Makalah Askep (Repaired)
Makalah Askep (Repaired)
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pada tahun ( 1896 Widal ) mendapatkan salah satu metode untuk
diagnosis penyakit demam tifoid. Pada tahun yang sama ( Wright dari Inggris
dan Pfeifer dari Jerman ) mencoba vaksinasi terhadap demam tifoid. Pada era
1970 dan 1980 mulai dicoba vaksin oral yang berisi kuman hidup yang
dilemahkan dan vaksin suntik yang berisi Vi kapsul polisakarida. Pada tahun (
1948 Woodward dkk ) di Malaysia menemukan bahwa kloramfenikol adalah
efektif untuk pengobatan penyakit demam tifoid.
Pada tahun 1829 Pierre Louis ( Perancis ) mengeluarkan istilah
typhoid yang berarti seperti typhus. Baik kata typhoid maupun typhus berasal
dari kata yunani typhos. Terminologi
berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh bakteri , diantara nya Demam
Typhoid.
Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang disebabkan
oleh Salmonella thypi yang masih dijumpai secara luas di berbagai negara
berkembang yang terutama terletak di daerah tropis dan subtropis.
Penyakit ini juga merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting
karena penyebarannya berkaitan erat dengan urbanisasi, kepadatan penduduk,
kesehatan lingkungan, sumber air dan sanitasi yang buruk serta standar
higiene industri pengolahan makanan yang masih rendah (Simanjuntak, C.H,
2009).
Data WHO tahun 2009, memperkirakan terdapat 17 juta kasus demam
tifoid di seluruh dunia dengan insidensi 600.000 kasus kematian tiap tahun.
Insidens rate demam tifoid di Asia Selatan dan Tenggara termasuk China pada
tahun 2010 rata-rata 1.000 per 100.000 penduduk per tahun.
Insidens rate demam tifoid tertinggi di Papua New Guinea sekitar 1.208
per 100.000 penduduk per tahun. Insidens rate di Indonesia masih tinggi yaitu
358 per 100.000 penduduk pedesaan dan 810 per 100.000 penduduk
perkotaan per tahun dengan rata-rata kasus per tahun 600.000-1.500.000
penderita. Angka kematian demam tifoid di Indonesia masih tinggi dengan
CFR sebesar 10% (Nainggolan, R, 2011).
Berdasarkan laporan Ditjen Pelayanan Medis Depkes RI, pada tahun 2008,
demam tifoid menempati urutan kedua dari 10 penyakit terbanyak pasien
rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kasus 81.116 dengan
proporsi 3,15%, urutan pertama ditempati oleh diare dengan jumlah kasus
193.856 dengan proporsi 7,52%, urutan ketiga ditempati oleh DBD dengan
jumlah kasus 77.539 dengan proporsi 3,01% (Depkes RI, 2009).
1.2 Tujuan
a. Tujuan umum
Tujuan dari penulisan laporan pendahuluan ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan bagi mahasiswa keperawatan atau perawat tentang penyakit
epilepsi beserta prinsip asuhan keperawatan klien dengan kasus epilepsi.
b. Tujuan khusus
Menjelaskan pengertian typhoid
Menjelaskan etiologi typhoid
Menjelaskan patofisiologi typhoid
Menjelaskan tanda dan gejala typhoid
Menjelaskan komplikasi typhoid
Menjelaskan penatalaksanaan typhoid
1.3 Manfaat
A. Manfaat bagi praktek keperawatan
Untuk menambah pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan pada
pasien dengan kasus typhoid.
B. Manfaat bagi Institut
Untuk memberi bahan masukan dalam kegiatan belajar mengajar terutama
pada perawatan pasien typhoid, juga sebagai bahan bacaan dan menambah
wawasan bagi mahasiswa keperawatan yang berkaitan dengan cara
perawatan typhoid.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi
Tifoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi
Salmonella Thypi.Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang
sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman
salmonella (Smeltzer & Bare, 2002).
Tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh
kuman salmonella Thypi(Arief Maeyer, 1999 ).
Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi
salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang
sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman
salmonella ( Bruner and Sudart, ) .
2.2 Etiologi
Penyebab demam typhoid adalah bakteri Salmonella typhi.Sementara
demam paratyphoid yang gejalanya mirip dengan demam typhoid namun
5
1. Komplikasi intestinal
a. Perdarahan usus
b. Perforasi usus
2. Komplikasi ekstraintestinal :
a. Komplikasi
kardiovaskular
perifer(renjatan,sepsis),
kegagalan
miokarditis,trombosis,
sirkulasi
dan
tromboflebitis.
b. Komplikasi darah : anemia hemolitiktrombositopeniadan
sindrom uremia hemolitik.
c. Komplikasi paru : pneumonia, empiema, pleuritis.
d. Komplikasi hepar dan kandung kemih : hepatitis dan
kelolitiasis.
e. Komplikasi ginjal : glomerulonefritis, pielonefritis, dan
perinefritis.
f. Komplikasi tulang : osteomielitis, periostitis, spondilitis, artritis
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 BIODATA
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
Jenis Kelamin
Usia
Status Perkawinan
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Tanggal masuk RS
No. Register
: An. S
: Perempuan
: 40 tahun
: kawin
: Islam
: SMA
: IRT
: Lhoksukon
: 15 Desember 2013
: 05 .38. 22
10
Tanggal Pengkajian
Diagnosa Medis
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama
Hubungan dengan pasien
Pekerjaan
Alamat
11
Tidak ada
3.5 RIWAYAT KELUARGA (DISERTAI GENOGRAM)
A. Orang tua
: Orang tua klien tidak mengalami demam
B. Saudara kandung
: Saudara kandung juga tidak mengalami demam
C. Penyakit keturunan yang ada : D. Anggota keluarga yang meninggal : tidak ada
E. Penyebab meninggal : F. Genogram
Pasien tidak mempunyai penyakit keturunan dalam keluarga
Genogram
Keterangan
:
laki-laki hidup
perempuan hidup
Penderita
: baik.
12
4. Peran Diri
keluarga
5. Personal Identity
D.
E.
F.
G.
H.
I.
Nadi
: 88x/menit
TD
: 110/70 mmHg
RR
: 20x/menit
TB
: 155 cm
BB
: 55 Kg
Bentuk
: simetris
Ubun-ubun
: keras tertutup
Kulit kepala
: bersih
2. Rambut
13
b. Mata
1. Kelengkapan dan Kesimetrisan
Mata klien lengkap, simetris kiri dan kanan
2. Palpebra
Palpebra klien normal/tidak terdapat kelainan
3. Konjuktiva dan sclera
Konjuktiva dan sclera pucat
4. Pupil
Pupil klien normal dapat beradaptasi dengan rangsangan
cahaya
5. Kornea
Kornea dan iris klien normal/tidak terjadi gangguan
c. Hidung
1. Tulang hidung dan posisi septumnasi : simetris
14
d. Telinga
1. Bentuk telinga : simetris ka.ki
2. Ukuran telinga : sedang
3. Ketajaman pendengaran : klien dapat mendengar dengan baik
e. Mulut dan faring
1. Keadaan bibir : kering
2. Keadaan gusi dan gigi : bersih
3. Keadaan lidah : normal
f. Leher
1. Tiroid : tidak ada pemeriksaan
2. Suara : tidak ada pemeriksaan
3. Denyut nadi karotis : tidak ada pemeriksaan
D. Pemeriksaan integument
1. Kebersihan : Baik,kulit tampak bersih.
2. Warna : warna kulit klien hitam
3. Turgor : Turgor kulit baik
4. kelebaban : Kering
15
1.
