(REVENUE RECOGNITION)
BERDASARKAN PP No 71 TAHUN 2010, IPSAS DAN PRAKTIKNYA DI NEW ZEALAND
KELOMPOK 3
1. ANUGRAH ENDRAWAN YOGYANTORO (03)
2. DEFI
(09)
(15)
(21)
5. SYANNI YUSTIANI
(27)
DAFTAR ISI
1
Daftar Isi i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Ruang Lingkup ..
C. Tujuan Penulisan 2
D. Metodologi Penyusunan Makalah .. 2
E. Sistematika Penyajian . 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengakuan, Pengukuran, dan Pengungkapan Unsur Laporan Keuangan
Pemerintah .. 3
B. Pengakuan, Pengukuran, dan Pengungkapan Pendapatan berdasarkan Standar
Akuntansi Pemerintah. 4
1. Basis Akuntansi .
2. Ruang Lingkup ..
3. Definisi Pendapatan 5
4. Pengukuran Pendapatan . 5
5. Pengakuan Pendapatan ..
6. Pengungkapan Pendapatan
11
C.1 International Public Sector Accounting Standard (IPSAS) 9 Revenue from Exchange
Transactions
11
1. Ruang Lingkup
12
2. Definisi Pendapatan .
12
3. Pengukuran Pendapatan
13
13
5. Pengungkapan ..
14
C.2 International Public Sector Accounting Standard (IPSAS) 23 Revenue from NonExchange Transactions
15
1. Ruang Lingkup
15
2. Definisi
15
3. Pendapatan ..
16
16
16
16
17
8. Pengungkapan .
18
18
19
19
22
2. Definisi ...
23
3. Pengukuran Pendapatan .
23
4. Identifikasi Transaksi .
23
5. Pengungkapan
25
25
29
B. Saran .
30
Daftar Pustaka .
iv
Lampiran .
BAB I
PENDAHULUAN
laporan keuangan yang dibuat oleh pemerintah tidak untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari
masing-masing kelompok pengguna tersebut. Ada beberapa kelompok utama pengguna
laporan keuangan pemerintah, namun tidak terbatas pada :
1. masyarakat;
2. wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa;
3. pihak yang member atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman; dan
4. pemerintah.
Laporan keuangan terutama digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi
yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan, menilai kondisi
keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu
menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan. Untuk memenuhi tujuan
tersebut, pemerintah mulai menerapkan akuntansi berbasis akrual dimana laporan keuangan
atas pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran sampai dengan tahun anggaran 2014
(Lampiran II.02 PSAP 01 Penyajian Laporan Keuangan). Salah satu hal yang sangat
terpengaruh atas perubahan basis tersebut yaitu masalah pengakuan, pengukuran dan
pengungkapan unsur laporan keuangan.
A. LATAR BELAKANG
Makalah ini disusun sebagai pembelajaran mahasiswa mengenai Akuntansi
Pemerintah khususnya pengakuan pendapatan berdasarkan basis akrual dalam perspektif
nasional maupun internasional yang mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan
International Public Sector Accounting Standards (IPSAS). Pada makalah ini juga dilakukan
pembahasan singkat mengenai praktik IPSAS terkait akuntansi pendapatan di negara New
Zealand. Alasan pemilihan negara tersebut dalam pembahasan makalah ini mengingat bahwa
New Zealand merupakan salah satu negara maju yang telah lama menerapkan basis akrual
dalam sistem akuntansi pemerintahannya.
B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pembahasan pada makalah ini lebih terfokus pada pengakuan
pendapatam berbasis akrual dari perspektif SAP dan IPSAS. Selain membahas pengakuan
pendapatan, kami juga melakukan pembahasan mengenai definisi, pengukuran dan
pengungkapan pendapatan karena semua hal tersebut saling berkaitan dan mendukung
pengakuan pendapatan.
C. TUJUAN PENYUSUNAN
Makalah ini disusun bertujuan sebagai bahan pembelajaran tim penyusun mengenai
penerapan basis akrual khususnya masalah pengakuan pendapatan dan masalah lain yang
terkait dengan pengakuan tersebut serta bagaimana prakteknya di negara yang sudah
menerapkan pengakuan pendapatan berbasis akrual di negara lain. Selain itu bertujuan
sebagai referensi bagi orang di luar penyusun yang membutuhkan serta sebagai penyelesaian
tugas mata kuliah Seminar Akuntansi Pemerintah pada Semester VIII Program Diploma IV
2012-2013.
