiri dua jilid atau lebih
[7]Nama pengarang, judul buku (nomor volume/jilid; kota penerbit: nama penerbit, tahun
terbit), halaman.
Buku terjemahan
[8]Nama pengarang asli, judul buku, terj. nama penerjemah (kota penerbit: nama
penerbit, tahun terbit), halaman.
Perhatikan: singkatan terj. menunjukkan bahwa buku tersebut telah diterjemahkan dan
penulis mengutip dari terjemahan tersebut.
Kamus
[9]Nama pengarang, judul kamus (kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit), halaman.
Artikel dari sebuah buku antologi
[10]Nama pengarang artikel, judul artikel, judul buku, ed. nama editor (kota penerbit:
nama penerbit, tahun terbit), halaman.
Perhatikan: jika editor satu orang maka menggunakan singkatan ed., namun jika editor
dua orang atau lebih menggunakan singkatan eds.
Artikel dari sebuah jurnal/majalah ilmiah
[11]Nama pengarang artikel, judul artikel, nama jurnal/majalah ilmiah, edisi jurnal
(bulan terbit, tahun terbit), halaman.
Berita koran/majalah
[12]Judul berita, nama media, tanggal terbit, tahun, halaman.
Pernyataan lisan
[17]Nama narasumber, jenis pernyataan (wawancara atau pidato), tanggal pernyataan
dilakukan.
Referensi dari sumber kedua
[18]Keterangan lengkap sumber pertama (sesuai dengan aturan catatan kaki),
seperti dikutip oleh keterangan lengkap sumber kedua (sesuai aturan catatan kaki).
Perhatikan: frase seperti dikutip oleh menunjukkan bahwa penulis tidak membaca
sumber asal (pertama) kutipan, hanya membaca dari orang lain (sumber kedua) yang mengutip
sumber pertama.
1) Ibid.
Singkatan ini berasal dari bahasa latin ibidem yang berarti pada tempat yang sama.
Singkatan ini digunakan apabila referensi dalam catatan kaki nomor tersebut sama dengan
referensi pada nomor sebelumnya (tanpa diselingi catatan kaki lain). Apabila halamannya sama,
cukup ditulis Ibid., bila halamannya berbeda, setelah Ibid. dituliskan nomor halaman.
2) Op.Cit.
Singkatan ini berasal dari bahasa latin opere citato yang berarti pada karya yang telah
dikutip. Singkatan ini digunakan apabila referensi dalam catatan kaki pada nomor tersebut sama
dengan referensi yang telah dikutip sebelumnya, namun diselingi catatan kaki
lain. Op.Cit. khusus digunakan bagi referensi yang berupa buku.
3) Loc.Cit.
Singkatan ini berasal dari bahasa latin loco citato yang berarti pada tempat yang telah
dikutip. Singkatan ini digunakan sama dengan Op.Cit., yaitu apabila referensi dalam catatan kaki
pada nomor tersebut sama dengan referensi yang telah dikutip sebelumnya, namun diselingi
catatan kaki lain. Namun, referensi yang diacu Loc.Cit. bukan berupa buku, melainkan artikel,
baik itu dari koran, majalah, ensiklopedi, internet, atau lainnya.
Contoh penggunaan:
1 Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques,terj.Setio Budi (Yogyakarta: Penerbitan
Universitas Atma Jaya, 2000), hlm. 45.
2 Ibid.
3 Ibid., hlm. 55.
4 Dedy N. Hidayat, "Paradigma dan Perkembangan Penelitian Komunikasi," Jurnal
Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, No. 2 (Oktober, 1998), hlm. 25-26.
5 Ibid., hlm. 28.
6 Arthur Asa Berger, Op.Cit., hlm. 70.
7 Hubert L. Dreyfus, Paul Rabinow, Beyond Structuralism and Hermeneutics (Chicago:
University of Chicago Press, 1982), hlm. 72 - 76.
8 Francis Fukuyama, Benturan Islam dan Modernitas, Koran Tempo, 22 November,
2001, hlm. 45.
9RobertMcChesney, Rich Media Poor
Democracy,
www.thirdworldtraveler.com/Robert_McChesney_page.html (akses 16 Agustus
2006).
10 Arthur Asa Berger, Op.Cit., hlm. 96.
11 Ibid.,hlm. 99.
12 Ibid.
13 Dedy N. Hidayat, Loc.Cit., hal. 22.
14 Francis Fukuyama, Loc.Cit.
15 Hubert L. Dreyfus, Paul Rabinow, Op.Cit., 58.
16 Dedy N. Hidayat, Loc.Cit., hlm. 21.
Cara membaca:
Catatan kaki nomor (2) menggunakan Ibid., karena sumber kutipannya sama persis dengan
nomor (1) baik buku maupun halamannya.
Catatan kaki nomor (3) buku referensinya sama dengan nomor (2), hanya saja beda
halamannya.
Catatan kaki nomor (5) referensinya sama dengan nomor (4), hanya saja beda halamannya.
Catatan kaki nomor (6), referensinya sama dengan nomor (1), karena telah diselingi oleh
catatan kaki lain, maka menggunakan Op.Cit., serta menuliskan nama pengarang dan halaman.
Catatan kaki nomor (10) referensinya sama dengan nomor (1), karena telah diselingi oleh
catatan kaki lain, maka menggunakan Op.Cit.
Catatan kaki nomor (11), referensinya sama dengan catatan kaki sebelumnya, tanpa
diselingi catatan kaki lain, yaitu nomor (10), hanya saja beda halamannya.
Catatan kaki nomor (12) referensinya sama persis dengan nomor (11).
