Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PERSIAPAN MANAJEMEN PERJALANAN

2.1. Peserta Manajemen Perjalanan

Peserta yang mengambil Nomor Keanggota Tetap Divisi Rock Climbing :


1. Chairul Abdullah (Harimau Cakra 2012)
2. Faisal Akbar Sulaiman (Pelangi Rajawali 2011)
3. Chrisantus Lebu Raya (Rana Mandala 2013)

Pendamping

Tim Darat

2.2. Data dan Informasi


Goa Lebak Makam merupakan Goa dengan entrance vertical yang terletak di
Kampung Pamungbulan Desa Darmasari, Kecamatan Bayah.
Goa Lebak Makam memilik 4 Pitch dengan kedalaman 15 m, 3 m, 6 m, dan 7
m dengan total kedalaman sekitar 30 m dan diameter rata-rata goa sekitar 150 cm.
Lebar mulut goa sekitar 105 cm dan tinggi entrance sekitar 180 cm.
Jarak Goa Lebak Makam dari Basecamp sekitar 1,5 Km dan dapat dicapai
dengan colt ps. Di depan mulut goa terdapat tempat untuk xx tenda
Goa Sikole merupakan Goa Dengan Entrance Horizontal yang teletak tidak
jauh dari Goa Lebak Makam.
Goa Sikole merupakan goa basah yang mana airnya berasal dari rembesan
irigasi sawah warga sekitar
Rumah sakit yang terdekat , KPA, kantor polisi.

2.3 Sumber Data dan Informasi


Sumber data dan Informasi didapat dari:
- Mapala Gunadarma

2.4 Landasan Teori


Sistem Descending/Ascending
Sistem Ascending/Descending yang akan digunakan adalah Single Rope
Technique (SRT).
Single Rope Technique (SRT) adalah teknik yang sering digunakan untuk
penelusuran goa vertical dengan menggunakan satu tali sebagai lintasan untuk naik
dan turun. Berbagai macam sistem telah banyak berkembang, seperti sistem frog rig,
texas rig, rope walker jumaring dll. Namun dari sekian banyak sistem yang paling
banyak digunakan adalah sistem frog rig.
Kelebihan dari sistem frog rig adalah

Lebih simple, ringan dan mudah digunakan.

Untuk pindah lintasan lebih mudah

Rescue lebih mudah karena semua alat yang dipakai bisa dipakai buat rescue.

Alat-alat SRT dari sistem frog rig adalah:


a. Seat harnest
b. Chest harnest
c. MRD/maillon rapid delta
d. Ascender, jammer dan croll
e. Descender (auto stop)
f. Cowstail
g. Prusik
h. Footloop
i. Carabiner screw/autolock
j. Carabiner Snap
Rigging
Rigging / teknik pemasangan lintasan pada gua vertical, harus memenuhi standar
dibawah ini :
1. Aman
2. Bisa dilewati semua anggota tim
3. Tidak merusak peralatan
4. Siap digunakan untuk keadaan emergensi atau lintasan rescue

