Demam+penurunan Kesadaran
Demam+penurunan Kesadaran
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Penyakit meningitis dan pneumonia telah membunuh jutaan balita di
seluruh dunia. Data WHO menunjukkan bahwa dari sekitar 1,8 juta kematian
anak balita di seluruh dunia setiap tahun, lebih dari 700.000 kematian anak terjadi
di negara kawasan Asia Tenggara dan Pasifik Barat.
Angka kematian untuk ensefalitis masih tinggi, berkisar antara 35-50%.
Penderita yang hidup 20-40% mempunyai komplikasi atau gejala sisa yang
melibatkan sistem saraf pusat yang dapat mengenai kecerdasan, motoris,
psikiatrik, epilepsi, penglihatan atau pendengaran bahkan sampai sistem
kardiovaskuler. Bayi yang menderita ensefalitis mengalami penyulit dan akibat
sisa yang lebih berat. Disamping itu belum ada pengobatan yang spesifik untuk
ensefalitis. Pengobatan yang dilakukan selama ini bersifat nonspesifik dan empiris
yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan serta menopang setiap sistem
organ yang terserang.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di RSCM Jakarta didapatkan
sebuah hasil bahwa dari 95 penderita ensefalitis karena infeksi virus. Dalam
penelitian yang menggunakan metode yang spesifik dan sensitive yaitu ELISA
diketemukan hanya 9 spesimen yang positif artinya ensefalitis disebabkan oleh
virus Japanese Encephalitis.
2.
RUMUSAN MASALAH
II.1
Definisi meningitis
II.2
Etiologi meningitis
II.3
II.4
Patofisiologi meningitis
II.5
Diagnosis meningitis
II.6
Pentalaksanaan menigitis
II.7
Komplikasi menigitis
II.8
Definisi Ensefalitis
II.9
Etiologi Ensefalitis
3.
TUJUAN MASALAH
III.1
III.2
III.3
III.4
III.5
III.6
III.7
III.8
III.9
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 DEFINISI MENIGITIS
Meningitis adalah inflamasi pada membrane yang menutupi central
nervous system, yang biasanya dikenal dengan meningens (radang pada
arachnoid dan piameter). Meningitis dapat berkembang sebagai respon
dari berbagai kasus seperti agen infeksi, trauma, kanker atau
penyalhgunaan obat. Agen infeksi dapat berupa baketri, virus ricketsia,
protozoa dan jamur.
Meningitis adalah penyakit serius karena letaknya dekat otak dan
tulang nelakang sehingga menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran
bahkan kematian. Perjalanan penyakit meningitis dapat terjadi secara akut
dan kronis.
II.2 ETIOLOGI MENINGITIS
Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme,
virus, jamur, bakteri atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan
otak.
Penyebab infeksi dapat dikliasifikasikan atas:
1. Bakteri
Pneumococcus
Meningococcus
Haemophilus influenza
Staphylococcus
Escherichia coli
Salmonella
Mycobacterium tuberculosis
2. Virus
Entrovirus
3. Jamur
Cryptococcus neoformans
Coccidioides immitris
Kerusakan neurologist
Selain adanya invasi bakteri, vitus, jamur maupun protozoa, port
dentry masuknya kuman juga bias melalui trauma tajam, prosedur oprasi
dan abses otak yang pecah. Penyebab lainnya adalah rhinorhea, otorhea
muncul
bersamaan
dengan
meningitis,
disebut
II.9 ETIOLOGI
Berbagai macam mikroorganisme dapat menimbulkan Ensefalitis,
misalnya bakteria, protozoa, cacing, jamur, spirochaeta, dan virus. Bakteri
penyebab Ensefalitis adalah Staphylococcus aureus, streptokok, E. Coli,
M. Tuberculosa dan T. Pallidum. Encephalitis bakterial akut sering disebut
encephalitis supuratif akut.
Penyebab lain adalah keracunan arsenik dan reaksi toksin dari
thypoid fever, campak dan chicken pox/cacar air. Penyebab encephalitis
yang terpenting dan tersering ialah virus. Infeksi dapat terjadi karena virus
langsung menyerang otak, atau reaksi radang akut infeksi sistemik.
