Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ANALISIS PASAR WISATAWAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sektor pariwisata merupakan leading sector yang mampu menggerakan


perekonomian suatu daerah agar lebih maju. Selain itu, sektor pariwisata mampu
menjadi penopang dari berbagai aspek seperti ketersediaan tenagakerja yang
diharapkan mampu mengurangi pengangguran di suatu daerah. Indonesia merupakan
suatu daerah yang memiliki wilayah yang strategis di dunia yang dapat menarik
perhatian calon wisatawan dari seluruh dunia untuk berkunjung dan menikmati
panorama yang sangat menakjubkan. Secara keseluruhan, ekonomi industri
perjalanan dan pariwisata diperkirakan akan meningkat hingga 4 persen pertahun
dalam jangka waktu antara 2009 hingga 2018. Hal ini didukung dengan lapangan
kerja sebanyak 296 juta atau sekitar 9,2 persen dari seluruh lapangan kerja dan 10.5
persen dari Gross Domestic Product (GDP) global. Oleh karena itu, pariwisata
Indonesia diharapkan akan terus berkembang menjadi salah satu sektor prioritas
tertinggi di dunia industri dan dalam penciptaan lapangan kerja (TSA, WTTC 2008).
Berdasarkan data tahun 2010 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif, jumlah tenaga kerja nasional yang terserap dari sektor pariwisata adalah 7,44
persen. Dengan realitas tersebut, maka dibutuhkan sebuah upaya yang konkrit untuk
menjemput peluang yang ada. Upaya yang harus dilakukan adalah dengan cara
meningkatkan kepercayaan para wisatawan untuk berkonstribusi dan berkunjung di
setiap daerah. Hal tersebut, sesuai dengan data tentang pemetaan jumlah wisatawan

LAPORAN PENDAHULUAN
ANALISIS PASAR WISATAWAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014

dunia yang dilaporkan oleh United Nation of World Tourism Organisation (UNWTO)
menunjukkan adanya pertumbuhan tidak begitu signifikan, namun Asia tumbuh lebih
besar bila dibandingkan wilayah lain. Dari total porsi jumlah pengunjung
internasional pada tahun 80-an, Asia Pasifik hanya mendapatkan porsi 8 persen dan
20 tahun kemudian atau pada tahun 2010, Asia Pasifik mendapat porsi 22 persen.
Berdasarkan data tersebut maka jumlah wisatawan diperkirakan akan meningkat
tajam pada 20 tahun yang akan datang, atau pada sekitar tahun 2030 pengunjung
internasional akan tumpah di wilayah Asia Pasifik sehingga dapat mencapai 30
persen (UNWTO, 2012).
Para pakar ekonomi menggarisbawahi bahwa industri pariwisata selang dua
dekade terakhir ini diklasifikasikan sebagai suatu industri yang tidak mengeluarkan
asap (the smokeless industry) dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan melalui
sektor komunikasi, transportasi, dan akomodasi, karena keberadaannya turut
berperan aktif bagi peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat.Yoeti
(2000:9-10) menyatakan bahwa ada tiga alasan mengapa industri pariwisata
dikembangkan:
Pertama, baik secara lokal, regional atau nasional, industri pariwisata sangat
erat kaitannya dengan pembangunan perekonomian daerah. Alasan kedua
adalah pengembangan pariwisata itu lebih banyak bersifat non-ekonomis.
Wisatawan yang datang berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata, salah satu
motivasinya adalah untuk menyaksikan dan melihat keindahan alam. Alasan
ketiga mengapa bidang pariwisata perlu dikembangkan ialah untuk
menghilangkan kepicikan berpikir, mengurangi salah pengertian, dapat
mengetahui tingkah laku orang lain yang datang berkunjung, terutama bagi
masyarakat tempat proyek kepariwisataan itu dibangun.
Sebagai instansi teknis yang melaksanakan tugas pemerintah daerah dalam
penyelenggaraan urusan kepariwisataan di daerah, Dinas Pariwisata memegang