9
Selain itu pemasangan lintasan juga harus memenuhi syarat atau aturan-aturan
khusus, seperti :
1. Hindarkan tali friksi dengan batu dan jauhkan dari lintasan air
2. Mempunyai dua anchor pada mulut gua yaitu main anchor dan back up
anchor
3. Tempatkan titik anchor dimana tali bisa bergantung bebas
4. Gunakan deviasi, intermediate untuk menghindarkan friksi tali
5. Jangan melempar tali langsung kebawah karena akan tali kusut dan
tersangkut, tetapi masukkan kedalam rope bag
6. Berhati-hatilah menggunakan natural anchor seperti stalagmite atau bebatuan
yang tidak terlalu menyatu dengan dinding gua karena akan gampang pecah.
7. Buatlah Y anchor untuk menambah kekuatan anchor, perhatikan sudutnya
maksimal 20 dan idealnya 90.
8. Perhatikan kemana arah tali apabila main anchor terlepas, ketika beban tali
berpindah ke back up anchor, tali tidak mengalami friksi pada batu tajam
dapat memotong tali.
9. Buatlah deviasi dan intermediate yang standar. Pemasangan deviasi yang
terlalu jauh akan menyulitkan ketikan melewatinya setelah carabiner dan
akan sulit untuk memasang nya kembali. Untuk melewati intermediate
dibutuhkan panjang loop maksimal 2 meter.
ANCHOR
Anchor/Tambatan ada banyak jenis yang dapat digunakan, baik itu yang
tersedia di alam atau yang ada didalam gua maupun yang sifatnya artificial. Memilih
anchor atau memasang anchor haruslah berhati-hati, pilihlah anchor yang kuat
terutama untuk natural anchor harus dengan pemasangan yang benar. Dibawah ini
beberapa jenis anchor :
Natural anchor ( tambatan alam )
1. Pohon
Yang harus diperhatikan untuk anchor ini adalah jenis pohon,tempat tumbuh,
posisi tumbuh maupun kondisi dari pohon tersebut.pohon yang tumbuh diatas batu
gamping biasanya cukup kuat karena akarnya masuk kedalam atau menembuh
batuan, besar kecil pohonnya juga harus diperhatikan.
2. Boulder ( bongkahan batu )

10
Ini juga bisa digunakan sebagai anchor, asalkan ukurannya besar dan tidak
bergeser apabila dibebani. Posisi boulder yang menumpuk biasanya lebih kuat karena
boulder yang satu dengan yang lainnya saling menahan.
3. Lubang tembus
Lubang tembus bisa terdapat pada dinding, lantai maupun atap gua. Sebelum
menggunakanya kita memeriksa kekerasan batuan, keutuhan dan ketebalan batuan.
4. Flake
Anchor ini biasanya digunakan pada dinding gua yaitu berupa lapisan batu
yang menonjol kesamping
5. Rekahan
Celah yang terbentuk dari pengikisan lapisan horizontal maupun vertical.
Untuk jenis ini kita biasanya menggunakan pengaman sisip maupun paku tebing.
Bentuk celah, jenis celah,lebar celah, arah penyempitan, kondisi, permukaan bidang
yang akan digunakan harus diperhitungkan.
6. Chock stone
Adalah batu yang terjepit pada celah sehingga berfungsi seperti pengaman
sisip, atau biasa disebut chock. Sebelum digunakan periksa terlebih dahulu celah dan
batu yang terjepit. Untuk celah harus diperhatikan bentuk celah, jenis celah,lebar
celah dan arah penyempitan celah dan kondisi permukaan bidang ( bidang friksi,
kekerasan pelapis ), untuk batu yang terjepit periksa jenis dan keadaan dari bentuk
dan posisi terjepitnya. Setelah itu tentukan arah tarikan yang akan dibuat lalu
perhatikan posisi peletakan webbing pengikatnya.
7. Tanduk (horn)
Jenis ini berupa pinggiran dinding yang menonjol hasil dari air. Bentuk
tonjolan harus selalu diperhatikan untuk menentukan tarikan dan teknik pemasangan
webbingnya.
Berdasarkan posisi dan urutan penerimaan beban maka anchor dibagi atas :
1. Main anchor/anchor utama, yaitu anchor yang secara langsung mendapatkan
beban saat lintasan digunakan.
2. Back up, yaitu berfungsi sebagai cadangan jika main anchor terlepas atau
jebol, jumlah anchor ini bisa lebih dari satu, dan nilai kekuatannya harus
lebih besar dari main anchor.
Teknik Pemetaan
Grade Pemetaan Goa
Grade 1: Peta dibuat diluar gua dan digambar tanpa skala dan berdasarkan
ingatan/perkiraan