Infeksi
:
a. Bentuk abdomen
: Simetris
b. Benjolan/massa
: tidak ada
c. Bayangan pembuluh darah
: tidak ada
2. Auskultasi
- Peristaltik usus
: 10x/i
3. Palpasi
a. Benjolan / massa
: tidak ada benjolan
b. Tanda ascites
: tidak ada acites
c. Hepar
: tidak ada hepatomegali
d. Lien
: tidak ada splenomegali
e. Titik mc.burney
: tidak ada
4. Perkusi
a. Suara abdomen
:
b. Pemeriksaan ascites
: tidak ada acites
H. Pemeriksaan kelamin dan Daerah Sekitarnya: tidak ada pemeriksaan
I. Pemeriksaan Muskuloskeletal / ekstremitas
1. Ekstremitas Atas :
a. Kesimetrisan Otot
: simetris
b. Edema (derajat)
: tidak ada
c. Kekuatan Otot
: tidak ada
d. Kelainan pada ekstremitas : tidak ada
2. Ekstremitas Bawah
a. Kesimetrisan Otot
: simetris
b. Edema
: tidak ada pemerisaan
c. Kekuatan Otot
: tidak ada pemeriksaan
d. Kelainan pada ekstremitas : tidak ada pemeriksaan
e. Varises
: tidak ada pemeriksaan
J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran : composmentis
GCS : 15 E 5 M 5 V 5
2. Meningeal sign : tidak ada pemeriksaan
3. Status mental
a. Kondisi emosi dan perasaan : Stabil
b. Orientasi
: normal
c. Proses berfikir (ingatan, keputusan, perhitungan) : normal
Motivasi (kemauan) :Kemauan pasien untuk sembuh sangat besar
d. Bahasa:Pasien berkomunikasi menggunakan bahasa Aceh
4. Nervus Cranialis
a. Nervus Olfaktorius / N I / Penciuman (hidung) : normal
b. Nervus Optikus / N II / Penglihatan (mata) : normal
c. Nervus Okulomotoris / N III, Trochlearis / N IV, Abdusen / N
VI/Bergeraknya bola mata : normal
d. Nervus Trigeminus /N V/Sentuhan Halus (dgn kapas) : normal
e. Nervus Fasialis/N VII/Wajah/(otot wajah) : normal
16
Glossopharingeus/N
IX,
Vagus/N
X/
(tenggorokan) : normal
h. Nervus Asesorius/N XI/Bahu
: normal
i. Nervus Hipoglosus/N XII/Lidah
: normal
5. Fungsi Motorik
a. Cara berjalan : sedikit terganggu
b. Romberg Test : tidak ada pemeriksaan
c. Test Jari Hidung : tidak ada pemeriksaan
d. Pronasi Suvinasi Test
: tidak ada pemeriksaan
e. Heel to Shin Test : tidak ada pemeriksaan
6. Fungsi Sensorik
a. Identifikasi sentuhan ringan : tidak ada pemeriksaan
b. Test Tajam Tumpul : tidak ada pemeriksaan
c. Test Panas Dingin : tidak ada pemeriksaan
d. Test Getaran : tidak ada pemeriksaan
e. Sreognosis Test : tidak ada pemeriksaan
7. Reflek
a. Reflek Bisep
: tidak ada pemeriksaan
b. Reflek Trisep
: tidak ada pemeriksaan
c. Reflek Brachioradialis : tidak ada pemeriksaan
d. Reflek Patelar
: tidak ada pemeriksaan
e. Reflek Tendon Achiles : tidak ada pemeriksaan
f. Reflek Plantar
: tidak ada pemeriksaan
