Anda di halaman 1dari 29

PENGAKUAN PENDAPATAN

(REVENUE RECOGNITION)
BERDASARKAN PP No 71 TAHUN 2010, IPSAS DAN PRAKTIKNYA DI NEW ZEALAND

TUGAS SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH

KELOMPOK 3
1. ANUGRAH ENDRAWAN YOGYANTORO (03)
2. DEFI

(09)

3. ICHWAN SETIAN FIRMANSYAH

(15)

4. KADEK HERI PRIYANTARA

(21)

5. SYANNI YUSTIANI

(27)

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA


2012

DAFTAR ISI
1

Daftar Isi i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Ruang Lingkup ..

C. Tujuan Penulisan 2
D. Metodologi Penyusunan Makalah .. 2
E. Sistematika Penyajian . 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengakuan, Pengukuran, dan Pengungkapan Unsur Laporan Keuangan
Pemerintah .. 3
B. Pengakuan, Pengukuran, dan Pengungkapan Pendapatan berdasarkan Standar
Akuntansi Pemerintah. 4
1. Basis Akuntansi .

2. Ruang Lingkup ..

3. Definisi Pendapatan 5
4. Pengukuran Pendapatan . 5
5. Pengakuan Pendapatan ..

6. Pengungkapan Pendapatan

7. Interpretasi Standar Akuntansi Pemerintahan tentang Pengakuan Pendapatan yang


Diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah ... 8
C. Pengakuan, Pengukuran, dan Pengungkapan Pendapatan berdasarkan International
Public Sector Accounting Standard (IPSAS) ....

11

C.1 International Public Sector Accounting Standard (IPSAS) 9 Revenue from Exchange
Transactions

11

1. Ruang Lingkup

12

2. Definisi Pendapatan .

12

3. Pengukuran Pendapatan

13

4. Identifikasi Transaksi (Pengakuan)...

13

5. Pengungkapan ..

14

C.2 International Public Sector Accounting Standard (IPSAS) 23 Revenue from NonExchange Transactions

15

1. Ruang Lingkup

15

2. Definisi

15

3. Pendapatan ..

16

4. Pengakuan Pendapatan Transaksi Non-pertukaran.

16

5. Pengukuran Pendapatan Transaksi Non-pertukaran ..

16

6. Kewajiban yang Diakui sebagai Utang ..

16

7. Pengakuan Kewajiban pada Pengakuan Awal

17

8. Pengungkapan .

18

D. Penerapan IPSAS di New Zealand ..

18

1. Basis Akuntansi Akrual ..

19

2. Jenis-jenis Pendapatan dan Titik Pengakuannya

19

D.1 Penerapan International Accounting Standard (IAS) 18 Revenues di New Zealand 21


1. Ruang Lingkup ...

22

2. Definisi ...

23

3. Pengukuran Pendapatan .

23

4. Identifikasi Transaksi .

23

5. Pengungkapan

25

D.2 Penerapan International Accounting Standard (IAS) 20 Government Grants and


Disclosure of Government Assistance di New Zealand

25

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .

29

B. Saran .

30

Daftar Pustaka .

iv

Lampiran .

BAB I
PENDAHULUAN

Laporan keuangan pemerintah menyajikan informasi yang secara umum bertujuan


untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna. Oleh karena itu,
4

laporan keuangan yang dibuat oleh pemerintah tidak untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari
masing-masing kelompok pengguna tersebut. Ada beberapa kelompok utama pengguna
laporan keuangan pemerintah, namun tidak terbatas pada :
1. masyarakat;
2. wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa;
3. pihak yang member atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman; dan
4. pemerintah.
Laporan keuangan terutama digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi
yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan, menilai kondisi
keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu
menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan. Untuk memenuhi tujuan
tersebut, pemerintah mulai menerapkan akuntansi berbasis akrual dimana laporan keuangan
atas pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran sampai dengan tahun anggaran 2014
(Lampiran II.02 PSAP 01 Penyajian Laporan Keuangan). Salah satu hal yang sangat
terpengaruh atas perubahan basis tersebut yaitu masalah pengakuan, pengukuran dan
pengungkapan unsur laporan keuangan.

A. LATAR BELAKANG
Makalah ini disusun sebagai pembelajaran mahasiswa mengenai Akuntansi
Pemerintah khususnya pengakuan pendapatan berdasarkan basis akrual dalam perspektif
nasional maupun internasional yang mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan
International Public Sector Accounting Standards (IPSAS). Pada makalah ini juga dilakukan
pembahasan singkat mengenai praktik IPSAS terkait akuntansi pendapatan di negara New
Zealand. Alasan pemilihan negara tersebut dalam pembahasan makalah ini mengingat bahwa
New Zealand merupakan salah satu negara maju yang telah lama menerapkan basis akrual
dalam sistem akuntansi pemerintahannya.
B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pembahasan pada makalah ini lebih terfokus pada pengakuan
pendapatam berbasis akrual dari perspektif SAP dan IPSAS. Selain membahas pengakuan
pendapatan, kami juga melakukan pembahasan mengenai definisi, pengukuran dan
pengungkapan pendapatan karena semua hal tersebut saling berkaitan dan mendukung
pengakuan pendapatan.

C. TUJUAN PENYUSUNAN
Makalah ini disusun bertujuan sebagai bahan pembelajaran tim penyusun mengenai
penerapan basis akrual khususnya masalah pengakuan pendapatan dan masalah lain yang
terkait dengan pengakuan tersebut serta bagaimana prakteknya di negara yang sudah
menerapkan pengakuan pendapatan berbasis akrual di negara lain. Selain itu bertujuan
sebagai referensi bagi orang di luar penyusun yang membutuhkan serta sebagai penyelesaian
tugas mata kuliah Seminar Akuntansi Pemerintah pada Semester VIII Program Diploma IV
2012-2013.
D. METODOLOGI PENYUSUNAN MAKALAH
Penyusunan makalah singkat ini dilakukan secara normatif yang berasal dari sumber
buku atau dokumen (studi pustaka) dan peraturan-peraturan yang terkait dengan tema, sebagai
sumber landasan penyusun dalam menyusun makalah ini. Kami juga menari berbagai sumber
di internet mengenai penerapan pengakuan pendapatan di negara lain yaitu di New Zealand.
E. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Penyajian laporan ini terdiri atas tiga bab, yaitu Pendahuluan, Pembahasan, dan
Penutup. Setelah Bab I Pendahuluan, Bab II menguraikan mengenai teori-teori berdasarkan
peraturan SAP maupun IPSAS terkait definisi, pengakuan, pengukuran dan pengungkapan
pendapatan. Selanjutnya dijelaskan secara singkat mengenai penerapannya di New Zealand
sebagai negara yang telah mengimplementasikan basis akrual dalam pemerintahannya sejak
tahun 1992. Di akhir Bab II, dijelaskan perbandingan dari SAP, IPSAS dan penerapan di New
Zealand dalam bentuk tabel. Bab III Penutup berisi tinjauan umum yang mengemukakan
simpulan-simpulan, terkait masalah-masalah penting dalam pembahasan materi di Bab II.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGAKUAN, PENGUKURAN, DAN PENGUNGKAPAN UNSUR LAPORAN


