Anda di halaman 1dari 1

"Kalau hati kita sedang banyak pikiran, gelisah, ingatlah kita selalu punya teman dekat.

Mereka bisa jadi penghiburan, bukan sebaliknya diabaikan. Nah, itulah tips terhebatnya.
Habiskan masa-masa sulit kita dengan teman terbaik, maka semua akan lebih ringan."
--Tere Liye, novel "Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah"

Bagi orang2 yang sabar, pahit getir di awal, insya Allah lezat membahagiakan di
ujungnya.
Bagi orang2 yang serba ingin instan, boleh jadi lezat menyenangkan di awal, pahit getir
di sisanya yang lebih panjang.
Selalu begitu rumusnya, entah itu dalam pendidikan, pekerjaan, termasuk jodoh
sekalipun. Sungguh tidak akan merugi bagi orang yang sabar.
--Tere Lije
Orang yang memendam perasaan seringkali terjebak oleh hatinya sendiri. Sibuk
merangkai semua kejadian di sekitarnya untuk membenarkan hatinya berharap. Sibuk
menghubungkan banyak hal agar hatinya senang menimbun mimpi. Sehingga suatu
ketika dia tidak tahu lagi mana simpul yang nyata dan mana simpul yang dusta.
Tere Liye, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Ketika situasi memburuk, ketika semua terasa berat dan membebani, jangan pernah
merusak diri sendiri. Boleh jadi ketika seseorang yang kita sayangi pergi, maka separuh
hati kita seolah tercabik ikut pergi. Tapi kau masih memiliki separuh hati yang tersisa,
bukan? Maka jangan ikut merusaknya pula. Itulah yang kau punya sekarang. Satusatunya yang paling berharga.
Tere lije, novel "Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah"
Kau tahu, Nak, sepotong intan terbaik dihasilkan dari dua hal, yaitu, suhu dan tekanan
yang tinggi di perut bumi. Semakin tinggi suhu yang diterimanya, semakin tinggi tekanan
yang diperolehnya, maka jika dia bisa bertahan, tidak hancur, dia justeru berubah
menjadi intan yang berkilau tiada tara. Keras. Kokoh. Mahal harganya.
Sama halnya dengan kehidupan, seluruh kejadian menyakitkan yang kita alami,
semakin dalam dan menyedihkan rasannya, jika kita bisa bertahan, tidak hancur, maka
kita akan tumbuh menjadi seseorang berkarakter laksana intan. Keras. Kokoh."
--Tere Liye, novel "Negeri Di Ujung Tanduk", Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai