PEMBAHASAN
2.1 Pengantar Akuntansi Keperilakuan
A. Akuntansi Keperilakuan Tinjauan Umum
Akuntansi merupakan suatu system untuk menghasilkan informasi keuangan yang
digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan
informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik
untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktifitas bisnis dan ekonomi.
Namun, pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis juga melibatkan aspek-aspek
keperilakuan dari para pengambil keputusan. Dengan demikian, akuntansi tidak dapat
dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi yang
dapat dihasilkan oleh akuntansi. Akhirnya, akuntansi bukanlah suatu yang statis, tetapi
akan selalu berkembang sepanjang waktu seiring dengan perkembangan linkungan
akuntansi, agar dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya.
Pihak pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu
pemakai internal (internal users) dan pemakai eksternal (external users). Sebagaimana
dibahas sebelumnya, pemakaian laporan keuangan oleh pihak internal dimaksudkan untk
melakukan serangkaian evaluasi kinerja. Sedangkan pihak eksternal, sama seperti pihak
internal, tetapi mereka lebih berfokus pada jumlah investasi yang mereka lakukan dalam
orgnisasi tersebut.
Awal perkembangan riset akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek
akuntansi manajemen khususnya penganggaran (budgeting), namun domain dalam hal ini
terus berkembang dan bergeser kearah akuntansi keuangan, system informasi akuntansi,
dan audit. Banyaknya volume riset atas akuntansi keperilakuan dan meningkatnya sifat
spesialisasi riset, serta tinjauan studi secara periodic, akan memberikan manfaat untuk
beberapa tujuan berikut ini :
1.
Memberikan gambaran state of the art terhadap minat khusus dalam bidang baru yang
2.
ingin diperkenalkan.
Membantu dalam mengidentifikasikan kesenjangan riset.
3.
Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan
2.
kinerja perusahaan.
Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan terhadap
3.
perencanaan strategis.
Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan
implementasi kebijakan perusahaan.
Akuntansi Konvensional
Ada banyak definisi dan arti akuntansi yang ditulis oleh para ahli dan peneliti yang
merupakan pakar dibidang akuntansi. Salah satu diantaranya, Siegel dan Marconi (1989),
mendefinisikan akuntansi sebagai suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi
yang relevan dan tepat waktu mengenai masalah keuangan perusahaan dan untuk
membantu pemakai internal dan eksternal dalam proses pengambila keputusan ekonomi.
tersebut
adalah
perencanaan,
analisis,
perancangan,
implementasi,
dan
pascaimplementasi.
B.
berhubungan dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis, terutama yang
berhubungan dengan proses informasi akuntasi dan audit. Riset akuntansi keperilakuan
merupakan suatu fenomena baru yang sebetulnya dapat ditelusuri kembali pada awal
tahun 1960-an, walaupun sebetulnya dalam banyak hal riset tersebut dapat dilakukan
1.
2.
lebih awal. Riset akuntansi keperilakuan meliputi masalah yang berhubungan dengan :
Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor.
Pengaruh dan fungsi akutansi seperti partisipasi dalam penyusunan anggaran,
karakteristik system informasi, dan fungsi audit terhadap perilaku baik karyawan,
Ketidakpastian (uncertainty).
2.
3.
4.
5.
yang dilakukan
peneliti
dalam
setiap
proses
penelitiannya.
Hal
ini
mengindikasikan bahwa dalam melakukan penelitian terdapat beberapa tata nilai yang
harus dipegang dan dilaksanakan oleh peneliti, karena dalam penelitian pun terdapat etika
penelitian (etika research).
Etika penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk menunjukkan kadar
taat asas dalam setiap aspek penelitian yang dilakukan. Menurut Resnik, setidaknya
terdapat lima alasan mengenai pentingnya etika penelitian, pertama, etika penting guna
menunjang tujuan penelitian itu sendiri, yaitu demi mencapai pengetahuan dan kesahihan.
Hal ini akan meminimalisir fabrikasi, falsifikasi, dan misrepresentasi data. Kedua, untuk
menjamin adanya kegiatan kolaboratif dalam penelitian baik antar maupun sesama
peneliti dalam satu disiplin atau lembaga tertentu. Ini memberikan pengakuan dan
penghargaan terhadap hasil karya orang lain. Ketiga, menjamin akuntabilitas terhadap
publik, hal ini terutama penelitian yang dananya bersumber dari pendanaan public,
seperti penelitian yang dilakukan oleh instansi pemerintahan. Dengan demikian, etika
yang ada dapat memberikan guidance bagi peneliti untuk benar-benar akuntabel dalam
penelitiannya. Keempat, dengan adanya etika maka kualitas dan integritas peneliti sudah
terkualifikasi sehingga akan sangat mudah dalam memperoleh dukungan public, karena
public yakin akan kualitas dan integritas peneliti tersebut. Dan terakhir, etika dapat
membangun dan memajukan tata nilai moral dan sosial yang ada, seperti tanggung jawab
social, taat hukum, dan hak asasi manusia. Dengan demikian maka nilai tersebut akan
tertanam di dalam diri peneliti dalam setiap proses penelitian yang ia lakukan. Dinamika
yang diharapkan adalah lahirnya tanggung jawab moral akademik maupun non-akademik
dari dalam diri peneliti untuk bisa mempertanggungjawabkan apa yang ia tulis.
Apa yang dinamakan etika research dalam ilmu sosial, masih belum terkodifikasi
secara jelas karena setiap disiplin ilmu memiliki standar tersendiri, selain bahwa dunia
sosial merupakan fenomena yang kompleks dimana manusia merupakan subjek penelitian.