KEUANGAN PEMERINTAH
Pengakuan dalam akuntansi adalah proses penetapan terpenuhinya kriteria pencatatan
suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi sehingga akan menjadi bagian yang
melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan-LRA, belanja, pembiayaan,

pendapatan-LO, dan beban, sebagaimana akan termuat pada laporan keuangan entitas
pelaporan yang bersangkutan. Pengakuan diwujudkan dalam pencatatan jumlah uang
terhadap pos-pos laporan keuangan yang terpengaruh oleh kejadian atau peristiwa terkait.
Secara umum, ada dua kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau
peristiwa untuk diakui, yaitu :
1. terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan
kejadian atau peristiwa tersebut akan mengalir keluar dari atau masuk ke
dalam entitas pelaporan yang bersangkutan;
2. kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur
atau dapat diestimasi dengan andal.
Selain itu, untuk menentukan apakah suatu kejadian/peristiwa memenuhi kriteria
pengakuan, perlu dipertimbangkan aspek materialitas. Dalam kriteria pengakuan pendapatan,
konsep kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan terjadi digunakan dalam pengertian
derajat kepastian tinggi bahwa manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan pos atau
kejadian/peristiwa tersebut akan mengalir dari atau ke entitas pelaporan. Konsep ini
diperlukan dalam menghadapi ketidakpastian lingkungan operasional pemerintah. Pengkajian
derajat kepastian yang melekat dalam arus manfaat ekonomi masa depan dilakukan atas dasar
bukti yang dapat diperoleh pada saat penyusunan laporan keuangan.
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan
menggunakan nilai perolehan historis. Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan
mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu
dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
Kriteria pengakuan pada umumnya didasarkan pada nilai uang akibat peristiwa atau
kejadian yang dapat diandalkan pengukurannya. Namun ada kalanya pengakuan didasarkan
pada hasil estimasi yang layak. Apabila pengukuran berdasarkan biaya dan estimasi yang
layak tidak mungkin dilakukan, maka pengakuan transaksi demikian cukup diungkapkan
pada Catatan atas Laporan Keuangan. Penundaan pengakuan suatu pos atau peristiwa dapat
terjadi apabila kriteria pengakuan baru terpenuhi setelah terjadi atau tidak terjadi peristiwa
atau keadaan lain di masa mendatang. Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara
sistematis. Setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan
Ekuitas harus mempunyai referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan atas
Laporan Keuangan.
5

B. PENGAKUAN,

PENGUKURAN

DAN

PENGUNGKAPAN

PENDAPATAN

BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH


1. Basis Akuntansi
Dalam penyajian pendapatan pada Laporan Keuangan Pemerintah disajikan pada dua
basis yaitu LRA dicatat berdasarkan basis kas (jika anggaran disusun berdasarkan basis kas),
dan pendapatan pada LO dicatat dengan basis akrual.
Basis akrual untuk Laporan Operasional (LO) berarti bahwa pendapatan diakui pada
saat hak untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi walaupun kas belum diterima di
Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan dan beban diakui pada saat
kewajiban yang mengakibatkan penurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi walaupun
kas belum dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan.
Pendapatan seperti bantuan pihak luar/asing dalam bentuk jasa disajikan pula pada LO.
Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar basis kas, maka RA disusun
berdasarkan basis kas, berarti bahwa pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada
saat kas diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan; serta
belanja, transfer dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening
Kas Umum Negara/Daerah. Namun demikian, bilamana anggaran disusun dan dilaksanakan
berdasarkan basis akrual, maka LRA disusun berdasarkan basis akrual. (Lampiran I.01
Paragraf 43 44)

2. Ruang Lingkup
Pernyataan Standar ini berlaku untuk entitas pelaporan dalam menyusun laporan
keuangan suatu entitas pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan laporan keuangan
konsolidasian, tidak termasuk perusahaan negara/daerah (paragraf 4)
3. Definisi Pendapatan
a. Lampiran I.02 PSAP 01 Penyajian Laporan Keuangan
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah yaitu basis
akrual. (paragraf 5)
b. Lampiran I.01 Kerangka konseptual akuntansi pemerintahan:
1) Pendapatan-LRA
adalah
penerimaan
oleh
Bendahara

Umum

Negara/Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang


6

menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang


bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali
oleh pemerintah (paragraf 62)
2) Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih (paragraf 79)
c. Lampiran I.02 PSAP 01 Penyajian Laporan Keuangan
1) Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai
penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak
perlu dibayar kembali (paragraf 8)
2) Pendapatan-LRA adalah semua

penerimaan

Rekening

Kas

Umum

Negara/Daerah yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun


anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu
dibayar kembali oleh pemerintah. (paragraf 8)
d. Lampiran I.04 PSAP 03 Laporan Arus Kas
1) Pendapatan Transfer adalah pendapatan berupa penerimaan uang atau hak
untuk menerima uang oleh entitas pelaporan dari suatu entitas pelaporan lain
yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan. (paragraf 8)
4. Pengukuran Pendapatan
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan
menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber
daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset
tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan
pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan. (Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan paragraf 98).
5. Pengakuan Pendapatan
a. Lampiran I.03 PSAP No 02 LRA Berbasis Kas
1) Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum
Negara/Daerah (paragraf 21)
2) Pendapatan-LRA diklasifikasikan menurut jenis pendapatan (paragraf 22)
3) Dalam hal badan layanan umum, pendapatan diakui dengan mengacu pada
peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum.
(paragraf 26)
b. Lampiran I.13 PSAP 12 Laporan Operasional
1) Pendapatan-LO diakui pada saat:
a) Timbulnya hak atas pendapatan;
b) Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi
(paragraf 19)
7

2) Pendapatan-LO yang diperoleh berdasarkan peraturan perundang undangan


diakui pada saat timbulnya hak untuk menagih pendapatan (paragraf 20)
3) Pendapatan-LO yang diperoleh sebagai imbalan atas suatu pelayanan yang
telah selesai diberikan berdasarkan peraturan perundang-undangan, diakui
pada saat timbulnya hak untuk menagih imbalan (paragraf 21)
4) Pendapatan-LO yang diakui pada saat direalisasi adalah hak yang telah
diterima oleh pemerintah tanpa terlebih dahulu adanya penagihan (paragraf
22)
5) Pendapatan-LO diklasifikasikan menurut sumber pendapatan (paragraf 23)
6) Klasifikasi menurut sumber pendapatan untuk pemerintah pusat
dikelompokkan berdasarkan jenis pendapatan, yaitu pendapatan perpajakan,
pendapatan bukan pajak, dan pendapatan hibah (paragraf 24)
7) Klasifikasi menurut sumber pendapatan untuk pemerintah

daerah

dikelompokkan menurut asal dan jenis pendapatan, yaitu pendapatan asli


daerah, pendapatan transfer, dan lain-lain pendapatan yang sah. Masingmasing pendapatan tersebut diklasifikasikan menurut jenis pendapatan.
(paragraf 25)
8) Dalam hal badan layanan umum, pendapatan diakui dengan mengacu pada
peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum
(paragraf 28)
6. Pengungkapan Pendapatan
a. Lampiran I.03 PSAP No 02 LRA Berbasis Kas
1) Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya
(setelah dikompensasikan dengan pengeluaran) (Paragraf 24)
2) Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LRA bruto