Catatan kaki nomor (13) referensinya sama dengan nomor (4), hanya beda halamannya,
karena telah diselingi oleh catatan kaki lain dan nomor (4) berbentuk artikel (bukan buku) maka
menggunakan Loc.Cit., serta menuliskan halamannya.
Catatan kaki nomor (14) referensinya sama persis, termasuk halamannya, dengan nomor
(8), karena telah diselingi oleh catatan kaki lain dan nomor (8) berbentuk artikel (bukan buku)
maka menggunakan Loc.Cit.
Catatan kaki nomor (15) referensinya sama dengan nomor (7), hanya beda halaman, karena
telah diselingi oleh catatan kaki lain dan nomor (7) berbentuk buku (bukan artikel) maka
menggunakanOp.Cit., serta menuliskan halamannya.
Catatan kaki nomor (16) referensinya sama dengan nomor (4), hanya beda halamannya,
karena telah diselingi oleh catatan kaki lain dan nomor (4) berbentuk artikel (bukan buku) maka
menggunakan Loc.Cit., serta menuliskan halamannya.
Bagi sebuah kekuasaan resmi negara, salah satu representasi ideologi yang penting
terwujud dalam pidato dan pernyataan-pernyataan para penyelenggara kekuasaan negara
tersebut, secara khusus adalah seorang presiden ataupun raja yang berkuasa. Hart (1967: 61)
mengatakan: "The symbolic dimensions of politics speech-making, for presidents, is a political
act, the mechanism for wielding power."
Dalam contoh di atas, kalimat Bagi sebuah kekuasaan .. raja yang berkuasa adalah
naskah skripsi. Kalimat The symbolic .. for wielding power adalah kutipan dari buku yang
ditulis R.P. Hart, diterbitkan pada tahun 1967, dan kutipan berasal dari halaman 61 buku tersebut.
Bagi sebuah kekuasaan resmi negara, salah satu representasi ideologi yang penting
terwujud dalam pidato dan pernyataan-pernyataan para penyelenggara kekuasaan negara
tersebut, secara khusus adalah seorang presiden ataupun raja yang berkuasa. Hart
mengatakan: "The symbolic dimensions of politics speech-making, for presidents, is a political
act, the mechanism for wielding power."[21]
Dalam contoh di atas, kalimat Bagi sebuah kekuasaan .. raja yang berkuasa adalah
naskah skripsi. Kalimat The symbolic .. for wielding power adalah kutipan. Catatan kaki
dalam contoh ini bisa dilengkapi dengan keterangan tambahan.[22]
Media bukanlah sarana netral yang menampilkan berbagai ideologi dan kelompok apa
adanya, media adalah subjek yang lengkap dengan pandangan, kepentingan, serta keberpihakan
ideologisnya. Janet Woollacott dan David Barrat menegaskan pandangan para teoritis Marxis
bahwa ideologi yang dominanlah yang akan tampil dalam pemberitaan (Wollacott, 1982: 109,
Barrat, 1994: 51-52). Media berpihak pada kelompok dominan, menyebarkan ideologi mereka
sekaligus mengontrol dan memarginalkan wacana dan ideologi kelompok-kelompok lain.
Dalam contoh di atas, pernyataan bahwa ideologi yang dominan yang akan tampil
dalam pemberitaan adalah inti pendapat dari James Wollacott dan David Barrat yang penulis
sajikan dalam bahasa sendiri.
d).Jika menggunakan catatan kaki, contoh:
Media bukanlah sarana netral yang menampilkan berbagai ideologi dan kelompok apa
adanya, media adalah subjek yang lengkap dengan pandangan, kepentingan, serta keberpihakan
ideologisnya. Janet Woollacott dan David Barrat menegaskan pandangan para teoritis Marxis
bahwa ideologi yang dominanlah yang akan tampil dalam pemberitaan.[23] Media berpihak pada
B. Kerangka Pikir
Kerangka pikir merupakan inti sari dari teori yang telah dikembangkan yang dapat mendasari
perumusan hipotesis. Teori yang telah dikembangkan dalam rangka memberi jawaban terhadap
pendekatan pemecahan masalah yang menyatakan hubungan antar variabel berdasarkan
pembahasan teoritis
.Perlu dijelaskan bahwa tidak semua penelitian memiliki kerangka pikir. Kerangka pikir pada
umumnya hanya diperuntukkan pada jenis penelitian kuantatif. Untuk penelitian kualitatif
kerangka berpikirnya terletak pada kasus yang selama ini dilihat atau diamati secara langsung
oleh penulis. Untuk penelitian tindakan, kerangka berpikir terletak pada refleksi, baik pada
peneliti maupun pada partisipan. Hanya dengan kerangka berpikir yang tajam yang dapat
digunakan untuk menurunkan hipotesis.
C. Hipotesis Penelitian
Tidak semua jenis penelitian mempunyai hipotesis. Hipotesis merupakan dugaan sementara yang
selanjutnya diuji kebenarannya sesuai dengan model dan analisis yang cocok. Hipotesis
penelitian dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas
masalah yang dirumuskan.
Cara Membuat Hipotesis Yang Baik, Ciri-Ciri Hipotesis
1 Pengertian Hipotesis
Hipotesis adalah usulan keterangan untuk gejala.
Dalam metode hipotetik-deduktif, hipotesis sebaiknya falsifabel, berarti bahwa mungkin
bahwa itu bisa diperlihatkan bahwa itu adalah salah, biasanya oleh pengamatan.