Namun, setidaknya terdapat etika yang secara general dapat dipakai sebagai prosedur
atau patokan yang bisa diterima sebagai etika research pada umumnya di dunia sosial,
yaitu Kejujuran, peneliti harus menekankan aspek kejujuran dalam penelitiannya, seperti
dalam penggunaan metode, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menuliskan
laporan penelitian. Jangan memfabrikasi dan falsifikasi data. Objektifitas, peneliti harus
objektif dalam setiap proses penelitian sehingga laporan yang dihasilkan merupakan hasil
interpretasi empiris terhadap data bukan interpretasi subjektif peneliti. Sehingga ini dapat
menghindarkan bias maupun self-deception. Integritas, peneliti harus memiliki sifat
konsekuen dalam setiap tindakan maupun pemikiran ketika meneliti. Kehati-hatian, etika
ini diperlukan untuk menghindarkan peneliti terjebak dalam kealpaan dan kesalahan
dalam penelitian, seperti mengumpulkan data, menulis hasil wawancara, mencatat data
dari korespondensi, dan lain-lain. Keterbukaan, peneliti harus memiliki sifat terbuka
terhadap kritik dan masukan mengenai penelitiannya. Penghormatan terhadap Hak
Kekayaan Intelektual, etika ini memberikan guidance agar peneliti menghormati dan
menghargai karya orang lain dengan tidak mengutip atau parafrase tanpa izin maupun
mencantumkan sumbernya, karena kalau tidak, peneliti telah melakukan plagiarisme.
Konfidensialitas, peneliti harus menjamin kerahasiaan data-data yang off the record, selain
menjaga kerahasiaan nara sumber yang tidak ingin dipublikasikan. Tanggung Jawab
Publikasi, penelitian selayaknya bukan merupakan ambisi pribadi atau untuk kepentingan
pribadi semata tapi penelitian selayaknya memberikan nilai manfaat bagi publik, dan
untuk itu harus dipublikasikan pada khalayak. Penghargaan pada Kolega, hormati kolega
dan perlakukan mereka sama dalam setiap proses penelitian. Tanggung Jawab Sosial,
penelitian selayaknya dilakukan untuk memajukan publik dan mencegah kekacauan
sosial. Non-Diskriminasi, hindari diskriminasi terhadap co-peneliti dan informan dalam
basis seks, ras, etnis, maupun faktor lain yang tidak berhubungan dengan kompetensi dan
integritas keilmuan mereka. Kompeten, peneliti harus memiliki kompetensi di bidangnya
sehingga penelitian tersebut membuahkan laporan yang kredibel dan maksimal.
Kompetensi ini dapat dibangun dengan terus belajar dan memperbanyak referensi yang
berada dalam skop disiplinnya. Legalitas, peneliti harus mengetahui aspek-aspek legal
yang diatur dalam hukum dan kebijakan pemerintah setempat. Perlindungan Terhadap
Manusia, penelitian yang dilakukan jangan sampai menimbulkan bahaya, resiko, dan sideeffect terhadap populasi manusia dimana peneliti mengambil sampel penelitian. Konflik
Kepentingan, peneliti harus bisa membatasi dan menghindari konflik kepentingan yang
mungkin muncul dalam proses penelitiannya, jadilah peneliti yang profesional.
Permasalahan
profesi
akuntansi
sekarang
ini
banyak
dipengaruhi
masalah
kemerosotan standar etika dan krisis kepercayaan. Krisis kepercayaan ini seharusnya
menjadi pelajaran bagi para akuntan untuk lebih berbenah diri, memperkuat kedisiplinan
mengatur dirinya dengan benar, serta menjalin hubungan yang lebih baik dengan para
klien atau masyarakat luas. Misal: skandal Enron yang melibatkan Arthur Anderson, serta
skndal Worldcom, Merck, dan Xerox, profesi akuntan di dunia menjadi gempar. Cara
yang lebih baik dan ideal dalan mengatasi dilema ini adalah dengan mempertimbangkan
kecukupan dari kesempatan yang ada selanjutnya memberikan reaksi terhadap apa yng
menjadi kekawatiran di dalamnya.
Desain riset adalah kerangka kerja atau rencana untuk melakukan studi yang akan
digunakan sebagai pedoman dalam mengumpulkan dan menganalisis data. Desain riset
berhubungan dengan temuan masalah sebagai berikut. Desain penelitian/riset (research
design) merupakan suatu cetak biru (blue print) dalam hal bagaimana data dikumpulkan,
diukur, dan dianalisis. Melalui desain inilah peneliti dapat mengkaji alokasi sumber daya
yang dibutuhkan. Desain penelitian yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan tujuan
penelitian, yaitu untuk mengetahui, mendeskripsikan, atau mengukur, maka desain
penelitian masing-masing adalah desain eksploratif, deskriptif, atau kausal.
Salah satu peranan penting dari riset akuntansi keperilakuan adalah membantu
merumuskan masalah yang harus diatasi. Riset hanya dapat dirancang secara sistematis
untuk memberikan informasi berharga jika masalah yang dihadapi telah dirumuskan
secara jelas dan akurat. Proses perumusan masalah meliputi pula spesifikasi tujuan riset
yang dilakukan.
Pada tahapan penentuan desain riset ini dibuat kerangka untuk melaksanakan
penelitian. Di dalamnya memuat secara rinci prosedur untuk pengumpulan data, cara
pengujian hipotesis, kemungkinan jawab terhadap research questions samapi dengan
model analisis yang dipergunakan.
Sumber data riset merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam
penentuan metode pengumpulan data.
Data sekunder adalah sumber data riset yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melaui media perantara. Data sekunder pada umumnya berupa bukti, catatan,
atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip baik yang dipublikasikan dan yang
tidak dipublikasikan. Manfaat dari data sekunder adalah lebih meminimalkan biaya dan
waktu, mengklasifikasikan permasalahan-permasalahan, menciptakan tolok ukur untuk
mengevaluasi data primer, dan memenuhi kesenjangan-kesenjangan informasi. Jika
informasi telah ada, pengeluaran uang dan pengorbanan waktu dapat dihindari dengan
menggunakan data sekunder. Manfaat lain dari data sekunder adalah bahwa seorang
peneliti mampu memperoleh informasi lain selain informasi utama.