D. METODOLOGI PENYUSUNAN MAKALAH
Penyusunan makalah singkat ini dilakukan secara normatif yang berasal dari sumber
buku atau dokumen (studi pustaka) dan peraturan-peraturan yang terkait dengan tema, sebagai
sumber landasan penyusun dalam menyusun makalah ini. Kami juga menari berbagai sumber
di internet mengenai penerapan pengakuan pendapatan di negara lain yaitu di New Zealand.
E. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Penyajian laporan ini terdiri atas tiga bab, yaitu Pendahuluan, Pembahasan, dan
Penutup. Setelah Bab I Pendahuluan, Bab II menguraikan mengenai teori-teori berdasarkan
peraturan SAP maupun IPSAS terkait definisi, pengakuan, pengukuran dan pengungkapan
pendapatan. Selanjutnya dijelaskan secara singkat mengenai penerapannya di New Zealand
sebagai negara yang telah mengimplementasikan basis akrual dalam pemerintahannya sejak
tahun 1992. Di akhir Bab II, dijelaskan perbandingan dari SAP, IPSAS dan penerapan di New
Zealand dalam bentuk tabel. Bab III Penutup berisi tinjauan umum yang mengemukakan
simpulan-simpulan, terkait masalah-masalah penting dalam pembahasan materi di Bab II.
BAB II
PEMBAHASAN
pendapatan-LO, dan beban, sebagaimana akan termuat pada laporan keuangan entitas
pelaporan yang bersangkutan. Pengakuan diwujudkan dalam pencatatan jumlah uang
terhadap pos-pos laporan keuangan yang terpengaruh oleh kejadian atau peristiwa terkait.
Secara umum, ada dua kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau
peristiwa untuk diakui, yaitu :
1. terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan
kejadian atau peristiwa tersebut akan mengalir keluar dari atau masuk ke
dalam entitas pelaporan yang bersangkutan;
2. kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur
atau dapat diestimasi dengan andal.
Selain itu, untuk menentukan apakah suatu kejadian/peristiwa memenuhi kriteria
pengakuan, perlu dipertimbangkan aspek materialitas. Dalam kriteria pengakuan pendapatan,
konsep kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan terjadi digunakan dalam pengertian
derajat kepastian tinggi bahwa manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan pos atau
kejadian/peristiwa tersebut akan mengalir dari atau ke entitas pelaporan. Konsep ini
diperlukan dalam menghadapi ketidakpastian lingkungan operasional pemerintah. Pengkajian
derajat kepastian yang melekat dalam arus manfaat ekonomi masa depan dilakukan atas dasar
bukti yang dapat diperoleh pada saat penyusunan laporan keuangan.
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan
menggunakan nilai perolehan historis. Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan
mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu
dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
Kriteria pengakuan pada umumnya didasarkan pada nilai uang akibat peristiwa atau
kejadian yang dapat diandalkan pengukurannya. Namun ada kalanya pengakuan didasarkan
pada hasil estimasi yang layak. Apabila pengukuran berdasarkan biaya dan estimasi yang
layak tidak mungkin dilakukan, maka pengakuan transaksi demikian cukup diungkapkan
pada Catatan atas Laporan Keuangan. Penundaan pengakuan suatu pos atau peristiwa dapat
terjadi apabila kriteria pengakuan baru terpenuhi setelah terjadi atau tidak terjadi peristiwa
atau keadaan lain di masa mendatang. Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara
sistematis. Setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan
Ekuitas harus mempunyai referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan atas
Laporan Keuangan.
