Anda di halaman 1dari 25

ASKEP TBC

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M


DENGAN TUBERKOLOSIS PARU

Tugas Keperawatan Komunitas I

Disusun Oleh:
ARPIN
ELIA EKA PUTRI
NOVI SETIARINI
NOVITA HASTUTI

RONA HERYANA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES BHAKTI HUSADA
BENGKULU
2014

LAPORAN PENDAHULUAN
TUBERKULOSIS PARU
1. Pengertian
Tuberkolosis

adalah

infeksi

penyakit

menular

yan

disebabkan

oleh

mycobacterium tuberculosis, suatu basil aerobik tahan asam yang ditularkan melalui
udara (airborne). Pada hampir semua kasus infeksi tuberculosis didapatkan melalui
inhalasi partikel kuman yang kecil (sekitar 1-5 mm).
2. Etiologi
Penyebab dari penyakit tuberculosis paru adalah kuman (bakteri) yang hanya
dapat dilihat dengan miroskop, yaitu mycobacterium tuberculosis. Microbakteri
adalah bakteri aerob, berbentuk batu yang membentuk spora.
3. Patofisiologi
Penyebab tuberculosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan
keluar menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam
udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi
yang buruk dan kelembaman. Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan
berhari-hari sampai berbulan-bulan. BCG partikel infeksi ini terhisap oleh orang
sehat, maka akan menempel pada jalan nafas atau paru-paru. Kuman akan dihadapi
pertama kali oleh neutrofil, kemudian baru oleh makrofag. Kebanyakan partikel ini
akan mati atau dibersihkan oleh makrofag kewar dari cabang trakea bronchial
bersama gerakan silia dalam sekretnya.
Bila kuman menetap di jaringan paru, maka akan berkembang biak dalam
sitoplasma makrofag. Disini kuman dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya.
Bila, masukke arteri pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru
menjadi TB milier.
Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus
dan juga diikuti pembesaran kelenjar getah bening virus. Semua proses ini
memakan waktu 3-8 minggu.
4. Manifestasi Klinik

Gejala klinik tuberculosis dapat dibagi dalam dua golongan yaitu gejala
respiratorik dan gejala sistemik.
a. Gejala respiratorik
Batuk lebih dari 3 minggu
Batuk darah
Nyeri dada
b. Gejala sistemik
Demam
Gejala sistemik lain: malaise, keringat malam, anoreksia dan berat
badan menurun.
5. Pemeriksaan diagnostic
a. Kultur sputum : positif untuk mycrobacterium tuberculosis
b. Ziehl-Neelsen : positif untuk basil-basil asam cepat
c. Teskulit (PPD, Mantoux, Potongan volumer) menunjukkan : infeksi masa lalu
dan adanya anti bodi, tetapi tidak secara berarti menunjukkan penyakit aktif.
d. Foto thorax : menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas.
e. Histologi atau kulutr jaringan: positif untuk mycobacterium tuberculosis.
f. Pemeriksaan fungsi paru: penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati,
peningkatan rasio udara residu dan kapasitas paru total, dan penurunan satuarasi
desigen sekunder terhadap infiltrasi perenkim atau fibrosis, kehilangan jaringan
paru dan penyakit pleural.
6. Penatalaksanaan / Pengobatan
Penilaian keberhasilan pengobatan

didasarkan

pada

hasil

pemeriksaan

bakteriologi dan klinis. Kesembuhan tuberculosis paru yang baik akan


memperhatikan sputum BTA(-), adanya perbaikan radiology dan menghilangkan
gejalah.
7. Komplikasi
a. Batuk darah
b. Pneumothorax
c. Luluh paru
d. Gagal nafas
e. Gagal jantung
f. Efusi pleura
8. Pencegahan
Dapat dilakukan dengan cara;
a. Vaksinasi BCG pada bayi dan anak.
b. Terapi pencegahan

