Asas Desentralisasi
Yaitu apabila kegiatan pengurusan surat, baik surat masuk maupun keluar sepenuhnya
dilakukan oleh masing-masing unit kerja dalam suatu organisasi. Setiap unit kerja
melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengolahan suratnya masing-masing.
Mulai dari penerimaan, pencacatan, dan pengiriman surat.
Asas desentralisasi cocok digunakan pada organisasi yang mempunyai ruang lingkup
dan
volume kerja yang besar. Dengan asas desentralisasi, maka :
a. Pengolahan, pengarahan, pengendalian surat dilaksanakan sepenuhnya oleh unit
pengolahan.
b. Fungsi dan wewenang Unit Kearsipan terbatas pada penerimaan dan pengiriman
surat
keluar, pengolahan dan pengolahan arsip Inaktif.
c. Setiap unit pengolahan mempunyai sarana pencatatan surat masing-masing.
Kelebihan asas
Kelebihan asas desentralisasi :
a. Penyampaian surat ke meja cepat.
b. Surat cepat diproses atau ditindaklanjuti.
Kelemahan asas desentralisasi :
a. Kemungkinan terjadinya ketidak seragaman sistem dan prosedur pengendalian surat.
b. Banyak menggunakan peralatan sehingga kurang efisien.
Dengan melihat kelebihan dan kelemahan kedua asas di atas, maka sebelum
menentukan
penerapan asas pengorganisasian surat pada suatu organisasi sebaiknya
memperhatikan
hal-hal sebagai berikut ini :
a. Besar kecilnya rentang tugas organisasi yang bersangkutan.
b. Kompleksitas tugas dan fungsi organisasi.
c. Lokasi gedung kantor, satu atap atau terpisah.
d. Jumlah pegawai yang ada dalam suatu organisasi.
e. Jumlah surat yang dikelola.
Karena kedua asas tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, maka
pertimbangan-pertimbangan seperti di atas harus dilakukan secara baik sehingga
efektifitas dan efisiensi pengelolaan surat dapat tercapai.
Hal lain yang mungkin perlu diketahui terutama bagi organisasi yang besar adalah
penerapan asas gabungan atau kombinasi antara asas Sentralisasi dan Desentralisali,
sehingga kelemahan kedua dari asas tersebut dapat dihindari. Asas kombinasi adalah
desentralisasi terhadap pengurusan surat/oleh masing-masing unit kerja, tetapi
sentralisasi
terhadap prosedut, sisitem, peralatan, dan SDM pada/oleh satu unit kerja (Unit
Kearsipan).
Jika surat tersebut hilang atau terlambat akan mengakibatkan kesulitan bagi
instansi yang bersangkutan, sebab tidak dapat diganti dengan surat
tembusannya atau surat lainnya.
Informasi yang terkandung dalam surat tersebut tidak terdapat dalam surat lain,
sehingga kalau informasi tidak diketahui oleh pimpinan atau unit pengolah
tersebut akan menimbulkan kesulitan.
Kalau surat tersebut hilang atau terlambat tidak akan menimbulkan kesulitan
bagi instansi yang bersangkutan.
Informasi yang terkandung dalam surat tersebut terdapat pula dalam surat lain.
Jika petugas penilai surat ragu-ragu menentukan surat penting atau surat biasa, maka
ditanyakan kepada atasannya, supaya tidak terdapat kesalahan dalam penilaian.
Ciri-ciri surat rahasia adalah sebagai berikut.
Menyortir surat masuk tersebut berdasarkan tanda yang terdapat pada sampul
antara lain surat kilat, surat segera, surat pribadi, surat salah alamat, dan surat
rahasia.
Menerima surat keluar dari instansi sendiri untuk dikirimkan melalui pos atau
kurir.
2. Pencatatan surat
Surat-surat yang diterima oleh pencatat dinilai menjadi tiga kategori, yaitu surat penting,
biasa, atau rahasia. Kegiatan ini memerlukan pemikiran yang tajam, mengerti segala
persoalan dalam lingkungan instansinya, dan harus teliti.
Untuk surat yang penting, maka dicatat menggunakan kartu kendali rangkap tiga. Untuk
surat yang biasa menggunakan lembar pengantar surat biasa. Surat rahasia
menggunakan lembar pengantar surat rahasia.
Tugas mencatat surat bukanlah tugas yang mudah, sebab petugas pencatat harus
dapat benar-benar menentukan indeks dan kode secara tepat. Kalau petugas pencatat
tersebut sukar menentukan indeks dan kode, sebaiknya dikosongkan dulu dan
diserahkan kepada pengarah (atasan) untuk mengisi kolom tersebut. Kalau memang
diperlukan kecepatan dan volume surat penting banyak sekali, maka pencatatan kartu
kendali dapat dilakukan oleh heberapa petugas lain yang juga telah terlatih.