5
B. PENGAKUAN,
PENGUKURAN
DAN
PENGUNGKAPAN
PENDAPATAN
2. Ruang Lingkup
Pernyataan Standar ini berlaku untuk entitas pelaporan dalam menyusun laporan
keuangan suatu entitas pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan laporan keuangan
konsolidasian, tidak termasuk perusahaan negara/daerah (paragraf 4)
3. Definisi Pendapatan
a. Lampiran I.02 PSAP 01 Penyajian Laporan Keuangan
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah yaitu basis
akrual. (paragraf 5)
b. Lampiran I.01 Kerangka konseptual akuntansi pemerintahan:
1) Pendapatan-LRA
adalah
penerimaan
oleh
Bendahara
Umum
penerimaan
Rekening
Kas
Umum
daerah
(biaya)
pendapatan-LRA yang
terjadi
pada
periode
penerimaan
bahkan ada yang langsung digunakan oleh entitas yang bersangkutan. Beberapa
praktik terkait dengan penerimaan pendapatan yaitu:
a. Pendapatan kas diterima satker/SKPD dan belum disetor ke RKUN/RKUD.
Pada kondisi ini, satker/SKPD diharuskan menyetor seluruh pendapatan ke
RKUN/RKUD sesegera mungkin sesuai dengan ketentuan. Dalam kenyataan
dapat terjadi pendapatan tersebut terlambat disetor, bahkan belum disetor ke
RKUN/RKUD sampai tanggal pelaporan keuangan.
Contoh: Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang diterima oleh satker,
pada akhir tahun pelaporan belum disetor ke RKUN.
b. Pendapatan kas diterima satker atas nama Bendahara Umum Negara (BUN),
digunakan langsung oleh satker.
Pada kondisi ini, satker menggunakan langsung pendapatan yang diterima
untuk mendanai kegiatannya tanpa terlebih dahulu disetor ke RKUN. BUN
menyetujui secara resmi bahwa pendapatan yang diterima dapat digunakan
oleh satker. Pendapatan dan belanja yang didanai dari pendapatan tersebut
disahkan oleh BUN sebagai pendapatan dan belanja negara. Untuk dapat
disahkan, satker melaporkan pendapatan dan belanja tersebut kepada BUN.
Contoh: Hibah langsung yang diterima oleh satker K/L. Hibah tersebut
langsung digunakan oleh satker K/L tanpa menyetorkannya terlebih dahulu ke
RKUN. Pendapatan tersebut dilaporkan kepada BUN untuk mendapat
pengesahan sebagai pendapatan pemerintah pusat.
c. Pendapatan kas diterima dan digunakan langsung oleh SKPD tanpa terlebih
dahulu disetor ke RKUD serta tidak dilaporkan ke Bendahara Umum Daerah
(BUD).
Contoh: Hibah langsung dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang
diterima oleh sekolah negeri dari Pemerintah Provinsi. Sekolah tersebut
merupakan bagian dari SKPD kabupaten/kota. Sekolah menggunakan
langsung dana BOS tanpa menyetorkannya terlebih dahulu ke RKUD dan
melaporkan ke BUD.
10
d. Pendapatan hibah dari luar negeri yang oleh pihak donor tidak disalurkan ke
rekening entitas tetapi langsung digunakan untuk mendanai belanja entitas
kepada rekanan yang ditunjuk.
Contoh: Pembayaran oleh negara donor langsung kepada kontraktor rekanan
pemerintah atas proyek pembangunan prasarana dari kegiatan yang didanai
dengan hibah dari luar negeri.
e. Pendapatan diterima entitas lain di luar pemerintah atas nama BUN/BUD dan
pendapatan terlambat disetor ke RKUN/RKUD.
Pada kondisi ini, entitas lain tersebut diijinkan secara resmi oleh BUN/BUD
untuk menerima pendapatan tetapi karena sesuatu hal, pendapatan tersebut
terlambat disetor ke RKUN/RKUD. Pendapatan tersebut dapat diakui sebagai
pendapatan, jika ada pengakuan dari entitas di luar pemerintah tersebut bahwa
pendapatan tersebut merupakan pendapatan negara/daerah, demikian juga
BUN/BUD mengakuinya sebagai pendapatan negara/daerah.
Contoh: pendapatan negara tahun berjalan yang diterima bank persepsi, karena
suatu hal, belum dilimpahkan ke RKUN. Bank persepsi tersebut maupun BUN
mengakuinya sebagai pendapatan tahun berjalan.
Selanjutnya dapat dijelaskan pula bahwa, tujuan penyajian laporan keuangan
pemerintah sebagaimana disebutkan dalam Paragraf 9 PSAP 01 huruf c dan e adalah:
untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk
menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya, dengan:
a. menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber
daya ekonomi;
b. menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitas
dan memenuhi kebutuhan kas.