Data primer adalah sumber data riset yang diperoleh secara langsung dari sumber
asli atau pihak pertama. Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk
menjawab pertanyaan riset. Data primer dapat berupa pendapat subjek riset (orang) baik
secara individu maupun kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian,
atau kegiatan, dan hasil pengujian. Manfaat utama dari data primer adalah bahwa unsurunsur kebohongan tertutup terhadap sumber fenomena. Oleh karena itu, data primer lebih
mencerminkan kebenaran yang dilihat. Bagaimanapun, untuk memperoleh data primer
akan menghabiskan dana yang relatif lebih banyak dan menyita waktu yang relatif lama.
Misalnya, pengumpulan data melalui cara mengamati perilaku, melakukan survei, atau
eksperimen laboratorium.
Dalam menjamin validitas data primer dan sekunder, hanya informasi-informasi
esensial yang seharusnya diharapkan dari responden. Para peneliti seharusnya
menentukan dasar dari keinginan informasi dan memilih suatu format pertanyaan yang
akan menyediakan informasi dengan sedikit pembatasan terhadap responden. Pertanyaanpertanyaan dapat bersifat terbuka (open ended) atau sudah ditentukan kemungkinankemungkinan jawabannya (close ended). Suatu pertanyaan open-ended diminta untuk
suatu jawaban yang bebas. Pertanyaan close-ended menawarkan bermacam-macam
pilihan jawaban kepada responden. Responden diminta untuk memilih satu atau lebih
pilihan jawaban. Manfaat dari format pertanyaan ini termasuk memudahkan jawaban
dari para responden dan memudahkan tabulasi dan penjelasan dari peneliti.
Alat ukur riset valid dan andal akan dijelaskan sebagai berikut. Tinggi fisik
seseorang dapat diukur dengan menggunakan inci atau meter. Hanya ada sedikit keraguan
mengenai apakah alat ukur yang digunakan sudah memadai ketika kita mengacu pada
tinggi dan berat badan seseorang. Namun, ketika kita tertarik untuk mengukur sifat dan
perilaku seseorang, alat ukur apa yang akan kita gunakan? Tidak ada ukuran ataupun
skala untuk mengukur sikap kerja atau untuk mengidentifikasikan suatu organisasi atau
keberhasilan secara tepat. Oleh karena itu, seorang peneliti harus mengembangkan
instrumen risetnya untuk mengukur fenomena-fenomena perilaku tersebut.
Terdapat dua hal penting yang berhubungan dengan perencanaan riset perilaku,
yang pertama adalah yang diukur berkaitan dengan hal-hal yang sah (validitas) dan yang
kedua adalah yang diukur berkaitan dengan hal-hal yang tidak representatif (andal). Dua
hal tersebut dinilai dengan validitas dan keandalan.
Validitas mengacu pada lingkup apa yang diukur pada kenyataannya. Peneliti ingin
melakukan pengukuran dan apa yang diukur seharusnya berkaitan dengan masalah
risetnya. Keandalan berkaitan dengan apakah suatu teknik khusus jika digunakan di
lapangan dan waktu yang berbeda akan menghasilkan sesuatu yang sama. Dalam hal itu,
peneliti mengacu pada konsistensi dari suatu alat ukur. Peneliti tergantung pada ukuran
keandalan tetapi tidak tergantung pada alat ukur yang tidak andal.
Validitas ada beberapa jenis, yaitu (1) validitas isikonsep masalah yang diukur;
(2) validitas prediktifpengujian prediksi perilaku; (3) validitas konkurenalat ukur
kruteria sekarang atau masa lalu; dan (4) validitas konstruksipengukuran sesuai dengan
teori atau tidak.
Reliabilitas mengacu pada suatu instrumen alat ukur yang andal akan
menghasilkan alat ukur yang stabil di setiap waktu. Aspek lain dari keandalan adalah
akurasi dari instrumen pengukuran.
Hanya informasi-informasi esensial yang seharusnya diharapkan dari responden.
Para peneliti seharusnya menentukan dasar dari keinginan informasi dan memilih suatu
format pertanyaan yang akan menyediakan informasi dengan sedikit pembatasan
terhadap responden. Pertanyaan-pertanyaan dapat bersifat terbuka (open ended) atau
sudah
ditentukan
kemungkinan-kemungkinan
jawabannya
(close
ended).
Suatu
pertanyaan open-ended diminta untuk suatu jawaban yang bebas. Pertanyaan close-ended
menawarkan bermacam-macam pilihan jawaban kepada responden. Responden diminta
untuk memilih satu atau lebih pilihan jawaban. Manfaat dari format pertanyaan ini
termasuk memudahkan jawaban dari para responden dan memudahkan tabulasi dan
penjelasan dari peneliti.
merupakan
penjelas akuntansi
perencanaan, pengukur, pengevaluasi kinerja organisasi, pemegang kendali bagi orangorang yang bertanggung jawab menjalankan operasi dan jawaban bagi setiap masalah
umum pada akuntansi managemen, serta merupakan komponen penting dari sistem
pengendalian sebab pada laporan pertanggung jawababn mencakup semua aspek perilaku
yang akan dikendalikan oleh perusahaan.
Akuntansi pertanggung jawaban memberikan suatu kerangkah kerja yang berarti
untuk melakukan perencanaan, agregasi data, dan pelaporan hasil kinerja operasi di
sepanjang jalur pertanggung jawaban dan pengendalian, yang ditujukan untuk manusia ,
peran mereka serta tugas yang dibebankan kepada mereka yang merupakan penilaian
terhadap kerja perusahaan dan bukan sebagai mekanisme imporsonal untuk akumulasi
dan pelaporan data secara menyeluruh.
Akuntansi pertanggung jawaban berbeda dengan akuntansi konvensional, dalam
hal cara operasi direncanakan dan cara data akuntansi diklasifikasikan dan
diakumulasikan. Dalam akuntansi konvensional, data diklasifikasikan berdasarkan
hakikat dan fungsinya dan tdak digambarkan sebagai individu-individu yang bertanggung
jawab atas terjadinya dan pengendalian terhadap data tersebut.