(biaya)

bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarkan


terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto dapat
dikecualikan (paragraf 25)
3) Pengembalian yang sifatnya sistemik (normal) dan berulang (recurring) atas
penerimaan pendapatan-LRA pada periode penerimaan maupun pada periode
sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan-LRA (paragraf 27)
4) Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non recurring) atas
penerimaan

pendapatan-LRA yang

terjadi

pada

periode

penerimaan

pendapatan-LRA dibukukan sebagai pengurang pendapatan- LRA pada


periode yang sama (paragraf 28)
5) Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non recurring) atas
penerimaan pendapatan-LRA yang terjadi pada periode sebelumnya
8

dibukukan sebagai pengurang Saldo Anggaran Lebih pada periode


ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut (paragraf 29)
b. Lampiran I.13 PSAP 12 Laporan Operasional
1) Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan pendapatan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran) (paragraf 26)
2) Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LO bruto (biaya) bersifat
variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat di estimasi terlebih
dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan
(paragraf 27)

7. Interpretasi Standar Akuntansi Pemerintahan Tentang Pengakuan Pendapatan


Yang Diterima Pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah
Kutipan PSAP
Paragraf 21 Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 02 tentang
Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas Lampiran I PP Nomor 71 Tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan menyatakan:
Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum
Negara/Daerah.
Paragraf 22 PSAP Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran Lampiran II PP
Nomor 71 Tahun 2010 menyatakan:
Pendapatan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah.
Alasan Interpretasi:
Dalam penerapan Paragraf 21 dan 22 di atas, timbul pertanyaan apakah
pendapatan yang diterima langsung oleh entitas pemerintah atau entitas lainnya yang
belum disetor ke Rekening Kas Umum Negara/Daerah (RKUN/RKUD), dan sering
juga pendapatan tersebut tidak disetor ke RKUN/RKUD tetapi langsung digunakan
oleh entitas yang menerimanya, dapat diakui sebagai Pendapatan-LRA Pemerintah
Pusat atau Pemerintah Daerah.
Dalam praktik tidak semua pendapatan dalam bentuk kas diterima pada
RKUN/RKUD, terdapat pendapatan kas yang diterima oleh entitas selain BUN/BUD,

bahkan ada yang langsung digunakan oleh entitas yang bersangkutan. Beberapa
praktik terkait dengan penerimaan pendapatan yaitu:
a. Pendapatan kas diterima satker/SKPD dan belum disetor ke RKUN/RKUD.
Pada kondisi ini, satker/SKPD diharuskan menyetor seluruh pendapatan ke
RKUN/RKUD sesegera mungkin sesuai dengan ketentuan. Dalam kenyataan
dapat terjadi pendapatan tersebut terlambat disetor, bahkan belum disetor ke
RKUN/RKUD sampai tanggal pelaporan keuangan.
Contoh: Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang diterima oleh satker,
pada akhir tahun pelaporan belum disetor ke RKUN.
b. Pendapatan kas diterima satker atas nama Bendahara Umum Negara (BUN),
digunakan langsung oleh satker.
Pada kondisi ini, satker menggunakan langsung pendapatan yang diterima
untuk mendanai kegiatannya tanpa terlebih dahulu disetor ke RKUN. BUN
menyetujui secara resmi bahwa pendapatan yang diterima dapat digunakan
oleh satker. Pendapatan dan belanja yang didanai dari pendapatan tersebut
disahkan oleh BUN sebagai pendapatan dan belanja negara. Untuk dapat
disahkan, satker melaporkan pendapatan dan belanja tersebut kepada BUN.
Contoh: Hibah langsung yang diterima oleh satker K/L. Hibah tersebut
langsung digunakan oleh satker K/L tanpa menyetorkannya terlebih dahulu ke
RKUN. Pendapatan tersebut dilaporkan kepada BUN untuk mendapat
pengesahan sebagai pendapatan pemerintah pusat.
c. Pendapatan kas diterima dan digunakan langsung oleh SKPD tanpa terlebih
dahulu disetor ke RKUD serta tidak dilaporkan ke Bendahara Umum Daerah
(BUD).
Contoh: Hibah langsung dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang
diterima oleh sekolah negeri dari Pemerintah Provinsi. Sekolah tersebut
merupakan bagian dari SKPD kabupaten/kota. Sekolah menggunakan
langsung dana BOS tanpa menyetorkannya terlebih dahulu ke RKUD dan
melaporkan ke BUD.

10

d. Pendapatan hibah dari luar negeri yang oleh pihak donor tidak disalurkan ke
rekening entitas tetapi langsung digunakan untuk mendanai belanja entitas
kepada rekanan yang ditunjuk.
Contoh: Pembayaran oleh negara donor langsung kepada kontraktor rekanan
pemerintah atas proyek pembangunan prasarana dari kegiatan yang didanai
dengan hibah dari luar negeri.
e. Pendapatan diterima entitas lain di luar pemerintah atas nama BUN/BUD dan
pendapatan terlambat disetor ke RKUN/RKUD.
Pada kondisi ini, entitas lain tersebut diijinkan secara resmi oleh BUN/BUD
untuk menerima pendapatan tetapi karena sesuatu hal, pendapatan tersebut
terlambat disetor ke RKUN/RKUD. Pendapatan tersebut dapat diakui sebagai
pendapatan, jika ada pengakuan dari entitas di luar pemerintah tersebut bahwa
pendapatan tersebut merupakan pendapatan negara/daerah, demikian juga
BUN/BUD mengakuinya sebagai pendapatan negara/daerah.
Contoh: pendapatan negara tahun berjalan yang diterima bank persepsi, karena
suatu hal, belum dilimpahkan ke RKUN. Bank persepsi tersebut maupun BUN
mengakuinya sebagai pendapatan tahun berjalan.
Selanjutnya dapat dijelaskan pula bahwa, tujuan penyajian laporan keuangan
pemerintah sebagaimana disebutkan dalam Paragraf 9 PSAP 01 huruf c dan e adalah:
untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk
menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya, dengan:
a. menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber
daya ekonomi;
b. menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitas
dan memenuhi kebutuhan kas.
Sejalan dengan tujuan pelaporan keuangan tersebut, maka seluruh pendapatan
yang berbentuk kas wajib disajikan sebagai bagian sumber daya kas oleh entitas yang
menggunakannya.
Interpretasi:

