HIKAYAT BUNGA
KEMUNING
Nama
: 1. ELFRIDA K
2. DITA RATRI F
3. DELLA APRILIA
4. KIKI A
Kelas
: X MIA 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menganalisis unsur intrinsik
dan unsur ekstrinsik cerita rakyat yang berjudul Hikayat Bunga Kemuning untuk
memenuhi tugas Bahasa Indonesia.
Adapun saya menganalisis cerita rakyat ini tidak lepas dari berbagai kekurangan,
jadi saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, agar dalam
menganalisa unsur intrinsik dan unsur eksrinsik yang selanjutnya bisa lebih baik lagi.
Akhirnya saya mengucapkan terima kasih banyak, Tuhan senantiasa memberkahi
kehidupan kita dan mudah-mudahan, makalah ini bermanfaat untuk kita semua, Amin.
Nawangan,
Januari 2015
Penulis
Ketika sang raja pulang, ia memberi Puteri Kuning sebuah kalung batu hijau.
Puteri Hijau merasa cemburu, ia bersama saudaranya yang lain memukul kepala Puteri
Kuning hingga ia meninggal. Tanpa sepengetahuan orang-orang istana, ke-9 puteri
mengubur Puteri Kuning.
Mengetahui puteri bungsunya hilang, sang raja mencarinya, namun pencariannya
tak membuahkan hasil.
Suatu hari tumbuhlah sebuah tanaman di atas kubur Puteri Kuning.Karena
tanaman tersebut nampak seperti Puteri Kuning, maka sang raja menamainya Puteri
Kemuning.
UNSUR INTRINSIK
Alur/plot
: Alur Maju
Bukti : karna dalam cerita ini tidak menceritakan tentang masa lalu.
Tema
Latar/setting :
1. Latar tempat :
Kerajaan (bukti: hikayat ini mengisahkan tentang kerajaan jaman dahulu.)
Taman (bukti : tanpa ragu, putri kuning mengambil sapu dan mulai membersihkan
taman itu.)
Danau (bukti : ketika sang raja tiba di istana kesembilan putrinya masih bermain di
danau.)
Teras istana (bukti : sementara putri kuning sedang merangkai bunga di teras istana.)
2. Latar waktu : Pada zaman dahulu kala
3. Latar suasana : Sedih (bukti: berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, tak ada
yang berhasil menemukan Putri Kemuning. Raja sangat sedih. "Aku ini ayah yang
buruk," katanya.)
Tokoh:
1. Protagonis
2. Antagonis
melemparkan sampah. Taman istana yang sudah rapi, kembali acak-acakan. Putri kuning
diam saja dan menyapu sampah sampah itu.)
Ramah (bukti: Sebaliknya ia selalu riang dan tersenyum ramah kepada siapa pun.)
3. Puteri Hijau
: Jahat, mudah iri (bukti: Puteri Hijau melihat Puteri Kuning
memakai kalung barunya. "Wahai adikku, bagus benar kalungmu! Seharusnya kalung itu
menjadi milikku, karena aku adalah Puteri Hijau!" katanya dengan perasaan iri)
4. Kakak-kakak putri kuning : Nakal, manja, jahat. (bukti: sering membentak inang
pengasuh dan menyuruh pelayan agar menuruti mereka, merampas kalung putri kuning,
menangkap dan memukul kepala putri kuning sampai putri kuning meninggal dan
menguburnya tanpa memberitahu ayahnya (raja).
Sudut Pandang
Amanat :
-Berlaku baiklah kepada sesama saudara kita
-Berfikirlah terlebih dahulu ketika kita akan bertindak
UNSUR EKSTRINSIK
Nilai Sosial
Mencoba untuk lebih baik
Nilai Agama
Berbuat baik walaupun dibalas kejahatan
(Bukti agama islam)
Sesungguhnya rahmat Allah Swt amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
(QS. Al-Araf: 56)
Dan berbuat baiklah kepada ibu-bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil (orang
yang bepergian) dan hamba sahayamu (pembantu). (QS. An-Nisa [4]: 36).
Balaslah perbuatan buruk mereka dengan yg lebih baik. Kami lebih mengetahui apa
yang mereka sifatkan. (Q.S. Al-Muminun [23]: 96)
Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan pula. (QS. Ar-Rahman [55]: 60).
Mereka itu diberi pahala dua kali lipat disebabkan kesabaran mereka dan mereka
menolak kejahatan dengan kebaikan dan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan
kepada mereka, mereka nafkahkan.(QS. Al-Qashash [28]:54)
Siapa yang datang membawa kebaikan, baginya pahala yang lebih baik daripada
kebaikannya itu; dan siapa yang datang membawa kejahatan, tidaklah diberi balasan
kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan seimbang dengan
apa yang dahulu mereka kerjakan. (SQ. Al-Qashash [28]:84)
Allah Taala berfirman,
( 1)
( 4) ( 3)
( 2)
6)
( 5)
(8) ( 7)
Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah
mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya:
Mengapa bumi (menjadi begini)?, pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena
sesungguhnya Rabbmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. Pada
hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya
diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang
mengerjakan kebaikansekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan
barangsiapa yang mengerjakan kejahatansekecil apa pun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya pula. (QS. Al Zalzalah: 1-8)
(8) ( 7)
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya
dia akan melihat (balasan)nya pula.
Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya),
begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia
dengan hari itu ada masa yang jauh. (QS. Ali Imran: 30).
Nilai Moral
Keburukan akan terbongkar dengan sendirinya walaupun ditutupi.
Nilai Budaya
Sopan dan santun kepada orang tua, Pada jaman dahulu tentang pemberian nama putri
atau putra.
Gaya Bahasa :
Majas metafora : Batangnya bagaikan jubah puteri, daunnya bulat berkilau bagai
kalung batu hijau, bunganya putih kekuningan dan sangat wangi!
Majas ironi
milikku
Majas Paradoks : Meskipun kecantikan mereka hampir sama, si bungsu Puteri Kuning
sedikit berbeda, Ia tak terlihat manja dan nakal. Sebaliknya ia selalu riang dan dan
tersenyum ramah kepada siapapun. Ia lebih suka bebergian dengan inang pengasuh
daripada dengan kakak-kakaknya.