Anda di halaman 1dari 20

Pengumpulan Sampel Darah

Posted by Riswanto on Sunday, December 13, 2009


Labels: Pengumpulan Spesimen
Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy yang berarti proses
mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh
darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan
arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu
istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture.

PENGAMBILAN DARAH VENA

Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya


diambil dari vena median cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini
terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar.
Apabila tidak memungkinkan, vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan
berikutnya. Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya
berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf median.
Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka pengambilan darah
dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan tangan. Lakukan pengambilan dengan dengan
sangat hati-hati dan menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil.
Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah :

Lengan pada sisi mastectomy

Daerah edema

Hematoma

Daerah dimana darah sedang ditransfusikan

Daerah bekas luka

Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular

Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat menyebabkan darah
menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar zat tertentu.

Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum. Cara
manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syring), sedangkan cara vakum dengan
menggunakan tabung vakum (vacutainer).
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena adalah :

Pemasangan turniket (tali pembendung)


o

pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan


hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel),
peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total)

melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma

Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan


masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah.

Penusukan

penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan


sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang
berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma.

tutukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan
darah bocor dengan akibat hematoma

Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat
kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien
ketika dilakukan penusukan.

Pengambilan Darah Vena dengan Syring


Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syring) merupakan cara yang
masih lazim dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan tempat-tempat pelayanan
kesehatan. Alat suntik ini adalah sebuah pompa piston sederhana yang terdiri dari sebuah
sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarum. Berbagai ukuran jarum yang sering
dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai dengan terkecil adalah : 21G, 22G, 23G,
24G dan 25G.
Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia lanjut dan pasien
dengan vena yang tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil).
Prosedur :

Persiapkan alat-alat yang diperlukan : syring, kapas alkohol 70%, tali pembendung
(turniket), plester, dan tabung. Untuk pemilihan syring, pilihlah ukuran/volume sesuai

dengan jumlah sampel yang akan diambil, pilih ukuran jarum yang sesuai, dan
pastikan jarum terpasang dengan erat.

Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman
mungkin.

Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.

Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien
minum obat tertentu, tidak puasa dsb.

Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.

Minta pasien mengepalkan tangan.

Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.

Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk
memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki
dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke
siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.

Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan
biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.

Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika jarum telah
masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam semprit (dinamakan flash).
Usahakan sekali tusuk kena.

Setelah volume darah dianggap cukup, lepas turniket dan minta pasien membuka
kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau
plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.

Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas
beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum
turniket dibuka.

Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vakum


Tabung vakum pertama kali dipasarkan oleh perusahaan AS BD (Becton-Dickinson) di
bawah nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara,
terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir
masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai.

Jarum yang digunakan terdiri dari dua buah jarum yang


dihubungkan oleh sambungan berulir. Jarum pada sisi anterior digunakan untuk menusuk
vena dan jarum pada sisi posterior ditancapkan pada tabung. Jarum posterior diselubungi oleh
bahan dari karet sehingga dapat mencegah darah dari pasien mengalir keluar. Sambungan
berulir berfungsi untuk melekatkan jarum pada sebuah holder dan memudahkan pada saat
mendorong tabung menancap pada jarum posterior.
Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak perlu membagi-bagi sampel
darah ke dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan, dapat digunakan untuk beberapa
tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes yang diperlukan. Untuk keperluan tes biakan
kuman, cara ini juga lebih bagus karena darah pasien langsung dapat mengalir masuk ke
dalam tabung yang berisi media biakan kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi selama
pemindahan sampel pada pengambilan dengan cara manual dapat dihindari.
Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau jika vena tidak
bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk mengatasi hal ini mungkin bisa
digunakan jarum bersayap (winged needle).

Jarum bersayap atau sering juga dinamakan jarum kupu-kupu


hampir sama dengan jarum vakutainer seperti yang disebutkan di atas. Perbedaannya adalah,
antara jarum anterior dan posterior terdapat dua buah sayap plastik pada pangkal jarum
anterior dan selang yang menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika penusukan tepat
mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang (flash).
Prosedur :

Persiapkan alat-alat yang diperlukan : jarum, kapas alkohol 70%, tali pembendung
(turniket), plester, tabung vakum.

Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.

Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman
mungkin.

Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.

Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien
minum obat tertentu, tidak puasa dsb.

Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.

Minta pasien mengepalkan tangan.

Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.

Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk
memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki
dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke
siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.

Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan
biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.

Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Masukkan tabung
ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap pada tabung,
maka darah akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti
mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan
ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya.

Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang
diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk
pemeriksaan.

Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas
beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum
turniket dibuka.

Menampung Darah Dalam Tabung


Beberapa jenis tabung sampel darah yang digunakan dalam praktek laboratorium klinik
adalah sebagai berikut :

Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa penambahan zat additive, darah akan menjadi
beku dan serum dipisahkan dengan pemusingan. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan kimia darah, imunologi, serologi dan bank darah (crossmatching test)

Tabung tutup kuning. Tabung ini berisi gel separator (serum separator tube/SST)
yang fungsinya memisahkan serum dan sel darah. Setelah pemusingan, serum akan

berada di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan
untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi dan serologi

Tabung tutup hijau terang. Tabung ini berisi gel separator (plasma separator
tube/PST) dengan antikoagulan lithium heparin. Setelah pemusingan, plasma akan
berada di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan
untuk pemeriksaan kimia darah.

Tabung tutup ungu atau lavender. Tabung ini berisi EDTA. Umumnya digunakan
untuk pemeriksaan darah lengkap dan bank darah (crossmatch)

Tabung tutup biru. Tabung ini berisi natrium sitrat. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan koagulasi (mis. PPT, APTT)

Tabung tutup hijau. Tabung ini berisi natrium atau lithium heparin, umumnya
digunakan untuk pemeriksaan fragilitas osmotik eritrosit, kimia darah.

Tabung tutup biru gelap. Tabung ini berisi EDTA yang bebas logam, umumnya
digunakan untuk pemeriksaan trace element (zink, copper, mercury) dan toksikologi.

Tabung tutup abu-abu terang. Tabung ini berisi natrium fluoride dan kalium
oksalat, digunakan untuk pemeriksaan glukosa.

Tabung tutup hitam ; berisi bufer sodium sitrat, digunakan untuk pemeriksaan LED
(ESR).

Tabung tutup pink ; berisi potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan


imunohematologi.

Tabung tutup putih ; potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan molekuler/PCR


dan bDNA.

Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas ; berisi media biakan,
digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi - aerob, anaerob dan jamur

Beberapa hal penting dalam menampung sampel darah adalah :

Darah dari syring atau suntikan harus dimasukkan ke dalam tabung dengan cara
melepas jarum lalu mengalirkan darah perlahan-lahan melalui dinding tabung.
Memasukkan darah dengan cara disemprotkan, apalagi tanpa melepas jarum,
berpotensi menyebabkan hemolisis. Memasukkan darah ke dalam tabung vakum
dengan cara menusukkan jarum pada tutup tabung, biarkan darah mengalir sampai
berhenti sendiri ketika volume telah terpenuhi.

Homogenisasi sampel jika menggunakan antikoagulan dengan cara memutar-mutar


tabung 4-5 kali atau membolak-balikkan tabung 5-10 kali dengan lembut. Mengocok
sampel berpotensi menyebabkan hemolisis.

Urutan memasukkan sampel darah ke dalam tabung vakum adalah : pertama - botol
biakan (culture) darah atau tabung tutup kuning-hitam kedua - tes koagulasi (tabung

tutup biru), ketiga - tabung non additive (tutup merah), keempat - tabung tutup merah
atau kuning dengan gel separator atau clot activator, tabung tutup ungu/lavendet
(EDTA), tabung tutup hijau (heparin), tabung tutup abu-abu (NaF dan Na oksalat)
PENGAMBILAN DARAH KAPILER
Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture yang berarti proses
pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit. Tempat yang digunakan untuk pengambilan
darah kapiler adalah :

Ujung jari tangan (fingerstick) atau anak daun telinga.

Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit (heelstick) pada 1/3 bagian tepi telapak
kaki atau ibu jari kaki.

Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan peredaran, seperti


vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma, dsb), kongesti atau sianosis
setempat.

Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang memerlukan sampel dengan volume
kecil, misalnya untuk pemeriksaan kadar glukosa, kadar Hb, hematokrit (mikrohematokrit)
atau analisa gas darah (capillary method).
Prosedur

Siapkan peralatan sampling : lancet steril, kapas alcohol 70%.

Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering.

Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri
berkurang.

Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga darah tidak harus diperasperas keluar. Jangan menusukkan lancet jika ujung jari masih basah oleh alkohol. Hal
ini bukan saja karena darah akan diencerkan oleh alkohol, tetapi darah juga melebar di
atas kulit sehingga susah ditampung dalam wadah.

Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai kapas kering, tetes
berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.

Pengambilan darah diusahakan tidak terlalu lama dan jangan diperas-peras untuk
mencegah terbentuknya jendalan.

Pengambilan Darah Arteri


Pengambilan darah arteri umumnya menggunakan arteri radialis di daerah pergelangan
tangan. Jika tidak memungkinkan dapat dipilih arteri brachialis di daerah lengan atau arteri
femoralis di lipat paha. Pengambilan darah harus dilakukan dengan hati-hati dan oleh tenaga

terlatih.
Sampel darah arteri umumnya digunakan untuk pemeriksaan analisa gas darah.
Prosedur

Siapkan peralatan sampling di tempat/ruangan dimana akan dilakukan sampling.

Pilih bagian arteri radialis.

Pasang tali pembendung (tourniquet) jika diperlukan.

Lakukan palpasi (perabaan) dengan jari tangan untuk memastikan letak arteri.

Desinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering. Kulit
yang telah dibersihkan jangan dipegang lagi.

Tekan bagian arteri yang akan ditusuk dengan dua jari tangan lalu tusukkan jarum di
samping bawah jari telunjuk dengan posisi jarum tegak atau agak miring. Jika tusukan
berhasil darah terlihat memasuki spuit dan mendorong thorak ke atas.

Setelah tercapai volume darah yang dikehendaki, lepaskan/tarik jarum dan segera
letakkan kapas pada tempat tusukan lalu tekan kapas kuat-kuat selama 2 menit.
Pasang plester pada bagian ini selama 15 menit.

Bahan bacaan :
1. Calgary Laboratory Services, Blood Collection Guidelines.
2. Direktorat Laboratorium Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Pedoman Praktek
Laboratorium yang Benar (Good Laboratory Practice), Cetakan ke-3, Jakarta, 2004.
3. Joyce LeFever Kee, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik, Edisi 6,
EGC, 2007.
4. Laboratorium Patologi Klinik FK-UGM, Tuntunan Praktikum Hematologi, Bagian
Patologi Klinik FK-UGM, Yogyakarta, 1995.
5. R. Gandasoebrata, Penuntun Laboratorium Klinik, Dian Rakyat, Bandung, 1992.
6. The Royal College of Pathologists of Australasia, Manual of Use and Interpretation
of Pathology Tests, Griffin Press Ltd., Netley, Australia, 1990.
7. WebPath, Phlebotomy Tutorial, The University of Utah Eccles Health Sciences
Library

PENGAMBILAN DARAH ARTERI dan TOOLS


Pengambilan Darah Arteri
A. Definisi
Pengambilan darah arteri adalah suatu tindakan untuk mengambil darah
arteri yaitu pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung yang berdinding tebal dan
kaku. Sedangkan analisa gas darah adalah prosedur untuk menilai tekanan parsial
oksigen, karbondioksida dan pH (konsentrasi ion hydrogen) di darah arteri.
Mengambil sampel darah arteri membutuhkan suntikan perkutan pada arteri
brachialis, radial atau femoralis. Juga bisa didapatkan dari arterial line.