Sedangkan pada akuntansi pertanggung jawaban tidaklah melibatkan deviasi
apapun dari prinsip akuntansi yang diterima secara umum, akuntansi pertanggung
jawaban meningkatkan relefansi dan informasi akuntansi dengan menetapkan suatu
kerangka untuk perencanaan, akumulasi data, dan pelaporan yang sesuai dengan struktur
organisasi dan hirarki pertanggungjawaban dari suatu perusahaan.
Akuntansi pertanggung jawaban melaporkan baik siapa yang menjalankan uang
tersebut maupun apa yang dibeli oleh uang tersebut. Olehnya itu sangat pantas bila pada
akuntansi pertanggung jawaban dilibatkan
akumulasi
data
dan
pelaporan.
Akuntansi
jawaban
memperkecil
penghargaan yang mendorong untuk bekerja lebih giat, sebab tidak bisa dinafikkan
segalah bentuk kecurangan, kemalasan dan hal - hal yang menyimpang lainya itu muncul
karena adanya kekecewan yang berarti pengendalian terhadap karyawan itu tidak
terlaksana secara optimal, meskipun optimal belum menjamin para karyawan akan
bekerja sesuai kebutuhan perusahaan karena tidak ada kepuasan yang diterima oleh
karyawan, harusnya akuntansi pertanggung jawaban menjadi ukuran tinggi rendahnya
gaji karyawanm dan tidak hanya berfokus pada arus kas perusahaan dan penilaian
terhadap kinerja tanpa imbalan yang berarti.
Sangat tidak adil ketika disisi lain perusahaan mengharapkan kinerja yang baik
dari para karyawan namun pada akhirnaya balasan dari hal tersebut hanyalah berupa
pujian dan bonus yang hanya sesekali diterima sedangkan para kaum guru hampir tiap
hari memberikan laba dari peningkatan kinerja produksi para karyawan, bisa saya
katakan akuntansi pertanggung jawaban dan sistem pengendalian yang diterapkan oleh
perusahaan justru menjadi bentuk nyata penindasan, dan eksploitasi nyata bagi kaum
buruh yang hanya bertujuan untuk peningkatan bagi kaum elit yang selalu menindas
kaum lemah.
2.4 Aspek Keperilakuan pada Perencanaan Laba dan Penganggaran
Pada dasarnya aspek keperilakuan dari penganggaran mengacu pada perilaku manusia
yang muncul dalam penyusunan anggaran dan perilaku manusia yang didorong ketika
manusia mencoba untuk hidup dengan anggaran.
Beberapa fungsi anggaran yaitu:
1. Anggaran merupakan hasil akhir dari proses perencanaan perusahaan.
2. Anggaran merupakan cetak biru perusahaan untuk bertindak, yang mencerminkan
prioritas manajemen dalam alokasi sumber daya organisasi.
3. Anggaran bertindak sebagai suatu alat komunikasi internal yang menghubungkan
beragam departemen atau divisi organisasi yang satu dengan lainnya.
4. Dengan menetapkan tujuan dalam kriteria kinerja yang dapat diukur, anggaran
berfungsi sebagai standar terhadap mana hasil operasi aktual yang dapat
dibandingkan.
5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen
untuk menemukan bidang-bidang yang menjadi kekuatan atau kelemahan
perusahaan.
6. Anggaran mencoba untuk mempengaruhi dan memotivasi baik manajer maupun
karyawan untuk terus bertindak dengan cara yang konsisten dengan operasi yang
efektif dan efisien serta selaras dengan tujuan organisasi.
Anggaran telah menjadi alat manajemen yang diterima untuk meencanakan dan
mengendalikan aktivitas organisasi.
Pandangan Perilaku terhadap Proses Penyusunan Anggaran
Ada tiga tahapan utama dalam proses penyusunan anggaran yaitu;
1. Penetapan tujuan.
2. Implementasi.
3. Pengedalian dan evaluasi kinerja.
Untuk menyusun suatu anggaran atau rencana laba, terdapat langkah-langkah tertentu
yang harus diambil;
1. Manajemen puncak harus memutuskan apa yang menjadi tujuan jangka pendek
perusahan dan strategi mana yang akan digunakan untuk mencapainya.
2. Tujuan harus ditetapkan dan sumber daya dialokasikan.
3. Suatu anggaran atau rencana laba yang komprehensif harus disusun, kemudian
disetujui oleh manajemen puncak.
dapay meningkatkan moral dan mendorong insiatif yang lebih besar pada semua tingkatan
manajemen.
Batasan dan Permasalahan Partisipasi
Bahkan dalam kondisi yang paling ideal sekalipun, partisipasi dalam penetapan tujuan
mempunyai keterbatasan tersendiri. Karena proses partisipasi memberikan kekuasaan
kepada para manajer untuk menetapkan hasil isi dari anggaran mereka, kekuasaan ini
bisa digunakan dengan cara yang memiliki konsekuensi disfungsional bagi organisasiitu
sendiri.
Tahap implementasi
Setelah
tujuan
organisasi
ditetapkan,
maka
direktur
perencanaan
efektif seluruh sumber daya organisasi. Dari sudut pandang keprilakuan, hal ini berarti
menggabungkan bakat dan kekuatan dari setiap partisipan organisasi dan membuatnya
berjuang untuk mencapai tujuan yang sama.
Tahap Pengendalian dan evaluasi Kinerja
Tujuan yang dianggarkan jarang dicapai tanpa memantau kemajuan karyawan secara
continue terhadap pencapaian tuuan mereka. Dalam tahap pengendalian dan evaluasi
kinerja, kinerja aktual dibandingkan dengan standar yang dianggarkan guna menentukan
bidang-bidang permasalahan dalam organisasi tersebut dan menyarankan tindakan yang
sesuai untuk memperbaiki kinerja yang dibawah standar.
Laporan-laporan Kinerja
Untuk mempertahankan kendali atas biaya dan menjaga agar karyawan termotivasi ke
arah pencapaian sasaran,laporan kinerja sebaiknya disusun dan didistribusikan paling
tidak secara bulanan. Pentingnya komunikasi berkala atas hasil kinerja telah berulang kali
ditunjukkan dalam studi empiris. Penerbitan laporan kinerja secara berkala dan tepat
waktu akan mempengaruhi dan mendorong pada moral karyawan.
