Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kognitif :
Hipersensitif
Depresif
Ragu-ragu
Streotif
Impulsive
Curiga
Afektif
Afek tumpul
4. Rentang Respon
Respon Adaptif
Pikiran Logis
Persepsi akurat
Emosi konsisten
dengan
pengalaman
Perilaku sesuai
Hubungan sosial
harmonis
Respon Maladaptif
Kadang proses
piker terganggu
Ilusi
Emosi berlebihan
Berperilaku yang
tidak biasa
Menarik diri
5. Faktor Predisposisi
Faktor Perkembangan
Hambatan perkembangan alam mengganggu hubungan interpersonal seseorang. Hal
ini dapat meningkatkan stres dan ansietas yang berakhir dengan gangguan persepsi,
klien menekan perasaannya sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak
efektif.
Waham diyakini tejadi karena adanya atrofi otak, pembesaran ventrikel di otak, atau
6. Faktor Presipitasi
Faktor sosial budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti atau
Klien selalu mengatakan bahwa dirinya sakit kanker, namun setelah dilakukan
8. Status mental
Berdandan dengan baik dan berpakaian rapi, tetapi mungkin terlihat ekstrinsik dan aneh.
Tidak jarang bersikap curiga atau bermusuhan terhadap orang lain. Klien biasanya cerdik
ketika dilakukan pemeriksaan sehingga dapat memanipulasi data. Selain itu perasaan
hatiya konsisten dengan isi waham.
a.
b.
dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan.
Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau konfrontatif
berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan orang lain.
d. Fase environment support
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya menyebabkan
klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan
tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari sinilah mulai
terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma (super ego) yang
ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.
e.
Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap
bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan
sering disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya
klien sering menyendiri dan menghindari interaksi sosial (isolasi sosial).
f. Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan
yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan
dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai
yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat
menimbulkan ancaman diri dan orang lain.
10. Sensori dan kognisi
Tidak memiliki kelainan dalam orientasi kecuali klien waham spesifik terhadap orang,
tempat, dan waktu. Daya ingat atau kognisi lainnya biasanya akurat. Pengendalian impuls
pada klien waham perlu diperhatikan bila terlihat adanya rencana untuk bunuh diri,
membunuh, atau melakukan kekerasan pada orang lain.
Gangguan proses pikir waham biasanya diawali dengan adanya riwayat penyakit berupa
kerusakan pada bagian korteks dan limbik otak. Bisa dikarenakan terjatuh atau didapat
ketika lahir. Hal ini menunjukkan terjadinya perubah emosional seseorang yang tidak
stabil. Bila kepanjangan akan menimbulkan perasaan rendah diri, kemudian mengisolasi
diri dari orang lain dan lingkungan. Waham curiga akan timbul sebagai manifestasi
Core Problem
Cause
No
Data
DS :
1.
Masalah Keperawatan
Risiko perilaku
kekerasan
DO:
Wajah tegang
Pandangan tajam
DS :
2
racunnya.
DO :
Pembicaraan klien cenderung berulang-ulang
Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan.
Klien tampak bingung dan ketakutan
3
DS:
Isolasi Sosial
Gangguan konsep
diri : harga diri
rendah
Referensi:
Carpenito, L., J. (1998). Handbook of Nursing Diagnosis. (Monica, alih bahasa). (6 th ed). Jakarta: EGC.
Fitria, Nina (2009). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Stuart & Sundeen. (1998). Pocket Guide to Psychiatric Nursing. Jakarta : EGC.
Tim Keperawatan Jiwa FIK UI. (1999). Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Keperawatan Jiwa.
Jakarta.