B. Tujuan
Pengambilan darah arteri dilakukan untuk pemeriksaan analisa gas darah
yang digunakan untuk mendiagnosa dan mengevaluasi penyakit pernafasan serta

kondisi yang mempengaruhi seberapa efektif paru-paru mengirimkan oksigen ke


darah dan mengeleminasi karbondioksida dari darah.

ormal

75-100 mmHg, biasanya menurun sesuai pertambahan usia

Tekanan parsial karbondioksida (PCO2) normal :

35-45 mmHg

pH normal

7,35-7,45

Saturasi oksigen (SaO2)

Kandungan oksigen (O2CT)


:

94-100%
15-23 volume%

22-26 millimols per liter (mEq/liter)

Perubahan pH disebabkan oleh:


1. Fungsi pernafasan abnormal.
2. Fungsi ginjal abnormal.
3. Jumlah asam atau basa yang berlebihan.
Perubahan dalam pH, PaCO2, dan bikarbonat standar
pada gangguan asam-basa
pH

PaCO2

Bikarbonat
standar

Asidosis Respiratory

Rendah Tinggi

Normal-tinggi

Alkalosis Respiratory

Tinggi

Normal-tinggi

Asidosis Metabolik

Rendah Normal-

Rendah

Rendah

rendah
Alakalosis Metabolik

Tinggi

C. Indikasi, Kontraindikasi dan Komplikasi

Normal

Tinggi

Indikasi pada pasien dengan penyakit paru, bayi prematur dengan penyakit paru,
Diabetes Melitus berhubungan dengan kondisi asidosis diabetic.
Kontraindikasi pada pasien dengan penyakit perdarahan seperti hemofilia dan
trombosit rendah.
Komplikasi pengambilan darah arteri akan minimal terjadi jika dilakukan dengan
benar. Namun dapat terjadi perdarahan atau perdarahan yang tertunda atau memar
pada area tusukan jarum atau yang jarang terjadi, kerusakan sirkulasi di sekitar area
tusukan.

D. Peralatan
1. AGD kit:

Spuit spesifik untuk mengambil darah yang akan digunakan untuk analisa gas
darah.

Jarum 20 G 1

Jarum 22 G 1

1 ml ampul carian heparin (1:1000)

2. Sarung tangan
3. Spuit 5 ml dan 10 ml
4. Alcohol or poviodine-iodine pad
5. 4x4 gauze pads
6. Penutup karet untuk spuit
7. Tas plastik atau wadah berisi es
8. Label
9. Format permintaan laboratorium

Banyak fasilitas kesehatan yang menggunakan AGD kit yang terdiri atas semua
yang dibutuhkan untuk melakukan prosedur ini termasuk tempat yang sudah berisi
es untuk membawa sampel ke laboratorium. Namun jika tidak ada, gunakan basin
emesis yang bersih dan mangkuk styrofoam untuk meletakkan es didalamnya, atau
tas plastik untuk membawa sampel ke lab.

E. Lokasi Pengambilan Darah Arteri


Mengidentifikasi arteri untuk pengambilan sampel. Arteri yang paling sering
unutk pengambilan sampel termasuk arteri radialis, arteri brachialis, dan arteri
femoralis. Dari ketiganya, arteri radial adalah area sampling yang paling disukai
karena tiga faktor utama: a) mudah untuk mengakses, b) arteri radial adalah arteri
dangkal dan karena itu lebih mudah untuk diraba, stabil, dan mudak ditusuk, dan c)
memiliki jaminan aliran darah. Jika kerusakan pada arteri radial terjadi atau menjadi
terhambat, arteri ulnaris akan memasok darah ke jaringan biasanya dipasok oleh
arteri radial. Untuk menilai arteri radial untuk sampling, harus melakukan tes Allen
dimodifikasi untuk menjamin patensi arteri ulnaris.
Adapun cara melakukan tes Allen adalah sebagai berikut a) Melenyapkan
denyut radial dan ulnar secara bersamaan dengan menekan di kedua pembuluh
darah di pergelangan tangan. b) Minta pasien untuk mengepalkan tangan dan
melepaskannya sampai kulit terlihat pucat. c) Lepaskan tekanan arteri ulnaris
sementara mengompresi arteri radial. Perhatikan kembalinya warna kulit dalam
waktu 15 detik
Jika tes Allen adalah negatif untuk kedua tangan dan arteri radial tidak dapat
diakses, maka arteri brakialis dapat digunakan. Potensi untuk mendapatkan sampel
vena lebih besar bila menggunakan arteri brakialis karena ada pembuluh darah
besar terletak di dekat arteri brakialis. Selain itu, saraf medial terletak sejajar dengan
arteri brakialis dan akan menyebabkan rasa sakit pasien jika Anda secara tidak
sengaja mengenainya dengan jarum.

