DELIRIUM
Tanda utama dari delirium adalah suatu gangguan kesadaran, biasanya terlihat
bersamaan dengan gangguan fungsi kognitif secara global. Kelainan mood, persepsi, dan
perilaku adalah gejala psikiatrik yang umum. Tremor, nistagmus, inkoordinasi dan
inkontinensia urin merupakan gejala neurologis yang umum. Biasanya, delirium
mempunyai onset yang mendadak (beberapa jam atau hari), perjalanan yang singkat dan
berfluktuasi, dan perbaikan yang cepat jika faktor penyebab diidentifikasi dan
dihilangkan. Tetapi, masing-masing dari ciri karakteristikk tersebut dapat bervariasi pada
pasien individual. Delirium merupakan suatu sindrom, bukan suatu penyakit. Delirium
diketahui mempunyai banyak sebab, semuanya menyebabkan pola gejala yang sama yang
berhubungan dengan tingkat kesadaran pasien dan gangguan kognitif. Sebagian besar
penyebab delirium terletak di luar sistem saraf pusat- contoh, gagal ginjal atau hati. 1,6
Delirium tetap merupakan gangguan klinis yang kurang dikenali dan kurang
didiagnosis. Bagian dari masalah adalah bahwa sindrom disebut dengan berbagai nama
lain- sebagai contoh, keadaan konfusional akut, sindrom otak akut, ensefalopati
metabolis, psikosis toksis, dan gagal otak akut. 1,6
Kepentingan untuk mengenali delirium adalah (1) kebutuhan klinis untuk
mengidentifiaksi dan mengobati penyebab dasar dan (2) kebutuhan untuk mencegah
perkembangan komplikasi yang berhubungan dengan delirium. Komplikasi tersebut
adalah cedera kecelakaan karena kesadaran pasien yang berkabut atau gangguan
koordinasi atau penggunaan pengekangan yang tidak di perlukan. Kekacauan rutin
bangsal adalah merupakan masalah yang terutama mengganggu pada unit nonpsikiatrik,
seperti pada unit perawatan intensif dan bangsal medis dan bedah umum.
Epidemiologi
Delirium adalah sindrom neuropsikiatrik yang sering dialami oleh pasien rawat
inap paliatif 7. Usia lanjut adalah factor risiko untuk perkembangan delirium. Kira-kira 30
sampai 40 persen pasien rawat di rumah sakit yang berusia lebih dari 65 tahun
mempunyai suatu episode delirium. Faktor predisposisi lainnya untuk perkembangan
delirium adalah cedera otak yang
telah ada sebelumnya, riwayat delirium,
ketergantungan alkohol, diabetes, kanker, gangguan sensoris dan malnutrisi. Adanya
delirium merupakan tanda prognostik yang buruk. 1,6
Penyebab
Penyebab utama dari delirium adalah penyakit sitem saraf pusat dan intoksikasi
maupun putus dari agen farmakologis atau toksik. Neurotransmiter utama yang
dihipotesiskan berperan pada delirium adalah asetilkolin, dan daerah neuroanatomis
utama adalah formasio retikularis. Beberapa jenis penelitian telah melaporkan bahwa
berbagai faktor yang menginduksi delirium menyebabkan penurunan aktifitas asetilkolin
di otak. Juga, satu penyebab delirium yang paling sering adalah toksisitas dari banyak
sekali medikasi yang diresepkan yang mempunyai aktivitas kolinergik. Formasi
retikularis batang otak adalah daerah utama yang mengatur perhatian dan kesadaran, dan
jalur utama yang berperan dalam delirium adalah jalur tegmental dorsalis, yang keluar
dari formasi retikularis mesensefalik ke tektum dan thalamus. Mekanisme patologi lain
telah diajukan untuk delirium. Khususnya, delirium yang berhubungan dengan putus
alkohol telah dihubungkan dengan hiperaktivitas lokus sereleus dan neuron
nonadrenergiknya. Neurotransmiter lain yangberperan adalah serotonin dan glutamat. 1,6
Penyebab Delirium:
Penyakit intrakranial
1. Epilepsi atau keadaan pasca kejang
2. Trauma otak (terutama gegar otak)
3. Infeksi (meningitis.ensetalitis).
4. Neoplasma.
5. Gangguan vaskular
Penyebab ekstrakranial
1. Obat-obatan
Obat antikolinergik, antikonvulsan, antihipertensi, antiparkinson. Obat
antipsikotik, cimetidine, klonidine. Disulfiram, insulin, opiat, fensiklidine,
fenitoin, ranitidin, sedatif (termasuk alkohol) dan hipnotik, steroid.
2. Racun
Karbon monoksida, logam berat dan racun industri lain.
3. Disfungsi endokrin (hipofungsi atau hiperfungsi)
Hipofisis, pankreas, adrenal, paratiroid, tiroid.
4. Penyakit organ nonendokrin.
Hati (ensefalopati hepatik), ginjal dan saluran kemih (ensefalopati uremik),
paru-paru (narkosis karbon dioksida, hipoksia), sistem kardiovaskular (gagal
jantung, aritmia, hipotensi).
5. Penyakit defisiensi (defisiensi tiamin, asam nikotinik, B12 atau asain folat)
6. Infeksi sistemik dengan demam dan sepsis.
7. Ketidakseimbangan elektrolit dengan penvebab apapun
8. Keadaan pasca operatif
9. Trauma (kepala atau seluruh tubuh)
10. Karbohidrat: hipoglikemi.1,3,4
Diagnosis
Perbandingan kriteria diagnosis delirium DSM-5 dan DSM-IV8
2. Orientasi
Terhadap waktu, tempat, dan orang harus diuji pada pasien dengan delirium.