11

Paragraf 21 PSAP Nomor 02 Lampiran I PP Nomor 71 Tahun 2010 menyatakan


bahwa Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum
Negara/Daerah, dan Paragraf 22 PSAP Nomor 02 Lampiran II PP Nomor 71 Tahun
2010 menyatakan bahwa Pendapatan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas
Umum Negara/Daerah.
Dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengakuan pendapatan ditentukan oleh BUN/BUD sebagai pemegang otoritas dan
bukan semata-mata oleh RKUN/RKUD sebagai salah satu tempat penampungannya.
Oleh karena itu, pernyataan bahwa pendapatan diakui pada saat diterima pada
RKUN/RKUD perlu diinterpretasikan sehingga pendapatan sesuai PSAP di atas
mencakup sebagai berikut:
a. Pendapatan kas yang telah diterima pada RKUN/RKUD.
b. Pendapatan kas yang diterima oleh bendahara penerimaan sebagai pendapatan
negara/daerah

dan

hingga

tanggal

pelaporan

belum

disetorkan

ke

RKUN/RKUD, yang secara akuntansi pengakuannya sebagai pendapatan


dapat ditunda sampai dengan saat penyetoran ke RKUN/RKUD.
c. Pendapatan kas, antara lain BOS yang diterima oleh sekolah dari Provinsi,
Jamkesmas yang diterima oleh SKPD Rumah Sakit dari Kementerian
Kesehatan-- yang diterima satker/SKPD dan digunakan langsung tanpa disetor
ke RKUN/RKUD, dengan syarat entitas penerima wajib melaporkannya
kepada BUN/BUD untuk dapat disahkan/diakui sebagai pendapatan
negara/daerah.
d. Pendapatan kas yang berasal dari hibah langsung yang berasal dari dalam/luar
negeri yang digunakan untuk mendanai pengeluaran entitas dengan syarat
entitas penerima wajib melaporkannya kepada BUN/BUD untuk dapat
disahkan/diakui sebagai pendapatan negara/daerah.
e. Pendapatan kas yang diterima entitas lain di luar entitas pemerintah
berdasarkan otoritas yang diberikan oleh BUN/BUD, entitas lain tersebut dan
BUN/BUD mengakuinya sebagai pendapatan, misalnya bank persepsi yang
mengelola rekening tempat penyetoran pendapatan.

12

Interpretasi ini harus dibaca dan digunakan dalam kaitannya dengan Paragraf 21
PSAP Nomor 02 Lampiran I PP Nomor 71 Tahun 2010 dan Paragraf 22 PSAP Nomor
02 Lampiran II PP Nomor 71 Tahun 2010.
Interpretasi ini dapat diterapkan secara analogis pada belanja negara/daerah terkait
dengan pendapatan di atas dengan mengacu pada Paragraf 31 PSAP Nomor 02
Lampiran I PP Nomor 71 Tahun 2010 dan Paragraf 31 PSAP Nomor 02 Lampiran II
PP Nomor 71 Tahun 2010.

C. PENGAKUAN,

PENGUKURAN,

DAN

PENGUNGKAPAN

PENDAPATAN

BERDASARKAN DRAFT FINAL SAP TERBARU EXCHANGE


C.1

Isu utama dalam akuntansi pendapatan adalah kapan waktu mengakui pendapatan.
Pendapatan diakui ketika:
a. Adanya kemungkinan besar terjadinya manfaat ekonomi di masa mendatangatau
potensi jasa yang akan diterima.
b. Manfaat-manfaat tersebut dapat diukur dengan baik.
1. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dalam DRAFT SAP tersebut antara lain:
Standar ini mengatur perlakuan pendapatan-LO pemerintah yang diperoleh dari
transaksi pertukaran, kecuali:
1. Tidak termasuk pendapatan-LRA.
2. Tidak termasuk potensi-potensi sumber-sumber daya yang belum dieksploitasi
(national resources), misalnya kandungan minyak, kandungan batu bara, ikan,
hutan, dan sebagainya.
3. Tidak termasuk pendapatan badan layanan umum, yang mengacu pada peraturan
perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum
2. Definisi Pendapatan
Pendapatan-LO, sesuai PSAP 01 par 08 dan PSAP 12 par 08, adalah hak
pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali. Definisi ini
memperlihatkan bahwa pendapatan-LO merupakan pendapatan yang berbasis akrual di
mana transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui, dicatat, dan disajikan dalam
laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas
atau setara kas diterima atau dibayarkan.
13

Pengakuan Pendapatan
Secara umum, pendapatan-LO dari transaksi
pertukaran harus diakui pada saat barang atau jasa
diserahkan kepada masyarakat ataupun entitas pemerintah
lainnya dengan harga tertentu yang dapat diukur secara
andal.
Selain prinsip umum diatas, pendapatan-LO dari jenis
transaksi pertukaran tertentu harus diakui sebagai berikut:
(a) Bila barang ataupun jasa tertentu yang dibuat atau
dihasilkan untuk memenuhi kontrak (jangka pendek
ataupun jangka panjang), pendapatan harus diakui secara
proporsional dengan total biaya yang diperkirakan dapat
menghasilkan/menyelesaikan barang atau jasa tersebut
guna memenuhi kontrak yang ada. Jika diperkirakan
adanya
kerugian,
pendapatan
harus
tetap
diakui
mengikuti proporsi dengan perkiraan total biaya dan biaya
harus tetap diakui sampai dengan barang ataupun jasa
tersebut dapat memenuhi kontrak yang ada.
(b) Bila uang muka diterima, seperti pada kegiatan yang
berskala besar dan berjangka panjang, pendapatan harus
tidak diakui sampai biaya-biaya yang berhubungan dengan
pendapatan tersebut telah terjadi (tanpa memperhatikan
apakah
uang
muka
tersebut
dapat
dikembalikan/refundable). Kenaikan kas dan kenaikan
pada kewajiban, seperti pendapatan yang diterima
dimuka harus dicatat pada saat kas diterima.
Bila hasil suatu transaksi yang meliputi penjualan
jasa
dapat
diestimasi
dengan
andal,
pendapatan-LO
sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan
acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal
neraca. Hasil suatu transaksi dapat diestimasi dengan andal
bila seluruh kondisi berikut ini dipenuhi:
a
Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;
b
Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi atau jasa
potensial yang terkait akan diperoleh entitas;
(c) Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal
neraca dapat diukur dengan andal; dan
(d) Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya
untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur
dengan andal.
Pendapatan-LO dari penjualan barang harus diakui
pada saat seluruh kondisi dibawah ini terpenuhi:
14

