Permintaan akan
tas semakin bertambah sehingga pihak manajemen memutuskan untuk mendirikan satu pabrik baru. Ada dua pilihan
lokasi pabrik yang akan dipertimbangkan yaitu di Medan atau di Semarang. Pemilihan lokasi ini berkaitan erat
dengan keinginan perusahaan untuk meminimumkan biaya distribusi dari pabrik-pabrik tersebut ke gudang-gudang
yang terdapat di kota Jakarta, Bandung, Medan, Semarang, Makasar dan Manado. Data mengenai tiap-tiap sumber
atau pabrik beserta kapasitas atau penawaran per periode, tiap-tiap gudang beserta permintaan per periode serta
biaya pengiriman per unit dari masing-masing pabrik ke masing-masing gudang adalah sebagai berikut :
Jakarta
Bandung
Medan
Semarang
Makasar
Manado
Kapasitas
Bandung
175
180
70
190
300
250
450.000
Medan
150
170
160
270
240
300.000
Semarang
290
270
300
200
216
300.000
Jml yang
dibutuhkan
150.000
140.000
80.000
110.000
115.000
155.000
Dari data tersebut, tentukan lokasi mana yang sebaiknya dipilih oleh manajemen perusahaan (Medan atau
Semarang) yang dapat menimbulkan biaya distribusi lebih rendah !
Jawab
Dalam soal diketahui bahwa perusahaan mempunyai pabrik di Bandung dan berencana untuk mendirikan
satu pabrik baru. Perusahaan memiliki dua pilihan lokasi yaitu di Medan atau di Semarang.
Untuk menjawab soal tersebut, tentukan terlebih dahulu total biaya distribusi untuk masing-masing
alternatif lokasi. berarti kita harus menghitung satu per satu biaya distribusi jika pabrik baru didirikan di
Medan dengan menghitung total biaya pabrik Bandung dan Medan, kemudian kita menghitung biaya
distribusi untuk pabrik Bandung dan Semarang lalu pilih total biaya distribusi terendah.
Hitunglah biaya distribusi jika pabrik didirikan di Medan, kemudian dengan cara yang sama hitung biaya
jika pabrik didirikan di Semarang. Langkah yang harus Anda lakukan adalah membuat tabel untuk kota
Bandung dan Medan seperti tampak pada tabel 1.
Tabel 1
Jakarta Bandung Medan Semarang Makasar Manado Kapasitas
Bandung
175
180
70
190
300
250
450.000
Medan
150
170
160
270
240
300.000
115.000 155.000
Mula-mula tentukan
besarnya penghematan
bersih (PB) untuk setiap
gudang dengan cara
mengurangkan biaya
terbesar dengan biaya terkecil dari tiap-tiap gudang. Misalnya untuk Jakarta, biaya terbesar adalah 175
dan biaya terkecil adalah 150 sehingga PB untuk Jakarta adalah 25. Lakukan hal yang sama untuk gudanggudang yang lain. Hasil selengkapnya akan tampak seperti pada tabel 2.
Tabel 2
Jakarta Bandung Medan Semaran Makasar Manado Kapasitas
g
Bandung
175
180
70
190
300
250
450.000
Medan
150
170
160
270
240
300.000
115.000 155.000
PB
30
25
2.
10
70
30
10
Selanjutnya, Anda dapat menentukan besarnya penghematan total (PT) untuk setiap gudang dengan cara
mengalikan PB dengan jumlah yang dibutuhkan. Misalnya untuk Jakarta, maka PT adalah 25 x 150.000
= 3.750.000. Lakukan hal yang sama untuk gudang-gudang yang lain. Hasil selengkapnya akan tampak
seperti pada
tabel 3.
Tabel 3
Jakarta
Bandung Medan
Bandung 175
180
70
190
300
250
450.000
Medan
170
160
270
240
300.000
150
PB
25
30
PT
10
70
30
10
Langkah berikutnya yaitu menentukan prioritas alokasi distribusi (Pr) dengan mengurutkan nilai PT dari
yang terbesar ke yang terkecil seperti tampak pada tabel 4.