c. Diagnosis dan pengobatan tuberculosis pengobatan (+) untuk mencegah


penularan.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M


DENGAN TUBERKOLOSIS PARU

A. Pengkajian
1) Identitas Pasien
Nama

: Tn. D.M

Umur

: 55 tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki

Alamat

: Jl. Kapuas No.2

Agama

: Kr. Protestan

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

: Tani

Status

: Kawin

Suku/ bangsa

: Minahasa/ Indonesia

Tgl. MRS

: 10 - 06- 2014

Tgl. Pengkajian

: 15 - 06-2014, jam 08.00 WIB

Diagnosa medis

: TB Paru

No. Med. Reg

: 19 09 69

2) Identitas Penanggung jawab


Nama
: Ny. S
Umur
Pendidikan
Alamat
Hubungan dengan pasien
3) Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama

: 50 tahun
: SD
: Jl. Kapuas No. 2
: Istri

Batuk berlendir.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang

Batuk dialami sejak + 6 bulan yang lalu sebelum masuk rumah


sakit, batuk disertai sesak nafas, keringat dingin pada malam hari dan
kelemahan tubuh. Saat dikaji klien mengeluh batuk berlendir, lendir kental
dan berwarna putih, disertai sesak nafas dan aktivitas dibantu orang lain.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien belum pernah dirawat di rumah sakit dan baru pertama kali
dirawat di rumah sakit.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Hanya pasien yang menderita penyakit seperti ini di dalam keluarga.
Klien memiliki satu orang istri dan satu orang anak, tinggal di dalam satu
rumah, jenis rumah permanen memiliki kamar tidur 2, dapur 1 dan ruang
tamu 1, ventilasi cukup, pencahayaan cukup.
e. Aktivitas dan Latihan
Aktivitas
Mandi

Berpakaian

Eliminasi
Mobiliasasi
Pindah
Ambulasi

Naik tangga

Ket : 0 : mandiri, 1 : dibantu sebagian, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu


orang lain dan alat, 4 : tidak mampu. Klien mengalami sesak nafas, frekuensi
pernafasan 24x/ mnt. Jenis pernafasan torakul abdominal.
4) Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
TTV
TD : 130/80 mmHg
N

: 80 x/ mnt

: 24 x/ mnt

SB : 36,5oC
BB : 40 kg
Head to Toe
-

Kepala
Inspeksi
Palpasi
Mata
Inspeksi
Palpasi
Hidung
Inspeksi
Palpasi
Mulut
Inspeksi

: warna rambut hitam, kebersihan terjaga, bentuk kepala bulat


: nyeri tekan tidak ada
: sclera tidak ikterus, konjungtiva anemis, pupil bulat
: nyeri tekan tidak ada
: bentuk simetris, sekret tidak ada
: nyeri tekan tidak ada
: bibir tampak kering, gigi berlubang, mukosa lembab, bau mulut

tidak ada
Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Thorax/ dada
Inspeksi : simetris kiri dan kanan
Palpasi
: stem fremitus kiri dan kanan
Perkusi
: sonur kiri dan kanan
Auskultasi : ronchi +/ +, wheezing +/ +a
Abdomen
Inspeksi
: datar
Palpasi
: lemas, nyeri tekan tidak ada, tidak ada massa
Perkusi
: tidak kembung
Auskultasi : bising usus normal
Ekstremitas
Atas
: akral hangat, tidak ada oedem, tangan kanan terpasang infuse