Orientasi terhadap waktu seringkali hilang, bahkan pada kasus delirium yang ringan.
Orientasi terhadap tempat dan kemampuan untuk mengenali orang lain mungkin juga
terganggu pada kasus yang berat. Pasein delirium jarang kehilangan orientasi
terhadap dirinya sendiri. 1,6
3. Bahasa dan kognisi
pertiga dosis diberikan sebelum tidur. Untuk mencapai efek terapeutik yang sama, dosis
oral harus kira-kira 1,5 kali lebih tinggi dari dosis parenteral. Dosis harian efektif total
dari haloperidol mugnkin terentang dari 5 sampai 50 mg untuk sebagian besar pasien
delirium. Golongan phenothiazine harus dihindari pada pasien delirium, karena obat
tersebut disertai dengan aktivitas antikolinergik yang bermakna. Insomnia paling baik
diobati dengan golongan benzodiazepine dengan waktu paruh pendek atau dengan
hydroxyzine 25 sampai 100 mg. golongan benzodiazepine dengan waktu paruh panjang
dan barbiturate harus dihindari kecuali obat tersebut telah digunakan sebagai bagian dari
pengobatan untuk gangguan dasar.1,6
1. GANGGUAN AMNESTIK
Gangguan amnestik ditandai terutama oleh gejala tunggal suatu gangguan
daya ingat yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau
pekerjaan. Diagnosis dibuat apabila pasien mempunyai tanda lain dari gangguan
kognitif. Gangguan amnestik ini dibedakan dari gangguan dissosiatif. 1,6
Epidemiologi
Tidak ada data pasti mengenai gangguan amnestik ini, bebrapa penelitian
melaporkan adanya insidensi atau prevelensi gangguan ingatan pada penggunaan
alkohol dan cedera kepala. 1,6
Etiologi
Struktur anatomi yang terlibat dalam daya ingat dan perkembangan gangguan
amnestik adalah terutama struktur diensefalik, dan struktur lobus midtemporalis.
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa hemisfer kiri lebih kritikal dibanding
hemisfer kanan dalam perkembangan gangguan daya ingat. Gangguan amnestik
memiliki bnyak penyebab. Berikut tabel penyebab gangguan amnestik 1,6
Dignostic
Berikut tabel diagnosis berdasarkan DSM-IV
Kriteria Diagnostic Untuk Gangguan Amnestik Karena Kondisi Medis Umum
seseorang dengan penyalahgunaan alkohol kronis. Penyebab lain nutrisi yagn bururk,
karsinoma lambung, hemodialysis, hyperemesis gravidarum, hiperalimentasi
intravena berkepanjangan dan pelipatan lambung juga dapat mengakibatkan
defisiensi tiamin. Penyakit ini sering disertai dengan ensefalopati Wernicke yang
merupakan sindrom penyerta berupa konfusi, ataksia, dan oftalmoplegia. 9 Temuan
neurofisiologi pada penyakit ini menggambarkan adanya perubahan samar pada
akson neuronal. Walaupun delirium menghilang dalam dalam sebulan atau lebih,
sindrom amnestik menyertai atau mengikuti ensefalopati Wernicke. 1,6
4. Blackout Alkoholik
Pada beberapa orang yang menyalahgunakan alkohol, keadaan ini dapat
terjadi dimana pasien akan terbangun di pagi hari dan tidak mampu mengingat
kejadian pada malam sebelumnya saat terintoksikasi. 1,6
5. Tetapi Elektrokonvulsif
Terapi elektrokonvulsif (ECT) biasanya disertai dengan amnesia retrogard
selama beberapa menit sebelum pengobatan dan suatu amnesia anterogard setelah
pengobatan. Deficit daya ingat ini menetap selama satu sampai dua bulan setelah
siklus pengobatan. 1,6
6. Cedera Kepala
Cedera kepala dapat menyebabkan berbagai gejala neuropsikiatrik termasuk
demensia, depresi, perubahan kepribadian, dan gangguan amnestik. Gangguan
amnestik yang disebabkan oleh cedera kepala seringkali berhubungan dengan suatu
periode amnesia retrogard sebelum kecelakaan traumatis dan amnesia teerhadap
kecelakaan traumatis sendiri. Beratnya cedera otak agak berhubungan dengan
lamanya danberatnya sindrom amnestik, tetapi yang berhubungan paling baik dengan
perbaikan akhir adalah derajat perbaikan klinis amnesia selama minngu pertama
setelah pasien mencapai kesadraran. 1,6
Diagnosis Banding
1. Demensia dan Delirium
Gangguan daya ingat sering ditemukan pada pasien demensia tetapi disertai denga
deficit kognitif lainnya. Gangguan daya ingat jugaseing ditemukan pada deliiumtetapi
tejadi pada keadaan gangguan atensi dan kesadaran. 1,6
2. Penuaan normal
Beberapa gangguan ringan pada daya ingat dapat menyetai penuaan nomal. DSM-IV
mengharuskan bahwa gangguan bermakna pada fungsi social dan pekerjaan haus
menyingkian psien yang mengalami penuaan nomal dai diagnosis. 1,6
3. Gangguan Disosiatif
Gangguan disosiatif kadang-kadang sulit dibedakan dai gangguan amnestik. Tetapi
pasien dengan gangguan disosiatif adalah lebih mungkin mengalami kehilangan
orientasi pada dirinya sendiri dan mungkin menderita deficit daya ingat yang lebih