11
Grade 2: Hampir sama dengan grade 1, tapi peta dibuat di dalam goa, tanpa skala
dan berdasarkan ingatan/perkiraan.
Grade 3: Sketsa goa dibuat didalam goa dengan menggunakan bantuan kompas dan
klino.
Grade 4: Pengukuran telah menggunakan kompas serta meteran, lebih akurat
dibandingkan dengan grade 3
Grade 5: Pengukuran dengan menggunakan kompas, klinometer dan pita ukur. Lebih
akurat dan kesalahan kurang dari 10cm.
Grade 6: Pada dasarnya sama dengan grade 5 akan tetapi pada grade ini kompas
dan klinometernya menggunakan tripod jadi pada pengukuran posisi alat
tidak bergerak.
Grade X: Pengukuran dengan menggunakan laser total dan tanpa kelas.
Selain membuat macam-macam tingkat ketelitian (grade) peta goa, ada juga
klasifikasi perincian surfey, yaitu :
Class A : Semua detail lorang dibuat diluar kepala (ingatan)
Class B : Detail lorong diestimasi dan dibuat didalam goa
Class C : Detail lorong diukur pada tiap-tiap stasiun survey
Class D : Tabel dan detail lorong diukur pada tiap stasiun survey dan diantara stasiun
survey
SURVEY DAN PENGAMBILAN DATA
Metode arah survey
- Forward method
Shooter melakukan pengukuran menghadap stationer dan kemudian
pindah ke tempat stationer sementara stationer maju ke stasiun
berikutnya.
- Leap frog method
Shooter berpindah ke stasiun di depan stasioner setelah melakukan
pengukuran dan bertukar tugas dengan stasioner, dimana stasioner
kemudian menjadi shooter dan sebaliknya. Hal ini dilakukan terus
berulang-ulang
Arah survey
- Top to bottom
Pengukuran dimulai dari entrance gua dan berakhir pada lorong akhir
gua.
- Bottom to top
Pengukuran dimulai dari ujung lorong dan berakhir sampai entrace.
Metode pengukuran chamber
- Open Polygon
Metode dimana shooter berada di tengah chamber dan stasioner
berkeliling di pinggir-pinggir chamber
- Closed Polygon

12

Metode dimana shooter dan stationer mengelilingi pinggir chamber


membentuk lingkaran
Offset
Metode ini biasanya digunakan pada chamber yang panjang. Dimana
shooter bergerak dalam garis lurus dan melakukan pengukuran sudut
kompas dan klino ke arah kanan dan kiri menuju stasioner yang
berkeliling di pinggir chamber.

Organisasi tim survey


Dalam kegiatan pemetaan gua idealnya ada 5 orang dalam tim
pemetaan dan masing-masing mempunyai tugas sendiri, yaitu :
-

Leader
: Orang yang menentukan titik-titik stasiun.
Shooter
: Orang yang membaca alat ukur. Seperti kompas,
klinometer, dan meteran.
Stasioner
: Orang yang menjadi target bidikan shotter dan
diharuskan mempunyai tinggi badan yang sama dengan shotter.
Notulen
: Orang yang mencatat data-data pengukuran.
Deskriptor
: Orang yang membuat gambar sketsa gua (tampak
atas, samping dan depan)

Pengambilan data lapangan


Dalam pengambilan data lapangan kita cukup mengisi table yang telah disiapkan
sebelumnya.

Keterangan :
Data yang diisi pada waktu pengukuran dalam gua :
Stasiun: Nomor stasiun tempat pengambilan data, menuju stasiun tempat stationer
berada
L : Jarak tiap stasiun ( m )
Compass ( ) : Besar sudut kompas daru stationer menuju shooter
Clino () : Besar sudut kemiringan yang dihasilkan oleh clinometers dari stationer
menuju shooter
: Jarak dari stasiun ke dinding kiri gua
: Jarak dari stasiun ke dinding kanan gua
: Jarak dari stasiun/point ke plafon gua
: Jarak dari stasiun/point ke lantai gua