dextrose 5% 20 gtt/ mnt


Bawah
: akral hangat, tidak ada odem

5) Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Jenis
HB

Hasil
5,7 g/ dL

Normal
13-17 g/ dL

Eritrosit

2,03 uL

4,20-5,40 uL

Leukosit

7400 uL

5.000-10.000 uL

Trombosit

230.000 uL

150.000-450.000 uL

GDS

67 mg/ dL

110-160 mg/ dL

Ureum

31 mg/ dL

10-50 mg/ dL

Creatinin

1,1 mg/ dL

0,6-1,1 mg/ dL

Asam urat

8,5 mg/ dL

2,4-7,0 mg/ dL

Protein total

7,6 mg/ dL

6,6-8,3 mg/ dL

Albumin

2,2 mg/ Dl

3,7-5,3 mg/ dL

b. Foto thorax
Hasil : tampak TB Paru
c. Sputum BTA
Pemeriksaan sputum BTA 3x positif Mycobakterium Tuberkolosis
6) Terapi
IVFD Dextrose 5% 20 gtt/ mnt
Cefixime 2 x 100 mg tab
Ranitidine 2 x 1 amp inj
Codein 3 x 20 gr tab
Rifampisin 150 mg 1 x 3 tab
INH 750 mg 1 x 3 tab
PZA 400 mg 1 x 3 tab
Etambutol 275 mg 1 x 3 tab
B6 1 x 1 tab
Alupurinol 100 mg tab 1-0-0
ANALISA DATA
N

Data

Dampak Masalah

Masalah

o
1

DS :

Peradangan parenkim Bersihan

jalan

Data

Dampak Masalah

Masalah

o
- klien

mengeluh

batuk paru

berlendir
- klien mengeluh sesak nafas
DO :

Keluarnya

nafas tidak efektif


eksudut

dalam alveoli

- TTV
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/ mnt

Peningkatan produksi
sputum

R : 24 x/ mnt
SB : 36,5oC
- auskultasi paru ronchi +/ +
- sputum kental

Kemampuan

batuk

menurun
Tertahannya sekresi

Jalan nafas terganggu


Proses penyakit

DS :
- klien

Intoleransi aktivitas

mengatakan

aktivitasnya dibantu

Kelemahan tubuh

DO :
- BAB dan BAK dilakukan di Terpasang infuse di
tempat tidur
lengan kanan
- terpasang IVFD dextrose 5%
di lengan kanan
3

DS :

Aktivitas terbatas
Adanya sputum pada Ketidakseimbangan

- klien mengeluh mengalami saluran pernafasan dan nutrisi kurang dari


penurunan nafsu makan
di bagian mulut
- klien mengeluh mengalami
penurunan berat badan
DO :

Batuk produktif

kebutuhan tubuh

Data

Dampak Masalah

Masalah

o
- BB sebelum sakit : 46 kg, BB Peningkatan frekuensi
sesudah sakit : 40 kg

pernafasan
Nafsu makan menurun
Tingkat
pendidikan Kurang

DS :
- klien

mengatakan

mengerti

tidak tamat SD

pengetahuan

tentang

penyakitnya
DO :

Kurang

informasi

tentang penyakitnya

- pendidikan klien tamat SD


Kurang pengetahuan
B. Diagnosa Keperawatan
1.

Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d produksi sputum yang kental

2.

Intoleransi aktivitas b/d kelemahan tubuh dan proses pengobatan

3.

Ketidakseimbangan nutrisi b/d produksi sputum yang kental

4.

Kurang pengetahuan tentang penyakitnya b/d kurangnya informasi

C. Intervensi Keperawatan
N Diagnosa
o
1

Tujuan
Intervensi
Rasional
Keperawatan
Bersihan
jalan Bersihan jalan 1. Kaji
fungsi 1. Penurunan fungsi
nafas tidak efektif nafas kembali

pernafasan

nafas

dapat

b/d

produksi efektif setelah

seperti bunyi,

menunjukkan

sputum

ditandai diberikan

kecepatan dan

ketidakmampuan

dengan :

tindakan

irama

setiap

untuk

DS :

keperawatan

jam

06.00,

membersihkan

- klien

mengeluh selama 3 hari

12.00, 18.00

batuk berlendir
dengan kriteria
- klien
mengeluh
2.
hasil:
sesak nafas
- batuk berlendir
DO :
berkurang
- TTV
atau hilang
TD
:
- sekret encer
30/80mmHg
- tanda-tanda
N : 80 x/ mnt
vital dalam 3.
R : 24 x/ mnt
SB : 36,5oC
putus normal
- auskultasi
paru - ronchi -/ronchi +/ +
- sputum kental

setiap hari
Observasi

jalan nafas.
2. Penyimpangan

tanda-tanda
vital

setiap

jam

06.00,

12.00, 18.00

normal

TTV

menunjukkan
perubahan status
pasien.