Sejalan dengan tujuan pelaporan keuangan tersebut, maka seluruh pendapatan
yang berbentuk kas wajib disajikan sebagai bagian sumber daya kas oleh entitas yang
menggunakannya.
Interpretasi:
11
dan
hingga
tanggal
pelaporan
belum
disetorkan
ke
12
Interpretasi ini harus dibaca dan digunakan dalam kaitannya dengan Paragraf 21
PSAP Nomor 02 Lampiran I PP Nomor 71 Tahun 2010 dan Paragraf 22 PSAP Nomor
02 Lampiran II PP Nomor 71 Tahun 2010.
Interpretasi ini dapat diterapkan secara analogis pada belanja negara/daerah terkait
dengan pendapatan di atas dengan mengacu pada Paragraf 31 PSAP Nomor 02
Lampiran I PP Nomor 71 Tahun 2010 dan Paragraf 31 PSAP Nomor 02 Lampiran II
PP Nomor 71 Tahun 2010.
C. PENGAKUAN,
PENGUKURAN,
DAN
PENGUNGKAPAN
PENDAPATAN
Isu utama dalam akuntansi pendapatan adalah kapan waktu mengakui pendapatan.
Pendapatan diakui ketika:
a. Adanya kemungkinan besar terjadinya manfaat ekonomi di masa mendatangatau
potensi jasa yang akan diterima.
b. Manfaat-manfaat tersebut dapat diukur dengan baik.
1. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dalam DRAFT SAP tersebut antara lain:
Standar ini mengatur perlakuan pendapatan-LO pemerintah yang diperoleh dari
transaksi pertukaran, kecuali:
1. Tidak termasuk pendapatan-LRA.
2. Tidak termasuk potensi-potensi sumber-sumber daya yang belum dieksploitasi
(national resources), misalnya kandungan minyak, kandungan batu bara, ikan,
hutan, dan sebagainya.
3. Tidak termasuk pendapatan badan layanan umum, yang mengacu pada peraturan
perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum
2. Definisi Pendapatan
Pendapatan-LO, sesuai PSAP 01 par 08 dan PSAP 12 par 08, adalah hak
pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali. Definisi ini
memperlihatkan bahwa pendapatan-LO merupakan pendapatan yang berbasis akrual di
mana transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui, dicatat, dan disajikan dalam
laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas
atau setara kas diterima atau dibayarkan.
13
Pengakuan Pendapatan
Secara umum, pendapatan-LO dari transaksi
pertukaran harus diakui pada saat barang atau jasa
diserahkan kepada masyarakat ataupun entitas pemerintah
lainnya dengan harga tertentu yang dapat diukur secara
andal.
Selain prinsip umum diatas, pendapatan-LO dari jenis
transaksi pertukaran tertentu harus diakui sebagai berikut:
(a) Bila barang ataupun jasa tertentu yang dibuat atau
dihasilkan untuk memenuhi kontrak (jangka pendek
ataupun jangka panjang), pendapatan harus diakui secara
proporsional dengan total biaya yang diperkirakan dapat
menghasilkan/menyelesaikan barang atau jasa tersebut
guna memenuhi kontrak yang ada. Jika diperkirakan
adanya
kerugian,
pendapatan
harus
tetap
diakui
mengikuti proporsi dengan perkiraan total biaya dan biaya
harus tetap diakui sampai dengan barang ataupun jasa
tersebut dapat memenuhi kontrak yang ada.
(b) Bila uang muka diterima, seperti pada kegiatan yang
berskala besar dan berjangka panjang, pendapatan harus
tidak diakui sampai biaya-biaya yang berhubungan dengan
pendapatan tersebut telah terjadi (tanpa memperhatikan
apakah
uang
muka
tersebut
dapat
dikembalikan/refundable). Kenaikan kas dan kenaikan
pada kewajiban, seperti pendapatan yang diterima
dimuka harus dicatat pada saat kas diterima.
Bila hasil suatu transaksi yang meliputi penjualan
jasa
dapat
diestimasi
dengan
andal,
pendapatan-LO
sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan
acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal
neraca. Hasil suatu transaksi dapat diestimasi dengan andal
bila seluruh kondisi berikut ini dipenuhi:
a
Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;
b
Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi atau jasa
potensial yang terkait akan diperoleh entitas;
(c) Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal
neraca dapat diukur dengan andal; dan
(d) Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya
untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur
dengan andal.