Arteri femoralis adalah area sampling arteri yang paling tidak disukai karena
merupakan arteri relatif dalam; terletak berdekatan dengan saraf femoralis dan vena,
dan tidak memiliki jaminan aliran darah. Tusukan dari arteri femoralis biasanya
digunakan untuk situasi muncul atau untuk pasien hipotensi parah yang memiliki
perfusi perifer yang buruk.

F. Prosedur Tindakan
1.

Cek identitas pasien. Beritahu pasien bahwa anda akan melakukan pengambilan
sampel AGD dan jelaskan tujuan serta prosedurnya. Beritahukan bahwa spesimen

akan diambil dari arteri, jaga privasi klien, dan atur posisi klien dalam posisi supinasi
atau semi fowler.
2.

Siapkan peralatan. Beri label syringe dengan nama pasien, nomor ruangan, nama
dokter, tanggal dan waktu pengambilan, inisial pelaksana AGD. Beri heparin pada
spuit.

3.

Lakukan cuci tangan dan gunakan sarung tangan untuk meminimalkan penyebaran
mikroorganisme.

4.

Membersihkan kulit di area tusukan dengan kapas alcohol. Tangan klien harus
ditekuk sedikit atau letakkan handuk kecil yang digulung di bawah pergelangan
tangan. Hal ini membawa arteri radial lebih dekat ke permukaan. Ekstensi berlebihan
pada pergelangan tangan harus dihindari karena dapat menutup jalan denyut nadi.

5.

Palpasi denyutan dengan telunjuk dan jari tengah. Setelah menemukan sensasi
denyutan terkuat, sedikit fiksasi arteri dengan telunjuk dan jari tengah. Hal ini akan
mencegah arteri berubah posisi ketika dilakukan tusukan.

6.

Suntikan harus dengan sudut 45 atau kurang di tangan berlawanan, seperti


memegang pensil atau sebuah anak panah. Penempatan paralel dekat jarum
tersebut akan meminimalkan trauma arteri dan memungkinkan serat otot polos untuk
menutup lubang tusukan setelah jarum ditarik.

7. Sementara memfiksasi arteri dan dengan sudut jarum mengarah ke atas, masukkan
jarum ke tepat di bawah permukaan kulit. Sekarang dorong jarum perlahan-lahan
sampai terlihat denyut berkedip darah di pusat jarum. Berhenti dan pertahankan
posisi ini sampai terkumpul 2-4 cc darah dalam alat suntik.
8.

Jika jarum masuk terlalu jauh, tarik perlahan-lahan sampai mengalir darah ke jarum
suntik. Seharusnya tidak perlu ada aspirasi darah ke jarum suntik sebab tekanan
arteri akan mengisi otomatis alat suntik. Hanya dalam jika digunakan jarum gauge
kecil (misalnya 25 gauge), atau pasien hipotensi, sebaiknya dilakukan aspirasi jarum
suntik.

9.

Setelah mendapatkan jumlah darah yang diinginkan, tarik jarum dan terapkan
tekanan ke area tusukan dengan ukuran 4 4. Setelah tekanan diterapkan selama 2
menit, periksa area untuk perdarahan, aliran, atau rembesan darah. Jika ada,

terapkan tekanan sampai pendarahan terhenti. Waktu kompresi lama akan


diperlukan untuk pasien pada terapi antikoagulan atau yang memiliki gangguan
perdarahan.
10. Lepaskan jarum dari alat suntik. Jarum tidak boleh disumbat, bengkok, atau sengaja
dirusak karena bahaya tusukan diri. Semua jarum harus ditempatkan dalam wadah
tahan tusukan (umumnya dikenal sebagai wadah benda tajam).
11. Sangat penting bahwa gelembung udara yang dikeluarkan dari spuit gas darah
karena dapat mengubah hasil gas darah. Pegang jarum suntik tegak lurus dan tekan
jarum suntik dengan lembut sehingga gelembung udara naik ke bagian atas jarum
suntik sehingga dapat dikeluarkan.
12. Cap jarum suntik dan letakkan spuit dalam kantong es (mendinginkan sampel akan
mencegah metabolisme lebih lanjut dari darah). Pasang slip laboratorium untuk tas,
dan bawa sampel ke laboratorium. Jika akan menganalisis sampel, harus dilakukan
sesegera mungkin.
13. Lepas sarung tangan dan lakukan cuci tangan untuk mencegah penyebaran
mikroorganisme.

G. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan tindakan AGD


1. Pasien menerima oksigen, pastikan terapi oksigen telah berjalan sekurangkurangnya 15 menit sebelum mengambil gas darah. Indikasikan pada slip lab,
jumlah dan tipe terapi oksigen yang diterima pasien. Catat suhu pasien, level
Hb, dan RR terbaru. JIka pasien memakai ventilator mekanik, catat fraksi
inspirasi oksigen dan tidal volume.

2. Pasien tidak memakai O2, indikasikan jika pasien bernafas dengan udara
ruangan.
3. Pasien baru saja memakai nebulizer, tunggu hingga 20 menit sebelum
mengambil sampel. Konsentrasi oksigen harus tetap konstan selama 20
menit sebelum pengambilan sampel.
4. Jika order secara spesifik tanpa oksigen, maka matikan gas selama 20 menit
sebelum pengambilan sampel agar hasilnya akurat.
5. Saat menarik spuit untuk mengambil sampel, jika ada tahanan. Ubah posisi
ekstremitas yang dilakukan tindakan dan cek area tusukan. Lanjutkan
pengambilan darah, jika masih ada tahanan, beritahukan dokter.
6. Jika spesimen yang diambil gelap, darah yang gelap artinya mungkin vena
telah terakses, atau darah sangat kurang oksigen. Pastikan dari mana
specimen diambil apakah dari arterial line. Juga cek level saturasi oksigen
untuk mengevaluasi hipoksemia. Pastikan bahwa arterilah yang telah ditusuk
sebelum membawa sampel ke lab.
7. Sampel tidak akan diterima oleh laboratorium kecuali jarum suntik diberi label,
kantong es diberi label, dan permintaan selesai. Untuk dianggap lengkap,
permintaan harus berisi nama pasien, nomor pendaftaran, tanggal lahir atau
usia, pemesanan dokter, waktu ditarik, F1O2 dan suhu pasien.

H. Hal-hal yang harus dicatat setelah tindakan (dokumentasi)


Catat identitas pasien, nama dokter yang memberi order, waktu pengambilan
sampel, jumlah sampel yang diambil, suhu pasien, area tusukan, catat waktu yang
diterapkan pada area untuk mencegah perdarahan, tentukan tipe dan jumlah untuk
terapi oksigen jika pasien menerima terapi. Catat respon klien. Tanda tangan dan
nama perawat yang melaksanakan tindakan.

TOOLS PENILAIAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
Jl. Intan Raya No. 1 Sambiroto Semarang Telp./Fax. 024-6724581

No

Institusi

Nama

Tanggal

Stase

Observer

:
:
:

PENGAMBILAN DARAH ARTERI

NO
A

ASPEK YANG DINILAI

BOBOT

FASE ORIENTASI
1 Mengucapkan salam

2 Memperkenalkan diri

3 Menjelaskan tujuan

4 Menjelaskan prosedur

5 Menyatakan kesiapan pasien

FASE KERJA
1 Siapkan peralatan. Beri label syringe dengan
nama pasien, nomor ruangan, nama dokter,
tanggal dan waktu pengambilan, inisial
pelaksana AGD

2 Cuci tangan dan memakai sarung tangan

3 Letakkan handuk kecil yang digulung di bawah


pergelangan tangan

NILAI
YA

TIDAK

4 Membersihkan kulit di area tusukan dengan


kapas alkohol
5 Palpasi denyutan dengan telunjuk dan jari
tengah
6 Sedikit fiksasi arteri dengan telunjuk dan jari
tengah
7 Suntikan dengan sudut 45 atau kurang, seperti
memegang pensil atau sebuah anak panah

10

8 Dorong jarum perlahan-lahan sampai terlihat


denyut berkedip darah di pusat jarum. Berhenti
dan pertahankan posisi ini sampai terkumpul 2-4

10

cc darah dalam alat suntik.