setiap hari
Atur
posisi
klien dengan
posisi

semi

fowler setiap
kali

klien

3. Posisi membantu
ekspansi paru dan
menurunkan
upaya pernafasan.

merasa sesak
4.

nafa
Ajarkan
teknik

nafas

dalam

dan

batuk efektif
pada
pertemuan

4. Memaksimalkan
ventilasi

dan

meningkatkan
gerakan sekret ke
dalam jalan nafas
besar

sebagai

N Diagnosa
o

Keperawatan

Tujuan

Intervensi

Rasional

pertama

mudah
dikeluarkan

5.

Anjurkan

5. Melatih

pasien untuk
gunakan
teknik

batuk

dapat

batuk

yang

dialaminya.

ingin batuk
Anjurkan
klien

untuk

meningkatkan
asupan cairan
2.500 ml/ hari
Kolaborasi
beri

6. Pemasukan cairan
yang

banyak

membantu
mengencerkan

sedikitnya
7.

untuk

belajar mengatasi

efektif setiap
6.

pasien

sekret.

obat 7. Beri obat dengan

sesuai

teratur

instruksi

mempercepat

dokter

proses

Ranitidine

inj

2x1 amp (06.00


& 18.00)
Cefixime 2x1 tab
(06.00,

12.00,

18.00)
Codein 3x1 tab
(06.00,

12.00,

penyembuhan

N Diagnosa
o

Tujuan

Keperawatan

Intervensi

Rasional

18.00)
Rifampisin

1x3

tab (06.00)
INH

1x3

tab

1x3

tab

(06.00)
PZA
(06.00)
Etambutol

1x3

tab (06.00)
B6

1x1

tab

(06.00)
Alupurinol 1-0-0
2

Intoleransi

Klien

aktivitas

b/d beraktivitas

kelemahan tubuh dengan


dan

(06.00)
dapat1. Monitor
baik

proses dengan kriteria

penyakit ditandai hasil :


dengan :

- Klien

DS :
aktivitasnya

- BAB dan BAK


di

tempat tidur
- terpasang
infus

sendiri
toilet

mengetahui

dengan

tingkat

menggunakan

ketergantungan

ketergantungan
2. Bantu
pasien
dalam

secara

dilakukan

DO :
dilakukan

dapat

mandiri
- BAB dan BAK

dibantu

mobilitas

skala

beraktivitas

- klien mengatakan

derajat 1. Untuk

2. Memenuhi
kebutuhan

pemenuhan

sehari-hari klien

kebutuhan
berdasarkan

di

tingkat
ketergantungan
nya
3. Anjurkan

klien

3. Melatih
untuk

klien
tidak

tergantung dan

N Diagnosa
o

Keperawatan
dextrose 5% di

Tujuan

Intervensi

Rasional

untuk

lengan kanan

secara bertahap

beraktivitas

bisa mandiri
4. Pujian

secara

membangkitkan

bertahap

semangat pasien
4. Beri

untuk

reinforcement

bisa

mandiri

positif
terhadap
tingkat
keberhasilan
3

Ketidakseimbanga

Menunjukkan

klien
1. Catat

nutrisi 1. Berguna dalam

n nutrisi kurang peningkatan

klien

dari kebutuhan b/d nutrisi dengan

penerimaan,

derajat masalah

produksi

BB,

turgor

dan

kulit,

adanya

dan

sputum kriteria hasil :


anoreksia - Peningkatan

ditandai dengan :
DS :
- klien

mengeluh

mengalami
penurunan nafsu
makan
- klien
mengeluh

BB
- Bebas

tanda

malnutrisi

pada

riwayat

mual

muntah

atau

tidak
2. Awasi

cairan.