Entitas yang melakukan penjualan telah menyerahkan


kepada pembeli risiko dan manfaat atas kepemilikan
barang tersebut;
(e) Entitas yang melakukan penjualan tidak mempunyai lagi
keterlibatan
manajerial
seperti
bila
mempunyai
kepemilikan atas barang tersebut ataupun tidak lagi
mempunyai pengendalian yang efektif atas barang yang
telah dijual tersebut
(f) Jumlah pendapatan-LO dapat diukur secara memadai.
(g) Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi atau jasa
potensial yang terkait akan diperoleh entitas.
(h) Biaya yang telah dan akan terjadi sehubungan dengan
transaksi tersebut dapat diukur secara memadai.
Pendapatan-LO yang timbul dari penggunaan aset
pemerintah oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan bunga,
royalti dan dividen harus diakui atas dasar yang diatur dalam
sesuai dengan prinsip umum bila:
d
Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan
transaksi tersebut akan diperoleh pemerintah; dan
e
Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.
Jika entitas pemerintah melakukan penjualan
produknya namun memberikan hak kepada pembeli untuk
dapat mengembalikan produk tersebut, maka pendapatan-LO
dari transaksi penjualan tersebut harus diakui pada saat
penjualan jika seluruh kondisi dibawah ini terpenuhi, yaitu:
f
Harga jual dari penjual ke pembeli adalah tetap atau dapat
ditentukan pada saat tanggal penjualan.
g
Pembeli telah membayar kepada penjual, atau pembeli
berkewajiban untuk membayar kepada penjual dan
kewajiban dimaksud tidaklah bersifat contingent atas
penjualan kembali produk tersebut
(i) Kewajiban pembeli kepada penjual tidak akan berubah jika
terjadi akibat pencurian ataupun kerusakan fisik produk
tersebut.
(j) Pembeli yang memperoleh produk untuk menjual kembali
(resale) adalah berbeda secara substansi ekonomi dengan
penjual
(k) Penjual tidak mempunyai kewajiban yang signifikan atas
kinerja produk dimasa datang yang secara langsung
mempengaruhi penjualan kembali oleh pembeli.
Jumlah pengembalian dimasa datang dapat diperkirakan
secara wajar

15

Bila transaksi dengan masyarakat atau entitas


pemerintah lainnya pada harga tertentu tidaklah biasa dan
bukan merupakan transaksi yang berulang (non recurring),
entitas pemerintah harus mencatatnya sebagai surplus (gain)
ataupun defisit (loss), dan bukan sebagai pendapatan ataupun
beban untuk membedakan transaksi tersebut dengan transaksi
yang biasa.
4.

(Pengukuran)

Basis pengukuran untuk pendapatan-LO dari transaksi


pertukaran harus menggunakan harga sebenarnya (actual
price) yang diterima ataupun menjadi tagihan sesuai dengan
perjanjian yang telah membentuk harga.
Bila kas belum diterima pada saat pengakuan
pendapatan, maka piutang harus dicatat. Suatu penyisihan
yang wajar atas estimasi piutang yang tak tertagih harus
dibuat/dibentuk.
Bila dikarenakan adanya kerugian transaksi kredit
(yang disebabkan kegagalan debitur untuk membayar pada
tingkat harga yang disepakati), sehingga realisasi atas jumlah
seluruh pendapatanp-LO tidak mungkin diperoleh, maka beban
harus diakui dan penyisihan untuk piutang meningkat jika
beban penyisihan piutang tersebut dapat diestimasi secara
wajar. Jumlah beban penyisihan piutang harus disajikan secara
terpisah.

5. Pengungkapan
Hal-hal yang seharusnya diungkapkan:
a. Transaksi pertukaran dengan masyarakat yang jenis dan tarifnya
ditentukan oleh peraturan perundang-undangan, seperti
peraturan pemerintah yang berkaitan dengan Jenis dan Tarif
Penerimaan Negara Bukan Pajak;
b. Sifat transaksi pertukaran antar entitas pemerintah yang
menyediakan barang dan jasa pada tingkat harga dibawah tarif
yang sebenarnya;
c. Kebijakan akuntansi yang dianut untuk pengakuan pendapatan
termasuk metode yang dianut untuk menentukan tingkat
penyelesaian transaksi penjualan jasa;
d. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui
selama periode tersebut termasuk pendapatan dari:
a. penjualan barang,
b. penjualan jasa,
c. bunga,
d. royalti,
e. dividen;
16

e. Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau


jasa dimasukkan dalam setiap kategori yang signifikan dari
pendapatan;
f. Pendapatan yang ditunda pengakuannya.
g. Informasi mengenai biaya bersih yang memperlihatkan
pendapatan-LO dari transaksi pertukaran dan biaya yang
berhubungan dengan pendapatan-LO tersebut.
C.2 DRAFT FINAL SAP Non-Exchange Transactions
IPSAS 23 mengatur tentang pendapatan dari transaksi non-exchange. Pendapatan dari
transaksi non-exchange terdiri dari pajak dan transfer termasuk hibah- yang merupakan
pendapatan utama dari entitas sektor publik. Tujuan dari standar ini adalah mengatur
persyaratan pelaporan keuangan untuk pendapatan yang berasal dari transaksi non-exchange
dimana perlu dipertimbangkan pengakuan dan pengukuran pendapatan dari transaksi nonexchange termasuk identifikasi kontribusi dari pemilik.
1. Ruang Lingkup
IPSAS 23 diterapkan pada entitas yaitu Pemerintah, tetapi tidak termasuk BUMNyang mempersiapkan dan menyajikan laporan keuangan menggunakan basis akrual untuk
akuntansi pendapatan non-exchange. Standar ini tidak berlaku untuk entitas kombinasi yang
melakukan transaksi non-exchange. (Paragraf 2-3)
2. Definisi
1. Pendapatan-LO dari transaksi non pertukaran adalah aliran
masuk sumber daya yang pemerintah mintakan atau terima
dari hibah/donasi. Pendapatan ini secara umum harus diakui
bila seluruh kondisi dibawah ini dipenuhi, yaitu pada saat:
h
Pendapatan tersebut telah dapat diidentifikasi secara
spesifik;
i
Klaim atas sumber daya tersebut dapat dipaksakan secara
legal;
(l) Besar kemungkinan bahwa atas sumber daya tersebut
dapat ditagih; dan
(m) Jumlahnya dapat diperkirakan secara wajar
Aliran masuk sumber daya dari transaksi non pertukaran yang diakui
sebagai aset harus diakui sebagai pendapatan-LO, kecuali bila transaksi aliran
masuk tersebut juga mengakibatkan timbulnya kewajiban