Klasifikasi
encephalitis
berdasarkan
jenis
virus
serta
epidemiologinya ialah:
Ensefalitis Infeksi virus yang bersifat endemik
1. Golongan enterovirus :
a. Poliomyelitis,
b. virus Coxsackie,
c. virus ECHO.
2. Golongan virus Arbo :
a. Western equine encephalitis,
b. St. Louis encephalitis,
c. Eastern equine encephalitis,
d. Japanese B encephalitis,
e. Russian spring summer encephalitis,
f.
e. Ensefalitis Mumps,
f. Ensefalitis Lymphocytic choriomeningitis,
g. Dan jenis lain yang dianggap disebabkan oleh virus tetapi belum
jelas.
4. Encephalitis pasca-infeksi :
a. Ensefalitis pasca-morbili,
b. Ensefalitis pasca-varisela,
c. Ensefalitis pasca-rubela,
d. Ensefalitis pasca-vaksinia,
e. Dll
II.10 MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis bervariasi sesuai dengan penyebabnya. Masa
prodomal berlangsung antara 1 - 4 hari ditandai dengan : demam, sakit
kepala, pusing, muntah nyeri tenggorokan, malaise, nyeri ekstremitas,
pucat, letargi. Tanda ensepalitis yang berat ringanya tergantung dari
distribusi dan luas lesi pada neuron.
Gejalanya berupa : gelisah, iritabel, screaming attack, perubahan
perilaku, gangguan kesadaran dan kejang, kaku kuduk, koma, diplopia,
delirium, konfusi, kadang disertai tanda neurologia fokal berupa afasia,
hemiparesis, hemiplegia, ataksia dan paralisis saraf otak. Ruam kulit
kadang didapatkan pada beberapa tipe ensefalitis misalnya pada
enterovirus dan varisella zooster.
Pada kasus yang ringan ensefalitis gejalanya demam, sakit kepala,
tidak nafsu makan, kelemahan atau tanda sakit yang umum. Pada kasus
ensefalitis yang lebih parah, seseorang mengalami demam yang lebih
parah, sakit kepala yang lebih parah, mual dan muntah, kaku leher, ukuran
pupil yang berbeda, bingung, disorientasi, perubahan kepribadian, masalah
pada pendengaran dan ucapan, halusinasi, pandangan ganda, sulit
menggerakan tangan atau kaki, gerakan yang sulit, kesulitan berjalan,
10
tersebut.
Penyebaran melalui saraf-saraf : virus berkembang biak di
Permukaan selaput lendir dan menyebar melalui sistem saraf.
Masa Prodromal berlangsung 1-4 hari ditandai dengan demam,
11
Virus / Bakteri
Mengenai CNS
Ensefalitis
TIK meningkat
Muntah- muntah
Demam
BB Turun
Gangguan Penglihatan
Gangguan Bicara
Gangguan Pendengaran
Kelemahan Gerak
Kejang Spastik
Resiko Contuaktur
Resiko Cedera
12
13
II.13 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan secara umum tidak spesifik. Tujuanya adalah
mempertahankan fungsi organ dengan mengusahakan jalan napas tetap
terbuka,
pemberian
makanan
enteral
atau
parenteral,
menjaga
14
15
P. Fisik
Vs :
- TD : 150/70 MmHg
-
N: 100/ Menit
RR: 20/Menit
T: 40,5 C/Menit
P.Neurologis :
Laseque +
Definisi Meningitis
Meningitis adalah inflamasi pada membrane yang menutupi central
nervous system, yang biasanya dikenal dengan meningens (radang pada
arachnoid dan piameter). Meningitis dapat berkembang sebagai respon
dari berbagai kasus seperti agen infeksi, trauma, kanker atau
penyalhgunaan obat. Agen infeksi dapat berupa baketri, virus ricketsia,
protozoa dan jamur.
Manifestasi Klinis Menigitis
Keluhan utama biasanya nyeri kepala rasa ini dapat menjalar ke
tengkuk dan punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk biasanya
disebabkan karena mngejangnya otot-otot ekstensor tengkuk. Bila hebat
terjadi opistotonus yaitu, tenguk kaku dalam sikap kepala tengadah dan
punggung dalam sikap hiperekstensi. Kesadaran menurun tanda kernigs
dan brudzinsky positif.