tepat

keefektifan
dan
Awasi

pengeluaran

penurunan berat

urine, keringat

badan

timbang

- BB sebelum sakit :

intervensi yang

mengukur

mengalami

DO :

pilihan

2. Berguna

masukan
makanan

mendefinisikan

BB

setiap hari
3. Anjurkan klien

nutrisi

dan

dukungan
cairan
3. Memaksimalka
n

masukan

N Diagnosa
o

Keperawatan
46
kg,
BB

Tujuan

Intervensi

Rasional

makan

dalam

nutrisi

sebagai

sesudah sakit :

porsi

sedikit

kebutuhan

40 kg

tapi

sering

energi

dengan
makanan
TKTP
4. Kolaborasi ahli
gizi komposisi
dikit

4. Memberikan
bantuan

dalam

perencanaan diit
dengan

nutrisi

yang adekuat

Pagi :
bubur dan telur,
Siang :
nasi, telur/ ikan,
sayur, sup, buah,
Sore :
ekstra telur,
Malam :
nasi, telur/ ikan,
4

Kurang

sayur
Klien mengerti 1. Kaji

pengetahuan

tentang

pengetahuan

tergantung pada

tentang

penyakitnya

klien

emosi

penyakitnya
kurangnya

b/d setelah
diberikan

informasi ditandai penyuluhan


dengan :

dengan kriteria

DS : - klien

hasil :

mengatakan tidak - Klien

1. Belajar
tentang

penyakit TBC

dan

kesiapan fisik

yang
dialaminya
2. Jelaskan pada
klien
pentingnya

2. Perawatan
pengobatan
rumah

di

sakit

N Diagnosa
o

Keperawatan
mengerti tentang
penyakitnya
DO : gkat

tin

pendidikan

klien tamat SD

Tujuan

Intervensi

Rasional

mengungkap

perawatan dan

penting

kan

pengobatan di

mengurangi

pemahaman
tentang
penjelasan
yang
diberikan
- Klien
dapat
menjelaskan
kembali
secara umum
penjelasan
yang
diberikan

rumah sakit
3. Jelaskan pada
klien

tentang

untuk

komplikasi
3. Memberikan
pengetahuan

proses

pada

penyakit,

tentang

pengobatan

penyakitnya

dan

4. Mencegah

pencegahan
4. Jelaskan pada
klien

dan

tentang

dosis

obat,

dan

kerja

sama

pengobatan

frekuensi,
alasan
pengobatan

obat

putus

dalam

obat,

akibat

pasien

meningkatkan

keluarga

lama

klien

dan
putus

D. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


Hari/
Tgl.
Senin,

Dx

Jam

08.00 - Mengkaji

16-06-14

Implementasi

Evaluasi
fungsi S :

pernafasan klien
- klien mengatakan masih
Hasil : pernafasan
batuk berlendir
cepat, frekuensi 24 x/- klien mengeluh masih
mnt,

irama

jenis

I, II

teratur,

pernafasan O :

torakal/ abdominal
- TTV
- Melakukan pengukur-an
TD : 130/80mmHg
08.15
TTV :
N : 82 x/ mnt
TD : 130/80mmHg
R : 22 x/ mnt
N : 82 x/ mnt
SB : 36,2oC
R : 24 x/ mnt
A : masalah
belum
SB : 36,2oC
teratasi
- Mengajarkan
teknik
P : intervensi
13.15
nafas dalam dan batuk
dilanjutkan
efektif
- kaji fungsi pernafasan
Hasil : klien dapat
setiap
jam
06.00,
melakukan
dengan
12.00, 18.00
baik,
klien
dapat- observasi TTV setiap
mengeluarkan sekret,
warna

putih,

makan
- Merubah
13.25

klien

posisi
dari

terlentang

pukul

06.00,

12.00,

encer 18.00
- anjurkan klien untuk
sendok
menggunakan teknik

jumlah +

sesak nafas

tidur

batuk

efektif

setiap

ingin batuk
tidur
- anjurkan klien untuk
menjadi
tetap
mengkonsumsi

Hari/
Tgl.