Sebagai contoh, seorang pembaca yang menemukan artikel yang bermutu tinggi di
Wikipedia mungkin membentuk hipotesis bahwa artikel Wikipedia hanya bisa diredaksikan
oleh sangat memenuhi syarat profesor dengan Ph.D lipat ganda.Ini bisa dianggap sebagai
hipotesis, karena falsifabel; bisa disalahkan dengan menyadari bahwa siapa saja bisa
meredaksikan artikel Wikipedia, menggunakan pautan "Sunting halaman ini" di atas semua
halaman.Suatu eksperimen sehubungan dengan ini adalah dengan mengklik pautan itu,
meredaksikan halaman, dan menyimpannya.Jika halaman yang diganti muncul, dan anda
tidak mempunyai ini Ph.D ganda, hipotesis anda disalahkan, dan eksperimen berakhir.
2. Cara Membuat Hipotesis Yang Baik
Membuat Hipotesis yang Baik. Persyaratan untuk Membuat Hipotesis yang Baik yaitu :
a.Berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan penelitian dan dirumuskan dengan jelas.
b. Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk dapat diuji secara empiris.
Menunjukkan dengan nyata adanya hubungan antara dua variabel atau lebih.
c.Berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang lebih kuat
dibandingkan dengan hipotesis rivalnya dan didukung oleh teori-teori yang dikemukakan
oleh para ahli atau hasil penelitian yang relevan.
Menurut bentuknya, Hipotesis dibagi menjadi tiga
a.Hipotesis penelitian / kerja: Hipotesis penelitian merupakan anggapan dasar peneliti
terhadap suatu masalah yang sedang dikaji.
Dalam Hipotesis ini peneliti mengaggap benar Hipotesisnya yang kemudian akan dibuktikan
secara empiris melalui pengujian Hipotesis dengan mempergunakan data yang diperolehnya
selama melakukan penelitian.
Misalnya: Ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress
b. Hipotesis operasional: Hipotesis operasional merupakan Hipotesis yang bersifat obyektif.
Artinya peneliti merumuskan Hipotesis tidak semata-mata berdasarkan anggapan dasarnya,
tetapi juga berdasarkan obyektifitasnya, bahwa Hipotesis penelitian yang dibuat belum tentu
benar setelah diuji dengan menggunakan data yang ada.Untuk itu peneliti memerlukan
Hipotesis pembanding yang bersifat obyektif dan netral atau secara teknis disebut Hipotesis
nol (H0).
H0 digunakan untuk memberikan keseimbangan pada Hipotesis penelitian karena peneliti
meyakini dalam pengujian nanti benar atau salahnya Hipotesis penelitian tergantung dari
bukti-bukti yang diperolehnya selama melakukan penelitian.
Contoh: H0: Tidak ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress.
c. Hipotesis statistik: Hipotesis statistik merupakan jenis Hipotesis yang dirumuskan dalam
bentuk notasi statistik.
Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi dalam bentuk
angka-angka (kuantitatif).
Misalnya: H0: r = 0; atau H0: p = 0
3. Ciri-Ciri Hipotesis
Sebuah hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal.
Hal hal tersebut diantaranya :
a. Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
b. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabelvariabel.
c. Hipotesis harus dapat diuji
d. Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
e. Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
4.Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik
a.Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variabel
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus
dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan
kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa
perubahan pada variabel yang lain.
b. Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan
dengan mengumpulkan data-data empiris.
c. Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuanHipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam
beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk
mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap
ditetapkan sebagai dasar.Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk
memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar
dari laporan penelitian sebelumnya.
d.Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif,
hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang
dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut.
MENGUJI HIPOTESIS
Suatu hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan apa yang
dapat diamati dan dapat diukur. Untuk itu peneliti harus mencari situasi empiris yang
memberi data yang diperlukan. Setelah kita mengumpulkan data, selanjutnya kita harus
menyimpulkan hipotesis , apakah harus menerima atau menolak hipotesis. Ada bahayanya
seorang peneliti cenderung untuk menerima atau membenarkan hipotesisnya, karena ia
dipengaruhi bias atau perasangka. Dengan menggunakan data kuantitatif yang diolah
menurut ketentuan statistik dapat ditiadakan bias itu sedapat mungkin, jadi seorang peneliti
harus jujur, jangan memanipulasi data, dan harus menjunjung tinggi penelitian sebagai usaha
untuk mencari kebenaran.
BAB III
PEMBAHASAN (ANALISIS DATA)
A. Pengantar
Bab pembahasan data merupakan bab yang paling penting dalam penulisan karya ilmiah karena
dalam bab ini dilakukan kegiatan analisis data, sintetis pembahasan, interpretasi penulis,
pemecahan masalah, dan temuan pendapat baru yang diformulakan (bila ada).
Pada dasarnya proses analisis data itu dimulai dari menelaah data secara keseluruhan yang telah
tersedia dari berbagai macam sumber, baik itu pengamatan, wawancara, catatan lapangan dan
yang lainnya. Data tersebut memang ada banyak sekali dan setelah dibaca kemudian dipelajari.
Apabila itu sudah dilakukan maka selanjutnya melakukan reduksi data yang dilaksanakan
dengan cara membuat sebuah abstraksi dan setelah itu maka menyusunnya ke dalam satuansatuan. Dari satuan-satuan tersebut kemudian dikategorisasikan pada langkah-langkah
selanjutnya.Kategori tersebut dilakukan sembari membuat koding dan tahap terakhir dari analisis
data penelitian yaitu dengan mengadakan pemeriksaan atas keabsahan data.Apabila tahapan
tersebut telah selesai maka sekarang mulailah ke tahap penafsiran data untuk menjadikannya
teori substansi dengan menggunakan metode-metode tertentu.Analisis data adalah suatu kegiatan
untuk meneliti, memeriksa, mempelajari, membandingkan data yang ada dan membuat
interpretasi yang diperlukan.Selain itu, analisis data dapat digunakan untuk mengindentifikasi
ada tidaknya masalah.Kalau ada, masalah tersebut harus dirumuskan dengan jelas dan
benar.Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang memberikan gambaran
dengan jelas dan benar. Teknis analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang
memberikan gambaran dengan jelas makna dari indikator-indikator yang ada, membandingkan
dan menghubungkan antara indikator yang satu dengan indikator lain.