4. Pengakuan Pendapatan Transaksi Non-Pertukaran

17

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Perpajakan
1 Entitas pemerintah harus mengakui satu aset sehubungan
dengan transaksi perpajakan pada saat taxable event
terjadi dan telah memenuhi kriteria pengakuan aset.
Sumber daya yang timbul dari perpajakan telah memenuhi
definisi aset, jika entitas pemerintah dapat mengendalikan
sumber daya yang diterimanya tersebut sebagai akibat
peristiwa di masa lalu (taxable event) dan entitas pemerintah
tersebut memperkirakan akan menerima manfaat dan jenis
potensi ekonomis di masa datang dari sumber daya tersebut.
Sumber daya yang timbul dari perpajakan dapat memenuhi
kriteria pengakuan aset, jika besar kemungkinan bahwa aliran
masuk sumber daya akan terjadi dan nilai wajarnya dapat
diukur secara memadai. Tingkat kemungkinan yang melekat
pada aliran masuk sumber daya ditentukan berdasarkan bukti
yang tersedia pada saat pengakuan awal termasuk, namun
tidak terbatas pada, pengungkapan oleh wajib pajak sendiri
atas taxable event yang ada .
Pendapatan-LO perpajakan timbul hanya untuk pemerintah
yang mempunyai wewenang untuk memaksakan pengenaan
pajak, bukan oleh entitas lainnya.
Pendapatan-LO selain Perpajakan juga memenuhi kriteria
pengakuan aset bila besar kemungkinan bahwa aliran masuk
sumber daya akan terjadi, dan nilai wajarnya dapat diukur
secara andal.
Entitas pemerintah memperoleh pengendalian atas sumber
daya yang diperoleh pada saat sumber daya tersebut
diserahkan ke entitas pemerintah tersebut atau entitas
pemerintah tersebut mempunyai hak yang memaksa kepada
pemberi sumber daya tersebut. Oleh karenanya, aset dan
pendapatan-LO dari Pendapatan-LO selain Perpajakan hanya
dapat diakui bila memenuhi dua kondisi dibawah ini, yaitu bila:
j
Hak atas pendapatan-LO tersebut bersifat memaksa, dan
k
Entitas yang menerima transfer telah meng-assess bahwa
besar kemungkinan aliran masuk sumber daya tersebut
akan terjad
. Entitas pemerintah mengakui pendapatan-LO sehubungan
dengan penghapusan utang bila utang tersebut tidak lagi
memenuhi definisi kewajiban dan tidak memenuhi kriteria
pengakuan kewajiban, serta penghapusan utang tersebut tidak
memenuhi definisi dari kontribusi pemilik.
Denda dan Penalti diakui pada saat pemerintah mempunyai
hak atas denda dan pinalti tersebut yang bersifat memaksa
yang diakibatkan adanya pelanggaran hukum oleh individu
atau badan hukum tetentu dan nilainya dapat diukur secara
memadai.

18

9. Hadiah dan donasi (selain jasa in-kind) diakui sebagai aset dan
pendapatan-LO bila besar kemungkinan bahwa manfaat
ekonomis dan jasa potensial dimasa datang akan mengalir ke
entitas dan nilai wajar atas aset tersebut dapat diukur secara
andal.
10.
Barang in-kind diakui sebagai aset bila barang telah
diterima, ataupun terdapat kesepakatan yang mengikat untuk
menerima barang tersebut. Jika barang diterima tanpa
persyaratan apa pun, maka pendapatan diakui segera. Jika
terdapat persyaratan yang melekat pada penerimaan barang
in-kind tersebut, maka kewajiban diakui, yang akan akan
berkurang dan diakui sebagai pendapatan-LO bila persyaratanpersyaratan yang ada telah dipenuhi.
11.
Entitas mungkin saja, tapi tidak diharuskan untuk,
mengakui jasa in-kind sebagai pendapatan dan aset.
12.
Berbagai jenis pendapatan-LO yang tidak dijelaskan
dalam standar ini namun dikemudian hari berkembang, maka
harus menggunakan prinsip umum dalam standar ini seperi
yang dijelaskan sebelumnya
5. Pengukuran Pendapatan Transaksi Non-Pertukaran
Prinsip Umum Pengukuran Awal
1 Secara umum, aset yang diperoleh dari transaksi non
pertukaran pada awalnya harus diukur dengan nilai wajar pada saat
perolehan.
Pengukuran Aset yang Timbul dari Transaksi Perpajakan
(Measurement of Assets Arising from Taxation Transactions)
13.
Aset yang diperoleh dari transaksi perpajakan diukur
dengan nilai wajar pada saat perolehannya. Aset yang timbul
dari transaksi perpajakan diukur dengan estimasi terbaik yang
ada atas arus masuk sumber daya ke entitas pemerintah.
14.
Pendapatan-LO dari perpajakan harus diukur dengan
jumlah kotor. Jumlah tersebut tidak boleh dikurangi dengan
beban-beban yang ada pada sistem perpajakan
15.
Pernyataan ini melarang dilakukannya off setting antara
pendapatan-LO dengan beban kecuali dimungkinkan oleh
standar lainnya.
Pengukuruan atas Aset yang Diserahkan (Measurement of
Transferred Assets)
16.
Persediaan dan aset tetap yang diperoleh melalui
transaksi non pertukaran pada awalnya diukur dengan harga
wajar pada saat perolehan.
17.
Pendapatan-LO yang diperoleh dari penghapusan utang
diukur dengan nilai tercatat utang yang dihapuskan.
19

Hadiah dan Donasi, termasuk Transaksi in-kinds (Gifts and


Donations, including Goods In-kind)
18.
Pada saat pengakuan awal, hadiah dan donasi, termasuk
barang in-kind diukur dengan nilai wajar pada saat perolehan,
yang diperoleh dan diyakini berdasarkan referensi dari pasar
aktif, ataupun dari jasa penilai.
7. Pengukuran Kewajiban pada Pengakuan Awal
Jumlah yang diakui sebagai liabilities harus merupakan estimasi terbaik nilai yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan kewajiban saat ini pada saat tanggal pelaporan.
a. Pajak
Entitas harus mengakui aset mengenai pajak ketika peristiwa yang dapat
dikenakan pajak terjadi dan kriteria pengakuan aset terpenuhi. Pendapatan Pajak hanya
muncul bagi pemerintah yang memberlakukan pajak, dan tidak untuk entitas lain. Sebagai
contoh, dimana pemerintah pusat memberlakukan pajak yang dikumpulkan oleh kantor
pajak, aktiva dan pendapatan terhutang kepada pemerintah, bukan lembaga perpajakan.
Pendapatan Pajak ditetapkan sebesar jumlah bruto. Nilainya tidak dapat dikurangi
biaya yang dibayar melalui sistem pajak. Pendapatan pajak harus dikurangi dengan nilai
kredit pajak.
b. Transfer
Entitas harus mengakui aset sehubungan dengan transfer ketika sumber daya
ditransfer memenuhi definisi aset dan memenuhi syarat untuk diakui sebagai aset.
Transfer meliputi:
1. hibah
2. penghapusan hutang
3. denda
4. warisan
5. hadiah
6. donasi
7. barang dan jasa
Semua item memiliki atribut umum yang sama bahwa mereka mentransfer sumber
daya dari satu entitas ke entitas yang lain tanpa memberikan nilai setara dalam
pertukarannya dan transaksinya tidak dikenakan pajak.
Transfer memenuhi definisi aset ketika entitas mengendalikan sumber daya
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu (transfer) dan mengharapkan untuk menerima
20

