Anda di halaman 1dari 4

Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis skabies pada pasien diperlukan dua dari empat tanda
kardial seorang pasien terserang skabies. Tanda-tanda diagnosis skabies sebagai berikut :1
1. Gejala gatal pada malam hari ( Pruritus nokturna) yang disebabkan oleh tungau yang
beraktivitas pada malam hari
2. Penyakit ini umunya menyerang dalam satu kelompok tertentu, karena sangat mudah tertular
ke orang-orang sekitar terutama orang yang sering terpapar dengan pasien
3. Pada predileksi terdapat terowongan berwarna putih kotor yang memiliki papul atau vesikel
4. Pada pengamatan mikroskop ditemukan adanya tungau
Diagnosis Banding
Gejala yang ditimbulkan pada infeksi scabies umunya tidak spesifik karena lesi awal
pada pasien biasanya berupa papul dan vesikel dengan gejala subjektif berupa rasa gatal.
Terlebih lagi umunya pasien datang ke rumah sakit setelah terjadi infeksi sekunder sehingga sulit
menilai penyakit yang mendasari pada keluhan pasien. Sehingga pada kasus scabies dapat timbul
beberapa diagnosis banding diantaranya :1
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Dermatitis
Prurigo
Pedikulosis korporis
Impetigo
Psoriasis
Foliculitis

Pengobatan Skabies
Pengobatan skabies dilakukan melalui dua cara yaitu melaliu terapi medikamentosa dan
non-medikamentosa. Untuk terapi medikamentosa dapat digunakan beberapa obat topikal yang
digunakan untuk megobati scabies diantaranya:1
Permetrin
Permetrin adalah insektisida yang termasuk golongan pirethroid sintetik yang efektif
dalam mengobati skabies. Parmetrin yang digunakan untuk mengobati skabies merupakan krim
dengan konsentrasi 5%. Permetrin telah disetujui sebagai obat untuk mengobati skabies sejak
tahun 1989 di Amerika Serikat dan 1991 di Belanda.
Permetrin krim 5% digunakan untuk sekali pemakaian dengan cara mengoleskan
permetrin ke seluruh bagian tubuh terutama bagian tubuh yamg sering menjadi lesi skabies

seperti bagian bokong serta lipatan-lipatan tubuh lainnya. Pemakaian obat ini dianjurkan
dilakukan pada malam hari selama 8-12 jam dan kemudian dibilas bersih keesokan harinya
dengan sabun.
Parmetrin bekerja dengan cara mengganggu polarisasi dinding sel syaraf parasit dengan
ikatan natrium. Hal ini dapat memeperlambat polarisasi dinding sel parasit yang menyebabkan
paralise parasit. Pengaplikasian parmetrin 5% juga efektif untuk mengurangi ektoparasit serta
mengurangi simptom.1
Sulfur
Sulfur merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi skabies. Dibandingkan dengan
obat-obatan yang lain, sulfur memiliki harga yang terjangkau bagi kalangan masyarakat. Sulfur
dengan konsentrasi 5-10 % telah lama digunakan sebagai skabisida. Dalam penelitian yang
dilakukan Pruksachatkunakorn terbukti bahwa sulfur dengan konsentrasi 10% efektif unruk
mengobati skabiesis meski sulfur dengan konsnetrasi 6% sudah cukup untuk mengobati skabies.
Namun pada beberapa kasus sulfur dengan 6% dianggap kurang efektif. Sulfur dengan
konsentrasi 10% mampu membunuh larva dan tungau skabies meskipun belum mampu
membunuh telur skabies.1,2
Oleh karena itu, pengobatan dengan menggunakan sulfur memerlukan waktu hingga tiga
hari untuk membunuh skabies secara tuntas. Sekarang sulfur telah tersedia dalam bentuk sabun
yang lebih ekonomis dengan bau yang lebih baik. Sabun sulfur dengan konsentrasi rendah cukup
efektif dan aman digunakan untuk mengobati skabies tanpa menimbulkan bau yang mengganggu
meskipun dengan jangka waktu penggunaan yang cukup lama.
Emulsi Benzil-Benzoas
Emulsi benzil-benzoat (20-25%) juga efektif diguanakan untuk semua stadium pada
skabies deengan penggunaan selama tiga hari. Kekurangan dari obat ini ialah sering meyebabkan
iritasi pada penggunanya dan masih sulit ditemukan sehingga jarang digunakan untuk
pengobatan skabies1

Gama Benzena Heksa Klorida


Gama benzene heksa klorida (Gameksan) dengan kadar 1% merupakan salah satu obat
yang efektif untuk pengobatan skabies karena efektif membunuh dalam semua stadium dan tidak
menyebabkan iritasi pada penggunanya. Namun penggunannya dikontraindikasikan pada pasien
anak dan ibu hamil akibat bersifat toksik pada susunan saraf pusat.1
Krotamiton
Krotamiton 10% juga merupakan salah salah satu obat pilihan pada penyakit skabies,
Obat ini memiliki dua efek yaitu antiskabies dan antigatal. Namun penggunaan krotamiton dalam
jangka waktu yang lama dapat menyebabkan iritasi pada pasien. 1

Untuk terapi non-medikamentosa yang diberikan pada pasien skabies ialah mengenai
edukasi terutama dalam pecegahan penularan dan reinfeksi. Pencegahan lebih bersifat preventif
atau pencegahan dari peyakit skabies. Pencegahan awal dilakuakan dengan menjaga kebersihan
diri sendiri, lingkungan, serta membiasakan diri untuk tidak menggunakan barang-barang pribadi
secara bersama-sama.
Pencegahan penularan terjadi apabila seseorang telah terjangkit skabies. Bentuk
pencegahan yang dilakukan ialah dengan mengobati penderita secara langsung dan melakukan
isolasi sementara pada penderita agar tungau tidak menginfeksi orang-orang yang berada di
sekitarnya. Perlu pula dilakukan pemeriksaan terhadap orang-orang yang sering berada di sekitar
penderita maupun yang pernah melakukan kontak langsusng dengan penderita.
Pencegahan reinfeksi skabies pada orang yang sama dilakukan dengan mencuci bersih
semua barang pribadi penderita seperti pakaian, handuk, sprei, dan sarung dengan menggunakan
detergen dan dijemur di bawah terik matahari agar seluruh tungau mati.
Prognosis
Ad vitam dubia ad bonam
Ad functionam dubia ad bonam
Ad sanationam dubia

Sumber:
1. Buku merah
2. Avila-Romay A, Alvarez-Franco M, Ruiz-Maldonado R. Therapeutic Efficacy, Secondary
Effects, and Patient Acceptability of 10% Sulfur in Either Pork Fat or Cold Cream for the
Treatment of Scabies. Pediatr Dermatol. 1991;8:64-6.

Anda mungkin juga menyukai