Trauma penetrasi jantung adalah penyebab paling umum dari cedera jantung signifikan yang ditemui di rumah sakit, dengan dengan penyebab utama senjata api dan pisau. Meanisme lain seperti shotgun, pengambil es, dan penusukan dengan ujung pagar juga dilaporkan. Lokasi cedera pada jantung, sering berhubungan dengan lokasi lesi pada dinding dada. Karena lokasinya yang anterior, yang paling berisiko cedera adalah ventrikel kiri dan kanan. Sebuah tinjauan 771 pasien dengan trauma penetrasi jantung dilaporkan 54 persen mengalami luka tusukan dan 42 persen mengalami luka tembak. Dalam 40 persen kasus ditemukan cedera pada ventrikel kanan, 40 persen pada cedera ventrikel kiri, pada cedera atrium kanan 24 persen dan pada atrium kiri 3 persen. Sepertiga dari cedera jantung melibatkan beberapa struktur jantung. Cedera signifikan intracardiac melibatkan arteri koroner (n=39), katup jantung (mitral) (n=2), fistula intracardiac (misal, defek septum ventrikel) (n=14), dan luka yang tidak biasa (n=10). Hanya 2 persen pasien yang bertahan dari cedera awal dan menjalani operasi perbaikan ulang sisa cedera. Trauma jantung karena benda tumpul Trauma jantung nonpenetrasi atau trauma jantung karena benda tumpul telah menggantikan istilah jantung memar dan menggambarkan cedera mulai dari memar ringan hingga rupture jantung. Hal ini dapat disebabkan oleh transfer energi langsung ke jantung atau kompresi dari jantung antara sternum dan tulang belakang pada saat kecelakaan. Dalam rentang ini, cedera tumpul jantung dapat bermanifestasi sebagai rupture dinding dan septum bebas, trombosis arteri koroner, gagal jantung, dysrhytmias sederhana dan kompleks, dan rupturnya chorda tendon atau otot-otot papillary. Insiden bisa setinggi tiga-perempat pasien dengan trauma berat pada tubuh. Mekanismemekanismenya termasuk kecelakaan kendaraan bermotor, kecelakaan kendaraan-pejalan kaki, jatuh, ledakan, serangan, CPR. Cedera tersebut sering dikaitkan dengan patah sternum atau tulang rusuk. Dalam laporan sebuah dysrhytmias jantung yang fatal terjadi ketika sternum terkena bola bisbol, yang bisa menjadi bentuk cordis commotion. Rupture jantung membawa resiko kematan yang signifikan. Biomekanik dari rupture jantung termasuk transmisi langsung peningkatan tekanan intrathoraks ke rongga jantung, efek hidrolik berkekuatan besar diterapkan pada pembuluh darah vena perut atau ekstremitas, menyebabkan daya untuk ditransmisikan ke atrium kanan; memperlambat gaya antar daerah tetap dan bergerak, yang menjelaskan robekan atriocaval, penundaan rupture dan penetrasi dari tulang yang patah atau sternum yang fraktur. Ruptur nonpenetrasi pada septum jantung terjadi paling sering pada akhir sistol atau diastol awal dekat apex jantung. Berbagai rupture dan gangguan pada system konduksi jantung juga dilaporkan. Dari data otopsi, trauma jantung tumpul dengan rupture ventrikel paling sering melibatkan ventrikel kiri, diikuti dengan ventrikel kanan, dan atrium kiri. Defek septum ventrikel juga terjadi dengan robekan yang paling umum melibatkan kedua bagian membran dan otot septum.