masa depan manfaat ekonomi atau potensi layanan dari sumber daya itu. Transfer
memenuhi syarat untuk diakui sebagai aset jika besar kemungkinan bahwa arus masuk
sumber daya akan terjadi dan nilai wajarnya dapat diukur secara andal. Dalam keadaan
tertentu, seperti ketika kreditur mengampuni kewajiban, mungkin timbul penurunan nilai
tercatat kewajiban. Dalam kasus ini, bukannya mengakui aset sebagai akibat dari transfer,
entitas akan mencatat penurunan nilai tercatat kewajiban.
8. Pengungkapan
Entitas harus mengungkapkan baik di muka, atau dalam catatan atas laporan
keuangan:
Entitas pemerintah harus mengungkapkan di lembar
muka atau di catatan atas laporan keuangan untuk tujuan
umum:
l
Jumlah pendapatan-LO dari transaksi non pertukaran yang
diakui selama periode pelaporan dengan klasifikasi utama
yang memperlihatkan secara terpisah:
(1) Pendapatan-LO
Perpajakan
yang
menunjukkan
klasifikasi jenis pajak yang utama; dan
(2) Pendapatan-LO Selain Perpajakan yang memisahkan
klasifikasi utamanya;
m Jumlah
tagihan
yang
diakui
sehubungan
dengan
pendapatan-LO dari transaksi non pertukaran;
(n) Jumlah kewajiban yang diakui sehubungan dengan aset
yang ditransfer dengan persyaratan-persyaratan yang
ada;
(o) Jumlah aset yang diakui yang menjadi subyek pembatasan
dan sifat dari pembatasannya;
(p) Keberadaan dan jumlah penerimaan dimuka sehubungan
dengan transaksi non pertukaran;
(q) Jumlah kewajiban yang dihapuskan.

21

LAMPIRAN
N
o
1.

2.

Kriteria
Ruang Lingkup

Definisi

PP 71/2010

IPSAS

Lampiran I.02 PSAP 01


Penyajian Laporan
Keuangan
Pernyataan Standar ini berlaku
untuk entitas akuntansi dan
entitas pelaporan dalam
menyusun laporan keuangan
suatu entitas pemerintah
pusat dan pemerintah daerah,
tidak termasuk perusahaan
negara/daerah. Ruang
lingkupnya membahas unsurunsur yang membentuk
laporan keuangan, pengakuan,
dan pengukurannya. (paragraf
4)

IPSAS 9
a. Suatu entitas yang menyajikan
laporan keuangan dengan
menggunakan basis akrual
menggunakan standar ini dalam
hal pengakuan pendapatan akibat:
1) Pemberian jasa
2) Penjualan barang
3) Penggunaan aset oleh entitas
lain yang menghasilkan bunga,
royalti, dan dividen
(Paragraf 1)
b. Standar ini berlaku untuk semua
entitas sektor publik selain BUMN
(paragraf 2)
c. Standar ini tidak berlaku untuk
pendapatan yang timbul dari
transaksi non-pertukaran.(paragraf
4)

Lampiran I.01 Kerangka


Konseptual Akuntansi
Pemerintahan
a. Pendapatan-LRA adalah
penerimaan oleh
Bendahara Umum
Negara/Bendahara Umum
Daerah atau oleh entitas
pemerintah lainnya yang
menambah Saldo Anggaran
Lebih dalam periode tahun
anggaran yang
bersangkutan yang menjadi
hak pemerintah, dan tidak
perlu dibayar kembali oleh
pemerintah (paragraf 62)
b. Pendapatan-LO adalah
hak pemerintah yang diakui

IPSAS 23
Standar ini tidak berlaku untuk
kombinasi entitas yang merupakan
transaksi non-exchange. Instansi
Pemerintah, tidak termasuk BUMN.
(paragraf 2-3)
IPSAS 9
Pendapatan meliputi arus masuk
bruto atas manfaat ekonomi atau jasa
potensial yang diterima dan terutang
oleh entitas ketika hasil dari arus
masuk tersebut meningkatkan nilai
bersih dari aset atau ekuitas, selain
peningkatan yang berasal dari
kontribusi pemilik. (Paragraf 12)
IPSAS 23
Pendapatan terdiri dari arus masuk
bruto dari manfaat ekonomi atau
potensi layanan yang diterima atau
terutang oleh entitas pelaporan, yang
merupakan kenaikan aktiva
bersih/ekuitas, selain dari
peningkatan karena kontribusi dari
5

N
o

Kriteria

PP 71/2010
sebagai penambah nilai
kekayaan bersih (paragraf
79)

3.

4.

Pengukuran

Pengakuan

Lampiran I.04 PSAP 03


Laporan Arus Kas
Pendapatan Transfer
adalah pendapatan berupa
penerimaan uang atau hak
untuk menerima uang oleh
entitas pelaporan dari
suatu entitas pelaporan lain
yang diwajibkan oleh
peraturan perundangundangan. (paragraf 8)
Lampiran I.01 Kerangka
Konseptual Akuntansi
Pemerintahan
Pengukuran pos-pos dalam
laporan keuangan
menggunakan nilai perolehan
historis. (paragraf 98)

Lampiran I.03 PSAP No 02


LRA Berbasis Kas
Pendapatan-LRA diakui pada
saat diterima pada Rekening
Kas Umum Negara/Daerah
(paragraf 21)
Lampiran I.13 PSAP 12
Laporan Operasional
Pendapatan-LO diakui pada
saat:
a. Timbulnya hak atas

IPSAS
pemilik (paragraf 12)

IPSAS 9
Pendapatan harus diukur pada nilai
wajarnya (fair value) dengan
pertimbangan diterima atau dapat
diterima (receivable). (Paragraf 14)
IPSAS 23
Pendapatan dari transaksi nonexchange diukur pada jumlah
peningkatan aset bersih yang diakui
entitas (paragraf 48)

IPSAS 9
a. Ketika hasil dari transaksi yang
melibatkan pemberian jasa dapat
diestimasi dengan andal,
pendapatan sehubungan dengan
transaksi tersebut harus diakui
dengan mengacu pada tahap
penyelesaian transaksi pada
tanggal pelaporan. Hasil transaksi
dapat diperkirakan andal bila
seluruh kondisi berikut dipenuhi :
1) Jumlah pendapatan dapat
6

N
o

Kriteria

PP 71/2010
pendapatan;
b. Pendapatan direalisasi,
yaitu adanya aliran masuk
sumber daya ekonomi
(paragraf 19)