Kegunaan analisis data adalah sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan,
perencanaan, pemantauan, pengawasan, penyusunan laporan, penyusunan statistik pendidikan,
penyusunan program rutin dan pembangunan, peningkatan program dan pembinaan lembaga
kependidikan.
Patton menjelaskan mengenai analisis data itu merupakan suatu proses untuk mengatur urutan
data, kemudian mengorganisasikan ke dalam kategori, pola maupun ke dalam satuan uraian
dasar. Sementara Menurut Taylor, analisis data didefinisikan sebagai proses yang melakukan
perincian usaha secara formal yang berguna untuk merumuskan hipotesis dan menemukan tema
seperti apa yang telah disarankan serta sebagai bentuk usaha untuk memberikan kontribusi dan
tema pada hipotesis. Apabila dikaji, maka definisi yang pertama lebih tertuju pada
pengorganisasian data sementara untuk definisi yang kedua menekankan pada tujuan dan maksud
dari analisis data penelitian. Dengan demikian maka definisi tersebut bisa di sintetiskan bahwa
analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan juga mengurutkan data ke dalam suatu
kategori, pola dan satuan uraian dasar sehingga bisa ditemukan tema serta dirumuskan hipotesis
kerjanya seperti yang telah didasarkan oleh data.
Dalam penelitian kualitatif proses analisis dan interpretasi data memerlukan cara berpikir
kreatif, kritis dan sangat hati-hati. Kedua proses tersebut merupakan proses yang saling terkait
dan sangat erat hubungannya. Analisis data merupakan proses untuk pengorganisasian data
temuan penelitian.
f. Catat segala hal yang berhubungan dengan ranah penelitian sebagai hal-hal yang dapat
dipelajari lebih lanjut untuk perkembangan topik penelitian baik aspek teori, metode
maupun isu substantif.
g. Nilai seberapa akurat dan objektif data yang diambil dari para informan.
h. Mulai bereksplor pada kajian literatur ketika peneliti berada di lapangan.
i. Bermain dengan metafora, analogi dan konsep.
j. Gunakan alat-alat visual seperti grafik dan chart misalnya tabel, matrik dan diagram.
Tahap selanjutnya setelah hal-hal yang disebutkan di atas adalah analisis dan
interpretasi setelah pengumpulan data.Bogdan dan Biklen menyebutnya dengan
aktivitas membangun kategori data (developing coding categories).
a. Setting/context codes. Kode yang berisi informasi-informasi yang masih umum tentang
latar, topik dan subjek penelitian.
b. Definition of the situation codes. Penempatan unit-unit data yang dapat menunjukkan
bagaimana subjek menggambarkan latar dan topik penelitian.
c. Perspectives held by subjects. Kode yang dibentuk berdasarkan alur berpikir subjek
terhadap latar dan topik penelitian.
d. Subjects ways of thinking about people and objects. Kode yang dibentuk berdasarkan
pemahaman subjek terhadap subjek lainnya, subjek terhadap orang luar, dan subjek
terhadap objek yang dapat membangun dunia mereka.
e. Process codes. Kata atau frasa yang memfasilitasi pengkategorian urutan kejadian,
perubahan dari waktu ke waktu.
f. Activity codes. Kode yang berisi berbagai catatan perilaku dan tindakan yang konstan
terjadi.
g. Event codes. Kode yang berisi catatan aktivitas khusus yang terjadi pada latar atau
kehidupan subjek penelitian.
h. Stategy codes. Kode yang berisi berbagai strategi yang merujuk pada taktik, metode,
manuver, dan sejenisnya yang digunakan oleh subjek.
i. Relationship and social structure codes. Pola-pola perilaku subjek yang tidak ditunjukkan
di muka umum yang bersifat hubungan (persahabatan, permusuhan, percintaan).
j. Narrative codes. Berisi struktur dan isi pembicaraan yang dikemas menurut versi subjek
sendiri yang juga menggambarkan nilai dan kepercayaan sujek.
k. Methods codes. Kode yang berisi prosedur penelitian, masalah-masalah serta sukadukanya.
Setelah analisis data dilakukan melalui pengkodean, selanjutnya adalah interpretasi data.
Dalam hal ini Bogdan dan Biklen menawarkan beberapa saran, antara lain:
a. Mengulas hasil analisis data. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan misalnya apa asumsi dasar interaksi simbolik?, bagaimana temuan data
dikorelasikan dengan premis yang telah dirumuskan? apakah cara berfikir peneliti
merefleksikan ide-ide tersebut? Atau peneliti mencoba menggunakan kerangka teoretik
yang lain? Kerangka apa yang digunakan?
2. Membaca hasil penelitian serupa. Mempelajari bagaimana peneliti lain menggagas
konsep, ide dan teorinya, membingkai data-data mereka, apakah perbedaan dan persamaan
data yang dihimpun, apa yang terlewat dari temuan penelitian maupun analisis data?
Mencari hubungan di antara domain dan hubungan dengan keseluruhan yang selanjutnya
dinyatakan ke dalam tema-tema sesuai dengan fokus dan subfokus penelitian.