13
PENGOLAHAN DATA LAPANGAN DAN PENGGAMBARAN PETA GUA
Pengolahan Data
Dalam pengolahan data gua kita tinggal menginput data-data yang kita ambil
dilapangan kedalam tabel :
L sin (H) : Beda elevasi
L cos (L) : Jarak miring
L sin ( X ) : Absis
L cos ( Y ) : Ordinat
X ( X) : Hasil penjumlahan silang antara X awal dengan jumlah X pada stasiun
sebelumnya.
Y ( Y) : Hasil penjumlahan silang antara Y awal dengan jumlah Y pada stasiun
sebelumnya.
H ( H) : Hasil penjumlahan silang antara H awal dengan jumlah H pada
stasiun sebelumnya.
L ( L) : Hasil penjumlahan silang antara L awal dengan jumlah L pada stasiun
sebelumnya.
Penentuan skala dan arah utara peta
Skala peta
Skala adalah perbandingan antara jarak sebenarnya dengan jarak yang ada
dipeta, dalam hal ini disesuaikan dengan tujuan pelaksanaan survey.
Orientasi peta
Arah utara ada tiga macam :
- Arah utara magnetic/north magnetic (NM) ditunjukkan oleh utara
jarum kompas
- Arah utara sebenarnya/true north (TN) sesuai dengan sumbu bumi
- Arah utara peta/grid north (GN) sesuai dengan sumbu Y
Penggambaran peta
dalam penggambaran peta gua biasanya ada beberapa jenis peta gua yang
digambar seperti Peta gua tampak atas/plan section, peta gua tampak
samping/extended section dan tampak depan.
Dalam penggambaran peta tampak atas dan tampak samping dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut ;
Koordinat polar
Penggunaan diagram polar sangat sederhana dan cepat hanya saja apabila
terjadi kesalahan akumulatif, kesalahan akan bertambah besar dengan bertambahnya
stasiun. Dalam ploting center line pada ini kita membutuhkan busur derajat atau
protaktor dengan penggaris. Pada penggunaan diagram ini kita tentukan dulu arah
utaranya. Dalam penentuan titik stasiun ditentukan oleh besar sudut kompas untuk
penggambaran tampak atas dan sudut klino untuk penggambaran tampak samping
dengan acuan 0 adalah yang telah kita buat sebelumnya, disarankan untuk
menggunakan millimeter block atau kertas grafik untuk meminimalisir kesalahan.

14

Koordinat cartesius
Penggambaran dengan menggunakan koordinat cartesius adalah yang
direkomendasikan oleh BCRA untuk dipakai pada penggambaran grade 5. Dalam
penggambaran ini kita menggunakan hasil dari X dan Y untuk menentukan plot
stasiun pada plan section sedangkan H dan L untuk plot stasiun pada extended
section. Dalam penggambarannya menggunakan kertas grafik/millimeter block untuk
memudahkan penggambaran.
Penentuan titik jarak dinding kiri dan kanan gua
Setelah kita selesai memploting center line selanjutnya kita membuat
dinding-dinding gua dengan cara memplot titik-titik gua pada tiap stasiun dengan
menggunakan hasil yang terdapat pada table dinding kiri dan kanan yang sudah
diskalakan. Kemudian titik plot dinding kiri dan kanan tersebut dihubungkan dengan
mengikuti lekukan dinding gua yang ada pada sketsa gua.
Simbol pada peta
Setelah selesai digambar kemudian kita memasukkan symbol-simbol pada
peta.
Kelengkapan peta
Untuk memudahkan orang lain dalam memahami peta yang kita buat maka
ada beberapa kelengkapan peta yang harus kita cantumkan pada peta tersebut
diantanya :
Nama gua
Letak daerah gua
Waktu pembuatan/pemetaan (tanggal, bulan dan tahun)
Legenda
Skala peta
Utara peta

2.5 Pembagian Tugas Operasional Manajemen Perjalanan


08:0
Minggu,
19
Oktober
2014

0
08:3
0
10:0
0
10:3
0
15:0
0

- 08:15
- 08:45
- 10:10
- 11.00

Rencana Pembagian Tugas


Mencari kendaraan M11 menuju
Chaerul
Stasiun Tanah Abang
Membeli tiket Kereta menuju Stasiun
Ama
Bogor
Mencari kendaraan 03 menuju
Faisal
Terminal Baranangsiang
Mencari kendaraan ke Pelabuhan
Faisal
Ratu