IPSAS
diukur secara andal
2) kemungkinan bahwa manfaat
ekonomi atau potensi jasa
terkait dengan transaksi akan
mengalir ke entitas
3) Tahap penyelesaian transaksi
pada tanggal pelaporan dapat
diukur secara andal; dan
4) Biaya yang dikeluarkan untuk
transaksi dan biaya untuk
menyelesaikan transaksi dapat
diukur dengan andal.
(Paragraf 19)
b. Pendapatan dari penjualan barang
hanya diakui ketika memenuhi
seluruh kondisi di bawah ini:
1) Entitas telah menstransfer
kepada pelanggan risiko-risiko
yang signifikan dan kepemilikan
atas barang.
2) Entitas tidak mempertahankan
keterlibatan manajerial secara
berkelanjutan yang berkaitan
dengan kepemilikan atau
kontrol yang efektif atas barang
yang dijual.
3) Nilai pendapatan dapat diukur.
4) Kemungkinan manfaat ekonomi
dan potensi jasa yang berkaitan
dengan transaksi akan mengalir
ke dalam entitas.
5) Biaya yang terjadi atau akan
terjadi dapat diukur.
(Paragraf 28)
c. Pendapatan atas bunga, royalti,
dan dividen diakui ketika:
1) Besar kemungkinan
diterimanya manfaat ekonomi
dan potensi jasa yang berkaitan
dengan transaksi yang
mengalir ke dalam entitas.
2) Nilai atas pendapatan dapat
diukur.
(Paragraf 33)

N
o

Kriteria

PP 71/2010

IPSAS
Pendapatan diakui dengan
pendekatan akuntansi di bawah ini:
1) Bunga diakui atas dasar proporsi
waktu yang memperhitungkan
hasil efektif aset
2) Royalti diakui selama
perolehannya sesuai dengan
perjanjian
(Paragraf 34)
IPSAS 23
- Pajak : ketika peristiwa kena pajak
terjadi dan kriteria pengakuan aset
terpenuhi (paragraph 59)
- Transfer : dengan merujuk pada
paragraf 98 Entitas mungkin,
namun tidak diharuskan untuk,
mengakui layanan sebagai
pendapatan dan sebagai aset,
transfer diakui pada saat sumber
daya yang ditransfer memenuhi
definisi aset dan memenuhi kriteria
untuk diakui sebagai aset (paragraf
76)

N
o
5.

Kriteria

Pengungkapan

PP 71/2010

IPSAS

Lampiran I.03 PSAP No 02


LRA Berbasis Kas
a. Akuntansi pendapatan-LRA
dilaksanakan berdasarkan
azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan
bruto, dan tidak mencatat
jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan
pengeluaran) (Paragraf 24)
b. Dalam hal besaran
pengurang terhadap
pendapatan-LRA bruto
(biaya) bersifat variabel
terhadap pendapatan
dimaksud dan tidak dapat
dianggarkan terlebih
dahulu dikarenakan proses
belum selesai, maka asas
bruto dapat dikecualikan
(paragraf 25)
c. Pengembalian yang
sifatnya sistemik (normal)
dan berulang (recurring)
atas penerimaan
pendapatan-LRA pada
periode penerimaan
maupun pada periode
sebelumnya dibukukan
sebagai pengurang
pendapatan-LRA (paragraf
27)
d. Koreksi dan pengembalian
yang sifatnya tidak
berulang (non recurring)
atas penerimaan
pendapatan-LRA yang
terjadi pada periode
penerimaan pendapatanLRA dibukukan sebagai
pengurang pendapatanLRA pada periode yang
sama (paragraf 28)
e. Koreksi dan pengembalian

IPSAS 9
Hal-hal yang seharusnya
diungkapkan:
a. Kebijakan akuntansi yang dipakai
dalam pengakuan pendapatan
termasuk metode yang diadopsi
untuk menentukan tahapan
penyelesaian dari transaksi
termasuk pemberina jasa.
b. Jumlah masing-masing kategori
yang signifikan dari pendapatan
diakui selama periode termasuk
pendapatan yang timbul dari:
1) Pemberian jasa
2) Penjualan barang
3) Bunga
4) Royalti
5) Dividen dan yang setara
c. Jumlah pendapatan yang timbul
akibat pertukaran barang atau jasa
termasuk dalam tiap-tiap kategori
yang signifikan dari pendapatan
(Paragraf 39)
IPSAS 23
Dalam face maupun catatan :
a. Jumlah pendapatan dari transaksi
non-exchange yang diakui selama
periode berdasarkan kelas-kelas
besar yang ditunjukkan terpisah :
- pajak
- transfer
b. Jumlah piutang yang diakui dalam
hal transaksi non-exchange.
c. Jumlah kewajiban yang diakui
dalam hal asset yang dialihkan
tergantung pada kondisi;
d. Jumlah kewajiban yang diakui
dalam hal konsesi pinjaman yang
sesuai dengan kondisi pada saat
asset dialihkan.
d. Jumlah asset yang diakui tunduk
pada pembatasan dan sifat dari
pembatasannya.
e. Keberadaan dan jumlah dari setiap
9

N
o

Kriteria

PP 71/2010
yang sifatnya tidak
berulang (non recurring)
atas penerimaan
pendapatan-LRA yang
terjadi pada periode
sebelumnya dibukukan
sebagai pengurang Saldo
Anggaran Lebih pada
periode ditemukannya
koreksi dan pengembalian
tersebut (paragraf 29)
Lampiran I.13 PSAP 12
Laporan Operasional
a. Akuntansi pendapatan-LO
dilaksanakan berdasarkan
azas bruto, yaitu dengan
membukukan pendapatan
bruto, dan tidak mencatat
jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan
pengeluaran) (paragraph
26)
b. Dalam hal besaran
pengurang terhadap
pendapatan-LO bruto
(biaya) bersifat variabel
terhadap pendapatan
dimaksud dan tidak dapat
di estimasi terlebih dahulu
dikarenakan proses belum
selesai, maka asas bruto
dapat dikecualikan
(paragraf 27)

IPSAS
advance receipts dalam hal
transaksi non-exchange.
f. Jumlah dari setiap kewajiban yang
dihapuskan.
(paragraf 106)
Dalam CaLK :
a. Kebijakan akuntansi yang
diterapkan untuk pengakuan
pendapatan non-exchange.
b. Untuk kelas utama dari transaksi
non-exchange, didasarkan pada
nilai wajar sumber daya masuk
pada saat diukur.
c. Untuk kelas pendapatan pajak
dimana entitas tidak dapat
mengukur keandalan selama
periode dimana taxable event
terjadi, informasi tentang sifat
pajak
d. Sifat dan jenis kelas utama
warisan, hadiah dan donasi,
ditunjukkan secar terpisah kelaskelas utama dari berbagai jenis
barang yang diterima.
(paragraf 107)

10

Anda mungkin juga menyukai