Pendapatan-LO dari penjualan barang harus diakui
pada saat seluruh kondisi dibawah ini terpenuhi:
14
15
(Pengukuran)
5. Pengungkapan
Hal-hal yang seharusnya diungkapkan:
a. Transaksi pertukaran dengan masyarakat yang jenis dan tarifnya
ditentukan oleh peraturan perundang-undangan, seperti
peraturan pemerintah yang berkaitan dengan Jenis dan Tarif
Penerimaan Negara Bukan Pajak;
b. Sifat transaksi pertukaran antar entitas pemerintah yang
menyediakan barang dan jasa pada tingkat harga dibawah tarif
yang sebenarnya;
c. Kebijakan akuntansi yang dianut untuk pengakuan pendapatan
termasuk metode yang dianut untuk menentukan tingkat
penyelesaian transaksi penjualan jasa;
d. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui
selama periode tersebut termasuk pendapatan dari:
a. penjualan barang,
b. penjualan jasa,
c. bunga,
d. royalti,
e. dividen;
16
17
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Perpajakan
1 Entitas pemerintah harus mengakui satu aset sehubungan
dengan transaksi perpajakan pada saat taxable event
terjadi dan telah memenuhi kriteria pengakuan aset.
Sumber daya yang timbul dari perpajakan telah memenuhi
definisi aset, jika entitas pemerintah dapat mengendalikan
sumber daya yang diterimanya tersebut sebagai akibat
peristiwa di masa lalu (taxable event) dan entitas pemerintah
tersebut memperkirakan akan menerima manfaat dan jenis
potensi ekonomis di masa datang dari sumber daya tersebut.
Sumber daya yang timbul dari perpajakan dapat memenuhi
kriteria pengakuan aset, jika besar kemungkinan bahwa aliran
masuk sumber daya akan terjadi dan nilai wajarnya dapat
diukur secara memadai. Tingkat kemungkinan yang melekat
pada aliran masuk sumber daya ditentukan berdasarkan bukti
yang tersedia pada saat pengakuan awal termasuk, namun
tidak terbatas pada, pengungkapan oleh wajib pajak sendiri
atas taxable event yang ada .
Pendapatan-LO perpajakan timbul hanya untuk pemerintah
yang mempunyai wewenang untuk memaksakan pengenaan
pajak, bukan oleh entitas lainnya.
Pendapatan-LO selain Perpajakan juga memenuhi kriteria
pengakuan aset bila besar kemungkinan bahwa aliran masuk
sumber daya akan terjadi, dan nilai wajarnya dapat diukur
secara andal.
Entitas pemerintah memperoleh pengendalian atas sumber
daya yang diperoleh pada saat sumber daya tersebut
diserahkan ke entitas pemerintah tersebut atau entitas
pemerintah tersebut mempunyai hak yang memaksa kepada
pemberi sumber daya tersebut. Oleh karenanya, aset dan
pendapatan-LO dari Pendapatan-LO selain Perpajakan hanya
dapat diakui bila memenuhi dua kondisi dibawah ini, yaitu bila:
j
Hak atas pendapatan-LO tersebut bersifat memaksa, dan
k
Entitas yang menerima transfer telah meng-assess bahwa
besar kemungkinan aliran masuk sumber daya tersebut
akan terjad
. Entitas pemerintah mengakui pendapatan-LO sehubungan
dengan penghapusan utang bila utang tersebut tidak lagi
memenuhi definisi kewajiban dan tidak memenuhi kriteria
pengakuan kewajiban, serta penghapusan utang tersebut tidak
memenuhi definisi dari kontribusi pemilik.
Denda dan Penalti diakui pada saat pemerintah mempunyai
hak atas denda dan pinalti tersebut yang bersifat memaksa
yang diakibatkan adanya pelanggaran hukum oleh individu
atau badan hukum tetentu dan nilainya dapat diukur secara
memadai.
18
9. Hadiah dan donasi (selain jasa in-kind) diakui sebagai aset dan
pendapatan-LO bila besar kemungkinan bahwa manfaat
ekonomis dan jasa potensial dimasa datang akan mengalir ke
entitas dan nilai wajar atas aset tersebut dapat diukur secara
andal.