Tabel 4
Jakarta
Bandung Medan
Bandung
175
180
70
190
300
250
450.000
Medan
150
170
160
270
240
300.000
PB
25
30
PT
Pr
10
2
4.
70
30
10
Melaksanakan alokasi distribusi dari masing-masing pabrik ke gudang berdasarkan prioritas alokasi
distribusi, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Perhatikan Pr 1 atau kolom Medan. Jumlah yang dibutuhkan = 80.000, dan dialokasikan kepada
salah satu sel dalam kolom Medan yang memiliki biaya terkecil yaitu sel Medan Medan (sel
Medan Medan biayanya 0 dan sel Medan Bandung biayanya 70). Perhatikan kapasitas pada
baris Medan adalah sebesar 300.000, sehingga permintaan untuk gudang Medan (80.000) dapat
dipenuhi semuanya dari pabrik di Medan. Tuliskan 80.000 sel Medan - Medan dan beri tanda ()
pada sel Medan - Bandung yang menandakan bahwa permintaan untuk gudang Medan telah
terpenuhi seluruhnya dari pabrik Medan sehingga pabrik Bandung tidak perlu memproduksi.
2.
Perhatikan Pr 2 atau kolom Jakarta. Jumlah yang dibutuhkan untuk gudang Jakarta adalah
150.000. Alokasikan jumlah tersebut kepada salah satu sel dalam kolom Jakarta yang memiliki
biaya terkecil yaitu sel Jakarta Medan (sel Jakarta Medan biayanya 150 dan sel Jakarta
Bandung biayanya 175). Perhatikan kapasitas untuk pabrik Medan adalah sebesar 300.000. Pada
baris tersebut telah terisi 80.000 (Medan). Karena kapasitasnya sebesar 300.000, maka permintaan
gudang Jakarta sebesar 150.000 masih dapat dialokasikan seluruhnya kepada pabrik Medan atau
kalau dijumlahkan 230.000<300.000. Tuliskan 150.000 pada sel Jakarta Medan dan beri tanda
() pada sel Jakarta Bandung yang menandakan bahwa kebutuhan gudang Jakarta sebesar
150.000 telah dapat dipenuhi semuanya dari pabrik Medan dan pabrik Bandung tidak perlu
memproduksi lagi.
3.
Perhatikan Pr 3 atau kolom Makasar. Jumlah yang dibutuhkan untuk gudang di Makasar adalah
115.000 dan dialokasikan kepada pabrik yang mengeluarkan biaya terkecil yaitu Medan. Karena
baris pabrik Medan telah terisi 230.000, sedangkan kapasitas 300.000, maka permintaan sebesar
115.000 tidak dapat dimasukkan seluruhnya ke sel Makasar-Medan. Yang dapat dimasukkan
hanyalah sebesar sisa kapasitas pabrik Medan sebesar 70.000 yang berasal dari 300.000-230.000.
Karena dari 115.000 baru teralokasikan sebesar 70.000, maka masukkan sisanya (45.000) ke sel
yang memiliki biaya lebih besar atau sel Makasar - Bandung. Beri tanda () pada sel-sel yang
masih kosong pada baris Medan yang menandakan bahwa pabrik Medan sudah tidak dapat
memenuhi permintaan lagi.
4.
Lanjutkan langkah tersebut untuk Pr 4, 5, 6 sampai diperoleh hasil seperti pada tabel 5.
Tabel 5
Jakarta
Bandung
Bandung Medan
175
-
Medan
180
150.000
Jml yang 150.000
dibutuhkan
190
300
110.000
170
160
80.000
45.000
250
270
240
70.000
140.000
80.000
110.000
115.000
155.000
10
70
30
30
10
PT
450.000
300.000
25
Kapasitas
155.000
PB
Pr
5.
70
140.000
150
Tabel 6
Jakarta
Bandung
175
Bandung Medan
180
150.000 140.000
70
80.000 -
190
300
-
250
80.000
450.000
Medan
290
270
300
-
0
110.000
200
216
115.000
75.000
140.000
80.000
110.000
115.000
155.000
90
230
190
100
34
PB
115
PT
Pr
300.000