Proses analisis dan interpretasi melibatkan pengujian disiplin, pemahaman kreatif, dan
perhatian cermat pada tujuan penelitian. Dua langkah ini secara konseptual merupakan
proses yang terpisah. Proses analisis dimulai dengan perakitan materi-materi mentah dan
pengambilan suatu tinjauan mendalam atau gambaran totaldari proses keseluruhan.
Analisis adalah proses pengurutan data, penyusunan data ke dalam pola-pola, kategori, dan
satuan deskriptif dasar. Strategi reduksi data merupakan hal yang amat penting dalam hal
ini. Sementara, interpretasi data melibatkan pengikatan makna dan signifikansi kepada
analisis, penjelasan pola deskriptif, melihat pada hubungan dan keterkaitan di antara
dimensi-dimensi deskriptif.
5. Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman (1984) Matrix
Menurut Miles dan Huberman, terdapat enam metode utama yang berguna untuk
menganalisis data pada saat pengumpulan data, yakni:
a. Contact Summary Sheet
Suatu kertas kerja yang berisi serangkaian fokus penelitian atau pertanyaan-pertanyaan
penelitian. Peneliti mengulas kembali hasil catatan lapangan dan mencoba menjawabnya
dengan singkat untuk mengembangkan kesimpulan secara keseluruhan.
b. Codes and Coding
Pengkodean seluruh catatan lapangan yang telah disusun (kategorisasi). Pengkodean ini
didasarkan atas pertanyaan penelitian yang muncul, hipotesis, konsep kunci, dan tematema penting atau esensial Kode-kode tersebut diorganisasi sedemikian rupa agar dapat
dikelompokkan berdasarkan segmen-segmen yang berhubungan dengan pertanyaan yang
telah dirumuskan. Pengelompokkan ini erat kaitannya dengan tahapan analisis.
c. Pattern Coding
Disebut juga dengan pengkodean inferensial atau penjelasan (explanatory) yakni
merupakan cara mengelompokkan kesimpulan-kesimpulan ke dalam bentuk-bentuk yang
lebih kecil berupa tema atau konstruk. Setelah tema, pola dan penjelasan dari latar telah
diidentifikasi, peneliti mengumpulkan data untuk dimasukkan kedalam satuan-satuan
analisis yang esensial dan bermakna (meta-code). Langkah pertama pengkodean adalah
sebagai alat menyimpulkan segmen-segmen data.
d. Memoing
Memo dalam hal ini bukan hanya merupakan data yang terhimpun dari penelitian , namun
mereka merupakan satu kesatuan yang saling terkait yang merepresentasikan suatu konsep
yang utuh.
e. Site Analysis Meeting
Peneliti berupaya melakukan pertemuan dengan informan dan anggota lainnya untuk
menyimpulkan kondisi dan keadaan lapangan. Pertemuan ini diarahkan oleh serangkaian
pertanyaan yang diajukan kemudian dijawab dan dicatat selama pertemuan berlangsung.
f. Interim Site Summary
Berisi sintesis atas pengetahuan yang berhasil didapat oleh peneliti di lapangan. Aktivitas
dalam analisis model ini antara lain memeriksa hal-hal yang mungkin luput dari penelitian,
kilas balik temuan dan menentukan langkah penelitian selanjutnya.
Secara umum analisis data dan interpretasi data dengan cara matrik dapat dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu deskripsi tunggal dan deskripsi ganda. Deskripsi tunggal digunakan
untuk menganalisis dan menginterpretasi data yang berasal dari suatu hasil pengamatan,
baik berupa individu, kelas atau kelompok, sedangkan deskripsi ganda digunakan untuk
menganalisis pengamatan ganda dan mencoba membandingkan antara hasil pengamatan
yang sama dengan lainnya. Tidak ada patokan yang pasti dalam pembuatan matrik, peneliti
dapat membuat matrik sendiri sesuai dengan tujuan penelitiannya.
Berikut ini beberapa yang dapat dipertimbangkan untuk membangun tampilan
matrik .
a. Matriks deskripsi
Matrik di bawah ini berisi deskripsi pengamatan. Sebuah matrik mungkin juga berisi
penjelasan data bila matrik tersebut memuat ide-ide peneliti termasuk interpretasi peneliti
terhadap suatu kejadian. Jenis matrik semacam itu disebut matrik deskripsi.
b. Matriks perbandingan
Matrik perbandingan berisi data pengamatan ganda atau perbandingan berdasarkan dua hal,
dapat berupa metode, motivasi, atau aspek lain yang sengaja dikontraskan oleh peneliti.
Untuk membandingkan kedua metode, misalnya, peneliti dapat menggunakan ranah jenis
kelamin, cara koreksi atau ranah yang lain.
c. Matriks pola atau matrik aspek
Matrik pola atau matrik aspek menggambarkan data yang tersusun berdasarkan pola-pola
atau aspek-aspek yang diperoleh berdasarkan data yang diperoleh di lapangan.
d. Matriks pola kronologis
Matrik menggambarkan data yang tersusun berdasarkan urutan waktu (kronologis).
6. John W. Creswell (2008)
Sebelum data dianalisis, peneliti melakukan pengorganisasian data yang dapat ditempuh
melalui beberapa cara yaitu:
a. membangun sebuah matrik atau tabel sumber.
b. mengorganisasikan materi/data berdasarkan tipe data misalnya pengamatan, wawancara,
dokumen dan data visual (foto, video). Hal ini juga dapat dilakukan berdasarkan partisipan
(informan) dan latar penelitian.
c. menyimpan salinan seluruh data.