2.5 Aspek Keperilakuan pada Pengambilan Keputusan dan Para Pengambil Keputusan
Definisi Pengambilan Keputusan
o Kegiatan identifikasi dan diagnosis masalah, penyusunan berbagai alternatif, evaluasi dan
pemilihan alternatif pemecahan masalah (George Huber).
o Proses pemilihan salah satu dari antara dua atau lebih alternatif arah tindakan untuk
mencapai suatu tujuan (Sondang Siagian).
o Kegiatan yang berkaitan dengan manajerial maupun organisasi.
biasanya didefinisikan sebagai proses memilih dari antara program alternatif tindakan
yang mempengaruhi masa depan.
1.
2.
3.
ekonomi.
4. Penerapan dan tindak lanjut.
Keberhasilan atau kegagalan dari pilihan akhir tergantung pada efisiensi dari
pelaksanaannya. Pelaksanaan hanya akan berhasil jika individu-individu yang memiliki
kontrol atas sumber daya organisasi yang diperlukan untuk melaksanakan keputusan
(misalnya, uang, orang, dan informasi) benar-benar berkomitmen untuk membuatnya
bekerja.
Motif Kesadaran
Motif kesadaran sangat penting dalam proses pengambilan keputusan karena
merupakan sumber dari proses berpikir. Terdapat dua faktor penting dari motif kesadaran
dalam konteks pengambilan keputusan yaitu:
a.
Ini menjadi pendorong bagi keinginan kita untuk membuat bagian- bagian dari konsep
yang cocok satu sama lain secara konsisten. Motif ini mengaktifkan baik pikiran sadar dan
bawah sadar untuk membuat masuk akal suatu ketidakseimbangan, ambigu, atau
b.
ketidakpastian informasi.
Motif kompleksitas dan keragaman.
Motif ini menimbulkan keinginan akan suatu stimulus dan eksplorasi serta mengaktifkan
pikiran sadar dan bawah sadar untuk mencari data baru dari ingatan atau lingkungan.
Model Ekonomi
Model tradisional mengasumsikan bahwa semua tindakan manusia dan keputusan secara
sempurna rasional dan bahwa dalam sebuah organisasi, ada konsistensi antara berbagai
motif dan tujuan. Diasumsikan bahwa semua alternatif adalah dikenal dan bahwa
probabilitas yang terkait dengan alternatif dapat dihitung dengan pasti. Keputusan tidak
tergantung pada preferensi pribadi, tetapi lebih merupakan didikte oleh tujuan yang
motivasi utama.
Satisficing Model
Model ini lebih berguna dan model yang lebih praktis. Hal ini didasarkan pada konsep
Simon pada orang administrasi, di mana manusia dipandang sebagai rasional karena
mereka memiliki kemampuan untuk berpikir, memproses informasi, membuat pilihan, dan
belajar.
dalam situasi pengambilan keputusan oleh kerena itu terdiri dari atas pencarian diantara
alternatif-alternatif yang terbatas akan suatu solusi yang masuk akal dalam kondisi
dimana konsekuensi dari tindakan tidaklah pasti.
Pengujian Informasi
Integrasi pengamatan dan temuan
Pertimbangan
Memiliki gaya kognitif yang berbeda dan menggunakan metode yang sama sekali
berbeda ketika menerima, menyimpan, dan memproses informasi. Dalam situasi
pengambilan keputusan, kepribadian dan gaya kognitif saling berintraksi dan
mempengaruhi (menambah atau mengurangi) dampak dari informasi akuntansi.
Ketika informasi akuntansi digunakan sebagai alat pengenalan masalah, maka informasi
tersebut juga digunakan sebagai dasar untuk menentukan konsekuensi yang dapat
dikuantifikasi atas tindakan alternatif yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan dan Saran
Akuntansi sebagai sistem, akuntansi sebagai suatu ilmu, akuntansi sebagai suatu
mitos, akuntansi sebagai seni pencatatan, semakin lama semakin luas saja bidang cakupan
akuntansi. Asumsi bahwa akuntansi bisa mempengaruhi bidang apapun mulai terlihat
nyata pada perkembangannya di era globalisasi, di era layar yang kita hadapi sekarang.
Akuntansi semakin diperlukan oleh semua sektor dan semua bidang. Sebuah
sunnatullah yang diajarkan oleh Rasulullah S.A.W tentang pentingnya pengelolaan
keuangan dengan mengedepankan prinsip transparansi. Telah jauh sebelumnya di
lukiskan di dalam Surah Al-Baqarah ayat 282 tentang wajibnya mengedepankan
transparansi dalam setiap transaksi dan semakin jelas dengan pencatatan.
Akuntansi mulai menyentuh aspek keperilakuan yaitu pada individu manusia itu
sendiri menjadi tren positif di kalangan praktisi dan akademik di bidang akuntansi.
Dengan hanya melihat, mendengar, mengetahui informasi, bahkan memberi pendapat
terhadap laporan keuangan ternyata tidak dapat dipungkiri, juga dipengaruhi oleh faktor
sosilologis dan psikologis manusia. Bisa saja kondisi seorang individu sebelum menyatakan
pendapatnya atas laporan keuangan berubah. Karena menurut penulis sendiri faktor
psikologis merupakan salah satu faktor internal dan mempunyai andil penting ketika opini
atau pendapat dikeluarkan terkait dengan laporan keuangan.
Akuntansi merupakan suatu system untuk menghasilkan informasi keuangan yang
digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan
informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik
untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktifitas bisnis dan ekonomi.
Namun, pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis juga melibatkan aspek-aspek
keperilakuan dari para pengambil keputusan. Dengan demikian, akuntansi tidak dapat
dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi yang
dapat dihasilkan oleh akuntansi. Akhirnya, akuntansi bukanlah suatu yang statis, tetapi
akan selalu berkembang sepanjang waktu seiring dengan perkembangan linkungan
akuntansi, agar dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya.