- 15:15 Chaerul

Mencari kendaraan ke Bayah

15

08:0
0
09:3
0
10:3
Senin, 20
Oktober

0
13:3
0
17:0
0
20:0
0
05:3
0

Selasa, 21

06:3
0

Oktober
2014

17:0
0
19:3
0
05:3

Rabu, 22

0
06:3

Oktober

2014

16:0
0
20:0
0

Kamis, 23

05:0

Oktober

Chaerul
Ama
- 09:30
Faisal
Ama

Memasak
Mendirikan Basecamp
Loading dan Cheklist alat
Mempersiapkan Alat

- 10:30 Faisal, Chaerul

Rigging

Ama
- 13:00 Chaerul
Faisal
Ama
- 16:00 Chaerul
Faisal
Chaerul
- 20:00 Faisal
Ama
Chaerul
- 22:00

Menjadi Leader untuk Eksplorasi


Menjadi Runner
Menjadi Sweaper
Menjadi shooter saat mapping
Menjadi Stasioner saat mapping
Menjadi Descriptor dan Notulen
Memasak
Merapikan Alat
Check list
Mempersiapkan alat

- 06:30

- 16:00

19:00
20:30
- 06:30
- 16:00

- 20:00

22:00

Chaerul
Ama
Faisal
Faisal
Ama
Chaerul
Chaerul
Ama
Faisal
Faisal
Chaerul
Ama
Chaerul
Faisal
Ama
Chaerul
Faisal
Ama
Chaerul
Faisal
Chaerul

Chaerul
- 08:00 Ama
Faisal

Masak
Merapikan alat
Check Anchor
Menjadi stasioner saat mapping
Menjadi Descriptor dan Notulen
Menjadi shooter saat mapping
Memasak
Checklist
Merapihkan Alat
Merapihkan data mapping
Mempersiapkan alat untuk mapping
Merapikan alat
Masak
Menjadi shooter saat mapping
Menjadi stasioner saat mapping
Menjadi Descriptor dan Notulen
Membongkar Anchor
Membantu bongkar dan checklist
Memasak
Merapihkan data mapping
Merapihkan alat-alat
Memasak
check list
Packing Alat

16
10:3
0
12:0
0

2014

17:0
0
19:3
0

05:0
0
06:1

Sabtu, 25
Oktober

0
09:1

2014

Chaerul
- 12:00 Ama
Faisal
Ama
- 16:00 Chaerul
Faisal
Chaerul
- 18:30 Faisal

Memasak
Menyiapkan alat untuk eksplorasi
Checklist
Menjadi Leader saat mapping
Menjadi Runner
Menjadi Sweaper
Packing alat
Checklist alat

Chaerul
- 22:00 Ama
Faisal

Memasak
Merapihkan Data
Mengecek kembali alat alat

Chaerul

Memasak

- 06:00
Mencarai kendaraan ELF ke

- 06:30 Ama

Pelabuhan Ratu
Mencari kendaraan umum ke

- 09:30 Faisal

Terminal Baranangsiang
Mencari Angkot menuju Stasiun

12.00 - 12.10 Chaerul

Bogor
Mencari Angkot ke Kampus Anggrek.

15.00 - 15.20 Ama

2.6 Perlengkapan Manajemen Perjalanan


Daftar perlengkapan yang dibawa
List Barang Pribadi

Ada / Tidak Ada

Carrier 80L

Ada

Cover bag

Ada

Matras

Ada

Baju + Slayer angkatan

Ada

Trash bag 2 buah

Ada

Pakaian ganti

Ada

Senter/headlamp 2 buah

Ada

Batere cadangan

Ada

Jerigen 5 Liter

Ada

Bohlam cadangan

Ada

17
Korek api gas

Ada

Pisau Lipat

Ada

Tali Pramuka

Ada

Peluit (tanpa bola)