Setelah data diorganisasikan dan ditranskrip (proses pengalihan data mentah ke dalam
bentuk narasi/teks data), selanjutnya peneliti mengeksplorasi data yakni upaya untuk
mendapatkan gambaran umum, ide dan pemikiran yang lebih dalam untuk menentukan
apakah data telah memadai dan tepat.
Pengkodean data merupakan langkah penting lainnya. Secara garis besar proses
pengkodean menurut Creswell yakni: 1) membaca data secara keseluruhan. 2)
membagi/memilah data ke dalam segmen-segmen. 3) menamai segmen dengan kode. 4)
mengurangi tumpang tindih kode dan kode yang tidak penting. 5) menurunkan kode ke
dalam tema-tema.
Creswell serta Bogdan dan Biklen memaparkan contoh-contoh kode yang berisi berbagai
topik antara lain: latar dan konteks, perspektif partisipan, cara berfikir partisipan tentang
objek dan orang, proses, aktivitas, strategi, hubungan dan struktur sosial.
Interpretasi data adalah upaya peneliti memaknai data yang dapat ditempuh dengan cara
meninjau kembali gejala-gejala berdasarkan sudut pandangnya, perbandingan dengan
penelitian yang pernah dilakukan (misanya oleh peneliti lain). Kajian interpretasi ini
melibatkan beberapa hal yang penting dalam sebuah penelitian yaitu berupa diskusi,
kesimpulan, dan implikasi seperti: kilas balik temuan utama dan bagaimana pertanyaan
penelitian terjawab, refleksi peneliti terhadap makna data, pandangan peneliti yang
dikontraskan dengan kajian literatur (teoretik), batasan penelitian, dan saran untuk
penelitian selanjutnya.
7. John W. Creswell dan Vicky L. Plano Clark (2007)
Mixed Method Research
Analisis data dalam mixed method research dilakukan berdasarkan metode penelitian
yang digabungkan, yakni metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Ini untuk menjawab
pertanyaan penelitian dalam mix method resesearch. Sehingga pertanyaan yang ada
berhubungan dengan tipe desain yang digunakan yang tentu saja dalam menganalisis juga
berbeda berdasarkan desain penelitiannya.
Selanjutnya prosedur analisis data dalam mixed method research sebagai berikut:
a. Menyiapkan data
Langkah ini dimulai dengan memindahkan data mentah kedalam format yang dipakai
baik itu untuk penelitian kuantitatif, maupun kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif
berarti scoring data dengan mengkuantifikasi nilai numerik setiap jawaban, meniadakan
data yang eror dalam database, menciptakan variabel baru yang diperlukan.
Sedangkan untuk penelitian kualitatif, langkahnya adalah dengan mengorganisasi
data/dokumen/data visual untuk dianalisis, lalu mentranskripsikan data/teks/hasil
interview setelah wawancara atau observasi kedalam word-processing untuk selanjutnya
dianalisis. Selama proses ini peneliti mengecek transkrip untuk akurasi data, kemudian
mengi-inputnya kedalam program software seperti MAXqda, Atlas.ti, NVivo atau
HyperRESEARCH.
b. Mengeksplorasi data
Untuk eksplorasi data, data yang diperoleh dalam penelitian kuantitatif dianalisa secara
deskriptif. Misalnya, menghitung median, deviasi standar, dan varian jawaban tiap nomor
yang muncul dalam instrument atau checklist agar dapat ditentukan trendnya, juga agar
peneliti dapat menentukan normal tidaknya distribusi data.
Sementara dalam penelitian kualitatif, langkahnya adalah membaca dengan lebih teliti
data yang ada, dengan menulis memo pendek di margin tiap transkrip wawancara, catatan
lapangan, jurnal, minutes of meetings, atau gambar. Pada tahap ini pula, codebook
kualitatif dapat dikembangkan.
c. Menganalisis data
Dalam penelitian kuantitatif, langkah pertama dalam menganalisis data adalah memilih
uji statistik yang tepat. Pemilihan uji statistik sangat ditentukan oleh pertanyaan
penelitian dan hipotesis peneliti, misalnya, apakah menggambarkan tren,
membandingkan, atau mengkorelasikan.Uji statistik juga ditentukan dari jumlah variabel
bebas dan terikat, tipe skala yang digunakan mengukur variabel, dan apakah populasinya
yang bersifat kualitatif (tidak dapat diangkakan)maka analisis yang digunakan adalah analisis
kualitatif, sedangkan terhadap data yangdapat dikuantifikasikan dapat dianalisis secara
kuantitatif, bahkan dapat pula dianalisissecara kualitatif.
B.Jenis Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif yang biasa digunakan adalah analisis statistik. Biasanya
analisis ini terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu:
1.Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisisdata dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpulsebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untukumum atau generalisasi. Analisis ini hanya
berupa akumulasi data dasar dalambentuk deskripsi semata dalam arti tidak mencari atau
menerangkan saling.hubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan, atau melakukan
penarikankesimpulan.
Teknik analisis ini biasa digunakan untuk penelitian-penelitian yang bersifat
eksplorasi, misalnya ingin mengetahui persepsi masyarakat terhadap kenaikan harga
BBM, ingin mengetahui sikap guru terhadap pemberlakuan UU Guru dan Dosen,
ingin mengetahui minat mahasiswa terhadap profesi guru, dan sebagainya.
Penelitian-penelitian jenis ini biasanya hanya mencoba untuk mengungkap dan
mendeskripsikan hasil penelitiannya. Biasanya teknik statistik yang digunakan adalah
statistik deskriptif.
