Anda di halaman 1dari 9

BAB II

JENIS DAN METODE SURVEY LLASDP

1. PENGANTAR
Dalam bidang LLASDP, terdapat begitu banyaknya jenis data yang
harus didapatkan sehingga terdapat pula berbagai jenis survei LLASDP.
Sementara itu, terdapat pula berbagai jenis metode survei yang dapat
dipergunakan untuk mencarai berbagai jenis data yang berbeda.
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat
memahami mengenai berbagai jenis dan metode survei.
3. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah

mempelajari

materi

ini

peserta

diharapkan

dapat

menjelaskan mengenai :
a. Berbagai jenis survei di bidang LLASDP yang perlu dilakukan
b. Penentuan jenis survei yang sesuai dengan kondisi dan data yang
diinginkan
c. Penentuan metode survei yang sesuai dengan kondisi dan data yang
diinginkan
4. URAIAN
4.1. Jenis Survei LLASDP
Kegiatan survei dapat diterapkan pada setiap bidang operasional
yang dilakukan oleh suatu institusi. Kegiatan survei tersebut akan berbedabeda sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan oleh masing-masing
institusi.

Perbedaan

lingkup

tugas

membuat

suatu

institusi

akan

membutuhkan jenis survei yang berbeda dengan instansi lainnya. Demikian

pula apabila semakin beragam kegiatan yang dilakukan oleh tiap-tiap


bidang pada suatu institusi maka akan membuat perbedaan jenis survei
yang akan dilakukan.
Sebagai contoh, Dinas Perhubungan tidak membutuhkan survei
mengenai jenis penyakit yang diderita masyarakat sebagaimana yang
dilakukan oleh Dinas Kesehatan. Begitu pula Sub Dinas LLASDP tidak akan
melakukan kegiatan survei mengenai kondisi awak pesawat.
Untuk bidang LLASDP seperti juga pada bidang lainnya, karena begitu
banyaknya data yang diperlukan untuk berbagai tujuan dan kepentingan
maka terdapat pula berbagai jenis kegiatan survei yang harus dilakukan.
Jenis kegiatan survei tersebut dapat pula dikembangkan lagi dan tidak
harus mengacu pada jenis survei yang ada pada saat ini sesuai dengan
tuntutan

perkembangan

jaman

maupun

kemajuan

ilmu

pengetahuan dan teknologi.


Adapun secara umum, berdasarkan sifat pergerakan obyek surveinya,
jenis-jenis kegiatan survei dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Survei LLASDP yang bersifat statis/pasif, dimana obyek dan subyek
survei

(surveyor)

pada

umumnya

tidak

melakukan

proses

pergerakan/perpindahan (masih berada pada suatu titik pindah dan


belum melaksakanakan kegiatan pengangkutan) yang antara lain terdiri
dari :
1) Survei prasarana angkutan, seperti survei alur pelayaran (sungai,
kanal/anjir,

danau,

(pelabuhan/dermaga)

waduk
untuk

maupun
mencari

selat)
data

maupun

menyangkut

terminal
tentang

ketersediaan prasarana LLASDP seperti panjang, dimensi, kondisi


perairan, kelengkapan alur (rambu dll), fasilitas pelabuhan, kondisi
iklim/alam dll
2) Survei

sarana

angkutan

(kapal)

yang

menyangkut

tentang

ketersediaan sarana angkut seperti macam-macam kapal, dimensi,


jumlah kapal yang ada di suatu tempat dll

3) Survei

muatan

(barang,

penumpang

dan

kendaraan)

yang

menyangkut besarnya / banyaknya jumlah tingkat permintaan /


tingkat produktivitas angkutan / jumlah muatan yang melalui
pelabuhan / dermaga (bongkar-muat barang, embarkasi-debarkasi
penumpang

dan

turun-naik

kendaraan)

serta

jenis/karakteristik

muatan tersebut (pengepakan, cair/padat, sembako/bukan dll)


4) Survei asal tujuan, yang menyangkut tentang dari mana dan akan
kemana muatan (penumpang, barang dan kendaraan) diangkut oleh
kapal
5) Survei

sistem

dan

prosedur,

yang

menyangkut

peraturan

mengenai sarana, prasarana maupun muatan seperti survei standar


kenyamanan alat angkut, penempatan muatan, kondisi kelaikan,
persyaratan kelengkapan, sertifikasi, tarif, jaringan angkutan/trayek,
lalu lintas muatan di pelabuhan dll
6) Survei organisasi/institusi, yang menyangkut kinerja dan kondisi
keorganisasian dari institusi yang terlibat dalam penyediaan jasa
transportasi, baik institusi pembina, pengelola (pengelola terminal,
angkutan dan pendukung) maupun pengguna jasa, mengenai struktur
organisasi, kegiatan operasional, jumlah pegawai, pendapatan dll
b. Survei LLASDP yang bersifat dinamis/aktif, dimana obyek dan subyek
survei