10.
Barang in-kind diakui sebagai aset bila barang telah
diterima, ataupun terdapat kesepakatan yang mengikat untuk
menerima barang tersebut. Jika barang diterima tanpa
persyaratan apa pun, maka pendapatan diakui segera. Jika
terdapat persyaratan yang melekat pada penerimaan barang
in-kind tersebut, maka kewajiban diakui, yang akan akan
berkurang dan diakui sebagai pendapatan-LO bila persyaratanpersyaratan yang ada telah dipenuhi.
11.
Entitas mungkin saja, tapi tidak diharuskan untuk,
mengakui jasa in-kind sebagai pendapatan dan aset.
12.
Berbagai jenis pendapatan-LO yang tidak dijelaskan
dalam standar ini namun dikemudian hari berkembang, maka
harus menggunakan prinsip umum dalam standar ini seperi
yang dijelaskan sebelumnya
5. Pengukuran Pendapatan Transaksi Non-Pertukaran
Prinsip Umum Pengukuran Awal
1 Secara umum, aset yang diperoleh dari transaksi non
pertukaran pada awalnya harus diukur dengan nilai wajar pada saat
perolehan.
Pengukuran Aset yang Timbul dari Transaksi Perpajakan
(Measurement of Assets Arising from Taxation Transactions)
13.
Aset yang diperoleh dari transaksi perpajakan diukur
dengan nilai wajar pada saat perolehannya. Aset yang timbul
dari transaksi perpajakan diukur dengan estimasi terbaik yang
ada atas arus masuk sumber daya ke entitas pemerintah.
14.
Pendapatan-LO dari perpajakan harus diukur dengan
jumlah kotor. Jumlah tersebut tidak boleh dikurangi dengan
beban-beban yang ada pada sistem perpajakan
15.
Pernyataan ini melarang dilakukannya off setting antara
pendapatan-LO dengan beban kecuali dimungkinkan oleh
standar lainnya.
Pengukuruan atas Aset yang Diserahkan (Measurement of
Transferred Assets)
16.
Persediaan dan aset tetap yang diperoleh melalui
transaksi non pertukaran pada awalnya diukur dengan harga
wajar pada saat perolehan.
17.
Pendapatan-LO yang diperoleh dari penghapusan utang
diukur dengan nilai tercatat utang yang dihapuskan.
19
masa depan manfaat ekonomi atau potensi layanan dari sumber daya itu. Transfer
memenuhi syarat untuk diakui sebagai aset jika besar kemungkinan bahwa arus masuk
sumber daya akan terjadi dan nilai wajarnya dapat diukur secara andal. Dalam keadaan
tertentu, seperti ketika kreditur mengampuni kewajiban, mungkin timbul penurunan nilai
tercatat kewajiban. Dalam kasus ini, bukannya mengakui aset sebagai akibat dari transfer,
entitas akan mencatat penurunan nilai tercatat kewajiban.
8. Pengungkapan
Entitas harus mengungkapkan baik di muka, atau dalam catatan atas laporan
keuangan:
Entitas pemerintah harus mengungkapkan di lembar
muka atau di catatan atas laporan keuangan untuk tujuan
umum:
l
Jumlah pendapatan-LO dari transaksi non pertukaran yang
diakui selama periode pelaporan dengan klasifikasi utama
yang memperlihatkan secara terpisah:
(1) Pendapatan-LO
Perpajakan
yang
menunjukkan
klasifikasi jenis pajak yang utama; dan
(2) Pendapatan-LO Selain Perpajakan yang memisahkan
klasifikasi utamanya;
m Jumlah
tagihan
yang
diakui
sehubungan
dengan
pendapatan-LO dari transaksi non pertukaran;
(n) Jumlah kewajiban yang diakui sehubungan dengan aset
yang ditransfer dengan persyaratan-persyaratan yang
ada;
(o) Jumlah aset yang diakui yang menjadi subyek pembatasan
dan sifat dari pembatasannya;
(p) Keberadaan dan jumlah penerimaan dimuka sehubungan
dengan transaksi non pertukaran;
(q) Jumlah kewajiban yang dihapuskan.