Dx

Jam

Implementasi

Evaluasi

semi fowler
- Menganjurkan
I

13.30

untuk

cairan yang banyak


klien- pertahankan posisi semi

menggunakan

teknik batuk efektif


setiap kali ingin batuk
- Menganjurkan keluarga
dan
I

13.45

klien

untuk

memenuhi
cairan
bagi

asupan

yang
klien

minum

cukup
dengan

air

yang

banyak
- Memberikan obat sesuai
instruksi
I, II, III

18.00

Ranitidine
dan

1 ampul

menganjurkan

klien

untuk

minum

obat

tablet

secara

teratur dan tidak boleh


putus
- Mengkaji

TTV

dan

fungsi pernafasan
I, II

18.00 Hasil :
TD : 130/80mmHg
N : 82 x/ mnt
R : 22 x/ mnt
SB : 36,2oC
Fungsi pernafasan baik,

fowler

Hari/
Tgl.

Dx

Jam

Implementasi

Evaluasi

irama teratur, frekuensi


22 x/ mnt
Selasa,

II

08.00- Melakukan

17-06-14

observasi Diagnosa I

derajat ketergantungan S :
pada klien

- klien mengatakan masih

Hasil :

III

batuk berlendir
- klien mengatakan sesak
Mandi = 2, berpakaian
nafas berkurang
= 2, eliminasi = 3,
O : sputum putih kental
mobilisasi = 2, pindah
R : 22 x/ mnt
= 3, ambulasi = 2,
A : masalah
teratasi
naik tangga = 3
sebagian
- Mencatat status nutrisi
P :
08.00 klien
-pertahankan posisi semi
Hasil : nutrisi kurang
fowler
dari kebutuhan, BB
-kaji
frekuensi
saat masuk RS : 40 kg,
pernafasan, jenis dan
turgor kulit baik, mual
irama setiap jam
muntah tidak ada,
06.00, 12.00, 18.00
nafsu makan menurun
- Melakukan
frekuensi

08.00

pengkajian Diagnosa II
pernafasan S :

22x/ mnt, irama teratur, -klien


jenis pernafasan torakal

abdominal
- Mengganti cairan infuse
dari NaCl 0,9% diganti
dextrose 5% 20 gtt/

mengatakan

aktivitasnya

masih

dibantu
O:
-BAK

dilakukan

tempat tidur

di

Hari/
Tgl.

Dx

Jam

Implementasi

III

08.05

mnt, menimbang BB A : masalah

II, III

II

I, III

Evaluasi
belum

hasil BB : 40 kg
teratasi
- Membantu pasien untuk
P :
eliminasi BAK dan
-bantu
klien
dalam
mobilisasi
pemenuhan
- Menganjurkan
klien
kebutuhan sehari
untuk makan sedikit
-anjurkan
untuk
08.10
tapi sering
beraktivitas
secara
- Menganjurkan
klien
mandiri
dengan
untuk bisa melakukan
bertahap
mobilisasi sendiri tanpa
Diagnosa III
bantuan orang lain
S :
Hasil : klien mau
- klien mengatakan sudah
08.15 melakukan aktivitas
bisa makan walaupun
- Mengukur TTV
dalam
porsi
yang
TD : 130/80mmHg
sedikit
N : 82 x/ mnt
O:
R : 22 x/ mnt
- porsi makan dihabiskan
SB : 36,5oC
- frekuensi
makan
- Mengawasi pola makan
meningkat
12.00
pasien
A : masalah
teratasi
Hasil
:
klien
sebagian
menghabiskan
P :
makanannya
porsi
- awasi pemasukan dan
makan sedikit
- Menganjurkan
klien pengeluaran
- timbang BB tiap hari
untuk
tetap
- anjurkan klien untuk
menggunakan teknik
tetap makan dalam
batuk efektif setiap
porsi sedikit tapi sering

Hari/
Tgl.