(surveyor)

pergerakan/perpindahan

pada
(berada

umumnya
pada

melakukan
ruang

proses

traansportasi/alur

pelayaran dan sedang melaksakanakan kegiatan pengangkutan) yang


antara lain :
1) Survei volume lalu lintas, yang menyangkut intensitas/jumlah
sarana yang melalui suatu titik pada alur dalam suatu jangka/kurun
waktu tertentu, seperti jumlah kapal yang berlalu lalang di Sungai
Musi terutama yang melintas di depan Dermaga Cinde dll
2) Survei kecepatan kapal, yang menyangkut tentang waktu tempuh
yang dibutuhkan kapal untuk menempuh jarak tertentu
kecepatan sesaat, kecepatan rata-rata dll

seperti

3) Survei perjalanan

kapal, yang

menyangkut trayek/rute

yang

ditempuh, berapa kali kapal tadi melakukan perjalanan dalam kurun


waktu tertentu, tarif, jarak dan waktu tempuh, jumlah muatan yang
dibawa, biaya operasional dll
4) Survei kecelakaan kapal, yang menyangkut tentang kejadian
kecelakaan yang terjadi pada alur pelayaran (tabrakan, tenggelam,
jatuhnya penumpang ke perairan, pencurian/perompakan, kebakaran,
pelanggaran peraturan, polusi lingkungan/tumpahan minyak

dsb)

seperti jumlah kecelakaan dalam jangka waktu tertentu, jenis


kecelakaan, jumlah korban, sebab kecelakaan dll
5) Survei persepsi pengguna jasa, yang menyangkut opini dan
kepuasan pengguna jasa terhadap pelayanan jasa transportasi yang
dilakukan dll
Kemudian, berdasarkan sifat data yang disurvei, jenis-jenis kegiatan
survei dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Survei Inventarisasi LLASDP, dimana surveyor pada umumnya
melakukan proses pengumpulan data mengenai kelengkapan komponen
obyek survei (melakukan inventarisasi) yang antara lain terdiri dari :
1) Survei

inventarisasi

alur,

yaitu

mengambil

data

mengenai

komponen-komponen alur dan kelengkapannya seperti dimensi, arus,


debit, rambu dll
2) Survei

inventarisasi

pelabuhan/dermaga

yang

menyangkut

tentang kelengkapan fasilitas di wilayah pelabuhan seperti dimensi


lapangan parkir, kolam pelabuhan, dll
3) Survei inventarisasi kapal yang menyangkut tentang jenis, dimensi,
ukuran GRT, sertifikasi kapal, kelengkapan, kelaikan dll
4) Survei inventarisasi
personil

di

kapal

awak

seperti

kapal, yang menyangkut tentang

sertifikasi

kebangsaan dll
5) Survei inventarisasi institusi dll

awak,

jumlah,

kecakapan,

b. Survei Karakteristik & Kinerja LLASDP, dimana surveyor pada


umumnya melakukan proses pengumpulan data mengenai kondisi, sifat
maupun unjuk kerja obyek survei yang antara lain terdiri dari :
1) Survei muatan
2) Survei volume lalu lintas
3) Survei kedatangan & keberangkatan kapal
4) Survei produktivitas angkutan
5) Survei kecepatan sarana
6) Survei tarif
7) Survei trayek
4.2. Definisi Metode Survei
Kegiatan survei pada prinsipnya adalah kegiatan untuk mencari data.
Adapun dalam mencari data tersebut, tentunya tidak hanya diperlukan
tenaga surveyor dan peralatannya namun yang lebih penting lagi adalah
kemampuan surveyor untuk mencari data dengan dukungan peralatan yang
dimilikinya serta dengan mempergunakan metode survei yang baik.
Tanpa adanya pengetahuan tentang metode survei, maka data yang
didapatkan mungkin tidak akan sesuai dengan apa yang diharapkan. Di sisi
lain, sering terjadi hanya ada satu metode survei yang cocok untuk kondisi
tertentu. Dengan demikian, amat penting bagi para personil yang terlibat
dalam survei untuk memahami berbagai metode survei yang ada.
Metode berasal dari istilah bahasa Inggris method yang dapat berarti
cara. Dengan demikian metode survei secara umum dapat didefinisikan
sebagai cara surveyor untuk mencari/mengumpulkan data dalam suatu
kegiatan survei.
Berdasarkan definisi di atas, maka metode survei amat bergantung
dari jenis dan tingkat akurasi data yang diinginkan. Selain itu, metode survei
juga amat bergantung dari lokasi survei, alat yang digunakan, jumlah
surveyor, dana dan durasi waktu yang tersedia.