3.8 POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
A. Pola tidur
a. Sebelum sakit :
- Waktu tidur : jam 22.00 WIB
- Waktu bangun : jam 05.30 WIB
- Masalah tidur : tidak ada
- Hal hal yang mempengaruhi tidur : tidak ada
- Hal-hal yang mempermudah tidur : tidak ada
b. Selama sakit :
- Waktu tidur : jam 24.00 WIB
- Waktu bangun : jam 05.00 WIB
- Masalah tidur : tidak nyaman
- Hal hal yang mempengaruhi tidur : tidak ada
- Hal-hal yang mempermudah tidur : tidak ada
B. Pola eliminasi
a. Sebelum Sakit :
BAB
- Pola BAB
: 1x sehari
- Karakteristik Fases :
17
Menelan
o Warna
o Konsistensi
o Bau
: Kuning kecoklatan
: Lunak
: Bau busuk
BAK
- Pola BAK
: 4-5 x sehari
- Karakteristik :
o Warna
: Kekuning kuningan
o Bau
: Normal
o Berat Jenis
: Normal
b. Selama Sakit
:
BAB
- Pola BAB
: 1x sehari
- Karakteristik Fases :
o Warna
: Kekuning coklat
o Konsistensi
: Lunak
o Bau
: Bau busuk
BAK
- Pola BAK
: 8x/hari
- Karakteristik :
o Warna
: Kekuning - kuningan
o Bau
: Normal
o Berat Jenis
: Normal
C. Pola makan dan minum
1. Sebelum Sakit :
a. Pola makan :
- Diet type : makan rendah serat
- Jumlah/porsi : 3x / 1 porsi
- Pola diet : pagi , siang malam
- Anoreksia : - Mual muntah: tidak ada
- Nyeri ulu hati : tidak ada
- Alergi makanan : ikan tongkol
- BB biasa : 55 kg
b.
Tanda objek
- BB sekarang : 52 kg
- TB : 155 cm
c. Waktu pemberian makanan : pagi, siang, malam
d. Masalah makanan
- Kesulitan mengunyah : tidak
- Kesulitan menelan : tidak
- Tidak dapat makan sendiri : e. Pola minum
- Jumlah/porsi : 6-8 gelas sehari
18
Selama sakit:
4.
Pemeliharaan badan : mandi 1x sehari
5.
Pemeliharaan gigi dan mulut : sikat gigi 1x sehari
6.
Pemeliharaan kuku : kuku bersih
O
1/40
1/160
1/130
1/80
Negative
Negative
Negative
Negative
H
1/320
1/160
1/140
1/80
NAMA OBAT
Cefotaxime
Ranitidine
Paracetamol
DOSIS
500 mg/ 12 jam
1 A/12 jam
500 mg 3 X 1
MASALAH
Gangguan rasa nyaman
demam
Do : os terlihat
lemah dengan suhu
: 380C
RR : 24 x/i
20
Td : 110/60 mmHg
Pulse : 80x/i
Ds : os mengeluh Dehidrasi
kering
tidak adekuat
didaerah
membrane
mukosa mulut os
terlihat kering dan
pecah-pecah
Ds : os mengeluh Masukan makanan yang Perubahan nutrisi kurang
tidak nafsu makan
tidak adekuat/kurang
yang
disediakan habis .
DIAGNOSA
O KEPERAWATA
TUJUAN/KRITER
INTERVEN
RASIONALIS
IA HASIL
SI
ASI
21
N
1 Gangguan
rasa Pasien
nyaman
menyatakan
hangat
memberikan
berhubungan
hilangnya
dengan hipertermi
ketidaknyaman
dan tanda
vital demam
pasien
mengurangi
2500 cc/hari
demam dengan
aksi sentralnya
pada
hipotalamus
meskipun
demam
22
dapat
berguna
dalam
membatasi
pertumbuhan
organisme.
