Contohnya
122 comments
Majas
Majas
Majas
Majas
perbandingan
pertentangan
pertautan
perulangan
A. Majas Perbandingan
Majas perbandingan terdiri dari 4 jenis, yaitu:
1. Majas Perumpamaan
Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berkaitan
dan yang sengaja dianggap sama.
Contoh:
Bak mencari kutu dalam ijuk. (Melakukan sesuatu yang mustahil)
Bagai kambing dihalau ke air. (Hal orang yang enggan disuruh atau
diajak mengerjakan sesuatu)
Semanis madu.
Sedalam laut.
Secantik bidadari.
Sesegar udara pagi.
Perumpamaan secara eksplisit dinyatakan dengan kata seperti, bak, bagai,
ibarat, penaka, sepantun, laksana, umpama.
2. Metafora
Metafora adalah perbandingan yang implisit. Jadi, tanpa kata pembanding di
antara dua hal yang berbeda. Dengan kata lain, metafora yaitu majas yang
berupa kiasan persamaan antara benda yang diganti namanya dengan
benda yang menggantinya.
Contoh:
Kapan Anda bertemu dengan lintah darat itu?
Siti Mutmainah adalah kembang desa di sini.
Kelaparan masih tetap menghantui rakyat Etiopia.
Nina tangkai hati ibu.
3. Personifikasi
Personifikasi adalah majas perbandingan yang menuliskan benda-benda
mati menjadi seolah-olah hidup, dapat berbuat, atau bergerak.
Contoh:
Peluru mengoyak-ngoyak dada musuh.
Banjir besar telah menelan seluruh harta penduduk.
Matahari mulai merangkak ke atas.
Kabut tebal menyelimuti desa kami.
4. Alegori
Alegori pada umumnya menganding sifat-sifat moral manusia.
Contoh:
Mendayung bahtera rumah tangga. (Perbandingan yang utuh bagi
seseorang dalam rumah tangga)
B. Majas Pertentangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1. Hiperbola
Hiperbola adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan berlebih-lebihan.
Contoh:
Keringatnya menganak sungai.
Suaranya menggelegar membelah angkasa.
2. Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan kebalikan daripada hiperbola, yaitu
menyatakan
sesuatu
dengan
memperkecil
atau
memperhalus
keadaan. Majas litotes disebut juga hiperbola negatif.
Contoh:
Tapi, maaf kami tak dapat menyediakan apa-apa. Sekadar air untuk
3. Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan makna yang berlawanan atau
bertentangan, dengan maksud menyindir. Ironi disebut juga majas sindiran.
Contoh:
Bagus benar ucapanmu itu, sehingga menyakitkan hati.
Kau memang pandai, mengerjakan soal itu tak satupun ada yang betul.
4. Antonomasia
5. Oksimoron
Oksimoron adalah pengungkapan yang mengandung pendirian/pendapat
terhadap sesuatu yang mengandung hal-hal yang bertentangan.
Contoh:
Memang benar musyawarah itu merupakan wadah untuk mencari
kesepakatan.
pesertanya.
Siaran
Namun
tidak
radio
jarang
menjadi wadah
dapat
pertentangan para
dipakai
untuk
alat
juga
sangat berbahaya.
6. Paradoks
Paradoks adalah pengungkapan terhadap suatu kenyataan yang seolah-olah
bertentangan, tetapi mengandung kebenaran.
Contoh:
Memang hidupnya mewah, mempunyai mobil, rumahnya besar, tetapi
Sebenarnya
dia
C. Majas Pertautan
1.
2.
o
o
3.
4.
2. Sinekdok
Sinekdok adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti
nama keseluruhan atau sebaliknya.
Contoh:
Sudah seminggu ini Iwan tidak tampak batang hidungnya. (Padahal
Selama ini kemana saja kau? Sudah lama tak nampak batang
pagi
hingga
sore
karena
3. Alusio
Alusio adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu
peristiwa atau hal dengan menggunakan peribahasa yang sudah umum
ataupun mempergunakan sampiran pantun yang isinya sudah dimaklumi.
Majas ini disebut juga majas kilatan.
Contoh:
Menggantang asap saja kerjamu sejak tadi. (Membual/beromong-
omong)
Ah, kau ni memang tua-tua keladi. (Maksudnya makin tua makin
menjadi)
4. Eufemisme
Eufemisme adalah majas kiasan halus sebagai pengganti ungkapan yang
terasa kasar dan tidak menyenangkan. Eufemisme digunakan untuk
menghindarkan diri dari sesuatu yang dianggap tabu atau menggantikan
kata lain dengan maksud bersopan santun.
