Anda di halaman 1dari 17

Hakikat manusia

Pendahuluan
Tujuan penciptaan manusia
Sifat Manusia
Tanggung jawab
Membangun harga diri

A. Pendahuluan
Manusia merupakan makhluk paling sempurna
yang pernah diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan
yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu
konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah
dimuka bumi ini.
Ibnu Sina yang terkenal dengan filsafat jiwanya
menjelaskan bahwa manusia merupakan makhluk sosial
dan sekaligus sebagai makhluk ekonomi. Sebagai
makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup dengan baik
tanpa ada orang lain, ini sebagai penyempurnaan jiwa
manusia demi kebaikan hidupnya. Sebagai makhluk
ekonomi selalu memikirkan dan menyiapkan segala
sesuatu untuk masa depannya, terutama mengenai
materi sebagai kebutuhan jasmaninya.

Salah satu kesempurnaan manusia yang tidak dimiliki oleh


makhluk lain ialah adanya akal dan nafsu. Dua hal inilah yang
membuat manusia dapat berpikir, bertanggung jawab, serta
memilih jalan hidup. Kelebihan-kelebihan ini seperti yang
dijelaskan pada QS Al-Isra 70.

Yang artinya:
70. Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam,
Kami angkut mereka di daratan dan di lautan[862], Kami beri
mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka
dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk
yang telah Kami ciptakan.

B. Tujuan Penciptaan Manusia


Manusia diciptakan karena Allah mempunyai
tujuan tertentu, yakni Untuk penyembahan
(ibadah) kepada penciptanya, yaitu Allah.
Penyembahan berarti ketundukan manusia
kepada ajaran Allah dalam menjalankan kehidupan
di muka bumi, baik yang menyangkut hubungan
vertical (manusia dengan Allah) maupun horizontal
(manusia dengan manusia dan alam semesta).
Ibadah ini harus dilakukan secara tulus, ikhlas, dan
murni karena Allah semata. Seperti yang telah
tertulis dalam QS. Al Bayyinah: 5

Yang artinya :Padahal mereka tidak disuruh


kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya
mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat;
dan yang demikian itulah agama yang lurus. (QS.
Al Bayyinah:5)
Ibadah manusia kepada Allah lebih mencerminkan
kebutuhan manusia terhadap terwujudnya sebuah
kehidupan dengan tatanan yang baik dan benar. Oleh
karena itu ibadah harus dilakukan secara suka rela,
karena Allah tidak membutuhkan sedikitpun dari
manusia, melainkan seluruh makhluk termasuk

Yang artinya Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia


melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. 56. Aku
tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku
tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan.
57. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang
mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. 58.

C. Sifat Manusia
manusia dianugerahi mempunyai beberapa karakter buruk
yang jika tidak diobati, maka akan merugikan manusia itu sendiri.
Beberapa karakter buruk manusia yang disebut dalam Alquran
adalah:
1.Mengeluh dan kikir.
Hal ini dijelaskan dalam (QS. Al-Maarij: 19)

Yang artinya, "Sesungguhnya manusia diciptakan


bersifat keluh kesah lagi kikir.
Disadari maupun tidak, mengeluh adalah sifat dasar
manusia yang timbul saat ia tertimpa masalah atau dalam
kesempitan. Sedangkan kikir yang dalam bahasa Arab disebut
bakhil. Oleh sebab itu, Rasulullah SAW menganjurkan agar kita
selalu berdoa, Allahumma inni audzubika minal bukhli (Ya Allah,
aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir.

2. Lemah
Dalam Alquran, Allah mendeskripsikan dua kelemahan
manusia, yaitu lemah secara fisik dan lemah (dalam
melawan) hawa nafsu buruk. Seperti dijelaskan pada
QS.An Nisaa: 28

Yang artinya: Allah hendak memberikan keringanan


kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.
Menurut Syekh Nawawi Al-Bantany, tafsir lemah dalam
Surah An-Nisaa itu adalah lemah dalam melawan hawa
nafsu.

3. Zalim dan bodoh.


Hal ini dijelaskan pada QS. Al Ahzab: 72
..
Yang artinya... sesungguhnya manusia itu amat
zalim dan amat bodoh.
Kezaliman dan kebodohan manusia dalam ayat di
atas disebabkan karena rusak dan kotornya bumi,
karena pertumpahan darah dan ulah manusia itu
sendiri yang tidak merawat bumi dan seisinya sesuai
dengan ketentuan Allah.