Pihak pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu
pemakai internal (internal users) dan pemakai eksternal (external users). Sebagaimana
dibahas sebelumnya, pemakaian laporan keuangan oleh pihak internal dimaksudkan untk
melakukan serangkaian evaluasi kinerja. Sedangkan pihak eksternal, sama seperti pihak
internal, tetapi mereka lebih berfokus pada jumlah investasi yang mereka lakukan dalam
orgnisasi tersebut.
Awal perkembangan riset akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek
akuntansi manajemen khususnya penganggaran (budgeting), namun domain dalam hal ini
terus berkembang dan bergeser kearah akuntansi keuangan, system informasi akuntansi,
dan audit.
etika dalam riset yang dapat dijadikan sebuah patokan sehingga penelitian tersebut benarbenar berada dalam koridor siklus keilmuan.
DAFTAR PUSTAKA
Definisi dan Ruang Lingkup Akuntansi Keperilakuan
Oleh Admin KeuLSM / Kamis 20 Desember 2012 / Tanggapi?
Akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari disiplin ilmu akuntansi yang mengkaji hubungan
antara perilaku manusia dan sistem akuntansi, serta dimensi keperilakuan dari organisasi di mana
manusia dan sistem akuntansi itu berada dan diakui keberadaannya.
Akuntansi keperilakuan merupakan cabang ilmu akuntansi yang mempelajari hubungan antara
perilaku manusia dengan sistem informasi akuntansi. Istilah sistem informasi akuntansi yang
dimaksud di sini dalam arti luas meliputi seluruh desain alat pengendalian manajemen yang
meliputi sistem pengendalian, sistem penganggaran, desain akuntansi pertanggungjawaban,
desain organisasi seperti desentralisasi atau sentralisasi, desain kolektibilitas biaya, penilaian
kinerja, serta laporan keuangan.
Secara lebih terperinci ruang llingkup akuntansi keperilakuan meliputi:
Disarikan dari buku: Akuntansi Keperilakuan, Penulis: Dr.I Wayan Suartana, S.E., Ak., M.Si,
Halaman: 1-3
- See more at: http://keuanganlsm.com/definisi-dan-ruang-lingkup-akuntansikeperilakuan/#sthash.Dj51Qgu0.dpuf
Definisi dan Ruang Lingkup Akuntansi Keperilakuan
April 25, 2013 12:43:55 News & Article
desain organisasi seperti desentralisasi atau sentralisasi, desain kolektibilitas biaya, penilaian
kinerja, serta laporan keuangan.
Secara lebih terperinci ruang lingkup akuntansi keperilakuan meliputi:
Disarikan dari buku: Akuntansi Keperilakuan, Penulis: Dr.I Wayan Suartana, S.E., Ak., M.Si,
Halaman: 1-3.
Sumber: keuanganlsm.com/article/artikel-akuntansi
AKUNTANSI KEPERILAKUAN:Konsep Dasar & Dampaknya
Pendahuluan
Mulai dari zaman prasejarah telah menunjukan bahwa manusia di zaman itu telah mengenal
adanya hitung-menghitung meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana. Dengan semakin
majunya peradapan manusia menyebabkan pentingnya pencatatan, pengihktisaran dan pelaporan
sebagai bagian dari proses transaksi. Sehingga akuntansi sebagai hasil dari proses transaksi telah
mengalami metamorfosis yang panjang untuk menjadi bentuk yang modern seperti saat
ini.Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan
oleh para pemakainya dalam pengambilan keputusan. Keterampilan matematis sekarang ini telah
berperan dalam menganalisis permasalahan keuangan yang kompleks. Begitu pula dengan
kemajuan dalam tehnologi komputer akuntansi yang memungkinkan informasi dapat tersedia
dengan cepat. Tetapi, seberapa canggihpun prosedur akuntansi yang ada, informasi yang dapat
disediakan pada dasarnya bukanlah merupakan tujuan akhir. Tujuan informasi tersebut adalah
memberikan petunjuk untuk memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber
daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun, pemilihan dan penetapan
keputusan tersebut melibatkan berbagai aspek termasuk perilaku dari para pengambil keputusan.
Dengan demikian akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan
organisasi akan informasi akuntansi. Kesempurnaan teknis tidak pernah mampu mencegah
orang untuk mengetahui bahwa tujuan jasa akuntansi bukan hanya sekedar teknik yang
didasarkan pada efektivitas dari segala prosedur akuntansi, melainkan bergantung pada
bagaimana prilaku orang-orang di dalam organisasi.
Pokok-pokok Kajian
Berdasarkan uraian di atas menunjukan adanya beberapa masalah yang perlu dibahas sebagai
berikut:
1)
2)
3)
Pembahasan
1. Mengapa Perlu Mempertimbangkan Keperilakuan pada Akuntansi?
Akuntansi bukanlah sesuatu yang statis, tetapi akan selalu berkembang sesuai dengan
pekembangan lingkungan akuntansi serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dibutuhkan
oleh penggunanya (Khomsiah dalam Arfan & Ishak, 2005). Berdasarkan pemikiran tersebut,
manusia dan faktor sosial secara jelas didesain dalam aspek-aspek operasional utama dari seluruh
sistem akuntansi. Dan para akuntan belum pernah mengoperasikan akuntansi pada sesuatu yang
fakum. Para akuntan secara berkelanjutan membuat beberapa asumsi mengenai bagaimana
mereka membuat orang termotivasi, bagaimana mereka menginterpretasikan dan menggunakan
informasi akuntansi, dan bagaimana sistem akuntansi mereka sesuai dengan kenyataan manusia
dan mempengaruhi organisasi.Penjelasan di atas menunjukan adanya aspek keperilakuan pada
akuntansi, baik dari pihak pelaksana (penyusun informasi) maupun dari pihak pemakai informasi
akuntansi. Pihak pelaksana (penyusun informasi akuntansi) adalah seseorang atau kumpulan
orang yang mengoperasikan sistem informasi akuntansi dari awal sampai terwujudnya laporan
keuangan. Pengertian ini menjelaskan bahwa pelaksana memainkan peranan penting dalam
menopang kegiatan organisasi. Dikatakan penting sebab hasil kerjanya dapat memberikan
manfaat bagi kemajuan organisasi dalam bentuk peningkatan kinerja melalui motivasi kerja
dalam wujud penetapan standar-standar kerja. Standar-standar kerja tersebut dapat dihasilkan
dari sistem akuntansi.Dapat diperkirakan apa yang akan terjadi ketika pelaksana sistem informasi
akuntansi tidak memahami dan memiliki kerja yang diharapkan. Bukan saja laporan yang
dihasilkan tidak handal dalam pengambilan keputusan, tetapi juga sangat berpotensi untuk
menjadi bias dalam memberikan evaluasi kinerja unit maupun individu dalam organisasi. Untuk
itu motivasi dan perilaku dari pelaksana menjadi aspek penting dari suatu sistem informasi
akuntansi.Di sisi lain, pihak pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu: pihak intern (manajemen) dan pihak ekstern (pemerintah, investor/calon investor,
kreditur/calon kreditur, dan lain sebagainya). Bagi pihak intern, informasi akuntansi akan
digunakan untuk motivasi dan penilaian kinerja. Sedangkan bagi pihak ekstern, akan digunakan
untuk penilaian kinerja sekaligus sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bisnis. Di samping
itu pihak ekstern, juga perlu mendiskusikan berbagai hal terkait dengan informasi yang
disediakan sebab mereka mempunyai suatu rangkaian perilaku yang dapat mempengaruhi
tindakan pengambilan keputusan bisnisnya. Sehubungan dengan hal tersebut, beberapa riset
akuntansi mulai mencoba menghubungkan dan menganggap penting untuk memasukkan aspek
keperilakuan dalam akuntansi.Sejak meningkatnya orang yang sudah memberikan pengakuan
terhadap beberapa aspek perilaku dari akuntansi, terdapat suatu kecenderungan untuk
memandang secara lebih luas terhadap bagian akuntansi yang lebih subtansial. Perspektif
perilaku menurut pandagan ini telah dipenuhi dengan baik sehingga membuat sistem akuntansi
yang lebih dapat dicerna dan lebih bisa diterima oleh para manajer/pimpinan dan karyawannya.
Pelayanan akuntansi mungkin juga telah sampai pada puncak permasalahan yang rumit dan
gagasan akuntansi dapat muncul dari beberapa nilai yang ada. Tetapi, pertimbangan perilaku dan
sosial tidak berarti mengubah dari tugas akuntansi secara radikal. Namun mulai mengembangkan
perspektif dalam mendekati beberapa pengertian yang mendalam mengenai pemahaman atas
perilaku manusia pada organisasi.
2. Bagaimana Persyaratan Pelaporan Mempengaruhi Perilaku Akuntansi?
Perkembangan organisasi bisnis saat ini penuh dengan persyaratkan untuk melaporkan informasi
kepada pihak lain tentang siapa atau apa, bagaimana menjalankan organisasi, dan untuk siapa
harus bertanggungjawab. Hal ini pada umumnya disebut sebagai persyaratan pelaporan,
meskipun beberapa diantaranya mungkin tidak dapat dipaksakan.
Intisari dari proses
akuntansi adalah komunikasi atas informasi yang memiliki implikasi keuangan atau manajemen.
Karena pengumpulan atau pelaporan informasi mengkonsumsi sumber daya, biasanya hal
tersebut tidak dilakukan secara suka rela kecuali pembuat informasi yakin bahwa hal ini akan
mempengaruhi penerima untuk berperilaku sebagaimana yang diinginkan oleh pelapor/pembuat.
Persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku dalam beberapa cara, diantaranya adalah:
Antisipasi penggunaan informasi. Persyaratan pelaporan kemungkinan besar akan
mempengaruhi perilaku pembuat ketika informasi yang dilaporkan merupakan deskripsi
mengenai perilaku pembuat itu sendiri, atau untuk mana pembuat tersebut akan bertanggung
jawab. Semakin informasi yang dilaporkan mencerminkan sesuatu yang dapat dikendalikan oleh
pembuat, maka akan semakin besar kemungkinan bahwa perilku pembuat akan dimodifikasi.
Pembuat dapat merasa cukup pasti bahwa perubahan dalam perilaku akan mengarah pada
perubahan yang diinginkan dalam informasi yang dilaporkan.
Prediksi pengirim mengenai penggunaan informasi. Kadang kala penerima menyatakan
secara jelas bagaimana mereka menginginkan pembuat laporan berperilaku, meskipun sulit untuk
dicapai secara simultan seperti: laba jangka pendek yang tinggi, pertumbuhan jangka panjang,
atau citra publik yang baik. Apabila pembuat laporan bertanggung jawab kepada penerima maka
ia akan berperilaku dalam cara-cara yang menyenangkan mengenai apa yang harus dilaporkan,
mengenai tindakan dan hasil yang manakah yang penting bagi penerima.
Namun ketika
orang tidak merasa pasti mengenai bagaimana informasi tersebut akan digunakan, maka pembuat
laporan memiliki pekerjaan sulit untuk memprediksi kapan dan bagaimana informasi tersebut
akan digunakan. Kemungkinan besar akan mendasarkan pada prediksi sesuai dalam situasi yang
serupa dalam pengalamannya atau bagaimana mereka akan menggunkannya jika berada pada
penerima informasi tersebut.
Insentif/sanksi. Kekuatan dan sifat dari penerima terhadap pembut laporan adalah penentu
yang penting dalam mengubah perilakunya. Semakin besar potensi yang ada untuk memberikan
penghargaan atau sanksi semakin hati-hati pembuat laporan akan bertindak dan memastikan
bahwa informasi yang dilaporkan dapat diterima. Misalnya saja, mahasiswa kemungkinan besar
akan mengerjakan tugasnya ketika tugas tersebut dikumpulkan dan diberi nilai dibandingka jika
tidak, meskipun manfaat pembelajaran dalam kedua kasus tersebut adalah sama.