Dx

Jam

Implementasi

Evaluasi

ingin batuk
- Memberikan

suntikan

ranitidine inj 1 ampul


I

13.15

via

IVFD,

menganjurkan

klien

untuk

obat

minum

tablet secara teratur

Rabu,

I, II
18.00
I,
II, 08.00 - Melakukan

pengkajian Diagnosa I

18-06-14

III, IV

pernafasan S :

frekuensi
24

x/

mnt,

teratur,

irama -klien mengeluh batuk


jenis

pernafasan

torakal O :

abdominal
- Observasi

-sputum kental
derajat -TTV

ketergantungan, mandi

TD : 130/80mmHg

= 2, berpakaian = 2,

N : 80 x/ mnt

eliminasi

R : 22 x/ mnt

2,

mobilisasi = 0, pindah

SB : 36,5oC

= 3, ambulasi = 2,

naik tangga = 3
- Mengukur kemampuan

III

berlendir

: masalah belum

teratasi

P :
klien untuk belajar
-pertahankan posisi semi
Hasil : klien mau
fowler
diberikan penyuluhan
-anjurkan klien untuk
- Memberikan
meningkatkan asupan
penyuluhan
kepada
cairan
klien
tentang
08.20
-anjurkan untuk tetap

Hari/
Tgl.

Dx

Jam

Implementasi

Evaluasi

pentingnya perawatan

gunakan teknik batuk

di rumah sakit, proses

efektif

penyakit,

alasan Diagnosa II

pengobatan lama dan S :


akibat putus obat
- klien mengatakan belum
- Mengatur posisi pasien
bisa
beraktivitas
semi fowler
sepenuhnya
masih
- Mengganti cairan dari
08.30
terbatas
pada
dextrose 5% dengan
mobilisasi
dextrose 5%
09.00 - Menganjurkan
klien O :
untuk

menggunakan- BAB

dan

BAK

di

teknik batuk efektif tempat tidur


- berpakaian dibantu oleh
10.00
setiap ingin batuk
- Menganjurkan
klien keluarga
untuk

terus A : masalah

meningkatkan
10.10

aktivitas

belum

teratasi
secara P :

mandiri
- Mengobservasi TTV
TD : 130/80mmHg

- anjurkan
beraktivitas

klien
mandiri

secara bertahap

N : 80 x/ mnt
R : 22 x/ mnt
12.00

SB : 36,5 C

Diagnosa III
S :

- Mengawasi pola makan


- klien mengatakan sudah
klien, klien makan
bisa dalam porsi sedikit
dengan porsi sedikit- klien mengatakan sering
makanan dihabiskan
- Menimbang BB pasien
Hasil : BB = 40 kg

makan
O:

Hari/
Tgl.

Dx

Jam

Implementasi
- Memberikan

Evaluasi
suntikan- porsi

makan

sedikit,

via IVFD ranitidine 1 makanan dihabiskan


- BB : 40 kg
ampul
- Menganjurkan
untuk A : masalah
teratasi
13.00

minum

obat

secara sebagian

teratur jangan sampai P :


putus obat dan akibat- anjurkan
18.00

putus obat
- Menjelaskan

klien

tetap

mempertahankan
bahwa

asupan nutrisi yang


tugas di ruangan telah- timbang BB setiap hari
selesai
Diagnosa IV
S :
-klien

mengungkapkan

mengerti tentang cara


pencegahan penularan
penyakit dan akibat
putus obat
-klien dapat menjelaskan
kembali

cara

pencegahan

dan

akibat putus obat


-klien dapat minum obat
sendiri
A : masalah teratasi
P : pasien pulang dan
intervensi dilanjutkan

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito. Rencana Asuhan Keperawatan, EGC. 1999 : Jakarta.


Marilynn Doenges. Rencana Asuhan Keperawatan, EGC. 2001 : Jakarta.
Arif Mansjoer, dkk. Kapita Selekta Jilid I, EGC. 1999 : Jakarta.
Arjatmo Tjokronegoro, Prof, dr. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI. 2001

Anda mungkin juga menyukai