Contoh:
Orang itu memang bertukar akal. (Pengganti gila)
Kalau dalam hutan jangan menyebut-nyebut nenek. (Pengganti
harimau)
Pemerintah telah mengadakan penyesuaian harga BBM. (Pengganti
menaikkan)
D. Majas Perulangan
Contoh:
Yang kaya merasa
dirinya kaya.
dirinya miskin,
sedangkan
Sumber: http://mulanovich.blogspot.com/2013/01/kumpulan-majas-gayabahasa-beserta.html#ixzz3Os0eNxzP
Asosiasi: perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.
Contoh: Masalahnya rumit, susah mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.
Majas sindiran
Artikel utama untuk bagian ini ad
Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan
mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.
Contoh: Suaramu merdu seperti kaset kusut.
Majas
penegasan[sunting | suntin
g sumber]
Artikel utama untuk bagian
ini adalah: Majas penegasan
Apofasis: Penegasan
dengan cara seolah-olah
menyangkal yang
ditegaskan.
Pleonasme:
Menambahkan
keterangan pada
pernyataan yang sudah
jelas atau menambahkan
keterangan yang
sebenarnya tidak
diperlukan.
Repetisi: Perulangan
kata, frasa, dan klausa
yang sama dalam
suatu kalimat.
Pararima:
Pengulangan
konsonan awal dan
akhir dalam kata atau
bagian kata yang
berlainan.
Aliterasi: Repetisi
konsonan pada awal
kata secara berurutan.
Paralelisme:
Pengungkapan
dengan menggunakan
kata, frasa, atau
klausa yang sejajar.
Tautologi:
Pengulangan kata
dengan menggunakan
sinonimnya.
Sigmatisme:
Pengulangan bunyi "s"
untuk efek tertentu.
Antanaklasis:
Menggunakan
perulangan kata yang
sama, tetapi dengan
makna yang berlainan.
Klimaks: Pemaparan
pikiran atau hal secara
berturut-turut dari yang
sederhana/kurang
penting meningkat
kepada hal yang
kompleks/lebih
penting.
Antiklimaks:
Pemaparan pikiran
atau hal secara
berturut-turut dari yang
kompleks/lebih penting
menurun kepada hal
yang
sederhana/kurang
penting.
Inversi: Menyebutkan
terlebih dahulu
predikat dalam suatu
kalimat sebelum
subjeknya.
Retoris: Ungkapan
pertanyaan yang
jawabannya telah
terkandung di dalam
pertanyaan tersebut.
Elipsis: Penghilangan
satu atau beberapa
unsur kalimat, yang
dalam susunan normal
unsur tersebut
seharusnya ada.
Koreksio: Ungkapan
dengan menyebutkan
hal-hal yang dianggap
keliru atau kurang
tepat, kemudian
disebutkan maksud
yang sesungguhnya.
Polisindenton:
Pengungkapan suatu
kalimat atau wacana,
dihubungkan dengan
kata penghubung.
Asindeton:
Pengungkapan suatu
kalimat atau wacana
tanpa kata
penghubung.
Interupsi: Ungkapan
berupa penyisipan
keterangan tambahan
di antara unsur-unsur
kalimat.
Eksklamasio:
Ungkapan dengan
menggunakan katakata seru.
Enumerasio:
Ungkapan penegasan
berupa penguraian
bagian demi bagian
suatu keseluruhan.
Preterito: Ungkapan
penegasan dengan
cara menyembunyikan
maksud yang
sebenarnya.
Alonim: Penggunaan
varian dari nama untuk
menegaskan.
Kolokasi: Asosiasi
tetap antara suatu
kata dengan kata lain
yang berdampingan
dalam kalimat.
Silepsis: Penggunaan
satu kata yang
mempunyai lebih dari
satu makna dan yang
Zeugma: Silepsi
dengan menggunakan
kata yang tidak logis
dan tidak gramatis
untuk konstruksi
sintaksis yang kedua,
sehingga menjadi
kalimat yang rancu.
Majas
pertentangan[sunting |
sunting sumber]
Artikel utama untuk
bagian ini adalah: Majas
pertentangan
Paradoks:
Pengungkapan
dengan menyatakan
dua hal yang seolaholah bertentangan,
namun sebenarnya
keduanya benar.
Oksimoron: Paradoks
dalam satu frasa.
Antitesis:
Pengungkapan
dengan menggunakan
kata-kata yang
berlawanan arti satu
dengan yang lainnya.