16
Diagnosis Menigitis
Diagnosis pasti ditegakkan melalui pemeriksaan lumbal fungsi dan
terdapatnya organisme atau antigennya dalam cairan cerebrospinal. Pada
cairan cerebrospinal didapatkan:
Warna opalesn atau keruh dapat terjadi pada hari pertama atau
kedua
Pada sedian gram bakteri (+) hampir pada kasus bila belum
mendapat pengobatan sebelumnya
Definisi Ensefalitis
Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai CNS yang disebabkan
oleh virus atau mikro organisme lain. Secara klinis ensefalitis dapat
dijumpai
muncul
bersamaan
dengan
meningitis,
disebut
17
Infeksi Telinga
Abses
Demam
Infeksi Selaput
Meningens
Duramater
Arakhnoid
Kejang
Penekanan pd
Formatio Retikularis
Penurunan
kesadaran
GCS E1 V1 M1
Potensial membran
Sub
Arakhnoid
Penyebaran
melalui LCS
Eksudat
menyumbat pd
Granula araknoid
Edema Cerebri
Mempengaruhi
Cortex Cerebri
Terjadi penekanan
pd Cortec Cerebri
TIK
Sakit
kepala
18
Muntah
TD
Pentalaksanaan Meningitis
1. Meningitis yang disebabkan pneumokok, meingokok
a. Ampicillin 12-18 gram iv dalam dosisi terbagi perhari selama
minimal 10 hari atau hingga sembuh
2. Meningitis yang disebabkan haemophyus influnzae
a. Kombinasi ampicillin dan klorampenikol seperti diatas,
kloramfenikol disuntikkan iv 30 menit setelah ampicillin.
Lama pengobatan minimal 10 hari. Bila pasien alergi terhadap
penicillin berikan kloramfenikol saja.
3. Meningitis yang disebabkan enterobactreriaciae
a. Sefotaksim 1-2 gram iv setiap 8 jam. Bila resisten terhadap
sefotaksim, berikan campuran trimetropim 80 gram dan
sulfametoksazol 400 mg per infuse 2x1 ampul per hari, selam
minimal 10 hari.
4. Meningitis yang disebabkan staphylococcus aureus yang
resisten terhadap penicillin
a. Berikan sefotaksim atau seftriakson 6-12 gram iv. Bila pasien
alergi terhadap penicillin, vankomisin 12 gram iv per hari
dalam dosis terbagi.
Pada neonatus ampicillin 100-200 mg/kg bb disertai
gentamsin 5 mg/kg bb/ hari. Bila setealh diberi terapi yang tepat
selama 10 hari pasien masih demam, cari sebab diantaranya:
Efusi subdural
Abses
Hidrosefalus
Empiema subdural
Trombosi dll
19
Penatalaksanaan Ensefalitis
Pengobatan yang dilakukan bersifat non-spesifik dan
empiris yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan serta
menopang setiap sistem organ yang terserang. Obat yang biasanya
digunakan adalah :
a. Fenobarbital 5-8 mg/Kg BB/24 jam untuk mencegah kejang
b. Diazepam 0,1-0,2 mg/Kg BB jika kejang-kejang sering / terus
terjadi
c. Deksametason 0,5 mg/Kg BB/24 jam untuk mengurangi
peradangan
d. Manitol 1,5-2,0 g/Kg BB selama 30-60 menit mengeluarkan
oedema otak/PTIK
e. Asiklovir 10 mg/kgBB/hari IV setiap 8 jam jika ada ensefalitis
herpes
20
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Meningitis
dapat
disebabkan
oleh
bakteri,
virus,
jamur,
dari
ensefalitis,
yaitu
dari
berbagai
macam
21
DAFTAR PUSTAKA
2010.
http://www.docstoc.com/docs/19409600/new-meningitis-
edit/
Harsono., 2008. Buku Ajar Neurologi Klinis. Jogjakarta: UGM
22