Teknik analisis statistik deskriptif yang dapat digunakan antara lain:
Penyajian data dalam bentuk tabel atau distribusi frekuensi dan tabulasi silang
(crosstab). Dengan analisis ini akan diketahui kecenderungan hasil temuanpenelitian, apakah
masuk dalam kategori rendah, sedang atau tinggi.
Penyajian data dalam bentuk visual seperti histogram, poligon, ogive, diagram
batang, diagram lingkaran, diagram pastel (pie chart), dan diagram lambang.
Penghitungan ukuran tendensi sentral (mean, median modus).
Data nominal , yaitu data kualitatif yang tidak memiliki jenjang. Contoh jeniskelamin, asal
daerah, pekerjaan orang tua, hobby, dan sebagainya.
Data ordinal, yaitu data kualitatifyang memiliki jenjang, seperti tingkat pendidikan, jabatan,
pangkat, ranking kelas, dan sebagainya.
Datainterval/rasio , yaitu data kuantitatif atau data yang berupa angka atau dapat diangkakan.
Contoh penghasilan, prestasi belajar, tinggi badan, tingkat kecerdasan, volume penjualan, dan
sebagainya.Untuk menentukan jenis analisis korelasional yang tepat dalam sebuah
penelitian, terlebih dahulu harus dilihat jenis data dari variabel-variabel yang diteliti. Sebagai
panduan, Tabel 1 disajikan berbagai jenis analisis korelasional berdasarkan skala datanya.
b.Analisis Komparasi
Analisis komparasi adalah teknik analisis statistik yang bertujuan untukmembandingkan antara
kondisi dua buah kelompok atau lebih. Teknik analisisyang digunakan juga cukup banyak,
penggunaan teknik analisis tersebuttergantung pada jenis skala data dan banyak sedikitnya
kelompok. Jenis-jenisanalisis komparasi dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1. Jenis Analisis Korelasional Dilihat dari Skala Data
Variabel
Independent/
Bebas
Ordinal
Interval
Nominal
-Koofisien
Kontingensi
-Eta
-Korelasi Serial
Regresi
dengan
variable dummy
Ordinal
-Rank
Spearman
-Tahu Kendali
Interval
-Desriminan
Analysisc
-Korelasi
moment
Product
-Korelasi Parsial
-Korelasi Semiparsial
Analysis Regresi
Di samping teknik analisis di atas, terdapat dua kelompok analisis statistikditinjau dari bentuk
parameternya, yakni statistik parametrik dan nonparametrik.Statistik parametrik adalah analisis
statistik yang pengujiannya menetapkan syarat-syarat tertentu tentang bentuk distribusi
parameter atau populasinya, seperti databerskala interval dan berdistribusi normal. Statistik
nonparametrik adalahanalisis statistik yang tidak menetapkan syarat-syarat tersebut. Dengan
demikian, untukdapat menggunakan teknik statistik parametrik harus ditinjau terlebih dahulu
persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi.
Jumlah Kelompok
Nominal
Dua
Kelompo
k
Independe
n
-Kai Kuadrat
-Kolmogorovsminov
Ordinal
-Mann-Whitney
U
Interval
-Separatet Test
-Pooled t- tes
-Kolmogorov
Sminov
-Kai Kuadrat
Corelated
-Wicoxon
-Paired
Corelated t Test
-Mc Nemar
-Sign Test
Lebih
dari Dua
Kelompo
k
Independe
n
-Kai Kuadrat
-Kruskall-Wallis
-Analisis Varians
-Kolmogorovsminov
-Uji Media
(ANAVA
Kai Kuadrat
Corelated
-Friedman
-Kendalls W
-Cochrans Q
Persyaratan-persyaratan yang biasanya harus dipenuhi dalam penggunaan
teknik statistik parametrik meliputi:
1.Sampel diambil secara acak/random dari sebuah populasi.
2.Data berskala interval atau data bersifat kuantitatif.
-ANAVA Repeat
Measure
3.Data berdistribusi normal, artinya data yang diperoleh memiliki distribusi seperti
distribusi normal. Pengujiannya dapat dilakukan dengan menggunakan Kai Kuadrat,
Kolmogorov-Smirnov,Lilieford Test, Skewness dan Kurtosis, atauJarque-Bera Test.
.4.Ada hubungan yang linear antara variabel bebas dengan variabel terikatnya, artinya
hubungan antara variabel bebas dan terikat bersifat linear atau garis lurus, bukan
kuadratik, kubik atau yang lainnya. Pengujian dapat dilakukan denganmenggunakan uji F
Tuna Cocok(Lack of Fit Test)atau uji polinomial.
5. Tidak terjadi heterosedastisitas, artinya varians error yang dihasilkan dari
sebuahpersamaan regresi tersebut haruslah bersifat homogen/sama untuk setiap nilai X.
Pengujian dapat dilakukan denganPark Test,Glesjer Test,Bartlett Test, RhoSpearman, dan
Goldfield & Quant.
6. Tidak terjadi kolinearitas/multikolinearitas, artinya tidak terjadi korelasi yang terlalu
tinggi antar variabel bebas. Pengujian dapat dilakukan dengan analisis korelasi/regresi,
Tolerance,danVIF (Variance Inflation Factor).
7. Tidak terjadi otokorelasi, artinya error yang terjadi murni berasal dari garis regresidan
bukan berasal dari error pengamatan yang lain. Pengujiannya adalahDurbin-Watson Test.
8. Ada homogenitas varians, artinya varians antara kelompok satu dengan kelompokyang lain
haruslah bersifat homogen/sama. Pengujiannya dapat dilakukan denganBartlett Test, Cochran,
F Max Hartley, atauLevene Test.