9 Setelah mendapatkan jumlah darah yang
diinginkan, tarik jarum dan terapkan tekanan ke

area tusukan dengan ukuran 4 4


10 Lepaskan jarum dari alat suntik
11 Pegang jarum suntik tegak lurus dan tekan
jarum suntik dengan lembut
12 Cap jarum suntik dan letakkan spuit dalam
kantong es
13 Lepas sarung tangan dan lakukan cuci tangan
C

5
10

10
3

FASE TERMINASI
1 Melakukan evaluasi

2 Menyampaikan rencana tindak lanjut

3 Berpamitan

PENAMPILAN
1 Ketenangan

2 Melakukan komunikasi terapeutik

3 Menjaga keamaanan pasien

4 Menjaga keamaan pasien


TOTAL

3
100

Pengambilan Sampel Darah Vena pada Pasien yang Terpasang Intravena (IV)
Lines
Posted by Riswanto on Monday, December 27, 2010
Labels: Pengumpulan Spesimen
Agar dapat diperoleh spesimen darah yang memenuhi syarat uji laboratorium, maka prosedur
pengambilan sampel darah harus dilakukan dengan benar, mulai dari persiapan peralatan,
pemilihan jenis antikoagulan, pemilihan letak vena, teknik pengambilan sampai dengan
pelabelan (klik di sini untuk melihat prosedur pengambilan sampel darah).
Pemilihan letak vena menjadi perhatian penting ketika pasien terpasang intravena (IV) line,
misalnya infus. Prinsipnya, pengambilan sampel darah tidak boleh dilakukan pada lengan
yang terpasang infus. Jika salah satu lengan terpasang infus, maka pengambilan darah
dilakukan pasa lengan yang tidak terpasang infus. Jika kedua lengan terpasang infus, lakukan
pengambilan pada vena kaki. Lalu bagaimana jika seluruh akses vena tidak memungkinkan
untuk dilakukan pengambilan sampel darah? Berikut ini adalah teknik pengambilan sampel
darah pada pasien yang terpasang infus atau IV-lines (contoh kasus pasien luka bakar di atas
70%).
Aternatif
1
Jika memungkinkan, lakukan pengambilan darah pada lengan yang tidak terpasang infus.
Alternatif
2
Jika tidak memungkinkan, lakukan pengambilan sampel darah di daerah kaki.
Alternatif
3
Jika tidak ada akses vena di tempat lain, lakukan pengambilan sampel darah pada lengan
yang terpasang infus dengan cara :
1. Mintalah perawat untuk menghentikan aliran infus selama minimal 2 menit sebelum
pengambilan.
2. Pasang tourniquet pada bagian sebelah bawah jarum infus.
3. Lakukan pengambilan sampel darah pada vena yang berbeda dari yang terpasang
infus atau di bagian bawah vena yang terpasang infus.
4. Mintalah perawat untuk me-restart infus setelah spesimen dikumpulkan.

5. Buatlah catatan bahwa spesimen dikumpulkan dari lengan yang terpasangi infus
beserta jenis cairan infus yang diberikan. Tulislah informasi ini pada lembar
permintaan lab.
Alternatif
Jika hanya ada satu saja akses vena di tempat yang terpasang infus, maka :

1. Hentikan aliran infus seperti cara di atas


2. Keluarkan darah dari vena tersebut, buang 2-5 ml pertama, dan tampung aliran sampel
darah selanjutnya dalam tabung.
3. Mintalah perawat untuk me-restart infus setelah spesimen dikumpulkan.
4. Buatlah catatan bahwa spesimen dikumpulkan dari lengan yang terpasangi infus
beserta jenis cairan infus yang diberikan. Tulislah informasi ini pada lembar
permintaan lab.
Perhatian : Pemilihan alternatif 3 dan 4 harus dengan ijin dan pengawasan dokter.
Phlebotomis dapat bekerjasama dengan perawat untuk prosedur pengambilan ini.

Anda mungkin juga menyukai