Ada

Alat makan

Ada

Tissue

Ada

Buku & alat tulis

Ada

Almamater

Ada

List Barang Kelompok

Jumlah Alat

P3K 2 Set

Survivalkit 2 Set

Webbing 60

60

Carabiner screw 40

40

Snap 30

30

Carabiner Autolock 9 9
Oxycan

Golok 3

Sling 30

30

Perusik 20

20

Cowstail

Wearpack

SRT 6 Set

5 Set

Boots 5 pasang

Tali 100m

Tali 50m

Anchor 3

Gri-gri

Pulley 1 set

Helm Caving 5 buah

Jam Tangan 3

Nesting 2

Kompor + bahan bakar

2 kompor + 3

18
gas
Drybag 2

HT 2

Flysheet 2

Alat dokumentasi 2

Clinometer 2

Rollmeter 2

Kertas Kerja

15

Papan Jalan

Plastik pelindung

Kompas Prisma

Kompas Silva

2
Lain-lain

Surat jalan
Dompet
HP
2.7 Kebutuhan Logistik dan Perbekalan
Daftar Jumlah Kalori Logistik
Nama Logistik
Makanan Berat
Nasi
Teri kacang
Rendang
Sosis so nice
Bakso
Telur
Kornet
Indomie rebus
Nugget
Snacking
Roti sobek
Malkist Abon Ayam
Togo

Jumlah
Kalori/saji
204/1 mangkok
160/100gr
195/100gr
24/1pcs
57/ butir
86/1 butir
800/kaleng
330/bungkus
48/potong
400/bungkus
170/bungkus
40/ bungkus

19
Oreo
Roti pisang
Roti sobek
Beng-Beng Maxx
Tanggo coklat
Minuman
Kopi susu
Milo
Susu kental manis
Nutri Sari

37/1 keping
396/bungkus
400/2 potong
200/bungkus
30/keping
140/sachet
180/sachet
180/sachet
50/sachet

Menu:

Senin, 20 Oktober 2014


Siang : Nasi + 9 pcs Nugget + 9 Butir Bakso + Teri + Nutrisari
204 + 432 + 513 + 160 = 1309 kkal
Sore

: 1 bungkus Malkist Abon Ayam + 5 bungkus Roti pisang +

Millo
170 + 1980 + 180 = 2330 kkal
Malam : Nasi + 6 pcs Nugget + 4 butir Bakso + 3 Buti Telur +
204 + 288 + 228 + 258 = 978 kkal
Total kalori masuk = 4617 kkal

Selasa, 21 Oktober 2014:


Pagi

: Nasi + 6pcs Sossis + Kaleng Kornet + Bungkus Roti

sobek
204 + 144 + 400 + 228 + 200 = 1176 kkal
Siang : 1 Bungkus Tanggo + Bungkus Roti sobek + Nutrisari
30 + 200 + 50 = 400 kkal
Malam : Nasi + Teri + Rendang + Susu
204 + 160 + 195 + 180 = 739 kkal
Total kalori masuk = 2315 kkal

Rabu, 22 Oktober 2014:


Pagi

: Nasi + Rendang + 9 pcs Sosis + Kaleng Kornet

20
204 + 195 + 216 + 400 =1015 kkal
Siang : 6 bungkus Roti pisang + 1 bungkus Oreo + Nutrisari
2376 + 37 + 50 = 2463
Malam : Nasi + Teri + Rendang + 3 butir Telur
204 + 160 + 195 + 258 = 817 kkal
Total kalori masuk = 4295 kkal

Kamis, 23 Oktober 2014:


Pagi

: Nasi Goreng + Rendang + Teri + Kaleng Kornet

204 + 195 + 160+400 = 959 kkal


Siang : 1 Bungkus Togo + 6 Beng Beng Maxx + Nutrisari
40 + 1200 + 50 = 1290 kkal
Malam : 5 bungkus Indomie + 3 Telur + Susu
330 + 86 + 100 + 140 = 656 kkal
Total kalori masuk = 2905 kkal

Jumat, 24 Oktober 2014:


Pagi

: 5 Indomie + 6 Sossis + Susu

1500 + 144+ 180 = 1824 kkala


Siang : 1 Bungkus Oreo
370 kkal
Total kalori masuk = 2914 kkal

Anda mungkin juga menyukai