LAPORAN PENDAHULUAN
ANALISIS PASAR WISATAWAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014

peranan yang sangat penting dan menentukan perkembangan pariwisata daerahnya,


agar sektor pariwisata menjadi salah satu sumber pendapatan daerah yang potensial.
Oleh karena itu, kebijakan-kebijakan dari Dinas Pariwisata dalam pengembangan
pariwisata menjadi sangat penting dan menentukan pula. Dengan kata lain,
sejauhmana sektor pariwisata menjadi sumber pendapatan daerah yang potensial, itu
sangat ditentukan oleh bentuk-bentuk kebijakan yang ditetapkan dan dilaksanakan
oleh Dinas Pariwisata sebagai penyelenggara urusan kepariwisataan di daerah.
Perkembanganpariwisata dunia seperti yang terjadi di negara-negara Asia
Tenggara, misalnya Malaysia, Japang, Vietnam, Kamboja, Thailand serta Philipina
mengandalkan alam dan budaya hampir persis sama dengan produk wisata Indonesia,
ditambah nilai lebih pada aspek pendukungnya. Namun, fenomena seperti ini seakan
terabaikan dalam mengkaji penurunan kinerja pariwisata di Indonesia (baca Media
Indonesia), sementara negara-negara lain tersebut setiap tahun mengambil porsi
besar dari jatah pariwisata dunia, yang berarti pula turut mempengaruhi kinerja
pariwisata.
Pada tahun 2009, ketika pertumbuhan ekonomi dunia menunjukkan
penurunan maka di lain pihak Product Domestic Bruto (PDB) industri kreatif dan
kepariwisataan Indonesia justru menunjukkan trend positif yang menaik. Kinerja
kepariwisataan Indonesia ini tumbuh pada tahun 2009 akibat karena pertambahan
jumlah wisatawan nusantara yang semakin pesat dan pada tahun yang sama industri
kreatif juga tumbuh atau menunjukkan tren positif sebesar 1,5 persen. Seiring dengan
tren positif industri kreatif tersebut maka pada tahun 2010 ekpor Indonesia juga
tumbuh sebesar 12.5 persen (Rencana Strategis Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif 2012-2014).

LAPORAN PENDAHULUAN
ANALISIS PASAR WISATAWAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014

Menurut data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik


Indonesia bahwa kunjungan wisatawan pada tahun 2011 adalah sejumlah 7.649.731
dan meningkat pada tahun 2012 menjadi 8 juta wisatawan manca-negara. Sedangkan
target pada tahun 2013 diperkirakan dapat mencapai 9.7 juta wisatawan mancanegara. Hal ini memberikan nada realistis berdasarkan berbagai asumsi-asumsi
pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Berdasarkan data tersebut, dapat dipahami bahwa perkembangan sektor
kepariwisataan tidak terlepas dari perkembangan sektor ekonomi, bahkan dapat
dinyatakan bahwa sektor pariwisata merupakan leading sector pembangunan
ekonomi. Pemahaman ini sesuai dengan pandangan Menteri Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif, Mari Elka Pangestu yang menyatakan bahwa, seiring dengan peningkatan
pendapatan, jumlah masyarakat kelas menengah, serta peningkatan infrastruktur dan
jumlah meskapai penerbangan hemat, maka perjalanan domestik akan menjadi
andalan pariwisata nasional.
Pada konteks pembangunan ekonomi nasional, terlihat bahwa peran sektor
pariwisata sangat menentukan corak aktivitas ekonomi yang terjadi. Aktivitas
ekonomi ini tentu saja perlu dijadikan sebagai fokus perhatian dari berbagai pihak
yang berkompeten selaku pemangku kepentingan dalam pengembangan sektor
kepariwisataan domestik. Oleh karena itu, Mari Elka Pangestu sebagai Menteri
Pariwisata dan Pengembangan Ekonomi Kreatif menyatakan bahwa wisatawan
nusantara jangan sampai termarjinalkan hanya karena tidak membawa devisa dollar.
Hal itu ditegaskan dengan alasan bahwa wisatawan nusantara juga dirindukan oleh
daerah tujuan wisata di nusantara. Wisatawan nusantara perlu dikembangkan dengan
tujuan selain untuk menggugah rasa cinta tanah air, disamping sebagai wujud