Penentuan waktu. Waktu adalah faktor penting dalam menentukan apakah persyaratan
pelaporan akan menyebabkan perubahan dalam perilaku pembuat laporan atau tidak. Supaya
persyaratan pelaporan dapat menyebabkan perubahan perilakunya, ia harus mengetahui
persyaratan tersebut sebelum ia bertindak. Sehingga jika persyaratan plaporan yang sebelumya
dikenakan setelah perilaku yang dilaporkan, maka akan dapat diketahui pada pembuatan laporan
berikutnya.
Pengarahan perhatian. Suatu persyaratan pelaporan dapat menyebabkan pembuat mengubah
perilakunya. Hal itu kemungkinan informasi memiliki suatu cara untuk mengarahkan perhatian
pada bidang-bidang yang berkaitan dengannya, yang dapat mengarah pada perubahan perilaku.
3. Bagaimana Dampak dari Persyaratan Pelaporan Akuntansi ?
Persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku disemua bidang akuntansi: keuangan,
perpajakan, akuntansi manajerial dan akuntansi sosial. Secara terperinci dampak tersebut dapat
dijelaskan di bawah ini.
3. Metode untuk memprediksi dan strategi untuk mengubah perilaku manusia. Bidang ketigadari
akuntansi keperilakuan ini mempunyai hubungan dengan cara sistem akuntansidigunakan
sehingga mempengaruhi perilaku.
Akuntansi Keperilakuan : Perluasan Logis dari Peran Akuntansi Tradisional
Pengambilan keputusan dengan menggunakan laporan akuntansi akan dapat menjadi lebih baik
jikalaporan tersebut banyak mengandung informasi yang relevan. Akuntan mengakui adannya
fakta inimelalui prinsip akuntansi yang dikenal dengan pengungkapan penuh (
full disclosure
). Prinsip inimemerlukan penjelasan yang tidak hanya berfungsi sebagai pengganti dan
penambah informasiguna mendukung laporan data keuangan perusahaan, tetapi juga sebagai
laporan yang menjelaskankritik terhadap kejadian-kejadian nonkeuangan. Informasi tambahan
ini dilaporkan baik dalam suatukerangka laporan keuangan maupun dalam catatan atas laporan
keuangan perusahaan.Beberapa ahli membantah pernyataan bahwa informasi pada dimensi
perilaku organisasi adalahadalah tidak berguna bagi pengambil keputusan internal dan eksternal.
Kekuatan para akuntan telahdiakui bahwa mereka memiliki pengalaman selama berabad-abad,
dimana mereka menjadi terbiasadengan kebutuhan informasi dari pemakai eksternal dan para
manajer internal, proses keputusa
berhubunga untuk memotivasi orang-orang pada semua tingkatan didalam perusahaan Awal
perkembangan riset akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek akuntansi manajemen
khususnya penganggaran (budgeting), namun yang dominan dalam hal ini terus berkembang dan
bergeser searah akuntansi keuangan, sistem informasi akuntansi, dan audit. Banyak volume riset
atas akuntansi keperilakuan dan meningkatnya sifat spesialisasi riset, serta tinjauan studi secara
periodik, akan memberikan manfaat untuk beberapa tujuan berikut ini :
1. Memberikan gambaran state of the art terhadap minat khusus dalam bidang baru yang ingin
diperkenankan
2. Membantu dalam mengindentifikasikan kesenjangan riset
3. Untuk meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset melalui sebidang
akuntansi, seperti audit, akuntansi manajemen dan perpajakan
Perkembangan yang pesat dalam akuntansi keperilakuan lebih disebabkan karena akuntansi
secara simultan dihadapkan dengan ilmu-ilmu social secara menyeluruh. Akuntansi keperilakuan
menggunakan metodelogi ilmu pengetahuan perilaku untuk melengkapi gambaran informasi
dengan mengukur dan melaporkan faktor manusia yang mempengaruhi keputusan bisnis dan
hasil mereka. Akuntansi keperilakuan menyediakan suatu kerangka yang disusun berdasarkan
teknik berikut ini :
1. Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan kinerja
perusahaan
2. Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan terhadap perencanaan
strategis
3. Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan implementasi
kebijakan perusahaan
Akuntansi Konvensional
Merupakan akuntansi sebagai suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi yang
relevan dan tepat waktu mengenai masalah keuangan perusahaan dan untuk membantu pemakai
internal dan eksternal dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Informasi keuangan
melalui pelaporan keuangan sebagai hasil dari sistem informasi keuangan memiliki tujuan yang
beberapa diantaranya adalah :
1. Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan bermafaat bagi investor
serta kreditor sebagai dasar pengambilan keputusan dan pemberian kredit.
2. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dengan menunjukan sumbersumber ekonomi (kekayaan) perusahaan serta asal dari kekayaan tgersebut
3. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan dalam
menghasilkan laba
4. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
melunasi utang-utangnya
5. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumber-sumber pendanaan
perusahaan
6. Menyediakan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai dalam memperkirakan
arus kas masuk ke dalam perusahaan.
Kelebihan-kelebihan BOS
Behavioral Observation Scales BOS memiliki kelebihan-kelebihan yang meliputi hal-hal berikut
(Schuler&Jackson ,1996 : 30), yaitu :
1. Didasarkan pada suatu analisis jabatan yang sistematis
2. Berlawanan dengan beberapa metode lain, BOS memungkinkan karyawan ikut serta dalam
pengembangan dimensi ( melalui identifikasikejadian-kejadian penting dalam analisis jabatan)
yang memudahkan pemahaman dan penerimaan
3. Bermanfaat bagi peningkatan kinerja karena sasaran-sasaran tertentu dapat dikaitkan dengan
nilai dalam angka (rating) berdasarkan bobot perilaku yang relevan (kejadian penting)
4. Tampaknya memuaskan. Uniform Guidelines dalam hal validitas (keterkaitan pekerjaan) dan
reabilitas