2 Resiko
tinggi Mempertahankan
-anjurkan
terhadap
perubahan
mukosa
-karena alkohol
untuk dapat
dan menghindari
mengiritasi
mukosa
oral
mempunyai
berhubungan akukan
intervensi pencuci
dengan
intake khusus
volume
cairan mengingkat
untuk mulut
dan
yang efek
kan mengandung
mukosa alkohol
-berikan
mengeringkan,
menimbulkan
Ds : os mengeluh oral.
ketidak
cairan selama
kering
didaerah
nyamanan
24 jam dalam -mencegah
yang kekeringan
membrane
mukosa mulut os
ditentukan
-anjurkan
hygene
gigi
pecah-pecah
yang
baik
mulut
berlebihan dari
periode
lama
tanpa masukan
setelah
makan
oral
dan -menurunkan
pada
saat pertumbuhan
tidur.
23
bakteri potensial
penyebab
infeksi
3 Perubahan
nutrisi Pasien
kurang
dari mempertahan
kebutuhan
makanan
pemahaman
tubuh kebutuhan
berhubungan
dengan
nutrisi kepada
nafsu
manfaat
mening -
Ds : os mengeluh
kat
klien
serat
rendah makanan
yang dengan
disediakan habis .
badan
hari
sesuai - berikan klien
yang makanan
sudah disiapkan.
untuk
makan
porsi
sehingga
timbang meningkat.
berat
tentang
motivasi
makan makanan
adekuat/kurang
klien
tidak
Makanan
pengetahuan
masukan adekuat.
meningkatkan
dengan
kecil
untuk
mengetahui
apakah
BB
pasien
menurun
atau meningkat
porsi
dan -
untuk
sesering
menghindari
mungkin
terjadinya
muntah sehingga
porsi makan yang
24
disediakan habis
3.14 IMPLEMENTASI
NO IMPLEMENTASI
1 - memberikan kompres hangat
Waktu
19.05 wib
kolaborasi
dengan
tenaga
kesehatan lain
-menganjurkan klien minum sebanyak 2500
cc/hari
2
dan
memberikan
efek
samping
penjelasan
pemakaian
mau tidur
-memantau pemasukan nutrisi
07.00 wib
25
26
3.12
NO
DX
EVALUASI
CATATAN
PERKEMBANGAN
(SOAP-
TANGGAL/HARI/JAM
SOAPI)
lemas
O : k/u lemah T: 38 C , sebagian aktifitas di
bantu keluarga
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
- Beri kompres hangat
Kolaborasi pemberian obat dengan tim
medis
27
kesukaan os.
-Memberikan pemahaman kepada keluarga
klien dan klien tentang manfaat makanan
- anjurkan memberikan makanan dengan
porsi kecil sesering mungkin
I
28
NO
DX
CATATAN
PERKEMBANGAN
(SOAP-
TANGGAL/HARI/JAM
SOAPI)
29
perhari
- Anjurkan
konsumsi
buah
yang
makan
O : porsi yang disediakan 2/3 habis
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
-Memberikan pemahaman kepada keluarga
klien dan klien tentang manfaat makanan
-anjurkan untuk memberikan makanan
dengan porsi kecil sesering mungkin
NO
DX
CATATAN
PERKEMBANGAN
(SOAP-
TANGGAL/HARI/JAM
SOAPI)
30
lemas
O : k/u baik T: 37C , aktifitas mandiri
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
S : os mengatakan bibir serta membrane
3
18 Desember 2013 / Rabu / 16.00 WIB
31
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Asuhan Keperawatan yang diberikan pada Ny. S dengan diagnosa
medis Thipoid meliputi:
a. Pengkajian
b. Diagnosa Keperawatan
c. Perencanaan
d. Implementasi, dan
e. Evaluasi
2. Setelah dilakukan beberapa pengkajian, didapatkan 3 diagnosa
keperawatan :
a. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan hipertermi
b. Resiko tinggi terhadap perubahan membran mukosa oral
berhubungan dengan dehidrasi
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan masukan makanan yang tidak adekuat/kurang
3.
4.2 Saran
a. Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien Thypoid
harus didasarkan pada 5 metode Asuhan Keperawatan.
32
33
34
35
36