21
LAMPIRAN
N
o
1.
2.
Kriteria
Ruang Lingkup
Definisi
PP 71/2010
IPSAS
IPSAS 9
a. Suatu entitas yang menyajikan
laporan keuangan dengan
menggunakan basis akrual
menggunakan standar ini dalam
hal pengakuan pendapatan akibat:
1) Pemberian jasa
2) Penjualan barang
3) Penggunaan aset oleh entitas
lain yang menghasilkan bunga,
royalti, dan dividen
(Paragraf 1)
b. Standar ini berlaku untuk semua
entitas sektor publik selain BUMN
(paragraf 2)
c. Standar ini tidak berlaku untuk
pendapatan yang timbul dari
transaksi non-pertukaran.(paragraf
4)
IPSAS 23
Standar ini tidak berlaku untuk
kombinasi entitas yang merupakan
transaksi non-exchange. Instansi
Pemerintah, tidak termasuk BUMN.
(paragraf 2-3)
IPSAS 9
Pendapatan meliputi arus masuk
bruto atas manfaat ekonomi atau jasa
potensial yang diterima dan terutang
oleh entitas ketika hasil dari arus
masuk tersebut meningkatkan nilai
bersih dari aset atau ekuitas, selain
peningkatan yang berasal dari
kontribusi pemilik. (Paragraf 12)
IPSAS 23
Pendapatan terdiri dari arus masuk
bruto dari manfaat ekonomi atau
potensi layanan yang diterima atau
terutang oleh entitas pelaporan, yang
merupakan kenaikan aktiva
bersih/ekuitas, selain dari
peningkatan karena kontribusi dari
5
N
o
Kriteria
PP 71/2010
sebagai penambah nilai
kekayaan bersih (paragraf
79)
3.
4.
Pengukuran
Pengakuan
IPSAS
pemilik (paragraf 12)
IPSAS 9
Pendapatan harus diukur pada nilai
wajarnya (fair value) dengan
pertimbangan diterima atau dapat
diterima (receivable). (Paragraf 14)
IPSAS 23
Pendapatan dari transaksi nonexchange diukur pada jumlah
peningkatan aset bersih yang diakui
entitas (paragraf 48)
IPSAS 9
a. Ketika hasil dari transaksi yang
melibatkan pemberian jasa dapat
diestimasi dengan andal,
pendapatan sehubungan dengan
transaksi tersebut harus diakui
dengan mengacu pada tahap
penyelesaian transaksi pada
tanggal pelaporan. Hasil transaksi
dapat diperkirakan andal bila
seluruh kondisi berikut dipenuhi :
1) Jumlah pendapatan dapat
6
N
o
Kriteria
PP 71/2010
pendapatan;
b. Pendapatan direalisasi,
yaitu adanya aliran masuk
sumber daya ekonomi
(paragraf 19)
IPSAS
diukur secara andal
2) kemungkinan bahwa manfaat
ekonomi atau potensi jasa
terkait dengan transaksi akan
mengalir ke entitas
3) Tahap penyelesaian transaksi
pada tanggal pelaporan dapat
diukur secara andal; dan
4) Biaya yang dikeluarkan untuk
transaksi dan biaya untuk
menyelesaikan transaksi dapat
diukur dengan andal.
(Paragraf 19)
b. Pendapatan dari penjualan barang
hanya diakui ketika memenuhi
seluruh kondisi di bawah ini:
1) Entitas telah menstransfer
kepada pelanggan risiko-risiko
yang signifikan dan kepemilikan
atas barang.
2) Entitas tidak mempertahankan
keterlibatan manajerial secara
berkelanjutan yang berkaitan
dengan kepemilikan atau
kontrol yang efektif atas barang
yang dijual.
3) Nilai pendapatan dapat diukur.
4) Kemungkinan manfaat ekonomi
dan potensi jasa yang berkaitan
dengan transaksi akan mengalir
ke dalam entitas.
5) Biaya yang terjadi atau akan
terjadi dapat diukur.
(Paragraf 28)
c. Pendapatan atas bunga, royalti,
dan dividen diakui ketika:
1) Besar kemungkinan
diterimanya manfaat ekonomi
dan potensi jasa yang berkaitan
dengan transaksi yang
mengalir ke dalam entitas.
2) Nilai atas pendapatan dapat
diukur.