Tugas pencatat surat (juru catat surat) adalah sebagai berikut.
Mencatat surat penting menggunakan kartu kendali, surat biasa dengan lembar
pengantar surat biasa, surat rahasia menggunakan lembar pengantar surat
rahasia.
Menentukan kode klasifikasi dan indeks surat, serta unit pengolah pada kartu
kendali.
Menyatukan kartu kendali II dan III serta surat dengan penjepit kertas, dan
mengarahkannya ke pengarah surat.
Tgl
: Sejahtera, 2012
No. Urut
M
: 05 November
Kode : Se
: 1
M/K :
Tgl. Surat
2012
: 03 November No.
Surat
13/A/XI/12
Kepada
Pengolah
: Bagian Keuangan
Catatan
: -
Paraf :
kartu kendali
Kolom kartu kendali:
Indeks
: Diisi indeks surat
Kode
: Diisi kode klasifikasi menurut pola klasifikasi
Tanggal
: Diisi tanggal terima surat
No urut
: Diisi nomor surat sesuai dengan urutan kartu kendali surat masuk
M/K
: Diisi apakah surat masuk atau surat keluar
Perihal
: Diisi hal surat
Isi ringkasan: Diisi ringkasan surat
Lampiran : Lampiran surat
Dari
: Alamat pengirim surat kalau merupakan surat masuk
Kepada
: Alamat yang dikirimi surat untuk surat keluar
Tanggal surat: Diisi tanggal surat
No surat
: Diisi nomor surat
Pengolah
: Diisi unit pengolah
Paraf
: Diisi paraf pengolah surat
3. Pengarahan atau pengendalian surat
Petugas pengarah surat adalah pimpinan pada unit kearsipan (misalnya: Kepala Tata
Usaha). Tugas pengarah surat antara lain sehagai berikut.
Menerima surat yang telah dilampiri kartu kendali II dan III, serta memaraf KK III
sebagai bukti surat sudah diterima.
Menentukan arah surat, kepada siapa atau ke unit mana surat diteruskan.
Mengambil kartu kendali II dan disimpan disimpan di kotak kartu kendali yang
berfungsi sebagai alat pengendali surat dan setelah satu tahun dijilid.
Meneruskan surat beserta kartu kendali III kepada unit pengolah/unit kerja.
Menerima Surat yang sudah selesai diproses oleh unit pengolah dan menukar
KK II dengan KK III
Menerima surat dan kartu kendali III serta memarafnya sebagai bukti hahwa
surat sudah diterima.
Menerima kembali surat, kartu kendali III dan lembar disposisi I dan II yang telah
diisi oleh pimpinan unit pengolah.
Menyimpan kartu kendali III dan meneruskan surat berikut dengan lembar
disposisi kepada pelaksana sesuai instruksi yang ada di disposisi. Surat asli dan
lembar disposisi II disimpan sementara di unit pengolah, sedangkan salinan
surat dan lembar disposisi I diteruskan ke pelaksana surat.
Menerima surat dan lembar disposisi 1 kembali dari pelaksana, jika surat
tersebut sudah selesai diproses, untuk kemudian disimpan beberapa lama. Jika
surat tersebut sudah menurun nilai gunanya (in-aktif), maka surat berikut kartu
kendali III diserahkan kepada penata arsip dan ditukar dengan kartu kendali II,
sebagai bukti hahwa surat disimpan di unit kearsipan oleh penata arsip.
Menerima surat, kartu kendali III, dan lembar disposisi I dan II dari tata usaha
unit pengolah
Menyerahkan kembali surat, kartu kendali III, dan lembar disposisi I dan II
kepada tata usaha unit pengolah.
Menerima surat berikut lembar disposisi I pimpinan dari tata usaha unit
pengolah.
Menyerahkan surat dan lembar disposisi I kepada tata usaha unit pengolah jika
surat sudah selesai diproses/ditindaklanjuti.
Menerima kartu kendali I yang telah diparaf tata usaha unit pengolah dan
disimpan di kotak kartu kendali sebagai bukti bahwa surat sedang diproses di
unit pengolah.
Menerima surat yang sudah selesai diproses oleh unit pengolah dan menukar
kartu kendali 1 dengan kartu kendali 3.
Surat-surat masuk biasa dikumpul 1 atau 2 hari, setelah banyak baru dicatat
dalam lembar pengantar surat biasa rangkap 2.
Surat rahasia diterima oleh penerima surat dan menyerahkan kepada pencatat
surat.