4.3. Macam-macam Metode Survei


Secara umum, berdasarkan keaktifan surveyor dan obyek yang
disurvei metode survei dapat dibedakan dalam beberapa kategori survei
sebagai berikut :
a. Kategori

survei

primer, dimana kegiatan

survei ini

melibatkan

langsung obyek survei secara aktif dan surveyor tidak melakukan


kegiatan survei secara intensif/aktif. Yang masuk dalam kategori ini
adalah :
1) Metode telaah pernyataan, dimana dalam metode ini obyek
survei

yang

berupa

institusi

atau

orang

memberikan

suatu

pernyataan resmi (konferensi pers, ceramah/pidato dll) tentang


lembaga atau dirinya pada suatu kesempatan dan pernyataan
tersebut dikutip oleh surveyor sebagai data. Data yang diperoleh
biasanya berupa data kualitatif & cukup akurat namun kurang dapat
dipertanggung jawabkan kecuali hasil pernyataan tersebut direkam
dalam bentuk foto, film atau kaset. Metode ini amat sederhana dan
membutuhkan sumber daya yang sedikit.
2) Metode telaah dokumen internal, dimana dalam metode ini,
obyek survei yang berupa institusi atau orang memiliki suatu
dokumen yang dibuat oleh institusi/orang

itu sendiri yang berisi

data mengenai kelembagaan/dirinya dan surveyor mengutip dapat


langsung beberapa data di dalamnya. Dokumen internal untuk
suatu institusi dapat berupa Buku Ekspose atau hasil penelitian
yang dilakukan sendiri seperti Laporan Tri Wulan atau berupa
otobiografi untum seorang tokoh. Data yang diperoleh dapat berupa
data kualitatif maupun kuantitatif dan umumnya sangat akurat serta
dapat dipertanggung jawabkan. Metode ini juga amat sederhana
dan membutuhkan sumber daya yang sedikit namun diperlukan
ketelitian dan waktu untuk membaca/menelaah dokumen.
b. Kategori survei sekunder, dimana kegiatan survei ini melibatkan
langsung obyek survei secara aktif ataupun tidak dan surveyor juga

terlibat dalam kegiatan survei secara intensif/aktif. Yang masuk dalam


kategori ini adalah :
1) Metode interview, dimana dalam metode ini, obyek survei
menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh surveyor dalam
bentuk wawancara. Karena sifatnya hampir sama dengan metode
telaah pernyataan, Data yang diperoleh berupa data kualitatif &
cukup akurat namun kurang dapat dipertanggung jawabkan kecuali
hasil pernyataan tersebut direkam dalam bentuk foto, film atau
kaset. Metode ini cukup rumit, membutuhkan waktu dan peralatan
yang memadai dan harus dilakukan di tempat tertentu dan
melibatkan banyak tenaga surveyor serta butuh biaya yang besar
apabila terdapat banyak obyek/responden.
2) Metode questionnaire/angket, dimana dalam metode ini, obyek
survei menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh surveyor
secara tertulis sehingga metode ini disebut juga sebagai metode
wawancara tertulis/tidak langsung. Data yang diperoleh dapat
berupa data kualitatif dan umumnya sangat akurat serta dapat
dipertanggung jawabkan. Metode ini cukup rumit, membutuhkan
waktu dan peralatan yang memadai dan harus dilakukan di tempat
tertentu, dan melibatkan banyak tenaga surveyor serta butuh biaya
yang besar apabila terdapat banyak obyek/responden.
3) Metode

pengukuran,

dimana

dalam

metode

ini,

surveyor

menggunakan suatu peralatan untuk mengukur besarnya dimensi


pada suatu obyek, baik dimensi waktu, panjang, suhu dll. Data yang
diperoleh dapat berupa data kuantitatif dan umumnya sangat
akurat serta dapat dipertanggung jawabkan apabila dilakukan
secara baik. Metode ini lebih rumit, membutuhkan waktu dan
peralatan yang amat memadai dan harus dilakukan di tempat
tertentu dan terkadang butuh biaya yang besar apabila melibatkan
banyak tenaga surveyor
4) Metode

penghitungan,

dimana

dalam

metode

ini,

surveyor

mencacah/menghitung jumlah obyek dalam suatu kurun waktu


tertentu dengan menggunakan alat bantu (counter dll) ataupun
dengan bantuan garis turus ( IIII IIII untuk menunjukkan angka 10).

Data yang diperoleh dapat berupa data kuantitatif dan umumnya


sangat

akurat

serta

dapat

dipertanggung

jawabkan

apabila

dilakukan secara baik. Metode pengukuran, dimana dalam metode


ini, surveyor menggunakan suatu

peralatan

untuk mengukur

besarnya dimensi pada suatu obyek, baik dimensi waktu, panjang,


suhu dll. Data yang diperoleh dapat berupa data kuantitatif dan
umumnya sangat akurat serta dapat dipertanggung jawabkan
apabila dilakukan secara baik. Metode ini amat rumit, membutuhkan
waktu yang lama dan peralatan yang memadai dan harus dilakukan
di tempat tertentu dan butuh biaya yang besar dengan melibatkan
banyak tenaga surveyor
5) Metode observasi (berasal dari bahasa Inggris to observe yang
berarti meninjau, melihat, memantau atau mengamati). Dalam
metode

ini,

surveyor

mengamati

kondisi

obyek

dengan

menggunakan panca inderanya. Data yang diperoleh dapat berupa


data kualitatif dan umumnya kurang akurat serta kurang dapat
dipertanggung jawabkan. Metode ini juga amat sederhana dan
membutuhkan

sumber

daya

yang

sedikit

namun

diperlukan

ketelitian untuk mengamati obyek secara seksama dalam jangka


waktu tertentu.
c. Kategori survei tersier, dimana kegiatan survei ini tidak melibatkan
obyek survei dan surveyor juga melakukan kegiatan survei secara
intensif/aktif dengan bantuan pihak ketiga. Yang masuk dalam kategori
ini adalah :
1) Metode studi literatur/telaah pustaka, dimana dalam metode ini
surveyor mencari data dari berbagai dokumen/hasil penelitian dari
lembaga/orang lain (selain obyek survei). Karena sifatnya hampir
sama dengan metode dokumen, data yang diperoleh berupa data
kualitatif maupun kuantitatif yang akurat dan dapat dipertanggung
jawabkan. Metode ini juga amat sederhana dan membutuhkan
sumber daya yang sedikit namun diperlukan ketelitian dan waktu
untuk membaca/menelaah dokumen.
2) Metode studi eksternal, dimana dalam metode ini pihak ketiga
yang mengetahui kondisi obyek survei yang berupa institusi atau

orang memberikan suatu pernyataan resmi (konferensi pers,


ceramah/pidato dll) ataupun menjawab pertanyaan/angket yang
diajukan surveyor tentang obyek survei. Data yang diperoleh
biasanya berupa data kualitatif & cukup akurat namun kurang dapat
dipertanggung jawabkan kecuali hasil pernyataan tersebut direkam
dalam bentuk foto, film atau kaset. Metode ini amat sederhana dan
membutuhkan sumber daya yang sedikit.
Dari penjelasan di atas, dapat dibuat suatu tabel yang berisi
rangkuman mengenai perbedaan kategori survei tersebut yaitu :
Tabel 2.1
Matriks Jenis Metode Survei
Kategori
Survei

Surveyor

Obyek

Pihak Ketiga

Primer

Terlibat secara
pasif

Terlibat secara
aktif

Tidak terlibat

Sekunder

Terlibat secara
aktif

Terlibat secara
aktif

Tidak terlibat

Tersier

Terlibat secara
pasif

Tidak terlibat

Terlibat secara
aktif

5. RANGKUMAN
Kondisi yang berbeda-beda menyebabkan begitu beragamnya jenis
dan metode survei yang ada yang harus diketahui oleh para personil yang
terlibat dalam survei. Setiap metode mempunyai tingkat kemudahan dan
kesulitan masing-masing. Pemilihan metode survey sangat dipengaruhi oleh
ketersediaan SDM, dana dan waktu yang ada.

Anda mungkin juga menyukai