Cedera jantung iatrogenik
Cedera jantung iatrogenic dapat terjadi dengan insersi central venous line, prosedur kateterisasi jantung, dan pericardiocentesis. Cedera jantung karena central venous line biasanya terjadi dengan penempatan dari vena subklavia atau vena jugularis interna sinistra. Perforasi yang menyebabkan tamponade juga dilaporkan. Insersi kuat pada central line sisi kiri, khususnya selama pembesaran lini saluran dapat menyebabkan perforasi jantung. Komplikasi dari kateterisasi koroner termasuk perforasi arteri koroner, perforasi jantung, dan diseksi aorta dapat menjadi parah dan membutuhkan intervensi tindakan bedah darurat. Penyebab lainnya termasuk cedera ventrikel kanan selama perikardiocentesis dan injeksi intracardiac. Cedera metabolic atau luka bakar Cedera metabolik mengarah ke disfungsi dalam respon pada cedera traumatic dan mungkin berkaitan dengan cedera yang disebabkan luka bakar, sepsis, SIRS, dan trauma multisistem. Mekanisme tepat yang bertanggung jawab pada disfungsi ini belum jelas, tapi respon trauma dapat menyebabkan pelepasan sitokin yang bisa memberi efek langsung pada myocardium. Endotoxin; TNF-alpha; TNF-beta; Interleukin-1; interleukin6; interleukin-10; katekolamin (epinefrine, norepinefrine); molekul adhesi sel; dan nitrat oksida adalah semua mediator yang kemungkinan bertanggung jawab. Cedera metabolic jantung dapat bermanifestasi secara klinik sebagai gangguan konduksi atau penurunan kontraktilitas yang menyebabkan penurunan output. Depresi myocardium dapat terjadi dalam respon pada keganasan mediator dan dapat mengubah penggunaan kalsium dan depresi pada kemampuan reaksi myosit pada stimulasi beta-adrenergic. Sintesis aktivasi pokok nitrat oksida dapat mengatur kemepuan reaksi jantung pada stimulasi cholinergic dan adrenergic dan produksi induktif nitrat oksida sintase dapan menekan kemampuan reaksi kontraktil myosit pada agonis beta-adrenergic. Efek depresif myocardial terlihat dapat dibalik. Perawatan cedera metabolik jantung telah mendukung dengan memulai koreksi, tetapi beberapa praktisi telah berusaha untuk mengatasi mediator yang terlibat menggunakan milrinone melalui intravena, kortikosteroid, arginin, faktor pendorong koloni granulositmakrofag (granulocyte-macrophag colony-stimulating factor), dan glutamat. Penggunaan intraaortic counterpulsation ballon pump (pompa balon counterpulsation intraaorta) dapat dipertimbangkan untuk mengobati depresi miokardium, tapi pengontrolnya tidak ada untuk menguji hipotesis ini. Komplikasi jantung pada awal masa setelah terkena luka bakar adalah penyebab utama kematian. Efek awal pada sistem kardiovaskuler pada cedera luka bakar timbul penurunan yang bermakna pada output jantung yang dapat terjadi dalam beberapa menit dari cedera. Respon jantung secara keseluruhan telah digambarkan sebagai pola pasang surut dan aliran, dengan fase surut awal antara 1 dan 3 hari ditandai dengan hipovolemia dan depresi miokard dan ditandai oleh fase berkepanjangan meningkatkan aliran dengan kebutuhan metabolik dari aliran darah perifer. Penurunan cardiac output yang diamati pada periode awal luka bakar adalah hasil dari penurunan dramatis dan cepat dalam volume intravaskuler dan depresi miokard langsung. Hipovolemia akibat kebocoran kapiler yang disebabkan oleh cedera endotel dan mungkin dimediasi oleh plateletactivating factor, komplemen, sitokin, asam arachidonic, atau radikal bebas oksigen.
Depresi myocardial dimanifestasikan oleh penurunan konraktilitas myokardium dan
abnormalitas dalam komplians menjadi jelas dengan total luas permukaan tubuh yang terkena luka bakar 20 sampai 25 persen. Faktor depresan myocardial, TNF,m vasopresin, radikal bebas oksigen dan interleukin mungkin bertanggung jawab pada depresi yang terjadi. Cedera listrik Komplikasi jantung adalah penyebab paling umum setelah cedera jantung. Diperkirakan dari 1100 sampai 1300 kematian terjadi per tahun di amrik, dari cedera listrik (termasuk tersambar petir). Komplikasi jantung setelah cederajantung termasuk serangan jantung seketika; necrosis myokard akut dengan atau tanpa gagal vetrikel; pseudoinfarction; iskemeka myokard; disritmia; keabnormalan konduksi; hipertensi akut dengan vasospasme perifer,dan tanpa gejala, bukti keabnormalan nonspesifik pada EKG. Kerusakan dari cedera lisstrik adalah akibat efek langsung pada jaringan-jaringan yang dapat dirangsang/distimulasi, panas yang dihasilkan oleh aliran listrik dan cedera yangmenyertai (seperti jatuh, ledakan, kebakaran).