(Paragraf 33)
N
o
Kriteria
PP 71/2010
IPSAS
Pendapatan diakui dengan
pendekatan akuntansi di bawah ini:
1) Bunga diakui atas dasar proporsi
waktu yang memperhitungkan
hasil efektif aset
2) Royalti diakui selama
perolehannya sesuai dengan
perjanjian
(Paragraf 34)
IPSAS 23
- Pajak : ketika peristiwa kena pajak
terjadi dan kriteria pengakuan aset
terpenuhi (paragraph 59)
- Transfer : dengan merujuk pada
paragraf 98 Entitas mungkin,
namun tidak diharuskan untuk,
mengakui layanan sebagai
pendapatan dan sebagai aset,
transfer diakui pada saat sumber
daya yang ditransfer memenuhi
definisi aset dan memenuhi kriteria
untuk diakui sebagai aset (paragraf
76)
N
o
5.
Kriteria
Pengungkapan
PP 71/2010
IPSAS
IPSAS 9
Hal-hal yang seharusnya
diungkapkan:
a. Kebijakan akuntansi yang dipakai
dalam pengakuan pendapatan
termasuk metode yang diadopsi
untuk menentukan tahapan
penyelesaian dari transaksi
termasuk pemberina jasa.
b. Jumlah masing-masing kategori
yang signifikan dari pendapatan
diakui selama periode termasuk
pendapatan yang timbul dari:
1) Pemberian jasa
2) Penjualan barang
3) Bunga
4) Royalti
5) Dividen dan yang setara
c. Jumlah pendapatan yang timbul
akibat pertukaran barang atau jasa
termasuk dalam tiap-tiap kategori
yang signifikan dari pendapatan
(Paragraf 39)
IPSAS 23
Dalam face maupun catatan :
a. Jumlah pendapatan dari transaksi
non-exchange yang diakui selama
periode berdasarkan kelas-kelas
besar yang ditunjukkan terpisah :
- pajak
- transfer
b. Jumlah piutang yang diakui dalam
hal transaksi non-exchange.
c. Jumlah kewajiban yang diakui
dalam hal asset yang dialihkan
tergantung pada kondisi;
d. Jumlah kewajiban yang diakui
dalam hal konsesi pinjaman yang
sesuai dengan kondisi pada saat
asset dialihkan.
d. Jumlah asset yang diakui tunduk
pada pembatasan dan sifat dari
pembatasannya.
e. Keberadaan dan jumlah dari setiap
9
N
o
Kriteria
PP 71/2010
yang sifatnya tidak
berulang (non recurring)
atas penerimaan
pendapatan-LRA yang
terjadi pada periode
sebelumnya dibukukan
sebagai pengurang Saldo
Anggaran Lebih pada
periode ditemukannya
koreksi dan pengembalian
tersebut (paragraf 29)
Lampiran I.13 PSAP 12
Laporan Operasional
a. Akuntansi pendapatan-LO
dilaksanakan berdasarkan
azas bruto, yaitu dengan
membukukan pendapatan
bruto, dan tidak mencatat
jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan
pengeluaran) (paragraph
26)
b. Dalam hal besaran
pengurang terhadap
pendapatan-LO bruto
(biaya) bersifat variabel
terhadap pendapatan
dimaksud dan tidak dapat
di estimasi terlebih dahulu
dikarenakan proses belum
selesai, maka asas bruto
dapat dikecualikan
(paragraf 27)
IPSAS
advance receipts dalam hal
transaksi non-exchange.
f. Jumlah dari setiap kewajiban yang
dihapuskan.
(paragraf 106)
Dalam CaLK :
a. Kebijakan akuntansi yang
diterapkan untuk pengakuan
pendapatan non-exchange.
b. Untuk kelas utama dari transaksi
non-exchange, didasarkan pada
nilai wajar sumber daya masuk
pada saat diukur.
c. Untuk kelas pendapatan pajak
dimana entitas tidak dapat
mengukur keandalan selama
periode dimana taxable event
terjadi, informasi tentang sifat
pajak
d. Sifat dan jenis kelas utama
warisan, hadiah dan donasi,
ditunjukkan secar terpisah kelaskelas utama dari berbagai jenis
barang yang diterima.
(paragraf 107)
10