4. Tidak adil.
Berlaku adil adalah tindakan yang terkadang kurang mudah
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kaum Madyan yang
tidak berlaku adil, akhirnya diazab oleh Allah, seperti dalam
firman-Nya dalam QS Hud: 85

Dan Syu'aib berkata, Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan


timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan
manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu
membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat
kerusakan.

Dari sifat-sifat buruk di atas sudah sepatutnya


orang Islam memperbaiki diri sehingga
mempunyai sifat-sifat seperti di bawah ini yang
berguna untuk keseharian manusia, yaitu:
Tawadhu (Rendah hati)
Sopan Santun
Lemah lembut
Berakhlakul Karimah

D. Tanggung Jawab Manusia


1.Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba Allah
Esensi kata Abdun (hamba) adalah ketaatan dan
ketundukan. Ketaatan dan ketundukan yang terwujud
dari sikap penghambaan diri. Maka manusia harus
menghambakan dirinya hanya kepada Allah dan dilarang
menghambakan dirinya kepada selain Allah.
tanggung jawab yang dipikul manusia sebagai hamba
Allah yaitu memelihara iman dan taqwa, karena
ketaatan dan ketundukan itu ada jika ada iman dalam
hati. Iman harus dipelihara karena iman itu bersifat
fluktuatif, dan taqwa juga harus dipelihara karena taqwa
merupakan aplikasi iman.

2. Tanggung Jawab Manusia sebagai Khalifah Allah


Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang
kekuasaan. Manusia menjadi khalifah memegang mandat
dari Allah untuk mewujudkan kemakmuran di bumi (alam).
Kekuasaan yang diberikan kepada manusia bersifat kreatif,
yang memungkinkan dirinya mengelola, mendayagunakan,
dan memelihara apa yang ada di alam ini untuk
kepentingan hidupnya, seperti yang terkandung dalam QS.
Al Arof: 10

Yang artinya, Sesungguhnya Kami telah menempatkan


kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di
muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu
bersyukur.

E. Membangun Harga Diri


Setiap manusia memiliki harga diri, karena Allah
SWT telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang
mulia. Harga diri seorang manusia tidak boleh
dikorbankan, karena hal itu berarti mengabaikan
kemuliaan yang dihadiahkan Allah SWT kepada manusia.
Harga diri seorang manusia tidak ditentukan oleh
kelimpahan harta, tidak ditentukan oleh ketinggian
pangkat dan jabatan, tidak ditentukan oleh tingginya
peringkat dan gelar, serta tidak ditentukan oleh asal
muasal keturunan. Harga diri seorang manusia ditentukan
oleh ketaqwaannya kepada Allah SWT. Ketaqwaan
seorang manusia kepada Allah SWT mendorongnya
beribadah kepada Allah SWT dan rahmatan lilalamiin
(bermanfaat bagi lingkungan atau alam semesta).

Adapun seorang muslim dapat disebut mempunyai harga diri


jika ia mempunyai:
Iman, yaitu dasar dari segala sesuatu dan bukti dari segala
sesuatu yang tidak kita lihat.
Islam, yaitu agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah.
Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat
Allah dan mengetahui bahwa Allah melihat dirinya.
Ikhlas, yaitu beribadah semata-mata kepada Allah,
bertawakal dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah serta
mensyukuri nikmat-Nya
Ishlah, yaitu usaha untuk memperbaiki hubungan diantara
manusia yang bersengketa (perdamaian).
Taqwa, secara umum berarti takut yaitu perkara yang
banyak melibatkan amalan hati.

Terimakasih
Wassalam

Pertanyaan
1. (Ridwan) Perbedaan manusia dengan
makhluk lain (jin, hewan)(satrio)
2. (Ardiansyah) manusia sebagai khalifah,
tetapi membuat kerusakan?(satrio, bara,
diyas)
3. (Irwan) apa alasan bangga menjadi
manusia?
4. (satrio) jika kehilangan akal, apakah disebut
juga hewan? (bara, ardiansyah,muiz, fariz

Anda mungkin juga menyukai