LAPORAN PENDAHULUAN
ANALISIS PASAR WISATAWAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014

pemerataan pendapatan di wilayah Indonesia dari daerah yang berpenghasilan atau


memiliki pendapatan perkapita tingggi agar dapat membelanjakan uangnya ke daerah
yang berpendapatan perkapita lebih rendah.
Demikian halnya di Provinsi Sulawesi Tenggara, yang merupakan daerah
yang memiliki potensi alam yang banyak diminati oleh para wisatawan nusantara
maupun mancanegara. Dengan daya tarik tersebut, maka daerah Provinsi Sulawesi
Tenggara merupakan daerah yang masuk dalam 10 daerah yang paling diminati di
Indonesia. Seperti halnya Kabupaten Wakatobi pada tahun 2013 kunjungan
wisatawan lokal dan mancanegara mencapai 12.370 orang. Sulawesi Tenggara
merupakan daerah provinsi yang memiliki potensi alam dan sejarah yang memiliki
ciri khas tersendiri dibandingkan dengan daerah lainnya. Dengan potensi yang ada
tentunya akan memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung
dan beraktivitas. karena memiliki keunikan yang lebih khas (Meildina, 2014).
Berdasarkan keunggulan tersebut, terdapat beberapa isu permasalahan yang
terdapat di Provinsi Sulawesi Tenggara, seperti: 1) pembangunan kepariwisataan
belum optimal, 2) pengembangan destinasi belum optimal, 3) kurangnya sinergitas
dan keterpaduan lintas sector, 4) rendahnya kualitas sumber daya manusia pariwisata,
5) Pengembagan industri kkreatif belum optimal, 6) Pengembangan konten kreasi,
dan tehnologi kreatif belum optimal, 7) Kurangnya perluasan produk pasar produk
wisata dan jasa kreatif, 8) Lemahnya industri kreatif, 9) Minimnya akses pembiayaan
khususnya sumber daya, dan 10) Pengembangan sumber daya pariwisata khususnya
sumber daya khususnya SDM belum optimal (Rencana Strategis Tahun 2013-2018,
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sulawesi Tenggara). Berdasarkan
fenomena tersebut, maka peneliti memfokuskan penelitian pada salah satu

LAPORAN PENDAHULUAN
ANALISIS PASAR WISATAWAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014

permasalahan dengan judul Analisis Pasar Wisatawan pada Provinsi Sulawesi


Tenggara. Pemahaman ini didasarkan pada asumsi bahwa semakin banyak jumlah
wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah berarti semakin banyak daya tarik
wisata yang dikembangkan di daerah tersebut.
B. Rumusan Masalah
Keberhasilan pengembangan sektor kepariwisataan tentunya dapat dilihat dari
banyaknya kunjungan wisatawan yang datang untuk mengetahui potensi suatu
daerah. Asumsi ini didasarkan pada kenyataan bahwa Provinsi Sulawesi Tenggara
merupakan daerah yang memiliki sejumlah daya tarik wisata yang layak
dikembangkan sebagai sumber keunggulan (komparatif dan kompetitif) daerahnya.
Namun, pada kenyataannya sejumlah daya tarik wisata yang dimiliki belum efektif
pengelolaannya, sehingga hasilnya pun belum memberikan manfaat optimal bagi
berbagai pihak yang berkepentingan. Berdasarkan latar belakang permasalahan di
atas, maka permasalahan utama penelitian ini adalah mengapa pasar wisatawan di
Provinsi Sulawesi Tenggara belum mampu bersaing ditingkat nasional dan
internasional, sementara daerah tersebut memiliki potensi daya tarik wisata yang
layak dikembangkan sebagai leading sector pembangunan ekonomi di daerahnya.
Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah: 1) bagaimana profil (potret) analisis
hasil kunjungan wisatawan dalam mendukung kebijakan kepariwisataandi Provinsi
Sulawesi tenggara? 2) bagaimana profil hasil kunjungan wisatawan dikaitkan dengan
daya saing produk wisata di Provinsi Sulawesi Tenggara, dan 3) Strategi apa yang
tepat digunakan untuk mengefektifkan kebijakan pemasaran dan promosi pasar
wisatawan di Provinsi Sulawesi tenggara?

LAPORAN PENDAHULUAN
ANALISIS PASAR WISATAWAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini diurutkan
sebagai berikut, yakni untuk mengetahui, menganalisis dan menjelaskan:
a. Profil

(potret)

Kunjungan

wisatawan

dalam

mendukung

kebijakan

kepariwisataan di Provinsi Sulawesi tenggara? profil hasil kunjungan wisatawan


dikaitkan dengan daya saing wisata di Provinsi Sulawesi Tenggara, dan
b. Profil hasil kunjungan wisatawan dikaitkan dengan daya saing produk wisata di
Provinsi Sulawesi Tenggara.
c. Strategi yang tepat digunakan untuk mengefektifkan kebijakan pemasaran dan
promosi pasar wisatawan di Provinsi Sulawesi tenggara.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, manfaat
teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis penelitian ini adalah kepada para
pemerhati masalah kepariwisataan khususnya, analis untuk memperoleh data dan
informasi faktual mengenai pengembangan pasar wisatawan di suatu daerah agar
dapat

dikembangkan

secara

optimal

dan

berkelanjutan

sebagai

sokoguru

kepariwisataan.
Sementara itu, manfaat praktis bagi semua pihak yang berkepentingan
(pemerintah, swasta dan masyarakat) dapat memperoleh pemahaman praktis
mengenai peran pasar wisatawan untuk memacu meningkatkan kunjungan wisata ke
Provinsi Sulawesi Tenggara.

LAPORAN PENDAHULUAN
ANALISIS PASAR WISATAWAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014

Anda mungkin juga menyukai