9. Ada homogenitas regresi, artinya koefisien garis regresi antar kelompok haruslahbersifat
sama/homogen. Pengujiannya dapat dilakukan dengan uji F untukkesamaan koefisien regresi.
Tidak semua teknis statistik parametrik harus memenuhi semua persyaratan diatas, namun setiap
jenis teknik analisis memiliki persyaratan yang berbeda.Beberapapersyaratan yang harus
dipenuhi untuk masing-masing jenis teknik analisis dapat dilihatpada Tabel 3.
Persyaratan Nomor
1, 2, 3, 4, dan 5
C.Penutup
Analisis data merupakan salah satu langkah dalam kegiatan penelitian yang tidakboleh
diabaikan.Kejelian dan ketelitian dalam melihat permasalahan dan jenis datayang diperoleh,
sangat diperlukan untuk dapat menentukan jenis analisis yang palingtepat. Kesalahan dalam
memilih teknik analisis akan berakibat fatal dalam pengambilankesimpulan.
Oleh karena itu sebelum menentukan teknik analisis apa yang harus dipakai,perlu dilihat kembali
jenis hipotesis yang akan diujinya, apakah deskriptif, komparatifatau korelasional. Jika sudah
diketahui selanjutnya melacak jenis data yang diperolehdari setiap variabel yang diteliti, apakah
datanya kuantitatif atau kualitatif.Jika sudahditemukan baru menentukan teknik analisis yang
dapat digunakan.
D. Mengorganisasi Data
1..Kriteria Keterpercayaan Data
Setelah menganalisis data, peneliti harus memastikan apakah interpretasi dan temuan
penelitian akurat. Validasi temuan dalam penelitian kualitatif menurut Guba dalam Mills
meliputi beberapa kriteria, yakni: Credibility, Transferability, Dependability dan
Cofirmability.
Credibility (kredibilitas) digunakan untuk mengatasi kompleksitas data yang tidak mudah
untuk dijelaskan oleh sumber data, peneliti harus berpartisipasi aktif dalam melakukan
tindakan, berada di latar penelitian sepanjang waktu penelitian (prolonged participation at
study site), guna menghindari adanya bias dan persepsi yang salah. Hal ini dilakukan
dengan cara melakukan tindakan secara aktif (pada Metode Penelitian Tindakan (MPT)
misalnya mengajar), Dengan demikian semua masalah dapat diatasi langsung di
BAB IV PENUTUP
Bab penutup meliputi dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan ini ialah bentuk singkat
dari uraian yang dibahas pada bab analisis data.
Simpulan merupakan jawaban atas pembatasan masalah dan tujuan penelitian.
Saran merupakan informasi untuk ditindaklanjuti oleh pembaca bila akan mengadakan penelitian
lanjutan.
Perbedaan kesimpulan dan simpulan, Kesimpulan adalah ringkasan atau rangkuman dari suatu
hal, Simpulan adalah sesuatu yang disimpulkan atau resume dari beberapa kesimpulan.
Dalam mengambil simpulan, digunakan pola penalaran deduktif dan induktif.
1. Penalaran Deduktif
Pola ini diaeali dengan mengemukakan pernyataan yang umum lalu diikuti dengan pernyataanpernyataan khusus.
Penalaran deduktif terdiri atas, tiga bentuk berikut.
a. Silogisme
Silogisme adalah proses pengambilan simpulan dengan mengungkapkan pernyataan yang
bersifat umum (premis umum) disusul dengan pernyataan khusus (premis khusus).
Contoh:
PU : Semua peserta ujian diwajibkan mengenakan atribut dan seragam dari sekolah asalnya.
PK : Susi adalah salah seorang peserta ujian.
K : Susi wajib mengenakan atribut dan seragam sekolah asal.
b. Sebab-Akibat-Akibat
Pola ini diawali dengan pengungkapan fakta yang merupakan sebab, lalu disusul dengan
simpulan yang berupa akibat
Contoh :
Masyarakat kita masih rendah tingkat kedisiplinannya. Masih banyak penduduk yang membuang
sampah di selokan dan di kali sehingga saat datang musim hujan, banjir melandanya
c. Akibat-Sebab-Sebab
Pola ini dimulai dengan pernyataan yang merupakan akibat, kemudian ditelusuri penyebabnya.
Contoh:
Dua dari tiga remaja di kota-kota besar di Indonesia menurut penelitian,.telah terlibat pergaulan
bebas. Kebanyakan dari mereka terpengaruh oleh budaya Barat yang bebas.
2. Penalaran Induktif
Pola penalaran ini bermula dari pengungkapan hal-hal yang khusus, kemudian yang bersifat
umum.
Berikut adalah pola-pola penalaran induktif.
a. Generalisasi
Generalisasi ialah pengambilan simpulan umum berdasarkan fakta dan data yang bersifat
khusus. Data dan fakta diperoleh melalui penilaian, pengamatan, atau hasil survei.
Contoh:
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan kepada SMA Teladan saat mereka melaksanakan
upacara, pakaiannya seragam dan tertib.
b. Sebab-SebabAkibat
Pola ini dimulai dengan mengemukakan fakta-fakta yang menjadi sebab, lalu sitarik simpulan
yang merupakan akibat.
Catatan:
Saran bukan merupakan anjuran peneliti atau penulis pada objek penelitian atau instansi tertentu.
Saran ini ditujukan untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Artinya, masih ada
celah lain dari penelitian ini yang belum tergarap sehingga dapat diteliti oleh pembaca
Bagianakhir mencakup: daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan riwayat hidup.