REPUBLIK INDONESIA
Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33 UndangUndang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan
Kesehatan Hewan, perlu menetapkan Peraturan Presiden
tentang Budi Daya Hewan Peliharaan;
Mengingat:
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN PRESIDEN TENTANG BUDI DAYA HEWAN
PELIHARAAN.
BAB ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-2BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan:
1.
2.
3.
4.
5.
Satwa Liar adalah semua binatang yang hidup di darat, air, dan/atau
udara yang masih mempunyai sifat liar, baik yang hidup bebas maupun
yang dipelihara oleh manusia.
6.
7.
Peternak ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-38.
9.
10.
BA B II
PENYELENGGARAAN BUDI DAYA HEWAN PELIHARAAN
Bagian Kesatu
Jenis Hewan Peliharaan
Pasal 2
(1) Hewan Peliharaan yang dapat dibudidayakan meliputi jenis Hewan
Peliharaan:
a. Ternak;
b. Hewan Kesayangan; dan/atau
c. Hewan Laboratorium.
(2) Rincian Hewan Peliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Menteri.
Pasal ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-4Pasal 3
(1)
(2)
Bagian Kedua
Kawasan Budi Daya Hewan Peliharaan
Pasal 4
(1) Budi Daya Hewan Peliharaan diselenggarakan pada kawasan Budi Daya
Ketentuan ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-5-
Pasal 5
(1)
(2)
Pasal 6
( 3)
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-6-
Bagian Ketiga
Pola Budi Daya Hewan Peliharaan
Pasal 7
(1) Pola Budi Daya Hewan Peliharaan meliputi pola budi daya:
a.
intensif;
b.
c.
ekstensif.
(2) Pola budi daya intensif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
diselenggarakan dengan cara mengelola seluruh kebutuhan hidup dan
kesehatan Hewan Peliharaan.
(3 ) Pola budi daya semi intensif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b, diselenggarakan dengan cara mengelola sebagian kebutuhan hidup dan
kesehatan Hewan Peliharaan.
(4) Pola budi daya ekstensif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
diselenggarakan dengan tidak mengelola sebagian besar kebutuhan hidup
Hewan Peliharaan.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pola Budi Daya Hewan Peliharaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-7-
Pasal 8
(1)
(2)
(3)
Pasal 9
Budi Daya Hewan Peliharaan yang diselenggarakan secara terintegrasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, dapat diselenggarakan oleh badan
usaha milik negara, badan usaha milik daerah, atau perusahaan swasta yang
bergerak dalam budi daya tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
perikanan, kehutanan, dan/atau industri pertanian.
Pasal 10
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan Budi Daya Hewan
Peliharaan secara terintegrasi diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-8Pasal 11
(1)
(2)
Bagian Keempat
Penyelenggara Budi Daya Hewan Peliharaan
Pasal 12
(1) Setiap warga negara Indonesia perorangan atau korporasi dapat menjadi
penyelenggara Budi Daya Hewan Peliharaan.
(2) Penyelenggara Budi Daya Hewan Peliharaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) wajib memiliki:
a. izin Budi Daya Hewan Peliharaan; atau
b. tanda daftar Budi Daya Hewan Peliharaan.
(3) Izin Budi Daya Hewan Peliharaan atau tanda daftar Budi Daya Hewan
Peliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diberikan oleh
Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya.
Pasal 13
(1) Izin Budi Daya Hewan Peliharaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
ayat (2) huruf a, diwajibkan bagi penyelenggara Budi Daya Hewan
Peliharaan dengan jenis dan jumlah Ternak di atas skala tertentu.
(2) Izin ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-9-
(2) Izin Budi Daya Hewan Peliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
berlaku selama penyelenggara melakukan Budi Daya Hewan Peliharaan.
Pasal 14
(1)
(2)
Pasal 15
Ketentuan lebih lanjut mengenai skala Budi Daya Hewan Peliharaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dan Pasal 14, diatur dengan Peraturan
Menteri.
Pasal 16
Penyelenggara Budi Daya Hewan Peliharaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12, wajib menerapkan tata cara Budi Daya Hewan Peliharaan yang baik
sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri.
Pasal ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 10 -
Pasal 17
Penyelenggara Budidaya Hewan Peliharaan untuk keperluan Tentara Nasional
Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, instansi kepabeanan,
instansi penelitian dan lembaga pendidikan serta kepentingan khusus lainnya
harus menerapkan tata cara budi daya yang baik dan memenuhi kebutuhan
khusus untuk setiap jenis Hewan Peliharaan.
Bagian Kelima
Kerja Sama dan Kemitraan Budi Daya Hewan Peliharaan
Pasal 18
Penyelenggara Budi Daya Hewan Peliharaan dapat melakukan kerja sama
dengan pihak asing untuk menyelenggarakan Budi Daya Hewan Peliharaan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
penanaman modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait.
Pasal 19
(1)
(2)
Pasal
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal 20
( 1 ) Kemitraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, dapat dilakukan:
a.
antar Peternak;
b.
c.
Pasal ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 12 Pasal 21
(1) Kemitraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1), dilakukan
dalam bentuk perjanjian tertulis.
(2) Perjanjian tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling sedikit
memuat:
a.
b.
c.
d.
harga dasar;
e.
jaminan pemasaran;
f.
g.
mekanisme pembayaran;
penyelesaian perselisihan.
BAB III
PERLINDUNGAN BUDI DAYA HEWAN PELIHARAAN
Pasal 22
(1) Menteri, gubernur, dan bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
melindungi Budi Daya Hewan Peliharaan dari persaingan usaha tidak
sehat di antara pelaku pasar sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Untuk ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
b.
c.
d.
e.
f.
Pasal 23
Ketentuan lebih lanjut mengenai peningkatan daya saing penyelenggara Budi
Daya Hewan Peliharaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2),
diatur dengan Peraturan Menteri.
BAB IV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN BUDI DAYA HEWAN PELIHARAAN
Pasal 24
( 1 ) Pembinaan terhadap Budi Daya Hewan Peliharaan yang baik dilakukan
berdasarkan aspek:
a.
teknis yaitu penerapan tata cara Budi Daya Hewan Peliharaan yang
baik; dan
b.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 14 -
(2)
(3)
(4)
Pasal 25
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
BAB ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 15 -
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 26
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, tanda daftar atau izin Budi
Daya Hewan Peliharaan yang telah dimiliki oleh penyelenggara Budi Daya
Hewan Peliharaan sebelum diundangkannya Peraturan Presiden ini
dinyatakan masih tetap berlaku.
Pasal 27
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, semua ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai Budi Daya Hewan Peliharaan yang telah ada
dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
Peraturan Presiden ini.
Pasal 28
Peraturan pelaksanaan Peraturan Presiden ini ditetapkan paling lama 1 (satu)
tahun terhitung sejak diundangkannya Peraturan Presiden ini.
Pasal 29
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 16 -
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 22 Juli 2013
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
. ._,
ePut r3141*.ng Perekonomian,
.,
..
ft:,..C3t
t-,.
, \
' \
P',;)
h Nurdiati